Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI KASUS

PTERIGIUM
PUTRI MEIDIANA AYU
20164011206
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 69 tahun
Agama : Islam LAPORAN KASUS
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ngepos 5/7 tingkir tengah, salatiga
No. RM : 18-19-386***
Anamnesis
Keluhan Utama:
Mata kiri ada daging tumbuh
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Salatiga dengan keluhan pada mata sebelah kiri ada daging tumbuh. Keluhan
tersebut sudah pasien sadari sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, awalnya pasien merasa ganjel pada mata sebelah kiri,
kemeng dan sering keluar air (nyerocos). Kemudian pasien menyadari bahwa terdapat putih-putih pada bagian hitam
matanya. Beberapa hari sebelum ke poliklinik mata keluhannya semakin mengganggu disertai dengan pandangan kabur.
Keluhan lain seperti mata merah, gatal dan pusing disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat sakit mata yang lain di sangkal. Riwayat
trauma pada mata disangkal. Riwayat sakit hipertensi, diabetes mellitus dan alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:
Keluhan hal serupa dalam keluarga disangkal.
Riwayat Personal Sosial:
Dalam keseharian pasien bekerja sebagai petani di sawah
PEMERIKSAAN
Status Generalis
Keadaan umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
Satus Oftalmogis
Visus 6/30 S+1,25 5/9 6/20 S+1,00 6/12
AddS + 3,00 AddS + 3,00
Kedudukan Bola Mata Orthoforia
Gerakan Bola Mata
Segmen Anterior
Silia Trichiasis (-) Trichiasis (-)
Palpebra superior Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-). edema (-)
Palpebra inferior Hiperemis (-) edema (-) Hiperemis (-) edema (-)
Konjungtiva tarsus superior Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-)
Konjungtiva tarsus inferior Papil (-) folikel (-) Papil (-) folikel (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi (-) Injeksi (-)
Kornea Sedang, jernih Tampak jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga
Bilik Mata Depan Dalam, jernih dengan puncak di bagian sentral sudah melewati
Iris Kripta iris normal pupil. Arah nasal ke sentral.
Pupil Bulat, RC (+) Sedang,jernih
Lensa Jernih Dalam, jernih
Kripta iris normal
Bulat, tertutup jaringan fibrovaskular
Jernih
Diagnosis Kerja
Oculi Sinistra Pterigium Nasal Grade IV
Penatalaksanaan
- Tab dexamethason 3 dd 1
- Tetes mata Cravit 6 gtt OS
- Tetes mata P Pred 6 gtt OS
- Eksisi dan conjungtival autograft
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam: bonam
ANATOMI KONJUNGTIVA DAN KORNEA
PTERIGIUM
Definisi:
- Patologik konjungtiva bulbi
- Pertumbuhan jaringan fibrovaskular
- Bersifat degeneratif dan invasi
- Berbentuk segitiga / sayap
- 3 bagian  CAP, HEAD, BODY

A. CAP: zona abu-abu (Funchs), di kornea, jaringan fibroblast. Area ini menginvasi dan
menghancurkan lapisan Bowman pada kornea.
B. HEAD: vaskular, melekat erat dengan kornea
C. BODY: mobile, vaskular pada konjungtiva bulbi dan merupakan area paling ujung. Badan
ini menjadi tanda khas yang paling penting untuk dilakukannya koreksi pembedahan
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
- Iklim tropis - Etiologi belum jelas, diduga neoplasma peradangan atau
-Daerah berdebu dan kering degenerasi
- Kejadian di indonesia tinggi - Faktor risiko:
- Meningkat sesuai peningkatan usia 1. Pekerjaan (petani dan nelayan)
- >> laki-laki 2. Radiasi ultraviolet
- 90% pada celah kelopak arah nasal 3. Faktor genetik
4. Faktor lain seperti debu, kelembaban yang rendah, dan
trauma kecil dari bahan partikel tertentu (pasir, debu,
angin, asap rokok, bahan iritan), dry eye
PATOFISIOLOGI
SINAR ULTRA VIOLET , IRITASI KRONIK

P53 TUMOR SUPRESOR GENE (TSG) di limbus

APOPTOSIS (-)

PRODUKSI TRANSFORMING GROWTH FACTOR BETA (BFGF)

- KOLAGENASE
- MIGRASI SELULER
- ANGIOGENESIS

DEGENERASI KOLAGEN
JARINGAN SUBEPITEL FIBROVASKULAR

KORNEA

MERUSAK MEMBRAN BOWMAN


DERAJAT PTERIGIUM

I III

II IV
MANIFESTASI KLINIK
-Tahap awal: asimptomatik, keluhan kosmetik
1. Mata sering berair dan tampak merah (apabila terjadi iritasi)
2. Merasa seperti ada benda asing atau fotofobia, gatal dan rasa terbakar
3. Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterygium tersebut, biasanya
astigmatisme “with the rule” ataupun astigmatisme irreguler sehingga
mengganggu penglihatan
4. Pada pterygium yang lanjut (derajat 3 dan 4), bisa menutupi pupil dan aksis visual sehingga
tajam penglihatan juga menurun.
5. Diplopia karena membesarnya ukuran lesi. Efek diplopia akan lebih sering pada lesi-lesi
rekuren dengan pembentukan jaringan parut.
DIAGNOSIS BANDING
Pembeda Pterigium Pinguekula Pseudopterigium
Definisi Jaringan fibrovaskular Benjolan pada konjungtiva Perlengketan konjungtiba bulbi
konjungtiva bulbi berbentuk bulbi dengan kornea yang cacat
segitiga
Warna Putih kekuningan Putih-kuning keabu-abuan Putih kekuningan
Letak Celah kelopak bagian nasal Celah kelopak mata terutama Pada daerah konjungtiva yang
atau temporal yang meluas ke bagian nasal terdekat dengan proses kornea
arah kornea sebelumnya
6♂:♀ ♂>♀ ♂=♀ ♂=♀
Reaksi kerusakan Tidak ada Tidak ada Ada
permukaan kornea
sebelumnya
Puncak Ada pulau-pulau Funchs Tidak ada Tidak ada (tidak ada head, cap,
(bercak kelabu) body)
Histopatologi Epitel ireguler dan degenerasi Degenerasi hialin jaringan Perlengketan
hialin dalam stromanya submukosa konjungtiva
DIAGNOSIS
1. Anamnesis: Keluhan, faktor risiko, riwayat trauma
2. Pemeriksaan oftalmogis: Singkirkan diagnosis banding

PENATALAKSANAAN
2 prinsip penatalaksanaan
1. Konservatif: stadium 1 dan 2, pemberian steroid
atau dengkoestan, penggunaan kacamata
2. Pembedahan
Indikasi: kosmetik dan optik
Optik: terjadi astigmat irreguler, menutupi media
penglihatan (> 2 mm ke kornea), gangguan gerakan
bola mata
Teknik pembedahan: simple surgical removal, bare
sclera, conjungtival autograf, cangkok amnion
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Pterigium:
1. scar (jaringan parut) pada konjungtiva dan kornea
2. Distorsi dan penglihatan sentral berkurang
3. scar pada rektus medial dapat menyebabkan diplopia.

Post eksisi pterigium, yaitu:


1. Infeksi, reaksi benang, diplopia, scar kornea, conjungtiva graft longgar
2. Penggunaan mytomicin C post dapat menyebabkan ectasia atau melting pada sklera dan kornea
3. Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterigium adalah rekuren pterigium post operasi.

Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik


PEMBAHASAN

-Laki-laki, 69 tahun
- Menyadari ada daging tumbuh pada
mata kiri, ganjel, kemeng,
nrocos, pandangan kabur
- Penebalan konjungtiva bulbi bentuk
segita arah nasal hingga
menutupi pupil
- OS PTERIGIUM NASAL GRADE IV
- Eksisi dengan conjungtival autograft

Anda mungkin juga menyukai