Anda di halaman 1dari 26

SKLERITIS

Preseptor: Arini Ghaitsa Atsari, dr., Sp.M

Athalla Daffazain
2250151016
1
ANATOMI SKLERA

2
HISTOLOGI SKLERA

3
ANATOMI SKLERA

4
DEFINISI

Skleritis adalah proses inflamasi


pada anterior (95%) dan/atau
posterior (5%) sklera. Skleritis
jarang terjadi namun proses inflamasi
yang terjadi cukup berat dan bersifat
progresif. Proses inflamasi pada
skleritis dapat meluas melibatkan
struktur di sekitarnya seperti kornea,
sklera, ataupun traktus uvea.

5
EPIDEMIOLOGI
▣ Skleritis merupakan penyakit yang jarang ditemui
▣ Insidensi di AS diperkirakan 6 kasus per 10.000 populasi
penduduk
▣ Dari kasus skleritis yang ditemukan, sekitar 94% merupakan
skleritis anterior dan sisanya ialah skleritis posterior
▣ Lebih sering dijumpai pada Wanita
▣ Umumnya sekitar usia 20-60 tahun
▣ Hampir separuh dari kasus skleritis terjadi bilateral

6
ETIOLOGI

Kebanyakan kasus murni diperantarai


oleh proses imunologi: Reaksi tipe IV
(hipersensitivitas tipe lambat) dan tipe
III (kompleks imun) dan disertai
penyakit sistemik.
Berikut ini adalah beberapa
penyebab skleritis:

7
KLASIFIKASI

8
1. SKLERITIS ANTERIOR (95%
PADA KASUS SKLERITIS)
NON
NECROTIZING
a. Diffuse
Gejala : Mata merah yang progresif dalam
beberapa hari dengan nyeri yang menjalar ke
wajar, rasa tidak nyaman saat pasien bangun tidur
Tanda : Dilatasi dan kongesti pembuluh darah
disertai edema, mata merah menyebar ke seluruh
bagian, jika edema teratasi, area tersebut akan
tampak abu-abu/kebiruan (scleral translucency)

9
1. SKLERITIS ANTERIOR (95%
PADA KASUS SKLERITIS)
NON
NECROTIZING
b. Nodular
Gejala : Mata merah disertai nyeri, terdapat
penampakan nodul sklera

Tanda : Nodul bisa tunggal atau multipel dan


lokasi tersering di daerah interpalpebra dekat
dengan limbus,

10
1. SKLERITIS ANTERIOR (95%
PADA KASUS SKLERITIS)
NECROTIZIN
G
a. Necrotizing With Inflammation
Gejala : Mata merah disertai nyeri dan
progresif menyebar ke daerah wajah
Tanda :

• Vaso-occlusive
Dihubungkan dengan rheumatoid arthritis,
edema sklera
11
1. SKLERITIS ANTERIOR (95%
PADA KASUS SKLERITIS)
NECROTIZIN
G
a. Necrotizing With Inflammation
• Granulomatous
Biasanya didahului dengan injeksi dekat
limbus dan meluas ke posterior, dalam 24 jam
dapat menimbulkan edema

• Surgicaly induce : trabeculectomy,


eksisi pterigium, repair strabismus

12
1. SKLERITIS ANTERIOR (95%
PADA KASUS SKLERITIS)
NECROTIZIN
G
b. Necrotizing Without Inflammation
(Scleromalasia perforans)
Gejala : Iritasi ringan, dry eye, tidak ada
nyeri, penglihatan tidak terganggu

Tanda : Plak nekrosis sklera dekat limbus


tanpa ada kongesti vaskular, progresif
menjadi pembesaran area nekrosis dan sklera
perlahan menipis dan menyebar ke daerah
uvea
13
2. SKLERITIS POSTERIOR (5%
PADA KASUS SKLERITIS)
Hanya bisa dilihat melalui funduskopi

Gejala: Nyeri bertambah berat pada


pergerakan bola mata dan disertai
gangguan penglihatan

Tanda: Bilateral (35%), choroidal fold,


eksudat pada retina

14
PATOFISIOLOGI
• Gangguan regulasi autoimun pada pasien yang memiliki predisposisi genetik dapat menjadi
penyebab terjadinya skleritis
• Faktor pencetus dapat berupa infeksi menular, bahan endogen atau trauma
• Proses peradangan dapat disebabkan oleh kompleks imun yang mengakibatkan kerusakan
vaskular (hipersensitivitas tipe III) yaitu reaksi sistemik dengan adanya antigen dalam
sirkulasi  pembentukan kompleks antigen antibodi  pengaktivasian sel mast 
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan kerusakan endotel dan membran basalis
pembuluh darah
• atau respon granulomatosa kronik (hipersensitivitas tipe IV) melibatkan aktivasi dari sel T
 memproduksi sitokin seperti kemokin untuk makrofag, dan neutrofil  infiltrasi seluler
sel mononuklear yang mendominasi

15
16
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Anamnesis 1. Daylight : sklera terlihat merah kebiruan atau
- Gejala skleritis (rasa nyeri, mata keunguan, daerah penipisan sklera dan
berair, fotofobia, penurunan translusen
ketajaman penglihatan biasanya 2. Pemeriksaan slit lamp : terjadi bendung masif
akibat perluasan ke struktur yang di jaringan dalam episklera, edema sklera
berdekatan seperti berkembang
3. Pemeriksaan red free light : membantu
menjadi keratitis, uveitis, glaukoma,
menegakkan area yang mempunyai kongesti
dan, pembengkakan)
vaskular maksimum, area dengan tampilan
- Riwayat penyakit dahulu vaskular yang baru dan area avaskular total

17
Cara membedakan episkleritis dengan skleritis: Tes Fenil Efrin 2,5% ed
(vasokonstriktor)
▣ Episkleritis : mengecilkan kongesti  mengurangi kemerahan (blanching
/memucat)
▣ Skleritis  kemerahan menetap.

18
19
20
TATALAKSANA

▣ Terapi skleritis disesuaikan dengan penyebab


▣ Kompetensi Skleritis adalah 3A
▣ Terapi awal : NSAID sistemik (indometasin 100 mg perhari atau
ibuprofen 300 mg per hari)
▣ Steroid oral jika tidak timbul respon 1-2 minggu (prednison 80
mg perhari) diturunkan cepat dalam 2 minggu sampai dosis
maintenance sekitar 10 mg per hari

21
TATALAKSANA

Resep ;

R/ Ibuprofen tab 300 mg No. VII


S 1 dd 1 P.O
--------------------------------------------------------
R/ Metilprednisolone tab 8 mg No. XXX
S 2 dd 5 P.O
-------------------------------------------------------
22
23
KOMPLIKASI

24
PROGNOSIS

Individu dengan skleritis ringan biasanya tidak akan mengalami kerusakan


penglihatan yang permanen. Hasil akhir cenderung tergantung pada
penyakit penyerta yang menyebabkan skleritis. Necrotizing scleritis
umumnya mengakibatkan hilangnya penglihatan.

25
TERIMA KASIH
26

Anda mungkin juga menyukai