CARCINOMA MAMMAE
Disusun Oleh:
Tommy Akroma
NIPP. 20174011023
Pembimbing:
dr. Esdianto Setiawan, M.Si., Med., Sp. B
Disusun Oleh:
Nama : Tommy Akroma
NIPP : 20174011023
Telah dipresentasikan
Hari/Tanggal:
Sabtu, 9 Juni 2018
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing,
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Terdapat benjolan di payudara kiri.
6. Anamnesis Sistem
Kepala dan Leher : tidak ada keluhan
THT : tidak ada keluhan
Respirasi : tidak ada keluhan
Kardiovaskular : tidak ada keluhan
Gastrointestinal : tidak ada keluhan
Perkemihan : tidak ada keluhan
Reproduksi : tidak ada keluhan
Kulit dan Ekstremitas : tidak ada keluhan
C. PEMERIKSAAN FISIK
Antropometri :
Berat Badan :71 kg
Tinggi Badan : 152cm
BMI : 30.73 (Obesitas 2)
Kesan Umum Baik
Kesadaran Compos mentis (GCS E4V5M6)
Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Vital Signs / Nadi : 90x/menit
Tanda-Tanda Respirasi : 24x/menit
Vital Suhu :36,6 0C
Sa O2: 99%
Kepala dan Leher
Inspeksi Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), deviasi
trakea (-)
Palpasi Pembesaran limfonodi (-), Trakea teraba di garis
tengah
Pulmo
Inspeksi Bentuk dada tidak simetris, tampak benjoalan .
Benjolan di area putting mamme sinistra dengan
ukuran 2x2x2 cm kemerahan dan mengeluarkan
secret, kuadran superior medial mammae sinistra
dengan ukuran 3x3x3 cm berwarna kemerahan, dan
pada kelenjar getah bening axila sinistra terdapat
benjolan 4x5x5 cm.
Palpasi Tidak ada ketertinggalan gerak dan vokal fremitus
tidak ada peningkatan maupun penurunan
Perkusi Sonor
Auskultasi Suara vesikular dasar (SDV) : +/+
Suara ronkhi: -/-
Wheezing : -/-
Cor
Inspeksi Pulsasi tidak terlihat
Palpasi Teraba ictus cordis di SIC IV linea midclavicularis
sinistra
Perkusi Ukuran jantung dalam batas normal
Auskultasi Suara S1 dan S2 terdengar regular dan tidak ada
bising ataupun suara tambahan jantung
Abdomen
Inspeksi Datar
Auskultasi Peristaltik usus (+) normal
Palpasi Supel, turgor kulit kesan baik, defans muscular (-
),liver splan lobus dextra 10 cm dan lobus sinistra 5
cm
Perkusi Timpani pada semua kuadran abdomen, area traube
timpani
Ekstremitas
Inspeksi Edema (-)
Palpasi Pitting edema (-), akral hangat
Status Lokalis
Mammae sinistra
Inspeksi
Bentuk dada tidak simetris, tampak benjoalan . Benjolan di area
putting mamme sinistra dengan ukuran 2x2x2 cm kemerahan dan
mengeluarkan secret, kuadran superior medial mammae sinistra dengan
ukuran 3x3x3 cm berwarna kemerahan, dan pada kelenjar getah bening
axila sinistra / di ekor (tail) mammae sinistra terdapat benjolan 4x5x5 cm
warna benjolan sama seperti warna kulit.
Perubahan kulit : kemerahan (+), Ulcerasi (+), skin dimpling (+),
peau d’orange (+). Perubahaan putting / nipple : retraksi papil (+),nipple
discharge (+) erosi (+).
Palpasi
Benjolan di area putting mamme sinistra dengan ukuran 2x2x2 cm
hiperemis dan mengeluarkan secret, batas tegas, nyeri, tekan (+)
konsistensi keras. Kuadran superior medial mammae sinistra dengan
ukuran 3x3x3 cm berwarna kemerahan konsistensi keras, tidak mobile,
batas tak tegas, terikat oleh jaringan sekitar. Kuadran superior lateral
pada perabaan terdapat benjolan ukuran 3x2x3 cm dengan batas tak
tegas, nyeri tekan, tidak mobile, dan konsistensi keras. Pada kuadran
inferior lateral terdapat benjolan ukuran 3x2x2 cm dengan batas tak
tegas, nyeri tekan, konsistensi keras, dan tidak mobile, Pada kelenjar
getah bening axila sinistra / di ekor (tail) mammae sinistra terdapat
benjolan 4x5x5 cm warna benjolan sama seperti warna kulit konsistensi
keras, mobile, berbatas tegas, nyeri tekann (-).
KGB axilla dextra-sinistra
Pada kelenjar getah bening axila sinistra / di ekor (tail) mammae sinistra
terdapat benjolan 4x5x5 cm warna benjolan sama seperti warna kulit
konsistensi keras, mobile, berbatas tegas, nyeri tekann (-).
Tidak teraba benjolan di axilla dextra
KGB supraclavicula dextra-sinistra
Tidak teraba benjolan di supraklavikula dextra dan sinistra
D. ASSESSMENT AWAL
Diagnosis utama : Tumor Mammae sinistra curiga ganas suspek
carcinoma mammae Stadium IIIB
Diagnosis banding : Paget’s disease
Mastitis
Usulan Pemeriksaan : Cek darah rutin, SGPT, SGOT, HBsAg, PT,
APTT, golongan darah, Ureum, Kreatinin, Gula darah sewaktu, USG
mammae, mammografi, Foto thorax, pemeriksaan histopatologi biopsy
insisi.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Kesan :
Gambaran lesi high density pada retroareola mammae sinistra
dengan tepi speculated, probable malignant mass. BI RADS 5
Mammae dextra dalam batas normal
Tak tampak limfadenopathy axillaris dextra et snistra
F. ASSESMENT AKHIR
Diagnosis kerja : Invasive Carcinoma mammae sinistra Grade 3
G. PENATALAKSANAAN/PLANNING
4 Juni 2018
Pro Mastektomi radikal modifikasi
Infus Ringer laktat 20 tetes permenit
Injeksi cefotaxime 2x1 gram
5 Juni 2018
Program mastektomi radikal modifikasi
Post operasi :
Infus Ringer laktat 20 tetes permenit
Injeksi cefotaxime 2x1 gram
Injeksi ketorolac 3x30 mg
Injeksi ranitidine 3x50 mg
Cek hb post operasi
H. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad malam
Ad functionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Epidemiologi
b) Faktor hormonal
Hormon estrogen merupakan hormon utama pemicu timbulnya kanker
payudara. Pada wanita dengan kadar estrogen yang tinggi seperti
nuliparitas, menarche awal, usia paparan estrogen lama, tidak laktasi dan
terapi sulih hormone pada menopause akan mempunyai risiko lebih tinggi
terkena kanker payudara. Estrogen dan progesteron mempengaruhi
perkembangan dan perubahan dari kelenjar payudara yang memiliki
berbagai macam reseptor hormon. Paparan estrogen akan meningkatkan
faktor-faktor proliferasi sel dan bila tidak terkendali secara biologis akan
berkembang menjadi kanker mengikuti tahapan-tahapannya.8
c) Faktor lingkungan
Paparan agen karsinogenesis dari lingkungan dapat berupa zat kimia, zat
makanan, infeksi dan faktor fisik seperti radiasi radioaktif, dan trauma.
Beberapa faktor lingkungan seperti bahan kimia organoklorin, lapangan
elektromagnetik, merokok aktif dan pasif dan penggunaan implan silikon
sampai saat ini belum terbukti menaikkan risiko terjadinya kanker
payudara.9
Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13
tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan
payudara pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria
kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak
sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan
payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak
3
maupun ganas.
Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya
menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa
yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85%
jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat
1
puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.
Tiap payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh
septa fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk
struktur payudara. Dari tiap lobus keluar duktus laktiferus dan menyatu pada puting.
Areola, yaitu bagian yang kecoklatan atau kehitaman di sekitar puting susu. Pada
bagian terminal duktus laktiferus terdapat sinus laktiferus yang kemudian menyatu
terus ke puting susu dimana ASI dikeluarkan.10
Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari
kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat,
sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya
menonjol keluar dari permukaan payudara.1
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara
terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat
kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan
1
median bawah.
Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:11
Faktor Risiko
Sampai saat ini belum ada penyebab spesifik timbulnya kanker payudara
yang diketahui, diperkirakan multifaktorial. Namun timbulnya kanker payudara
dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor risiko ini penting untuk
mengembangkan program-program pencegahan. Faktor risiko timbulnya kanker
payudara terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat diubah (unchangeable) dan dapat
diubah (changeable) yaitu:13
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable)
1. Umur
Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara.
Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas
40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang
kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan
wanita di atas 40 tahun.13
2. Menarche Usia Dini
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang
mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur
menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan
hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh
terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara. 13
3. Menopause Usia Lanjut
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk
mengalami kanker payudara.21 Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal
terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.13
4. Riwayat Keluarga
Terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita
yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA 2
(Breast Cancer 2), yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60%
pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10%
kanker payudara bersifat familial.14
5. Riwayat Penyakit Payudara Jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki
peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara. Menurut
penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort,
wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma,
dan fibrosis) mempunyai risiko 2,0 kali lebih tinggi untuk
mengalami kanker payudara (RR=2,0). Wanita dengan hiperplasia
tipikal mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar untuk terkena kanker
payudara (RR=4,0). Wanita dengan hiperplasia atipikal mempunyai
risiko 5,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR=5,0).15
Pencegahan
Pada saat palpasi daerah subareola amati apakah ada keluar sekret
dari puting payudara dan perhatikan warna, bau, serta kekentalan sekret
tersebut. Sekret yang keluar dari puting payudara dapat berupa air susu,
cairan jernih, bercampur darah, dan pus. Palpasi kelenjar aksila dilakukan
untuk mengetahui apakah pada saat yang bersamaan dengan benjolan pada
payudara didapati juga benjolan pada kelenjar getah bening aksila yang
merupakan tempat penyebaran limfogen kanker payudara. Begitu juga
dengan palpasi pada infra dan supra klavikula. 16
c. Pemeriksaan Tambahan :
- Mamografi payudara
- CT pada payudara
- Ultrasonografi (USG)
- MRI payudara
- Skrining tulang
d. Pemeriksaan biopsi jarum halus
Pada pemeriksaan ini dilakukan sitologi pada lesi atau luka yang
secara klinis dan radiologik dicurigai merupakan suatu keganasan.17
e. Pemeriksaan Laboratorium dan Histopatologik
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa pemeriksaan
darah rutin dan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastase.
Pemeriksaan reseptor ER dan PR juga perlu dilakukan. Pemeriksaan tumor
marker juga harus dilakukan untuk follow up.17
Penatalaksanaan
Macam Terapi :
• Terapi Utama
• Terapi komplikasi (nyeri, perdarahan, odema lengan, ulkus)
• Terapi adjuvant atau neoadjuvant (stadium I, II, III)
• Terapi bantuan (vitamin)
• Terapi sekunder (penyakit yang menyertai)
Cara Terapi :
a. OPERASI
Kuratif (stadium 0, I, II, IIIa)
1. Radical Mastectomy (Halsted, 1894)
Jaringan payudara, kulit, papilla, kedua m.pectoralis serta semua lnn
axilla diangkat en block.
2. Modified Radical Mastectomy
Jaringan payudara, kulit, papilla serta semua lnn axilla diangkat.
- m. pectoralis mayor dipertahankan
- m.pectoralis mayor & minor dipertahankan
3. Mastectomi Total / Simple
Jaringan payudara, kulit serta papilla diangkat.
4. Operasi Supra Radikal
• Mastektomi radikal disertai diseksi mammaria interna
• Mastectomi radikal en bloc dengan amputasi scapula-bahu
• Mastektomi radikal disertai diseksi mammaria intera en block
dengan reseksi dinding dada
• Mastektomi radikal disertai diseksi supraclavicula, mammaria
interna dan mediastinum anterior
5. BCT
Syarat dilakukannya Breast Concerving Treatment :
1. Keinginan penderita setelah dilakukan informed concern
2. Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengobatan
3. Tumor tidak sentral
4. Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik
untuk kosmetik pasca BCS
5. Mamografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi/tanda
keganasan lain yang difus ( luas )
6. Tumor tidak multiple
7. Belum pernah radiasi di dada
8. Tidak menderita penyakit LE atau penyakit kolagen
9. Terdapat sarana radioterapi
10. Massa tumor < 2 cm
Kriteria Inoperabel untuk operasi kuratif maupun paliatif, untuk Mastektomi simple
atau radikal :
• Tumor melekat pada dinding dada
• Infiltrasi kulit atau satelite nodule yang luas sampai diluar daerah payudara
• Odema lengan
• Mastitis karsinomatosa
c. HORMONTERAPI
Pertumbuhan payudara dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron,
prolaktin, pertumbuhan (somatotrophin) serta corticotrophin).
Hormonterapi diberikan pada penderita resptor hormon positif yaitu
Reseptor Estrogen(+) dan Reseptor Progesteron(+).
Hormonterapi merupakan terapi sitemik sebagai terapi utama / adjuvant,
diberikan pada stadium IV pre dan perimenopause/pasca menopause yang
mempunyai reseptor hormon (+).
Hormon terapi diberikan secara :
• Ablasi sumber hormon (ovariectomi, adrenelektomi/ hypofisektomi)
•Pemberian hormon androgen(testosteron), Progesteron, Estrogen
(diethylbesterol)
• Pemberian antihormon mis: ovariectomi diganti Tamoxifen
d. CHEMOTERAPI
Terapi Utama : Kanker mamma stadium IV yang ER (-)
Terapi Adjuvant : bertujuan membunuh mikrometastase pasca bedah
• Neo-adjuvant (pra bedah)
• Adjuvant (pasca bedah)
Terapi Adjuvant
Tujuan :
• Merusak kemungkinan adanya mikrometastase jauh.
• Mengeliminasi sel tumor yang tidak dapat ditunjukkan oleh mikroskop
kecil
Bila lnn axilla (+) adjuvant diberikan baik hormon terapi atau kemoterapi,
Pada premenopause kemoterapi (Tamoxifen)
Pada Post menopause hormon terapi (Ovarectomi)
Prognosis
Seorang wanita usia 62 tahun datang ke RSUD Kota Salatiga dengan keluhan
terdapat benjolan di payudara kiri sejak 2 bulan SMRS. Benjolan ditemukan secara
tidak sengaja, pada awalnya benjolan di rasakan dan diraba kecil kira-kira sebesar
kelereng, namun lama kelamaan benjolannya membesar dan tumbuh dibeberapa tempat
hingga dekat ketiak kiri. Pasien juga mengeluh terdapat nyeri pada benjolan tersebut,
nyeri memberat saat aktivitas dan berkurang saat istirahat.
Pasien juga mengeluh benjolan tersebut pertama kali teraba keras oleh pasien,
disertai dengan rasa gatal yang terus menerus di putting payudara kiri, Ada cairan dan
darah yang keluar dari benjolan dan putting payudara kiri, pada beberapa benjolan
warna benjolan berbeda dengan warna payudara sekitar,didapatkan warna kemerahan
pada beberapa benjolan. Pasien juga mengeluh kulit disekitar putting mengekerut,
putting tertarik kedalam, tampak kemerahan, dan nyeri.
Pada 3 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien pernah menjalani operasi
biopsy pada benjolan kiri pasien, dan setelah keluar hasilnya pasien disarankan untuk
menjalani operasi pengangkatan seluruh payudara kiri oleh dokter, pasien menyetujui
untuk dilakukan operasi pengangkatn payudara. Pasien tidak mengeluh demam, mual
(-), muntah (-), pusing (-), sesak (-), nyeri pada tulang (-). BAB dan BAK lancar.
Pasien mengatakan dalam 3 minggu terakhir mengalami penurunan berat badan dari 80
kg menjadi 71 kg.
Pasien lupa had pertama kali pada usia berapa, namunpasien menikah pada usia
17 tahun dan 3 tahun kemudian pasien langsung melahirkan anak pertama laki-laki.
Pasien dikaruniai 3 orang anak. Pasien sudah tidak mensturasi lagi pada usia 45 tahun.
Sebelumnya siklus haid 30 hari, teratur. Riwayat pemakaian KB susuk, pasien tidak
ingat sejak kapan memakai kb tersebut. Pasien mengaku dapat mengeluarkan ASI pada
saat melahirkan anak pertamanya, dan berikutnya. Pasien tidak pernah mendapatkan
radiasi pada daerah dada. Pasien sudah menderita darah tinggi / hipertensi sudah 2
tahun, dan selama 2 tahun pasien tidak minum obat hipertensi rutin dan lebih memilih
minum obat herbal untuk mengobati darah tingginya.
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal pasien. Riwayat radiasi dinding
dada, riwayat menderita kanker pada salah satu payudara, riwayat kanker ovarium,
riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, asma disangkal oleh
1
pasien dan keluarga. Pasien merupakan ibu rumah tangga, dulu pasien sering
mengangkat gabah sebegai petani. Pasien tinggal bersama suami, anaknya yang
terakhir beserta menantu dan cucunya. Suami pasien merupakan seorang perokok aktif.
Pasien hidup berkecukupan dengan social ekonomi yang cukup. Pasien tidak pernah
meminum obat-obatan terlarang, mengkonsumsi alcohol, dan merokok.
Pada status antropometri pasien, pasien mengalami obesitas yang merupakan
factor resiko dari terjadinya carcinoma mammae, selain factor resiko diatas pasien
memakai kb susuk yang cukup lama yang merupakan juga factor resiko dari terjadinya
ca mammae.
Pada status lokasis mammae sinistra Bentuk dada tidak simetris, tampak
benjoalan . Benjolan di area putting mamme sinistra dengan ukuran 2x2x2 cm
kemerahan dan mengeluarkan secret, kuadran superior medial mammae sinistra dengan
ukuran 3x3x3 cm berwarna kemerahan, dan pada kelenjar getah bening axila sinistra /
di ekor (tail) mammae sinistra terdapat benjolan 4x5x5 cm warna benjolan sama seperti
warna kulit. Perubahan kulit : kemerahan (+), Ulcerasi (+), skin dimpling (+), peau
d’orange (+). Perubahaan putting / nipple : retraksi papil (+),nipple discharge (+) erosi
(+). Pada status lokalis pasien mengarah dan mendapatkan tanda dan gejala suspek
keganasan. T4: Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada /
kulit. N1: KGB aksila ipsilateral yang masih dapat digerakkan. Mx:metastasisjauh
belum dapat dinilai. Stadium III B : T4 N1 Mx. Kesimpulan: Susp. Ca Mammae
Stadium III B.
Pasien dilakukan pemeriksaan mammografi dan didapatkan hasil Gambaran lesi
high density pada retroareola mammae sinistra dengan tepi speculated, probable
malignant mass. BI RADS 5. Breast imaging reporting and data system (BI-RADS): BI
RADS 5 artinya kecurigaan tinggi keganasan, temuan yang didapatkan menyerupai
keganasan dan memiliki kemungkinan menjadi kanker lebih dari 95. Sangat
direkomendasikan untuk dilakukan biopsy. Pasien akhirnya dilakukan biopsy dengan
hasil invasive carcinoma grade 3.
Diagnosis akhir dari pasienadalah invasive carcinoma mammae sinistra grade
3. Pasien di program mastektomi radikal modifikasi merupakan modifikasi dari
mastektomi radikal dengan mempertahankan otot pectoralis mayor dan minor jika
memang jelas otot tersebut bebas dari tumor. MRM selalu diikuti dengan diseksi aksila.
2
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, S., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
2. Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Penebar Swadaya,
Jakarta.
3. Sukarja, 2000. Onkologi Klinik. Airlangga University Press. Surabaya.
4. Moningkey, S., I., 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000. Jakarta.
5. Jardines L, Haffty BG, Doroshow JH, Fisher P, Weitzel. Breast cancer. 2003.
Dalam:Pazdur R, Cola LR, Hoskins WJ, Wagman LD (eds). Cancer Management, A
Multidiciplinary Approach. New York. The Oncology Group. Hal:163 -235.
6. Asco. 2004. Cancer Genetics & Cancer Predisposition Testing. 2nd Edition. Alexandria
American Society of Clinical Oncology. Hal; 651-66.
7. Dickson RB, Lippman ME. Molecular Biology of Breast Cancer. 2005. Dalam:De Vita Jr
VT, Hellman S, Rosenberg SA (eds). Cancer, Principles & Practice of Oncology, 7th
edition. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins. Hal;1633- 51.
8. DeVita, Vincent T., Hellman, Samuel; Rosenberg, Steven A. 2005. Pharmacology of
Endocrine Manipulation. Cancer: Principles & Practice of Oncology, 7th Edition
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Hal;17: 456-67
9. Willett WC, Rockhill B, Hankinson SE, Hunter DJ, Colditz. 2000. Epidemiology and
nongenetic causes of breast cancer. Dalam: Harris JR, Lippmann ME, Morrow M, Osborne
CK (eds): Diseases of the Breast. Second edition. Philadelphia : Lippincott,
Williams&Wilkins. Hal; 175-220.
10. Faiz, Omar, dan Moffat, David, 2003. Drainase dan Limfatik Ekstremitas Atas dan
Payudara. Dalam: Faiz, Omar, dan Moffat, David, ed. At a Glance Series Anatomi. Jakarta
: Penerbit Erlangga, 65.
11. Netter, Frank. H., 2006. Mammary Gland. In: Netter, Frank. H., ed. Interactive Atlas of
Human Anatomy. United States of America : Saunder Elsevier, 352.
12. Hawari, D., 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Penerbit FK UI, Jakarta.
13. Smeltzer, S., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
14. Davey, P., 2006. At a Glance Medicine. Erlangga, Jakarta.
3
15. Briston, L., 2008. Prospective Evaluation of Risk Factors for Breast Cancer. Journal of the
National Cancer Institute. Volume 100(20).
16. Gleadle, Jonathan. 2007. Pemeriksaan Payudara. Dalam: Gleadle, Jonathan, ed. At a
Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga, 34.
17. Davey, Patrick, 2006. Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance Medicine.
Jakarta : Penerbit Erlangga, 341.
18. Swart, R., Downey, L., Lang, J., Thompson P. A., Livingston, R. B., and Stopeck, A. T.
2010. Breast Cancer. Diakses pada 29 Januari 2018 dari:
http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview
19. Rasjidi, Imam, dan Hartanto, Andree. 2009. Kanker Payudara. Dalam: Rasjidi, Imam, ed.
Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto, 51-91.
20. Sjamsuhidajat R, de Jong W., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta