TINJAUAN PUSTAKA
2.3.5 Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan jasmani, radiografi dada,
elektrocardiografi, pengukuran natriuretik peptide tipe dan tingkat
Nteminal natriuretik peptide tipe . Tes laboratorium lainnya (tes darah
lengkap, tes fungsi ginjal, pengukuran jumlah elektrolit, kadar glukosa,
transaminase, waktu protrombin, level troponin, level D-dimer dan tekanan
gas darah arteri, tes fungsi thyroid dan urinalisis.
Selain itu kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis
gagal jantung:
1) Kriteria Mayor
a) Paroksismal nocturnal dispnea
b) Distensi vena leher
c) Ronki paru
d) Kardiomegali
e) Edema paru akut
f) Gallop S3
g) Peninggian tekanan vena jugularis
h) Refluks hepatojugular
2) Kriteria Minor
a) Edema ekstremitas
b) Batuk malam hari
c) Dispnea deffort
d) Hepatomegali
e) Efusi pleura
f) Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
g) Takikardi (>120/menit)
3) Mayor atau minor
Penurunan berat badan 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan.
Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor (Panggabean, 2006).
2) Antagonis aldosteron
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampai
berat.
3) Obat inotropik
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung.
4) Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan
penurunan volume distribusi
5) Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi
pembuluh darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung
dengan meningkatkan kapasitas vena
6) Inhibitor ACE
Mengurangi kadar angiostensin II dalam sirkulasi dan mengurangi
sekresi aldosteron sehingga menyebabkan penurunan sekresi
natrium dan air. Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler
vena dan tekanan darah yg menyebabkan peningkatan curah
jantung.