PENDAHULUAN
Perawat mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam dunia kesehatan
karena ia merupakan perantara dokter yang berhubungan langsung dengan
pasien dan membantu atau melayani berbagai kebutuhan pasien, salah
satunya adalah dalam terapi medis dan cara pemberian obat kepada pasien.
Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada
pasien. Dia yang lebih mengetahui tentang keadaan pasien sampai pada
keluhan-keluhan pasien.
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa saja macam – macam penggolongan obat ?
b. Apa saja bentuk – bentuk kemasan obat ?
c. Seperti apa peran perawat dalam pemberian obat itu ?
d. Bagaimana menghitung dosis obat ?
e. Apa saja macam – macan pemberian oabt ?
1.3.Tujuan
a. Mahasiswa mampu menggolongkan macam –macam obat
b. Mahasiswa mampu membedakan bentuk – benetuk kemasan obat
c. Mengetahui peran perawat dalam pemberian obat
d. Mengetahui cara menghitung dosis obat
e. Mengetahui macam macam pemberian obat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit,
serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. (Ansel
: 1985)
obat bebas adalah obat yang bebas dan dapat diperoleh tanpa resp dokter
baik beli langsung melalui apotek, toko obat berizin, toko modern maupun
warung kelontong.
Ciri khas : logo lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna
hitam pada kemasan.
obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter namun tersedia dalam jumlah terbatas.
Ciri khas: Logo lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam
pada kemasan.
2
Contoh : obat pereda Flu/pilek(Neozep, Ultraflu, Procold), Obat Batuk
(OBH, Komix, Actifed).
3) P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan.
Contoh: Betadine, Kalpanax, Albothyl, Salep, Obat tetes mata(Insto,
Braito).
4) P.No.4 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dibakar.
Contoh: Obat asma berbentuk rokok
c) Obat Keras
Ciri khas: Logo lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dan terdapat huruf K(warna hitam) berada ditengah
lingkaarn dan menyenetuh garis tepi pada kemasannya
Narkotika adalh zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa
3
nyeri dan dapat menimbuljan ketergantungan, yang dibedakan kedalam
golongan-golongan.(UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika)
Cara mendapatkan obat narkotika harus dengan resep dokter dan obat
dapat diserahkan melalui Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, maupun
Klinik.
Ciri khas: Tanda medali mearh dakam lingkaran warna putih dengan garis
tepi warna merah.
e) Obat Psikotropika
4
Ciri Khas : lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K berwarna
hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.
5
3. Berdasarkan Lokasi Atau Tempat Pemakaian
a. Obat dalam
yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, seperti tablet antibiotik,
parasetamol tablet.
b. Obat luar
yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, seperti
sulfur, dan lain-lain.
6
6. Berdasarkan Daya Kerja
a. farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis
tubuh, contoh hormon dan vitamin.
b. kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi
parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.
7
Botol (leher tinggi, mulut sempit)
Jar (leher pendek, mulut lebar)
Tumbler (tanpa leher dan finish)
Jugs (leher pendek ada pegangan)
Vial dan ampul (ukuran kecil, untuk obat/bumbu/zat kimia)
2. Plastik
Plastik merupakan padatan, terdiri dari molekul tinggi yang dimonan, zat
organik, bahan yang dapat berubah bentuk secara praktis pada kondisi
tertentu.
Plastik yang digunakan sebagai wadah produk sediaan farmasi umumnya
terbuat dari polimer-polimer. Contohnya:
Polietilen, diggynakan unatuk bahan sediaan oral kering yang tidak akan
direkonstitusi menjadi bentuk larutan.
Polietilen tereftalat (PET), adalah pollimer kondensasi berbentuk kristal
yang dibuat dari reaksi asam tereftalat dengan etilenglikol, digunakan
sebagai kemasan minuman berkarbonatasi dan untuk pengemasan
sediaan oral.
Polipropilen (PP), digunakan untuk pengemasan padat kering atau
sediaan cairan oral.
Polivinil Khlorida (PVC), digunakan terrutama untuk bentuk kemasan
kaku dan produksi film (sebagian besar sebagai kantong untuk cairan
intravena).
3. Elastik
Elastik adalah bahan berbentuk dari zat organik, padat, didominasi oleh
polimer tinggi, yang menunjukan sifat seperti karet elastis contohnya tutup
botol infus (Goeswin, 2009).
Jenis – jenis elastik antar lain :
a. Karet alam
8
Karet alam merupakan polisopren dangan rumuas (C5H8)n dengan
konfigurasi cis – 1,4 yang jumlahnya nyaris 100%. Tumbuhan penghasil
karet juga termasuk famili Apocyaceae, Moraceae, dan Compasitae.
b. Produk perrubahan dari karet alam
Produk ini mempunyai daya tahan mekanis yang baik, permeabilitas uap
air dan gas yang cukup,serta stabilitas yang baik terhadap minyak lemak
dan parafin.
9
4. Metal
Metal digunakan sebagai material kemasan yang memiliki bentuk dan sifat
yang sukar diganti dengan kemasan lain walaupun metal ini mudah
teroksidasi. Metal yang biasa digunakan yaitu timah, aluminium, dan baja.
Metal dibentuk menjadi sistem penghantar obat yang lebih kompleks,
seperti inhaler sustained release, inhaler serbuk kering, alat untuk
pemberian aerosol, bahkan jarum yang siap untuk digunakan.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada
situasi sosial tertentu.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang
diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik
professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan.
10
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan.
c. Sebagai edukator
d. Sebagai koordinator
e. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan.
f. Sebagai Conselor
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping
obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan
11
mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat
yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan
sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 7 benar, yaitu:
a. Benar Klien
a. Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan
memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan
namanya sendiri
b. Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
c. Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
d. Membedakan klien dengan dua nama yang sama
b. Benar Obat
b. Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
c. Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
d. Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label
obat minimal tiga kali
c. Benar Dosis Obat
a. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
b. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk
obat yang bersangkutan.
c. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis
yang akan diberikan.
d. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
d. Benar Waktu Pemberian
a. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.
Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari
dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan.
c. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat
yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan
12
untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa
kali sehari pada selang waktu tertentu.
d. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau
sesudah makan atau bersama makanan.
e. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
f. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
e. Benar Cara Pemberian (rute)
a. Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan
memadai.
b. Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral.
c. Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui
rute parenteral
d. Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama
dengan klien sampai obat oral telah ditelan.
e. rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
1). Oral ( melalui mulut ): cairan, suspensi, pil, atau kapsul .
2). Sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena )
3). Bukal (diantara gusi dan pipi)
4). Topikal ( dipakai pada kulit )
5). Inhalasi ( semprot aerosol )
6). Instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina )
7). Parenteral : intradermal, subkutan, intramuskular, dan intravena.
f. Benar Dokumentasikan
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang
telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
g. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
13
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
14
pengganti perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana
dengan pemberian obat saja. Pemberian obat harus dikaitkan dengan
tindakan perawatan. Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam
mengevaluasi keefektifitasan obat yang diberikan kepada pasien. Namun,
laporan langsung yang disampaikan oleh pasien dapat digunakan pada
berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung
kepada pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan.
15
Posisi, adalah pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan
tempat umum dan terkunci.
Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru
diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan
warna (dari bening menjadi keruh) pada tablet menjadi basah atau
bentuknya rusak.
dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, milligram,microgram) atau satuan isi (liter,
milliliter)atau unit-unit lainnya (unit Internasional), Kecuali bila
dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah
obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga
disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Jika dosis
obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama obat yang
tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxic. dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut
sebagai dosis letal.
Obat - obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis
awal ( loading dose ) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
(maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih
tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
16
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. hal ini dilakukan antara
lain pada pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxanole,Trisulfa
pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis
pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.
Dosis yang diberikan pada awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja
yang diinginkan secara terapeutik.
6. Dosis Pemeliharaan
Dosis (takaran) yang diberikan selanjutnya setelah tercapai kejenuhan
untuk memelihara kerja serta konsentrasi jaringan.
7. Dosis Toksik
17
Dosis toksis adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan pada pasien.
C. Cara Menghitung Dosis Obat
Rumus dasar yang mudah diingat dan lebih sering digunakan dalam perhitungan dosis
obat adalah :
𝐷
𝑥𝑉=A
𝐻
Contoh :
500
x 1 Kapsul = 2 Kapsul
250
1. Berdasarkan Usia
𝑛
xD
𝑛+12
Namun, kini rumus ini jarang digunakan lagi karena memberikan dosis
yang terlalu rendah bagi bayi dan anak di atas usia 12 tahun
18
a. Konversi jika perlu ( 1 kg : 2,2 lb)
Jawab :
Flourroasil 12 mg/kg /hari = 720 mg
19
Contoh soal:
Jawab:
20
Contoh :
Perintah pasien mendapat terapi ampisilin 0.5 g. Tersedia 250 mg per 5
mL
Jawab
Langkah 1 : Konversi g menjadi mg 0,5 g = 500 mg
Langkah 2 :
• 500/ 250 X 5 mL = 2500/250 = 10 mL
• Jadi pasien mendapat 10 mL
5. Persentasi larutan
Jika pasien tidak dapat makan makanan atau minum melalui mulut,
maka mereka mungkin menerima makanan melalui Naso gastrc Tube
(NGT). Makanan yang diberikan melalui NGT biasanya berbentuk
cairan dan biasanya diencerkan dengan cairan untuk mencegah diare.
Jika diminta untuk memberikan larutan dengan prosentase tertentu,
maka perawat menghitung jumlah larutan dan air yang diberikan.
Contoh :
Seorang pasien mendapat Ensure, 250 mL dari larutan 30% 4 kali
sehari. Hitung berapa banyak Ensure dan air diperlukan untuk membuat
250 mL dari larutan 30% (Catatan : Larutan 30% berarti 30 dalam 100
bagian).
Jawab :
D
X V = A
H
21
D
X V = A
H
Contoh:
Perintah Heparin 250 U SC, Tersedia Heparin 1.000 U/mL dalam vial
• 250 U/ 1000 X 1 mL = 0,25 mL
• Jadi pasien mendapat 0,25 mL
7. Penghitungan Dosis Injeksi Intra Muskuler (IM)
Otot mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan
lemak, sehingga obat-obatan yang diberikan secara intra muskuler lebih
cepat diabsorbsi dari pada injeksi subkutan.
Contoh :
Seorang pasien mendapat terapi oksasillin. Instruksi pada label
obat terbaca: “tambahkan 5,7 mL air steril.” Bubuk obat setara dengan
0,3 mL. Setiap 1,5 mL = 250 mg (larutan obat setara dengan 6 mL).
Selesaikan soal dengan menggunakan 250 mg = 1,5 mL atau 1000 mg
(1 g) = 6 mL jawab :
D
X V = A
H 500/250 X 1,5 mL = 750/250 = 3 Ml
D. Pemberian Obat
1. Macam - macam pemberian obat
dapun Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek yang
diinginkan baik fisik maupun mental.
Diantaranya :
a. Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan
paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki
onset yang lama dan efek yang lama.
b. Parenteral
22
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui
jaringan tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika
pemberian obat dari mulut merupakan ktrak indikasi.
c. Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan
biasanya memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang
diobati atau medicated baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit
klien tipis.
d. Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat
diinhalasi melalui mulut atau pun hidung.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan
mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien.
Dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis
yang tepat. Agar pasien merasa puas atas tindakan keperawatan kepada pasien
yang kita berikan. Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat.
Dibutuhkan kemampuan untuk mengetahui dan menerapkan rumus
perhitungan dosis
24
DAFTAR PUSTAKA
http://tsffunsoed2009.wordpress.com/2012/05/22/material-kemasan-produk-
sediaan-farmasi/
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-pemberian-
obat.htm
25