Berakhir di
kanalis opticus
dan berlanjut
Sklera Tersusun atas
jaringan ikat
kolagen, fibrosa
jadi duramater dan proteoglikan
Tanpa
Pelindung
vaskularisasi,
komponen
menerima
intraokular,
rangsang dari
bersifat
vasa yg
viskoelastis
berdekatan
SKLERITIS
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan adanya infiltrasi seluler,
Skleritis biasanya terjadi bersama dengan penyakit sistemik, yaitu penyakit autoimun
(rheumatoid arthritis, SLE, dll), penyakit granulomatosa dan infeksi (TB, sifilis, herpes zooster,
Terjadi bilateral
sistemik dan penyakit kolagen pada vaskular. Interaksi tersebut adalah bagian dari
sistem imun aktif dimana dapat menyebabkan kerusakan sklera akibat deposisi
kompleks imun pada pembuluh di episklera dan sklera yang menyebabkan perforasi
kapiler dan venula post kapiler dan respon imun sel perantara.
• Inflamasi dari sklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan
Nyeri; disebabkan dari stimulasi langsung dan peregangan ujung saraf akibat adanya
inflamasi), Karakteristik nyeri pada skleritis yaitu nyeri terasa berat, nyeri tajam menyebar
ke dahi, alis, rahang dan sinus, pasien terbangun sepanjang malam, kambuh akibat
sentuhan.
Penurunan visus; disebabkan oleh perluasan dari skleritis ke struktur yang berdekatan
yaitu dapat berkembang menjadi keratitis, uveitis, glaucoma, katarak dan fundus yang
abnormal.
– Klasifikasi
Diffus (40%)
Non-necrotizing
Nodular (44%)
Anterior
Necrotizing with
Skleritis Inflamatory
Necrotizing (10%)
Posterior (2%)
(14%) Necrotizing
without
Inflamatory (4%)
Klasifikasi
Anterior Posterior
Anterior
Diffuse anterior scleritis
Peradangan yang meluas pada seluruh permukaan sklera.
Gejala klinis yang muncul berupa rasa tidak nyaman pada mata, disertai berbagai
derajat inflamasi dan fotofobia. Terdapat pelebaran pembuluh darah balik yg difus.
Treatment
• Oral steroids
• Immunosuppressive agents (cyclophosphamide, azathioprine, cyclosporin)
• Kombinasi intravenous steroids dan cyclophosphamide jika tidak sembuh
• berkaitan dengan rheumatoid arthritis
• Asymptomatic dan tidak dapat diterapi
Biasanya skleritis posterior ditandai dengan rasa nyeri dan penurunan kemampuan melihat.
Dari pemeriksaan objektif: perubahan fundus, adanya perlengketan massa eksudat di sebagian
retina, perlengketan cincin koroid, udem nervus optikus dan udem makular.
Inflamasi skleritis posterior yang lanjut dapat menyebabkan ruang okuli anterior dangkal,
proptosis, pergerakan ekstra ocular yang terbatas dan retraksi kelopak mata bawah. Terdapat
perataan dari bagian posterior bola mata, penebalan lapisan posterior mata (koroid dan sklera),
dan edema retrobulbar.
Posterior scleritis
• 20% dari kasus skleritis
• 30% pasien memiliki penyakit sistemik
• Terapi sama dengan necrotizing scleritis with inflammation
Tanda
Proptosis dan Discus swelling Exudative retinal
ophthalmoplegia detachment
Ring choroidal
detachment Choroidal folds Subretinal exudation
Pemeriksaan skleritis posterior
Mata merah
Mata berair
Rasa nyeri (tersering, indikator inflamasi aktif)
Timbul dari stimulasi langsung dan peregangan ujung saraf akibat adanya inflamasi.
Karakteristik nyeri terasa berat, nyeri tajam menyebar ke dahi, alis, rahang dan sinus,
pasien terbangun sepanjang malam, kambuh akibat sentuhan.
Fotofobia
Spasme
Penurunan ketajaman penglihatan.
Necrotizing anterior scleritis with inflammation
Non-necrotizing scleritis
– Penyakit infeksi
– Pemeriksaan Umum
– Pemeriksaan Sklera
– Funduskopi
Pemeriksaan Fisik dan Ofthalmologi
– Pada skleritis kongesti maksimum terdapat dalam jaringan episkleral bagian dalam dan beberapa pada
jaringan episklera superficial.
– Sudut posterior dan anterior terdorong maju atau bergeser ke
depan karena adanya edema pada sclera dan episklera.
Episkleritis
No. PENYAKIT DEFINISI ETIOLOGI TANDA & GEJALA PEMERIKSAAN PENATALAKSANAAN
1. Episkleritis Reaksi radang Reaksi hipersensitivitas terhadap Mata terasa kering,sakit mata Mengecil bila diberi efrin Vasokonstriktor.
jaringan ikat penyakit sistemik-TB,RA,SLE,lues ringan,mengganjal,kemotik. 2.5% topikal. Keadaaan
vaskular yang etc. berat:kortikosteroid
antara konjungtiva Gambaran khusus berupa benjolan batas tegas dan tetes, sistemik atau
dan sklera. warna merah ungu di bawah konjungtiva. Bila salisilat.
benjolan ini ditekansakit mata dan menjalar ke
sekitar mata.
2. Skleritis Radang pada Kelainan sistemik. Penyakit Sakit mata yang hebat menyebar ke dahi, alis dan Antiinflamasi steroid
skelera. Penyulit jaringan ikat,sifilis, dan gout. dagu hingga terbangun tidur. atau nonsteroid atau
episkleritis. Kadang2 TB, pseudomonas, obat imunosupresif.
sarkoidosis, hipertensi, benda Mata merah berair, fotofobia dengan visus turun.
asing, dan pascabedah.
Konjungtiva kemotik.
2 1. Episkleritis
2. Skleritis
1
Komplikasi
keratitis (37%),
uveitis (30%),
cataract (7%),
glaucoma (18%), and
scleral thinning (33%)
PENATALAKSANAAN
– Indikasi:
– penggunaan NSAID tidak efektif
– kasus skleritis nekrotikan anterior
– pada skleritis posterior.
– Dosis
– dimulai sebanyak 1 mg/kgBB perhari (maksimal 60 mg/hari) ,tapering off
– Terapi kejut secara IV, 1 g/hari selama 3 hari diikuti pemberian prednisone
60mg/hari gejala progresif
– Immunosupresan, indikasi:
– skleritis nekrotikan
– skleritis yang lain yang tidak terkontrol dengan pemberian glukokortikoid dosis tinggi
selama 1 bulan
– penggunaan prednisone lebih dari 10mg/hari sebagai dosis maintenance
– Pada kasus skleritis non-nekrotikan yang membutuhkan agen glukokortikoid-sparing
– First line:
– methotrexate (sampai 25 mg / minggu)
– azathioprine (sampai 200 mg / hari)
– mycophenolate mofetil (1 gram dua kali sehari).
46% mencapai ketenangan dan mampu menurunkan penggunaan prednison ≤ 10
mg / hari.
– lini kedua untuk skleritis termasuk kalsineurin inhibitor (siklosporin atau tacrolimus),
infliximab, atau rituximab.
Terapi bedah
Individu dengan skleritis ringan biasanya tidak akan mengalami kerusakan penglihatan yang
permanen.
Hasil akhir cenderung tergantung pada penyakit penyerta yang mengakibatkan skleritis. Necrotizing