Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

SKLERITIS
Pembimbing
Dr. Helmi Muchtar, Sp.M
Episkleritis adalah suatu reaksi inflamasi pada
jaringan episklera yang terletak di antara konjungtiva dan
sklera, bersifat ringan, dapat sembuh sendiri, dan bersifat
rekurensi.
Skleritis adalah gangguan granulomatosa kronik yang
ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel, dan kelainan
vaskular yang mengisyaratkan adanya vaskulitis. Skleritis
disebabkan oleh berbagai macam penyakit baik penyakit
autoimun ataupun penyakit sistemik.
Mengingat pentingnya pengetahuan tentang skleritis ini
maka inilah yang menjadi alasan penulis dalam menyusun
referat ini. Penulisan referat ini hendaknya dapat
memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang
definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi,
diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis.
• A.Episklera
1. Anatomi Episklera
Episklera mengandung banyak pembuluh darah yang
menyebabkan nutrisi untuk sklera dan permeabel terhadap air,
glukosa dan protein. Episklera juga berfungsi sebagai lapisan
pelicin bagi jaringan kolagen dan elastis dari sklera dan akan
bereaksi hebat jika terjadi inflamasi pada sklera.
Jaringan fibroelastis dari episklera mempunyai 2 lapisan
yaitu lapisan viseral yang lebih dekat ke sklera dan lapisan
parietal yang bergabung dengan fasia dari otot dan
konjungtiva dekat limbus.
• B. SKLERA
1. ANATOMI SKLERA
Sklera yang juga dikenal sebagai bagian putih bola mata,
merupakan kelanjutan dari kornea. Sklera berwarna putih buram
dan tidak tembus cahaya, kecuali di bagian depan bersifat
transparan yang disebut kornea. Sklera merupakan dinding bola
mata yang paling keras dengan jaringan pengikat yang tebal, yang
tersusun oleh serat kolagen, jaringan fibrosa dan proteoglikan
dengan berbagai ukuran. Pada anak-anak, sklera lebih tipis dan
menunjukkan sejumlah pigmen, yang tampak sebagai warna biru.
Sedangkan pada dewasa karena terdapatnya deposit lemak, sklera
tampak sebagai garis kuning.3
• 2. FISIOLOGI SKLERA
Sklera berfungsi untuk menyediakan perlindungan
terhadap komponen intra okular. Hidrasi yang terlalu tinggi
pada sclera menyebabkan kekeruhan pada jaringan sklera.
Jaringan kolagen sklera dan jaringan pendukungnya berperan
seperti cairan sinovial yang memungkinkan 5 perbandingan
yang normal sehingga terjadi hubungan antara bola mata dan
socket. Perbandingan ini sering terganggu sehingga
menyebabkan beberapa penyakit yang mengenai struktur
artikular sampai pembungkus sklera dan episklera.
• 1 .DEFINISI
Episkleritis adalah penyakit pada episklera yang sering, ringan,
dapat sembuh sendiri dan biasanya mengenai orang dewasa dan
berhubungan dengan penyakit sistemik penyertanya tetapi tidak
dapat berkembang menjadi skleritis.
• 2.EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian pasti tidak diketahui karena banyaknya pasien
yang tidak berobat. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, namun
terdapat laporan 74% kasus terjadi pada peremouan dan sering
terjadi pada usia dekade 4-5. Pada anak-anak episkleritis biasanya
menghilang daalam 7-10 hari dan jarang rekuren. Pada dewasa,
30% kasus berhubungan dengan penyakit jaringan ikat penyertanya,
penyakit inflamsi saluran cerna, infeksi herpes, gout, dan vaskulitis.
• 1. DEFINISI
Skleritis didefinisikan sebagai gangguan granulomatosa kronik
yang ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan
vaskular yang mengisyaratkan adanya vaskulitis.

• 2. EPIDEMIOLOGI
Skleritis adalah penyakit yang jarang dijumpai. Di Amerika
Serikat insidensi kejadian diperkirakan 6 kasus per 10.000
populasi. . Di Indonesia belum ada penelitian mengenai penyakit
ini. Penyakit ini dapat terjadi unilateral atau bilateral, dengan
onset perlahan atau mendadak, dan dapat berlangsung sekali
atau kambuh-kambuhan.
• 3. ETIOLOGI
Pada banyak kasus, kelainan-kelainan skelritis murni
diperantarai oleh proses imunologi yakni terjadi reaksi tipe IV
(hipersensitifitas tipe lambat) dan tipe III (kompleks imun) dan
disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus, mungkin
terjadi invasi mikroba langsung, dan pada sejumlah kasus
proses imunologisnya tampaknya dicetuskan oleh proses-proses
lokal, misalnya bedah katarak
4. PATOFISIOLOGI
• 5. KLASIFIKASI
Skleritis diklasifikasikan menjadi:
1. Episkleritis
a. Simple
b.Nodular
2. Skleritis Anterior
a.Difus
b.Nodular
c.Nekrotik ( dengan inflamasi, tanpa inflamasi )
3. Skleritis Posterior
-6.DIAGNOSIS
Anamnesis
rasa nyeri, mata berair, fotofobia, spasme, dan penurunan ketajaman
penglihatan. Tanda primernya adalah mata merah
- Pemeriksaan Fisik Sklera
1. Daylight
Difus : Merah kebiruan atau keunguan
Nekrotik : Area hitam, abu-abu dan coklat yang dikelilingi inflamasi yang aktif
2. Pemeriksaan Slit Lamp
Pada tepi anterior dan posterior cahaya slit lamp bergeser ke depan karena
episklera dan sklera edema.
3. Pemeriksaan Red-free Light
Pemeriksaan ini dapat membantu menegakkan area yang mempunyai kongesti
vaskular yang maksimum, area dengan tampilan vaskular yang baru dan juga
area yang avaskular total.
- Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan Radiologi
• 7. DIAGNOSIS BANDING
Berikut ini adalah beberapa diagnosis banding dari skleritis:5
· Konjunctivitis alergika
· Episkleritis
· Uveitis anterior nongranulomatosa
• 8. PENATALAKSANAAN
Terapi skleritis disesuaikan dengan penyebabnya. Terapi awal
skleritis adalah obat anti inflamasi non-steroid sistemik. Obat pilihan
adalah indometasin 100 mg perhari atau ibuprofen 300 mg perhari.
Tindakan bedah jarang dilakukan kecuali untuk memperbaiki
perforasi sklera atau kornea
• 9. KOMPLIKASI
-keratitis -uveitis
-galukoma -granuloma subretina
- ablasio retina eksudatif -proptosis
-katarak -hipermetropia.
• 10.PROGNOSIS
Skleritis tipe nekrotik merupakan tipe yang paling destruktif
dan skleritis dengan penipisan sklera yang luas atau yang telah
mengalami perforasi mempunyai prognosis yang lebih buruk
daripada tipe skleritis yang lainnya.
Skleritis didefinisikan sebagai gangguan granulomatosa
kronik yang ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel dan
kelainan vaskular yang mengisyaratkan adanya vaskulitis.
pada penyakit penyebabnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai