Anda di halaman 1dari 15

Definisi Saliva

• Saliva merupakan cairan yang disekresikan ke dalam rongga mulut


oleh 3 pasang kelenjar liur mayor (parotis, submandibula,
sublingual), kelenjar liur minor serta cairan dari sulkus gingiva.

• Kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk mencerna makanan dengan


mengeluarkan suatu sekret yang disebut “Saliva” (ludah atau air
liur).

• Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500cc air lidah dalam


24jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5% lagi trdiri dari
garam-garam, zat organik dan zat anorganik.
Jenis Kelenjar Saliva dan Muaranya
1. Kelenjar Saliva Utama / Mayor

(Kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan
sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut, )

- Kelenjar saliva mayor terdiri dari :


“Kelenjar Parotis” yang teletak dibagian bawah telinga dibelakang
ramus mandibula, dan merupakan kelenjar ludah terbesar yang
terletak di anterior dari aurikel telinga.
“Kelenjar Submandibularis” merupakan kelenjar yang
memproduksi air liur terbanyak dan mempunyai saluran keluar
(duktus ekskretoris) yang terletak dibagian bawah korpus
mandibula.
“Kelenjar Sublingualis” yang terletak dibawah lidah. Kelenjar ini
mempunyai banyak duktus yang menyalurkan ke dalam rongga
mulut.
2. Kelenjar Saliva Tambahan / Minor

(merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau


submukosa, (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluran ludah
dalam 24jam) ).

- Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya / nama


pakar yang menemukannya, yang terdiri dari :
“Kelenjar Labial (Glandula Labialis)” terdapat pada bibir atas & bibir
bawah.

“Kelenjar Bukal (Glandula Bukalis)” terdapat pada mukosa pipi””.

“Kelenjar Bladiin-Nuhn (Glandula Lingualis Anterior)” terletak pada


bagian bawah ujung lidah.

“Kelenjar Von Ebner dan Kelenjar Weber (Glandula Lingualis


Posterior)” yang terletak pada pangkal lidah.
Contoh Glandula Saliva
Fungsi Saliva

• Saliva didalam rongga mulut berfungsi tidak hanya membantu


dalam pengunyahan, tetapi juga memiliki aksi sebagai pelindung
yaitu :

a. Menjaga kesehatan gigi dan mulut


b. Melindungi jaringan didalam rongga mulut melalui pembersihan
mekanis,
c. Melapisi setiap jaringan didalam rongga mulut,
d. Dan aktivitas bakteri.
Komposisi dari Saliva
• Kandungan air didalam saliva mencapai 99%, sementara sisanya
berupa komponen yang tersusun atas bahan organik, bahan
anorganik, dan molekul-molekul makro, termasuk bahan-bahan anti
mikroba (untuk menjaga integritas jaringan dalam rongga mulut).

• Komposisi dari masing-masing komponen tersebut berbeda-beda


pada setiap individu tergantung pada jenis kelenjar yang
menghasilkannya : macam, lama dan jenis rangsang : kecepatan
aliran saliva, makanan, ritme biologi,dan beberapa penyakit
tertentu yang mempengaruhi saliva.

• Bahan organik yang menyusun saliva terdiri dari urea, glukosa


bebas.
Viskositas Saliva

• Viskositas saliva dipengaruhi oleh musin karena adanya glikoprotein


bermolekul tinggi didalam nya.

• Musin berasal dari sel-sel asinar kelenjar saliva dan tidak dijumpai
didalam sel-sel asinar serus dan sel-sel duktus.

• Musin juga berfungsi dalam mempermudah penelanan dan


angkutan makanan, membasahi permukaan gigi dan mukosa
sehingga terhindar dari kekeringan, dan mempermudah artikulasi,
serta melindungi mukosa terhadap infeksi bakteri dengan
pembentukan lapisan lendir yang sukar ditembus dan dirusak oleh
bakteri-bakteri.
• Dalam keadaan istirahat, viskositas saliva sebaiknya dalam
keadaan kental dan dapat mengalir agar dapat bertahan cukup lama
di dalam rongga mulut.

