N JUDUL
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh:
Disusun oleh:
TOMMY AKROMA 20174011023
IRAWATI HIDAYAH 20174011029
AMI PUSPITASARI 20174011034
RIZALURROSIDIN 20174011092
dr. Iman Permana, M.Kes., PhD. dr. Rini Pantja Setiani, M. Kes
ii
Kepala SMF Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik Proposal
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP 2 SEDAYU”. Mini Research ini disusun
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu,
khususnya kepada:
1. dr. Iman Permana, M.Kes., PhD., selaku pembimbing kepaniteraan klinik bagian
2. dr. Rini Pantja Setiani, M.Kes., selaku pembimbing Mini Research yang telah
3. Bapak Hadi Pranoto, S.KM., MPH selaku Kepala Puskesmas Sewon II yang telah
Puskesmas Sewon II
4. dr. Alia, dr. Widdhi Tri A, dan dr.Idha, selaku dokter di Puskesmas Sewon II
yang telah berkenan membimbing kepaniteraan klinik bagian IKM dari awal
hingga akhir.
iv
5. Dokter gigi, perawat, apoteker, beserta staf lainnya di Puskesmas Sewon II Bantul
yang telah membantu berjalannya kepaniteraan klinik bagian IKM dari awal
sampai akhir.
6. Ayah dan Ibu serta Keluarga dari masing-masing penulis, serta teman-teman
Research ini.
hikmah bagi semua pihak. Mengingat penyusunan laporan Mini Research ini masih jauh
dari kata sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadi masukan
Penulis
v
DAFTAR ISI
_
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 24
B. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 32
A. SIMPULAN .................................................................................................................. 35
B. SARAN.......................................................................................................................... 36
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai hal, baik mental,
emosional, sosial dan fisik. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja
menyebabkan perubahan dalam perilaku konsumsi. Remaja yang masih dalam proses
mencari indentitas diri, seringkali mudah tergiur oleh modernisasi dan teknologi. Hal
ini karena remaja paling cepat dan efektif dalam penyerapan gaya hidup konsumtif,
perhatian. Data dari beberapa penelitian menunjukan bahwa lebih dari separuh
remaja putri di Indonesia menderita anemia. Remaja putri secara normal akan
menstruasi akan dikeluarkan sejumlah zat besi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Oleh karena itu kebutuhan zat besi untuk remaja wanita lebih banyak
dibandingkan pria. Di lain pihak remaja putri cenderung untuk membatasi asupan
makanan karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan zat-
Menurut Utamadi (2008), yang dikutip dari remaja punya banyak kegiatan
seperti sekolah dari pagi sampai siang, dilanjutkan dengan kegiatan ekstra sekolah
sampai sore, belum lagi kalau ada kegiatan tambahan yang lainnya. Semua kesibukan
itu sering membuat kita tidak sempat untuk makan, apalagi memikirkan komposisi
dan kandungan gizi dari makanan yang kita masuk ke tubuh kita. Akan tetapi, kondisi
1
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan tanggapan dari remaja putri terhadap
masalah-masalah yang akan timbul akibat dari anemia tersebut, yang tentunya
dibutuhkan pengetahuan yang cukup terhadap hal tersebut serta sikap yang positif
dalam menghadapi masalah tersebut (Notoatmodjo, 2003) dikutip dari KTI Sari
(2011). Hasil peneliti yang dilakukan Suharto, (2008) pada remaja putri didapatkan
3,89% remaja melakukan diet penurunan berat badan, 16,78% tidak melakukan
sarapan pagi. Perilaku remaja yang tidak sehat sehinnga terjadi anemia dapat juga
disebabkan oleh berbagai faktor. Masalah anemia pada remaja putri disebabkan oleh
(Dep.kes, 2010).
233 jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10 sampai 24 tahun.
Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (susenas) tahun 2009, jumlah
penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468 jiwa dengan jumlah remaja putri 10-17
tahun 3.878.474 jiwa. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2006,
yaitu 28% (Depkes RI, 2007). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi pada bayi 40,5%, ibu hamil
50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-24 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun
39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita mempunyai resiko paling tinggi
untuk menderita anemia terutama remaja putri. Berbagai gejala anemia defisiensi
yaitu seperti mudah lelah, lemas, lesu, muka pucat, kuku mudah pecah, kurang selera
makan, napas pendek, hingga menurunkan ketahanan hingga kinerja fisik, sehingga
2
menurunkan kapasitas kerja, juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif seperti
konsentrasi belajar rendah dan memperlambat daya tangkap pada anak usia sekolah,
Data dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia pada remaja
putri berjumlah 33,7%. Sedangkan menurut Inayati (2007) angka kejadian anemia di
Jawa Tengah masih 30,4% dan Semarang sebanyak 26% remaja menderita anemia
(SKRT, 2006).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang Gambaran Pengetahuan Terhadap Anemia pada Remaja Putri di SMP
2 Sedayu.
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2 Sedayu
2. Tujuan Khusus
3
c. Mengetahui gambaran pengetahuan terhadap anemia pada remaja putri di
D. MANFAAT PENELITIAN
3. Bagi mahasiswa.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian serupa tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia antara
lain :
Melani Puji Astuti (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas XI di SMA
pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel dengan Accidental sampling.
4
Hasil penelitian terhadap 33 siswi kelas XI di SMA Muhammdyah 1 Sragen tentang
(66,67%) dan berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%). Persamaan dengan penelitian ini
adalah jenis penelitiannya yaitu deskriptif, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
b. Tingkatan Pengetahuan
yaitu :
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
balita.
6
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
1. Pendidikan
orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri
7
menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya
diperkenalkan.
2. Pekerjaan
langsung.
3. Umur
ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada
4. Minat
lebih mendalam.
5. Pengalaman
8
melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman
dalam kehidupannya.
7. Informasi
9
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) dan
b) Secara kebetulan
sudah benar.
10
Akal sehat atau (comman sense) kadang-kadang dapat
orang tua jaman dahulu menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya
f) Induksi
g) Deduksi
sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku
juga kebenarannya pada peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau
Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
11
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia,
karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi
manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Masa remaja juga merupakan masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini banyak
tersebut dapat mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam
Kondisi ini juga diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan
Pinggul melebar
Mensturasi awal
12
3. Konsep Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
pengangkut oksigen darah/ hemoglobin (Hb) yang levelnya kurang dari 11,5
lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang
bahan serta fungsi homeostasis. Sel darah merah adalah sel yang terbanyak
hemoglobin. Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari
paru – paru untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh sel di berbagai jaringan.
Peranan zat besi dalam hemoglobin yaitu, besi yang berada didalam
hemoglobin itulah oksigen diikat dan dibawa. Bila terjadi kekurangan besi,
13
jumlah hemoglobin juga akan berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa
juga bekurang. Hal ini akan tampak jelas pada keadaan kekurangan (defisiensi)
penyakit yang banyak dijumpai dan disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya
adalah kekurangan berbagai zat gizi yang dapat menyebabkan anemia. Jenis
anemia yang sering terjadi adalah anemia defisiensi besi yang sering terjadi pada
timbul akibat menurunnya jumlah zat besi total dalam tubuh, sehingga cadangan
tahap, awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, yang lama –
kelamaan timbul gejala anemia. Zat besi yang terdapat dalam sel tubuh ini
darah merah. Selain itu sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen (O2)
daya tahan tubuh, agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang
dengan kadar Hb kurang dari normal (< 11,5 gr/dL) memiliki kadar sel darah putih
a. Sebab Anemia
multiple myeloma
14
c) Kemoterapi
2) Kehilangan darah
b) Penyakit: malaria
arthitis
lambung)
kortikosteroid, alcohol)
c) Gagal ginjal
e) Kehamilan
1) Anemia Ringan
pengiriman oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh, anemia bisa membuat buruk
hampir semua kondisi medis lainnya yang mendasari. Jika anemia ringan, biasanya
menimbulkan gejala apapun. Jika anemia secara perlahan terus menerus (kronis),
15
tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak
ada gejala apapun sampai anemia menjadi lebih berat (Proverawati, 2011).
a) Kelelahan
b) Penurunan energi
c) Kelemahan
d) Sesak napas
e) Ringan
g) Tampak pucat
2) Anemia Berat
a) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan
f) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah
merah
g) Murmur jantung
16
i) Nyeri dada
l) Sakit kepala
p) Pingsan
c. Akibat anemia
anemia akan mudah terkena infeksi. Mudah batuk-pilek, mudah flu, atau
mudah terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
7) Bila terjadi kehamilan akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) dan juga perdarahan hingga kematian saat melahirkan
(Proverawati, 2011).
17
Hal ini berkaitan dengan kondisi remaja putri itu sendiri yang mengalami
masa haid (menstruasi). Saat remaja mulai mengalami menstruasi di masa puber.
Dalam fase itu, zat gizi seperti zat besi, vitamin A dan kalsium sangat diperlukan.
Akibat menstruasi pada remaja putri dapat kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah
yang dikeluarkan oleh remaja putra. Karena itu kebutuhan zat besi pada remaja putri
adalah tiga kali lebih besar dari remaja putra untuk mengembalikan kondisi tubuhnya
kekeadaan semula untuk mengganti darah yang keluar pada saat menstruasi
(Proverawati, 2011).
1) Mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti daging, dan
(hemoglobin)
3) Harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang dibutuhkan
2011).
1) Tindakan umum :
a) Transfusi darah
kekebalan tubuh
18
Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral
(Proverawati, 2011).
B. KERANGKA KONSEP
Karakteristik Responden
Umur Pengetahuan
Pendidikan Remaja Putri
Pekerjaan terhadap Anemia
Sumber Informasi
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
digunakan dalam penelitian ini adalah siswi SMP 2 Sedayu yang berjumlah 207
siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012).. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswi kelas di SMP Negeri 2 Sedayu yang berjumlah 207 siswi.
20
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
sampel.
SMP Negeri 2 Sedayu. Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang
D. DEFINISI OPERASIONAL
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
21
c. Tanda dan Kurang, bila nilai
gejala anemia responden
d. Akibat anemia (x) < mean – 1 SD
e. Penatalaksanaan (Riwidikdo,2013)
anemia
E. INSTRUMEN PENELITIAN
data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu
memberikan suatu serangkaian pertanyaan yang telah ditulis dan responden tinggal
dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika
menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif unfavorable bila menjawab salah
nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Kegiatan dalam tahap persiapan ini adalah telaah masalah, penetapan topik
2. Tahap pelaksanaan
22
Tahap pelaksanaan akan dilakukan yaitu antara tanggal 14 Agustus 2017 sampai
responden.
3. Tahap akhir
Pada tahap akhir, setelah pengumpulan dan pengolahan data selesai dilakukan,
G. ANALISIS DATA
Data akan dianalisis dengan analisis deskriptif pada data yang telah
23
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
Subyek penelitian ini merupakan Ibu yang memiliki anak usia imunisasi MR
penelitian di atas peneliti mendapatkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan
1. Karakteristik Subyek
< 20 1 0.90%
20 – 40 78 70.27%
>40 32 28.82%
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada
pada golongan usia antara 20-40 tahun sebanyak 78 responden (70.27%), sesuai
dengan target responden pada penelitian ini yaitu ibu-ibu usia produktif yang
24
Tabel 4.2 Sebaran Responden terhadap Pendidikan
SMA.
25
tangga). Sebanyak 12 responden bekerja sebagai karyawan (10.81%),
Skor nilai pertanyaan responden tertinggi 10. Untuk pengolahan lebih lanjut,
adalah baik 76-100%, 56-75% untuk cukup, dan <56% untuk buruk. Dengan
26
Sikap Responden Jumlah Presentase (%)
Baik 105 94,6
Buruk 6 5,4
Jumlah 111 100
Pada tabel 4.5. terlihat bahwa sebagian besar dari total responden
yaitu sebanyak 105 responden (94,6%) memiliki sikap yang baik terhadap
imunisasi MR, dan sejumlah kecil responden yang lain, yaitu 6 responden
Pada tabel 4.6. terlihat bahwa mayoritas dari total responden sebanyak 75
27
Apa yang ibu ketahui tentang
imunisasi pada anak?
100
50
0
a b c d e
a b c d e
Series1 98 86 0 0 0
Series1
Pada pertanyaan tentang yang ibu ketahui tentang imunisasi pada anak, 98
penyakit tertentu, dan tidak ada jawaban tidak tahu. Berdasarkan jawaban
28
Pada pertanyaan tentang tempat mendapatkan imunisasi didapatkan 72
campak dan rubella, dan 5 responden tidak tahu tentang imunisasi MR.
diberikan untuk campak dan rubella, 2 orang salah, dan 5 responden tidak
tahu.
29
Pertanyaan Pengetahuan Nomor 4
11 jawaban usia 5 tahun, 77 jawaban usia 9 bulan, dan 10 jawaban tidak tahu.
pemberian vaksin MR bisa diberikan mulai dari usia 9 bulan sampai dengan
15 tahun.
30
Pada pertanyaan tentang jenis imunisasi lain, 67 responden tidak menjawab,
vaksin lain.
media cetak, 63 jawaban dari media elektronik, 7 jawaban dari orang tua, 8
31
Sumber informasi mana yang paling
berkesan untuk ibu?
