Disusun oleh:
Erna Wati (406181037)
Priesca Pricilia Nathasya (406181050)
APA ITU
Pembimbing : IMS??
dr. Gina Triana Sutedja, SpKK
IMS ( INFEKSI MENULAR SEKSUAL)
Pendahuluan
Infeksi menular seksual (IMS) infeksi yang cara
penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hub.
Seksual tidak hanya terbatas secara genito-genital saja tapi
dapat secara ano, oro genital kelainan tidak terbatas
hanya pada genital
IM
• Ulkus mole
VEGETASI • Ulkus durum
• Limfogranuloma
• Condylom
S venerum
aA • Granuloma
.
Inguinale
Bakteri
Jamur
LENTING Virus
• Herpes Genitalis
Parasit
PF PP TATALAKSANA KOMPLIKASI
DAN
PROGNOSIS
• INSPEKSI • PENGAMBIL • FARMAKOLO
• PALPASI AN DUH GI
• LAB • NONFARMA
• SEROLOGI KOLOGI
ETIOLOGI
BAKTERI
http://www.ctcfp.org/wp-content/uploads/characteristics_of_common_vaginal_discharges-01-28-09.pdf
GONORE
Pendahuluan
Gonore ditemukan oleh Albert
Ludwig Sigismund Neisser pada
tahun 1879 dan baru diumumkan
pada tahun 1882. (fitz)
Gonore infeksi menular seksual
yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae (N. gonorrhoeae)
Gonore dapat menginfeksi pria
dan wanita. Penyakit ini dapat
menginfeksi genital,rectum, dan
tenggorokan.
Epidemiologi
>600.000 orang diperkirakan
memperoleh infeksi gonococcal baru
di Amerika Serikat setiap tahun
(CDC) (fitz)
Tingkat tertinggi infeksi gonococcal
antara remaja aktif seksual dan
dewasa muda, usia 15-24 thn
Wanita > drpd laki-laki
Puncak usia pada wanita 15 dan 19
thn
Puncak usia pada laki-laki 20 dan
24 thn
Etiologi
Penyebab gonore Neisseria
gonorrhoeae, bakteri diplokokus
berukuran L: 0,8 u P: 1,6 u berbentuk biji
kopi, gram negatif, aerobik, dan tahan
asam
Morfologi : ada 4 tipe tipe 1&2
mempunyai pipi yang bersifat virulen &
tipe 3&4 tidak punya pili & tidak bersifat
virulen
Pili akan melekat mukosa epitel dan
menimbulkan reaksi radang
Patofisiologi (fitz)
N. gonorrhoeae menyerang membran mukosa berepitel
kolumnar (yang paling sering : sel-sel mukosa sal.
Urogenital pria & wanita)
Kuman ini mempunyai pili & beberapa protein dapat
melekat pada sel epitel kolumner invasi dimediasi
oleh bakteri adhesi & sphingomyelinase untuk
endositosis
Gonococci menginduksi sel integrin untuk mekanisme
pertahanan alami strain gonococcal juga membuat
imunoglobulin
1. Tes non-treponema
Termasuk dalam kategori ini adalah tes RPR (Rapid Plasma Reagin) dan
VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
2. Tes spesifik troponema
Termasuk dalam kategori ini adalah tes TPHA (Treponema Pallidum
Haemagglutination Assay), TP Rapid (Treponema Pallidum Rapid), TP-PA
(Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay), FTA-ABS (Fluorescent
Treponemal Antibody Absorption).
Pemeriksaan Histopatologi
Proliferasi sel-sel endotel terutama terdiri atas infiltrat
perivaskuler yang tersusun oleh sel limfoid dan sel plasma
Sifilis sekunder & tersier infiltrat granulomatosa :
epiteloid & sel raksasa
Diagnosis
ANAMNESIS :
Pasien datang telah kontak dengan lesi infeksi sifilis
pada orang lain
PEMERIKSAAN FISIK :
Stadium I (Sifilis primer)
Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak nyeri;
terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.
Lokasi: di tempat kontak dengan lesi infeksius pasangan seksual.
Pada laki-laki di penis (terutama di glans penis atau sekitar sulkus
koronarius) dan skrotum;
pada perempuan didapatkan di vulva, serviks, fourchette, atau perineum.
Namun dapat pula ulkus tidak tampak dan tidak disadari oleh pasien.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Sifilis II (sifilis sekunder)
Terdapat lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal dan lesi di
mukosa, sering disertai pembesaran KGB generalisata yang
tidak nyeri (limfadenopati).
Stadium laten
Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologi
sifilis (TSS) reaktif, baik serologi treponema maupun
nontreponema.
Tatalaksana
Diagnosis Banding
Prognosis
ad vitam : bonam
ad functionam : bonam
ad sanationam : bonam
Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis
pendahuluan
Trikomoniasis infeksi sal. Urogenital bag. Bawah pada
perempuan/ laki-laki dapat bersifat akut/kronik disebabkan
trichomonas vaginalis & penularannya mel. Kontak seksual
Epidemiologi
Terutama pada ps dengan aktivitas seksual tinggi
Wanita > pria
Etiologi
T. vaginalis protozoa berbentuk filiformis/ovoid, berukuran
15-18 mikron, punya 4 flagel & bergerak seperti gelombang
Patofisiologi
protozoa parasit yang menginfeksi epitel mukosa buat
peradangan pd dinding sal. Urogenital invasi ke jar. Epitel &
sub epitel mikroulserasi sekresi yang banyak &
mukopurulen
Masa inkubasi : 4-28 hari
Gejala klinis
perempuan
50% asimptomatik
sekret vagina seropurulen-mukopurulen warna kuning sampai
kuning kehijauan, berbuih, dan berbau (malodor)
Vulva gatal
Dispareunia
Kebanyakan gejala terjadi selama/setelah menstruasi
Perut bagian bawah tidak nyaman
disuria
Gejala klinis
laki-laki
Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan/atau disuria,
Iritasi uretra dan sering miksi
Jarang: duh tubuh uretra purulen
Pemeriksaan fisik
Dinding vagina tampak merah & sembab, ada strawberry
appearance
perdarahan dapat dilihat pada dinding vagina dan leher
rahim
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
PH vagina cenderung meningkat di atas 4,5 dalam
trikomoniasis
Saline wet mouth
Protozoa berbentuk bulat telur dapat divisualisasikan
secara mikroskopis fase kontras atau pemeriksaan
lapangan gelap
Pemeriksaan mikroskop langsung 60% –70% sensitif
Kultur anaerobik paling sensitif (+) 48 jam
tes imunokromatografi (OSOM Trichomoas Rapid Test)
hasil tersedia dalam 10 menit
VPIII Tes Identifikasi Mikroba (BD) uji yang
mengidentifikasi DNA mikroba yang ada pada
kompleks penyakit vaginitis
Tes lab berbasis PCR tambahan (Amplicor dan
APTIMA)
Pemeriksaan penunjang
Laki-laki:
Bahan sedimen urin sewaktu, dapat ditemukan parasit
Trichomonas vaginalis
Tatalaksana Diagnosis banding
Infeksi genital nonspesifik
Servisitis gonokokus
Kandidosis vulvovaginalis
Vaginosis bakterial
Komplikasi Prognosis
Infeksi komplikasi ad vitam : bonam
kehamilan prematur, ad functionam : bonam
pecah ketuban dini, BBLR ad sanationam : bonam
Bakterial vaginosis
Pendahuluan
Definisi bakterial vaginosis : sindrom klinis yang disebabkan
oleh bertambahnya organisme komersal dalam vagina
(gardnella vaginalis, prevotella, mobiluncus spp) &
berkurangnya organisme lactobacillus yang menghasilkan
hidrogen peroksida
Epidemiologi
Bakterial vaginosis infeksi vagina yang paling umum pada
wanita usia subur.