• Sedangkan didalam keadaan berfungsi, viskositas saliva sebaiknya


dalam keadaan encer dan dapat mengalir agar dapat memberi
lubrikasi yang baik di dalam rongga mulut.
Kecepatan Aliran Saliva
• Kecepatan aliran saliva menunjukan variasi diurnal dengan
kecepatan tertinggi terjadi pada saat siang hari dan kecepatan
terendah pada saat tidur.

• Dalam keadaan normal, kecepatan aliran saliva berada dalam


rentang 0,3-0,4 ml/menit ketika saliva tidak teerstimulasi. (Faktor
yang berperan dalam mempengaruhi kecepatan aliran saliva saat
tidak terstimulasi : derajat hidrasi, posisi tubuh, pemaparan terhadap
cahaya, ritme biologis dan obat-obatan).

• Kecepatan aliran saliva ketika terstimulasi akan menigkat, yaitu


berada dalam rentang 1,5-2 ml/menit. (Faktor yg dapat
mempengaruhi kecepatan aliran saliva saat terstimulasi :
pengunyahan, muntah, merokok, ukuran kelenjar saliva, asupan
makanan dan usia).
Kapasitas Dapar dan pH Saliva

• Kapasitas dapar dan pH saliva dapat dipengaruhi oleh susunan


kuantitatif dan kuantitatif elektrolit dalam saliva itu sendiri.

• Dalam kondisi normal, pH saliva tidak terstimulasi memiliki nilai rata-


rata 6,7 dalam rentang berada diantara 6,4 sampai dengan 6,9.

• Konsentrasi bikarbonat pd saliva yang tidak terstimulasi tidak begitu


besar, paling tinggi hanya mencapai 50% kapasitas dapar total.

• Sedangkan konsentrasi bikarbonat pd saliva terstimulai cukup


besar, mencapai 85% dari keseluruhan kapasitas dapar saliva.
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Nilai pH
Saliva
• Diet ( Makanan )
• Penurunan kapasitas dapar saliva
• Ritme biologis ( Irama Siang – Malam )

( Kapasitas dapar dan pH saliva yang tidak terstimulasi memiliki nilai


terendah pada saat tidur dan nilai tertinggi saat segera setelah
bangun, nilai ini bervariasi setelahnya ).

( sedangkan pada kapasitas dapar pH saliva yang terstimulasi, ¼


jam setelah stimulasi keduanya memiliki nilai paling tinggi, dalam
kurun waktu 30-60 menit kemudian akan kembali turun, kapasitas
dapar saliva berperan dalam menetralisasi asam plak ).
Hubungan Saliva dengan Karies

• Saliva sangat berpengaruh terhadap pembentukan karies pada gigi.

• Vikositas atau kekentalan saliva :


a. Buruk ( 0, 001 )
b. Sedang ( 0, 004 )
c. Baik ( 0, 005 )

( Semakin baik vikositas saliva, maka tingkat karies seseorang


akan semakin rendah ).
Peran Saliva dalam Proses Karies
• Aliran saliva yang adekuat mengurangi akumulasi plak pada
permukaan gigi.

• Berdifusinya komponen saliva ( Kalsium, hidroksin, dan ion flouride )


pada plak dapat mengurangi daya larut email dan meningkatkan
remineralisasi dari lesi dini karies gigi.

• Kapasitas buffer pada bikarbonat saliva dapat mereduksi atau


membatasi turunnya pH ketika bakteri memetabolisir gula.

• Protein saliva membentuk pelikelyang menghambat lepasnya ion


dari enamel.

• Komponen saliva ( igA, lisosom, laktoperoksidase & laktorerin )


memiliki efek antibakterial.
Kesimpulan
Didalam saliva terdapat berbagai komponen yang berfungsi
sebagai buffer antara lain : fosfat, bikarbonat, protein dan urea.
Bikarbonat merupakan komponen yang paling besar fungsinya
sebagai buffer dalam saliva karena sifatnya yang mudah untuk
berikatan dengan hidrogen. Mekanisme yang terjadi adalah antara
komponen buffer dan uap air ( H2O).
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan larutan yang
berfungsi menjaga kestabilan pH. Salah satunya adalah saliva
sebagai buffer didalam mulut. Saliva menjaga derajat keasaman
didalam rongga mulut agar tetap sesuai dengan yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai