Definisi
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang
ditandai dengan adanya infiltrasi seluler, kerusakan
kolagen, dan perubahan vaskuler.1 Proses peradangan ini
terjadi karena adanya proses imunologis, atau karena
suatu infeksi. Trauma lokal juga dapat mencetuskan
proses peradangan tersebut. Skleritis sering berasosiasi
dengan suatu infeksi sistemik pada suatu penyakit
autoimun.
Etiologi
Patofisiologi
klasifikasi
1. Diffuse anterior scleritis. Ditandai dengan peradangan yang
meluas pada seluruh permukaan sklera. Merupakan skleritis yang
paling umum terjadi.
2. Nodular anterior scleritis. Ditandai dengan adanya satu atau lebih
nodul radang yang eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada
sklera anterior. Sekitar 20% kasus berkembang menjadi skleritis
nekrosis.
3. Necrotizing anterior scleritis with inflammation. Biasa
mengikuti penyakit sistemik seperti rheumatoid arthtitis. Nyeri
sangat berat dan kerusakan pada sklera terlihat jelas. Apabila disertai
dengan inflamasi kornea, dikenal sebagai sklerokeratitis.
4. Necrotizing anterior scleritis without inflammation. Biasa
terjadi pada pasien yang sudah lama menderita rheumatoid arthritis.
Diakibatkan oleh pembentukan nodul rematoid dan absennya gejala.
Juga dikenal sebagai skleromalasia perforans.
Skleromalasia perforans
Diagnosis
Pasien dengan necrotizing anterior scleritis with
inflammation akan mengeluhkan rasa nyeri yang hebat
disertai tajam penglihatan yang menurun, bahkan dapat
terjadi kebutaan.
Tajam penglihatan pasien dengan non-necrotizing
scleritis biasanya tidak akan terganggu, kecuali bila
terjadi komplikasi seperti uveitis
Rasa nyeri yang dirasakan pasien akan memburuk
dengan pergerakan bola mata dan dapat menyebar ke
arah alis mata, dahi, dan dagu. Rasa nyeri juga dapat
memburuk pada malam hari, bahkan dapat
membangunkan pasien dari tidurnya
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah
Faktor rheumatoid dalam serum
Antibodi antinuklear serum (ANA)
Serum antineutrophil cytoplasmic antibodies (ANCA)
PPD (Purified protein derivative/mantoux test), rontgen toraks
Serum FTA-ABS, VDRL
Serum asam urat
B-Scan Ultrasonography dapat membantu mendeteksi adanya
skleritis posterior.5
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan skleritis dibagi menjadi pengobatan
pada skleritis yang tidak infeksius, pengobatan pada
skleritis yang infeksius, serta konsultasi kepada bagian
terkait apabila dicurigai ada penyakit sistemik yang
menyertai
Necrotizing scleritis
Obat obatan imunosupresif ditambahkan dengan kortikosteroid pada
bulan pertama, kemudian jika mungkin dikurangi perlahan lahan.
Jika gagal, pengobatan imunomodulator dapat digunakan.
Injeksi steroid periokular tidak boleh dilakukan karena dapat memperparah
proses nekrosis yang terjadi.
Komplikasi
Skleritis dapat mengakibatkan terjadinya beberapa
komplikasi. Makular edema dapat terjadi karena
perluasan peradangan di sklera bagian posterior sampai
koroid, retina, dan saraf optik.
Prognosis
Individu dengan skleritis ringan biasanya tidak akan
mengalami kerusakan penglihatan yang permanen. Hasil
akhir cenderung tergantung pada penyakit penyerta
yang mengakibatkan skleritis. Necrotizing scleritis
umumnya mengakibatkan hilangnya penglihatan dan
memiliki 21% kemungkinan meninggal dalam 8 tahun.