Anda di halaman 1dari 34

BATU SALURAN KEMIH

(UROLITHIASIS)
Fouren Atria Larasati / 42170189

dr. Sutaryanu D, Sp.Rad


DEFINISI
• Batu saluran kemih adalah penyakit dimana
didapatkan masa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih baik
saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran
kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang
dapat menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih dan infeksi
• Batu ini dapat terbentuk dari pengendapan
garam kalsium, magnesium, asam urat, atau
sistein.
ANATOMI SALURAN KEMIH

Sistem kemih adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-
zat yang tidak di pergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih)
Batu Kalsium

• 70-80% terjadi pada kasus BSK


• Kadar Ca meningkat pada urin atau darah akibat dehidrasi
Batu Asam Urat

• Batu Cystine terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal.
Frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, cystine, arginin, lysin dan ornithine
berkurang.

Batu Struvit

• Disebabkan karena infeksi saluran kemih oleh bakteri yang memproduksi urease (
proteus, providentia, klebsiella dan psedomonas).

Batu Cystine

• Lebih dari 15% batu saluran kemih dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya
berusia 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Batu asam urat
bersifat radiolusen dan juga lebih sering ditemukan pada laki-laki.
TEORI PEMBENTUKAN BATU
• Teori supersaturasi
Terjadi apabila ada penambahan suatu bahan yang dapat
mengkristal di dalam air dengan pH dan suhu tertentu yang suatu
saat akan terjadi kejenuhan dan terbentuklah kristal, kristal
menetap terjadi agregrasi  terbentuk batu.

• Teori Epistaksi
Kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda sehingga
akan cepat membesar dan menjadi batu campuran.

• Teori Infeksi Nano Bakteria


Penyebab pembentukan BSK adalah bakteri berukuran kecil dengan
diameter 50-200 nanometer yang hidup dalam darah, ginjal dan air
kemih. Dinding pada bakteri tersebut dapat mengeras membentuk
cangkang kalsium kristal karbonat apatit dan membentuk inti
batu, kemudian kristal kalsium oksalat akan menempel yang lama
kelamaan akan membesar
KLASIFIKASI
Batu saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan letak
batu pada anatomi saluran kemih, sebagai
berikut:

Nefrolithiasis

Ureterolithiasis

Vesicolithiasis

Uretrolithiasis
NEFROLITHIASIS
Mengacu pada adanya calculi pada
renal (ginjal) yang biasanya MANIFESTASI KLINIS:
mayoritas batu mengandung  Nyeri pinggang atau perut 
kalsium. nyeri kolik maupun bukan kolik.
 Disuria
 Pada pemeriksaan urin dapat
terlihat hematuria makroskopik
atau mikroskopik
 Pernah terjadi infeksi
sebelumnya pielonefritis
dan/atau sistitis
 Pernah mengeluarkan batu
kecil ketika kencing
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
 Foto polos x-ray
• Gambaran adanya batu bisa radiopak atau radiolusen bergantung pada jenis batu
yang ditemukan. Sifat radiopak berbeda untuk berbagai jenis batu yang ada
sehingga dari sifat tsb dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.

 IVP
• Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek
pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila
ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul

 USG
• Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat
ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk
menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya
batu

Jenis Batu Radioopasitas


Kalsium Opak
Magnesium Amonium Fosfat Semiopak
Urat/Sistin Non opak
Didapatkan gambaran berupa opasitas
berbentuk bulat multiple batas tegas.
Terdapat gambaran radiopak
berbentuk bulat soliteir berbatas tegas.
Batu ginjal/nefrolitiasis  terdapat gambaran hyperechoic diikuti
bayangan hitam dibawahnya (shadowing).
USG  gambaran echogenic menggambarkan adanya calculus
pada renal
URETEROLITHIASIS
Keadaan terjadinya penumpukan oksalat
atau calculi (batu ginjal) pada ureter atau
pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi
bila batu ada di dalam saluran
perkemihan.
MANIFESTASI KLINIS:
 Nyeri yang menyebar hingga ke
paha dan genitalia
 Khas  sering buang air kecil,
nyeri diakhir kencing yang
berlokasi di suprapubis atau
pangkal penis dan nyeri
dirasakan hingga ujung penis
 Rasa ingin berkemih namun
hanya sedikit urin yang keluar
 Hematuri akibat abrasi batu
 biasanya batu dengan diameter
0,5-1 cm dapat keluar spontan
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Didapatkan gambaran calculus pada sisi kanan setinggi L4. setelah pengisian kontras
injeksi ada sumbatan pada batu didukung karena adanya dilatasi
bagian atas ureter.
Didapatkan struktur hiperchoic pada daerah kiri vesicoureter
(VUJ). Struktur ecogenik berada pada sepanjang dinding vesica
mengikuti perupahan posisi
pasien.
VESICOLITHIASIS
Vesicolithiasis adalah batu yang MANIFESTASI KLINIS:
berada di traktus urinarius yaitu Dapat tanpa keluhan
pada vesica urinaria atau buli-buli. Sakit saat BAK (diakhir BAK)
Dapat berasal dari ginjal Hematuria
(sekunder) atau dari vesica urinaria Disuria dan frequency
sendiri (primer). Batu dapat Aliran urin berhenti mendadak bila
berjumlah satu atau batu menutup orificium uretra
banyak.
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Terdapat gambaran berupa opasitas berbentuk bulat


dengan jumlah 3 batas tegas pada vesica urinaria.
Terdapat gambaran opasitas berbentuk bulat dengan jumlah multiple yang
menunjukan adanya calculi pada vesica urinaria.
URETROLITHIASIS
Batu yang terdapat disaluran
uretra, umumnya merupakan
batu sekunder  karena tidak
terbentuk di uretra.

MANIFESTASI KLINIS:
 Nyeri
 Kencing tiba2 berhenti sehingga
air kencing tidak dapat keluar
dan tertahan di kandung kencing.
 Pasien mengeluh tiba2 tidak bias
kencing dan kandung kencing
dirasa penuh.
 Nyeri dirasakan pada kepala
penis atau tempat batu berada
Terdapat gambaran opasitas yang menunjukkan
adanya calculus pada uretra.
Terdapat gambaran semiopak yang berbatas
tegas pada uretra.
TERAPI
• ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa
pembiusan, pada tindakan ini digunakan gelombang kejut
eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah
batu.
• Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif
minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas
memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung
kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui
uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
TERAPI
• PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu
yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat
endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian
dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat
ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada
di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan
ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
• OPERASI:
a. Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di dalam ginjal
b. Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di ureter
c. Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada
di vesica urinearia
d. Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di uretra
DAFTAR PUSTAKA
Dave, C. 2016. Nephrolithiasis. Diakses di
https://emedicine.medscape.com/article/437096-workup#c13.

Gaillard et al. 2017. Bladder Calculus. Dapat Diakses di


https://radiopaedia.org/articles/bladder-calculus-1

Patel, M. 2017. Clear Space (Urethral Calculus). Diakses di


https://radiopaedia.org/cases/clear-space-urethral-calculus

Ratu, G. et al. 2006. The Analysis of Urethral Stone Profile at The Clinical
Pathology Laboratory. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory, Vol. 12, No. 3. Bagian Patologi Klinik FK. UNHAS / RS
Dr.Wahidin Sudirohusodo ; Makassar

Ultrasoundpaedia. 2014. Ultrasound of Normal Adult Kidney. Diakses di


http://www.ultrasoundpaedia.com/normal-kidney/
TERIMA KASIH
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai