Anda di halaman 1dari 28

Anatomi dan Fisiologi

Hidung dan Sinus Paranasal

Erna Wati
4061810037
Kepaniteraan KlinikTHT-KL
RSUD RAA Soewondo Pati
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Anatomi Hidung

 HIDUNG LUAR (Nasus eksternus):


 Radix nasi (pangkal hidung)
 Dorsum nasi (batang hidung)
 Apex nasi (puncak hidung)
 Nares
 Alae nasi (cuping hidung)
 Basis nasi
 HIDUNG DALAM (Nasus internus):
 rongga hidung
 septum nasi
NASUS EKSTERNUS
Hidung luar berbentuk
piramid dengan bagian-
bagiannya dari atas ke
bawah:
1. Pangkal hidung
(bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung
(nares anterior)
 Dibentuk oleh tulang & cartilago hyaline
 Ditutupi oleh otot dan kulit
Kerangka hidung luar
1. Bagian tulang
a. os nasale
B. proc. frontalis os maxillae
C. pars nasalis os frontalis
2. Pars cartilaginosa
a. Cartilago nasi lateral
b. Cartilago alaris major
c. Cartilago septi nasi
d. Cartilagines alares minores
HIDUNG DALAM (Nasus Internus)

Os frontalis
Os nasale

Konka media

Konka inferior

Septum nasi Os maxillaris

Cavum nasi
HIDUNG DALAM (Nasus Internus)

 Cavum nasi (rongga hidung)


 Superior (Atap)  lamina cribriformis os
ethmoidale, disini terdapat n. olfaktorius
 Inferior (Dasar)  processus palatinus os maxilla
dan lamina horizontalis os palatina
 Anterior  nares
 Posterior  choana
 Lateral  choncha nasalis
 Medial  Septum nasi

MEDIAL WALL OF THE NASAL CAVITY – THE NASAL SEPTUM


Cavum nasi (rongga hidung)
 terdapat tonjolan & lipatan selaput lendir hidung
 konka :
- konka nasalis inferior
- konka nasalis media
- konka nasalis superior
 Diantara konka dan dinding lateral hidung
terdapat rongga sempit  meatus
 Meatus nasi superior : ruang antara konka nasalis
media dengan superior
 Meatus nasi inferior : ruang antara dasar cavum
nasi dengan konka nasalis inferior
 Meatus nasi media : ruang antara konka nasalis
inferior dengan media
Cavitas nasalis membagi cavitas nasi menjadi beberapa
saluran :
Recessus - Terletak diatas concha nasalis superior
sphenoethmoidalis - Muara sinus sphenoidalis
Meatus nasi superior - Terletak antara concha nasalis superor & concha nasalis media
- Muara sinus ethmoidales posterior
Meatus nasi media - Terletak antara concha nasalis media & concha nasalis inferior
- Muara sinus frontalis,maxilaris, & ethmoidales anterior
Meatus nasi inferior - Terletak antara concha nasalis inferior & palatum durum
- Muara ductus nasolacrimalis

Mukosa cavitas nasi


1/3 superior - Area olfaktorius
- Mukosa berwarna kuning : epitel olfaktorius
- Mengandung cabang2 Nervus Olfactorius (saraf penciuman)

2/3 inferior - Area respiratorius


- Mukosa mengandung kapiler & epitel saluran napas dan bnyk sel goblet
- Menghangatkan & melembabkan udara pernafasan
 Septum nasi
� Menopang dorsum nasi dan membagi 2 kavum nasi.
• Bagian posterior terdiri atas tulang: lamina perpendikularis os ethmoidalis,
vomer
• Bagian anterior terdiri atas rawan : kartilago quadrangularis
Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
pada bagian tulang, luarnya dilapisi oleh mukosa hidung
Pada bagian posterior, terdapat pleksus Woodruff yang dibentuk
oleh anastomosis dari A.sfenopalatina, A.nasalis posterior dan
A.faringeal ascendens
Fisiologi Hidung

Fungsi hidung:

1. Olfaktori
2. Respiratori
3. Filtrasi
4. Air conditioning
5. Vocal resonance
6. Proses bicara
7. Refleks nasal
Fisiologi Hidung
 Sebagai jalan nafas
 Inspirasi :
 Udara masuk melalui nares anterior  naik ke atas setinggi konka media  turun
ke bawah ke arah nasofaring sehingga aliran udara berbentuk lengkungan atau arkus
 Ekspirasi :
 Udara masuk melalui nares posterior  sama seperti inspirasi. Tapi pada bagian
depan udara memecah, sebagian ke nares anterior dan sebagian lain ke belakang
membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring
Fisiologi Hidung

 Pengatur kondisi udara (air conditioning)


 Untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus paru
 Dilakukan dengan cara mengatur kelembapan udara dan mengatur suhu
 Mengatur kelembapan :
 Dilakukan oleh palut lendir (mucous blanket)
 Mengatur suhu
 Banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan
septum yang luas  radiasi dapat berlangsung secara optimal
 Suhu udara setelah melalui hidung ± 37 °C
Fisiologi Hidung

 Sebagai penyaring dan pelindung


 Dilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir (mucous
blanket), dan enzim lysozyme
 Debu dan bakteri akan melekat pada palum lendir dan partikel-partikel besar akan
dikeluarkan dengan refleks bersin
 Indera penghidu
 Ada mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan 1/3 bagian atas
septum
Fisiologi Hidung
 Resonansi suara
 Penting untuk kualitas suara saat berbicara dan menyanyi
 Sumbatan hidung  resonansi berkurang atau hilang  suara sengau (rinolalia)
 Proses bicara
 Membantu proses pembentukan kata-kata
 Kata dibentuk oleh lidah, bibir, palatum mole
 Pembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka,
palatum mole turun untuk aliran udara
 Refleks nasal
 Reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan
pernafasan
 Contoh : iritasi mukosa hidung  refleks nafas dan bersin berhenti
FISIOLOGI PENGHIDU