80
60
40
Series1
20
0
a b c d e f
Series1 66 78 8 40 4 1
jawaban dari media elektronik, 4 jawaban dari tetangga, dan 1 jawaban lain-
B. PEMBAHASAN
Hal yang dibahas pada bab ini antara lain tentang gambaran pengetahuan,
sikap dan perilaku ibu terhadap imunisasi MR di puskesmas Sewon II. Dari hasil
cukup sebesar 37,8%, dan responden yang memiliki pengetahuan kurang 53,15%.
Hasil ini tidak sejalan dengan karakteristik responden terutama pada usia.
adalah tingkat pendidikan sedang dengan pekerjaan ibu rumah tangga membuat
32
Menurut teori, pengetahuan ibu tentang imunisasi yang baik mempengaruhi
motivasi ibu dalam mengimunisasi bayinya. Adanya hasil mayoritas ibu yang buruk
menentukan sikap dan perilaku terhadap imunisasi. Namun, hasil yang berbeda
justru mengemuka. Pada tabel 4.5. terlihat bahwa sebagian besar dari total
responden yaitu sebanyak 94,6% responden memiliki sikap yang baik terhadap
imunisasi MR, dan hanya sejumlah kecil (5,4%) yang memiliki sikap yang buruk
terhadap imunisasi. Data ini menunjukkan sikap ibu yang menerima dan setuju
Data lainnya yang juga bertolak belakang dengan teori adalah tentang
perilaku ibu. Pada tabel 4.6. terlihat bahwa mayoritas dari total responden yaitu
tidak diperlukan karena imunitas alami saja sudah cukup. Hal ini menunjukkan
bahwa selain menerima bahwa MR adalah suatu hal yang baik, mayoritas responden
juga bersedia untuk mengimunisasi anaknya. Menarik untuk mengetahui lebih rinci
tentang motivasi ibu namun karena penelitian ini hanya bersifat deskriptif maka
karena capaian target tetap bisa dicapai walaupun responden memiliki tingkat
pengetahuan yang buruk, namun perlu diwaspadai bahwa menurut penelitian oleh
Notoatmodjo pada tahun 2003, penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku yang
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
33
akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak di dasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Maka tetap
memetakan jawaban responden secara lebih rinci terutama pada pertanyaan tentang
pengetahuan dan sumber informasi. Sumber informasi juga perlu diketahui untuk
namun ketika diminta untuk menyebutkan jenis imunisasi lain, mayoritas responden
tidak memberikan jawaban. Penulis menganggap bahwa responden tidak tahu. Hal
dasar kepada anak namun tidak bisa menyebutkan jenis imunisasi tersebut.
Puskesmas, lalu kemudian dari media elektronik (TV, Radio, media sosial dll).
Namun, sumber informasi yang paling berkesan untuk responden mayoritas adalah
dokter umum/spesialis. Hal ini menunjukkan responden bisa jadi akan lebih
walaupun mungkin ia sudah pernah mendapatkan informasi yang sama dari petugas
Puskesmas atau media elektronik. Maka perlu peran serta dokter untuk ikut
34
BAB V
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat ditarik
1. Dilihat dari usia responden, pada umumnya responden berusia 20-40 tahun
3. Dilihat dari pekerjaan, mayoritas responden hanya sebagai ibu rumah tangga
5. Sikap dari sebagian besar dari total responden yaitu sebanyak 105 responden
(94,6%) memiliki sikap yang baik terhadap imunisasi MR, dan hanya 6
6. Perilaku responden yang terlihat adalah mayoritas dari total responden yaitu
35
8. Sumber informasi yang paling berkesan adalah dari dokter umum/spesialis.
B. SARAN
MR
Untuk Puskesmas
media partner seperti televisi atau radio lokal. Hal ini menyatukan dua
sumber informasi yang sering diakses dan berkesan bagi masyarakat yaitu
Membuat akun sosial media yang banyak diakses oleh masyarakat Sewon
Puskesmas. Saran ini memiliki sasaran bagi remaja dan dewasa usia
produktif.
36
DAFTAR PUSTAKA
Gunardi, H., Kartasasmita, C., Rezeki, S. S., Soedjatmiko, Oswari, H., Pusponegoro, H.,
. . . Hendrarto, T. W. (2017). Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun. IDAI.
WHO, U. W. (2009). State of the world's vaccines and immunization 3rd Ed. Geneva:
World Health Organization.
37