Diperkirakan sekitar 16% wanita hamil di Amerika Serikat
memiliki BV
Etiologi
gardnella vaginalis, prevotella, mobiluncus spp
Patogenesis
Perubahan ekosistem mikrobiologis vagina bakteri normal dalam vagina
(Lactobacillus spp) sangat berkurang jadi Lactobacillus vagina tidak bisa
menghambat G. vaginalis, Mobiluncus &batang anaerob gram negatif
2. Fase lanjut
sindrom genital :
- Fibrosis pada kel. Inguinal yg menyebabkan edema
elefantiasis terdapat di penis & skrotum (pria), wanita di labia &
klitoris)
Sindrom anorektal
Pada ps yang melakukan kontak seksual anogenital
Terjadi limfadenitis dan periadenitis yang mengalami
perlunakan terbentuk abses abses pecah fistel
ulkus ulkus sembuh jd sikatriks bisa menyebabkan
striktur rekti
Sindrom uretra
- Infiltrat di uretra posterior yg jadi abses & pecah jadi fistel
lama-kelamaan akan jadi strikur ostium uretra eksterna
berubah bentuk jd mulut ikan (fish mouth urethra) & penis
melengkung seperti pedang turki
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan darah tepi :
leukosit normal, LED meningkat.
hiperproteinemia berupa peningkatan globulin IgA
Tes Frei
Untuk menunjukkan hipersensitifitas tipe lambat untuk antigen Chlamydia, mirip
dengan tes tuberkulin.
Swab Speciment
Pada pasien yang diduga menderita LGV, spesimen yang diambil dapat berasal
dari swab rektum (pada proktitis) atau ulkus kemudian dilakukan tes
laboratorium.
Serologi
Lebih peka dan lebih dapat dipecaya
Jika titer 1/64 sedang sakit
Diagnosis banding
Tatalaksana Prognosis
Sindrom inguinal
prognosis baik
Bentuk lanjut
prognosis buruk
Granuloma Inguinale
Pendahuluan
Definisi granuloma inguinale peny. Mengenai daerah genital, perianal,
dan inguinal dengan gambaran klinis berupa ulkus yang granulomatosa,
progresif, tidak nyeri disebabkan calymmatobacterium granulomatis
Sinonim Donovanosis, granuloma venerum, granuloma inguinal,
granuloma tropikum
Epidemiologi
GI endemik di daerah yang hangat dan agak lembab seperti Afrika Selatan,
India, Cina Selatan, dan Brasil Area endemik baru dari donovanosis,
terutama Amerika Selatan dan Tengah, India, dan Papua Baru Guinea
Sudah jarang
Predileksi : Penis, skrotum, dan kelenjar pria ; dan labia dan perineum
terkena pada wanita
Etiologi
Klebsiella granulomatis, sebelumnya disebut
Calymmatobacterium granulomatis bakteri pleomorfik gram
negatif, nonmotile, berbentuk batang kadang kokobasil
patogenesis
Penularan melalui : kontak seksual timbul nodus subkutan
tunggal/multiple mengalami erosi ulkus berbatas tegas
berkembang lambat & mudah berdarah
Manifestasi klinis
Masa inkubasi meluas dari 3 hari hingga 3 bulan biasanya
2–3 minggu.
Papula tunggal atau ganda atau nodul berkembang dan
tumbuh menjadi ulkus yang tidak nyeri meluas ke
jaringan yang berdekatan dan lipatan lembab, membentuk
“kissing lession“
Ulkus eritema mudah hipertrofik atau verukosa
pendarahan, ulkus berbau Perbatasan menyerupai
busuk dengan jaringan kondilomata acuminata. Nodul
granulas ulserasi
Pemeriksaan penunjang
Tissue smear yang diwarnai giemsa, wright, pewarnaan leishman badan
donovan (biopsi) ukuran 1–2 μm × 0,5-0,7 μm.
Histologi :
- Epidermis hiperplasia pseudoepitheliomatous
dan / atau ulserasi
- Dermis, infiltrasi sel radang padat campuran
(polimorfonuklear sel, sel plasma, histiosit, dan limfosit langka.
- Edema dan pembengkakan sel endotel
Diagnosis banding
Tatalaksana Prognosis
Sindrom inguinal
prognosis baik
Bentuk lanjut pognosis
buruk dapat terjadi
destruksi jaringan
Herpes simpleks
Pendahuluan
Definisi infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus
herpes hominis) tipe I & II ditandai adanya vesikel yang berkelompok
diatas kulit yang sembab & eritema pada daerah dekat mukokutan
Sinonim fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes
genitalis
Epidemiologi
Prevalensi infeksi HSV (herpes simplex virus) terus meningkat dalam
beberapa dekade terakhir
Tersebar kosmopolit & menyerang pria & wanita
HSV I dimulai usia anak-anak
HSV II pada dekade II/III berhub. Dengan peningkatan hub. seksual
Etiologi
HSV merupakan virus DNA untai ganda dari famili
Herpesviridae dan subfamili Alphaherpesvirinae dengan
kemampuan biologis berupa neurovirulensi, latensi, dan
reaktivas
Patofisiologi
Cara penularan
HSV ditularkan melalui kontak personal erat.
Infeksi terjadi inokulasi virus ke permukaan mukosa
yang rentan (misalnya orofaring, serviks, konjungtiva) atau
melalui pori-pori kulit.
HSV-1 melalui kontak dengan saliva terinfeksi
HSV-2 secara seksual atau dari infeksi genital ibu ke
bayinya
Pemeriksaan penunjang
Tes Tzanck dengan pewarnaan giemsa
Diagnosis cukup secara klinis
Klinis
1. HG episode pertama lesi primer
Vesikel/erosi/ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa, disertai
rasa nyeri
Pasien lebih sering datang dengan lesi berupa ulkus dangkal multipel atau
berkrusta
Dapat disertai disuria
Dapat disertai duh tubuh vagina atau uretra
Dapat disertai keluhan sistemik, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri dan
pembengkakan kelenjar getah bening inguinal
Keluhan neuropati (retensi urin, konstipasi, parestesi)
Pembentukan lesi baru masih berlangsung selama 10 hari
Lesi dapat berlangsung selama 12-21 hari
HG episode pertama lesi non primer
Gambaran lesi sama seperti HG episode pertama primer
Umumnya lesi lebih sedikit dan lebih ringan dibandingkan
infeksi primer
Lesi yang tidak diobati dapat berlangsung 10-14 hari
Jarang disertai duh tubuh genital atau disuria, keluhan
sistemik, dan neuropati.
HG rekuren
Lesi lebih sedikit dan lebih ringan
Bersifat lokal, unilateral
Kelainan lebih singkat dan dapat menghilang dalam waktu
5 hari
Dapat didahului oleh keluhan parestesi 1-2 hari sebelum
timbul lesi
Umumnya mengenai daerah yang sama dapat di penis,
vulva, anus, atau bokong
Riwayat pernah berulang
Diagnosis banding
Tatalaksana
Prognosis
Secara umum:
ad vitam : bonam
ad functionam : bonam
ad sanationam : dubia ad bonam
Ulkus molle (Chancroid)
Ulkus molle
Definisi dan Etiologi Epidemiologi
Negara berkembang seperti Karibia, Asia,
Ulkus molle atau sering
Afrika dan Amerika Latin.
disebut chancroid Daerah yang endemik ulkus molle
coccobacillus, tidak
berkapsul dan anaerob
Etiopatogenesis
Haemophilus ducreyi menginfeksi kulit genitalia dan
sekitarnya, permukaan mukosa dan kelenjar getah bening
regional
Menular melalui hubungan seksual
Kuman akan masuk ke kulit dan atau membran mukosa
melalui abrasi mikro yang terjadi saat hubungan seksual
PMN dan makrofag segera mengitari bakteri tetapi tidak
mampu menyingkirkan kuman pustular menjadi
ulseratif.
Gambaran klinis
Gambaran klinis
Gambaran klinis
Ulkus multipel, dangkal, tidak terdapat indurasi dan
sangat nyeri.
Bagian tepi ulkus bergaung, rapuh, tidak rata, kulit atau
mukosa sekeliling ulkus eritematosa.
Dasar ulkus dilapisi oleh eksudat nekrotik kuning keabu-
abuan dan mudah berdarah jika diangkat.
Ulkus dapat menyebar ke perineum, anus, skrotum,
tungkai atas atau abdomen bagian bawah karena ulkus
mole dapat berinokulasi sendiri.
Ulkus pada pasien pria preputium, frenulum, dan sulkus
koronarius.
Ulkus pada pasien wanita vulva, terutama di fourchette,
Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan isolasi H. ducreyi dari lesi atau aspirasi
kelenjar getah bening.
Dapat juga dilakukan tes polymerase chain reactions (PCR)
yang memberikan hasil yang cepat, spesifik dan
sensitivitas yang lebih baik dibandingkan kultur.
Pemeriksaan langsung bahan ulkus, diambil dari dasar
ulkus yang bergaung dengan pewarnaan gram
menunjukkan basil kecil gram negatif yang berderet
berpasangan rel kereta api / sekumpulan ikan yang
berbaris.
Variasi ulkus molle
Diagnosis banding
Tatalaksana
Komplikasi
Kondiloma akuminatum
Kondiloma akuminatum
Definisi Epidemiologi
Kondiloma akuminatum Termasuk penyakit infeksi
(bila banyak disebut menular seksual karena
kondilomata akuminata) lebih dari 90% penularan
atau kutil kelamin yang terjadi melalui
(venereal warts) lesi hubungan seksual.
yang berbentuk Melalui barang (formites)
papilomatosis dengan yang sudah tercemar HPV.
permukaan verukosa, Virus ini tersebar
disebabkan oleh human kosmopolit dan
papillomavirus (HPV) tipe 6 transmisinya melalui
dan 11, terdapat di daerah kontak kulit langsung.
Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah human papillomavirus (HPV)
yaitu virus DNA yang tergolong dalam keluarga
papovavirus.
Human papillomavirus yang tersering menyebabkan
kondiloma akuminatum adalah tipe 6 dan 11.
Gambaran klinis
Terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di daerah
genitalia eksterna.
Pada pria perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, di
dalam meatus uretra, korpus dan pangkal penis.
Pada wanita vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang pada porsio
uteri.
Berhubungan dengan kondisi lembab wanita dengan fluor albus atau
pada pria yang tidak disirkumsisi lesinya cepat membesar dan
bertambah banyak.
Kondisi imunitas yang menurun seperti orang yang terinfeksi HIV atau
mengalami transplantasi organ tubuh menambah cepat pertumbuhan
Dalam keadaan hamil menambah banyak lesi tetapi akan cepat sembuh
dengan berakhirnya kehamilan.
Gambaran klinis
Bentuk klinis yang paling sering ditemukan adalah lesi
seperti kembang kol, berwarna seperti daging atau sama
dengan mukosa.
Ukuran lesi bervariasi, berkisar dari milier sampai numular.
Tiap kutil dapat bersatu menjadi massa yang besar.
Bentuk lain lesi keratotik dengan permukaan kasar dan
tebal biasanya ditemukan di atas permukaan yang kering
misalnya batang penis.
Diagnosis
Didiagnosis secara klinis karena bentuknya yang khas.
Tes asam asetat lesi dan kulit atau mukosa sekitarnya
dibungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan
larutan asam asetat 5% selama 3 – 5 menit dibuka
seluruh area yang dibungkus tadi diperiksa.
Hasil tes yang positif disebut positif acetowhite, terjadi
warna putih akibat ekspresi sitokeratin pada sel suprabasal
yang terinfeksi HPV.
Bagian lesi ini mengandung banyak protein dan warna
putih terjadi seringkali akibat denaturasi protein.
Diagnosis banding
Benign penile pearly papules
Veruka vulgaris
Kondiloma lata
5 – fluorourasil
Imunoterapi
DAFTAR PUSTAKA
1. Aggarwal, K, Jain, V.K., Gupta, S. 2002. Bilateral Groove Sign With
Penoscrotal Elephantiasis. Sex Transm Infect 78 : 458–458
2. Menaldi SLSW. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed 7. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UI.
3. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K. 2012.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine ed VIII. McGraw-Hill
Companies. United States.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional
Penanganan Infeksi Menular Seksual 2015. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, 2015
5. Sexually Transmitted Diseases Treatment. Available from:
https://www.cdc.gov/std/tg2015/tg-2015-print.pdf
6. Pedoman tatalaksana untuk sifilis dilayanan kesehatan dasar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : 2016