 Alat pencium trdpt dlm rongga hidung dr ujung saraf otak nervus olfaktorius
 Serabut saraf ini timbul pd bag atas selaput lendir hidung  area olfaktoria
 N. olfaktorius dilapisi oleh sel2 yg sangat khusus yg mengeluarkan fibril2 yg halus,
terjalin dg serabut2 dr bulbus olfaktorius
 Bulbus olfaktorius mrpkan lanjutan dr bagian otak yg ujung2 akhirnya menembus
lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang2
 N. olfaktorius terletak pd os ethmoidalis
 Dari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius menuju
pusat olfaktoria pd otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman ditafsirkan
FISIOLOGI PENGHIDU
FISIOLOGI PENGHIDU

 Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang n. olfaktorius di bulbus olfaktorius  traktus
olfaktorius  mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pada lobus temporalis di
otak besar tempat penafsiran bau.
 Rangsangan reseptor  respon terhadap senyawa - senyawa yang kontak dengan epitel
olfaktorius dan larut dalam lapisan mukus
FISIOLOGI PENGHIDU
 Manusia dpt membedakan 2000-4000 bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yg
berbeda dr peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoria
 Bau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan reseptor dlm membran mukosa
olfaktorius
 Bila seseorang secara kontinyu terpapar pada bau yg paling tidak disukai  persepsi bau
menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dlm sistem
olfaktorius
FISIOLOGI PENGHIDU
Indera penciuman:
 Akan melemah bila selaput lendir hidung sangat kering, terlalu basah, atau
membengkak seperti saat influenza
 Akan menghilang akibat cedera pada kepala
 Batas ambang meningkat seiring pertambahan usia

Kelainan penghidu:
 Anostomia = tidak adanya indera penciuman
 Hiposmia = pengurangan sensitivitas olfaktorius
 Disosmia = indera penciuman berubah
Sinus paranasal
 ada 8 sinus paranasal  4 kanan dan 4 kiri
 Merupakan hasil pneumatiisasi tulang-tulang kepala  terbentuk rongga di dalam
tulang
 Dilapisi oleh mukosa yg merupakan lanjutan dari mukosa hidung
PEMBEDA S MAXILLARIS S FRONTALIS S SPHENOIDALIS S ETHMOIDALIS
LETAK Dalam corpus maxillaris Dalam os frontale; Dalam corpus ossis Dalam os
dipisahkan oleh sphenoidalis ethmoidalis, di
septum tulang antara hidung dan
(sering orbita
menyimpang dari
bidang median)

MUARA Dalam meatus nasi Dalam meatus nasi Dalam recessus Anterior : dalam
medius melalui hiatus medius melalui sphenoethmoidalis infundibulum
semilunaris infundibulum di atas concha Media : dalam
nasalis superior meatus nasi medius,
atau diatas bulla
ethmoidalis
Posterior : meatus
nasi superior

PERSARAFAN n. Alveolaris superior n. Supraorbitalis n. Ethmoidalis n. Ethmoidalis


MEMBRAN dan n. Infraorbitalis posterior anterior dan
MUCOSA posterior
ANATOMI SINUS PARANASAL – KOMPLEKS
OSTIOMEATAL

Kompleks ostiomeatal (KOM) : bagian dari sinus etmoid anterior yang


berupa celah pada dinding lateral hidung yang dibatasi oleh konka media
dan lamina papirasea.
KOM merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan
drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila,
etmoid anterior dan frontal.
ANATOMI SINUS PARANASAL – KOMPLEKS OSTIOMEATAL

Struktur anatomi yang


membentuk KOM

Prosesus Infundibulu
Unsinatus, m Etmoid,

Hiatus
Bula Etmoid,
Semilunaris,

Ressus
Agger Nasi
Frontal
Fisiologi Sinus Paranasal
 Fungsi sinus paranasalis belum diketahui secara pasti
 Beberapa teori yg dikemukakan ttg fungsi sinus paranasalis:
 Sebagai pengatur kondisi udara
 Sebagai penahan suhu
 Membantu resonansi suara
 Peredam perubahan tekanan udara
 Membantu produksi mucus u/ membersihkan rongga hidung
 Keseimbangan kepala
Fisiologi Sinus Paranasal
 Sbg pengatur kondisi udara (air conditioning):
 Sinus berfungsi sbg ruang tambahan utk memanaskan dan mengatur kelembapan udara inspirasi.
 Sbg penahan suhu (thermal insulators):
 Sbg penahan panas, melindungi orbita dan fosa serebri dari suhu rongga hidung yg berubah-ubah.
 Membantu keseimbangan kepala:
 Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka.
Fisiologi Sinus Paranasal
 Membantu resonansi suara:
 Sinus berfungsi sbg rongga utk resonansi suara dan mempengaruhi kualitas suara.
 Sbg peredam perubahan tekanan udara:
 Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yg besar dan mendadak, mis pada waktu bersin atau membuang
ingus.
 Membantu produksi mukus:
 Mukus yg dihasilkan oleh sinus paranasal efektif utk membersihkan partikel yg turut masuk dgn udara inspirasi
karena mukus ini keluar dari meatus medius.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai