Oleh
Merina Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
1.1 Pendahuluan
Administrasi obat yang aman adalah komponen penting dari peran
keperawatan. Setiap hari perawat dihadapkan pada keputusan penting
mengenai keselamatan, kesesuaian, dan keefektifan obat yang diberikan
kepada pasien. Sebagai contoh 1) keputusan yang mungkin diambil perawat
selama perawatan pasien dengan penyakit jantung terkait pemberian obat beta
bloker dengan frekuensi jantung 2) Apakah pasien memiliki fungsi ginjal yang
memadai sebelum pemberian dosis antibiotik? 3) Apakah obat nyeri ini efektif
dalam mengendalikan ketidaknyamanan pasien saya?
Untuk membuat keputusan pemberian obat yang aman, perawat harus
memiliki pemahaman yang kuat tentang farmakologi. manajemen gejala,
pemulihan fisik, dan kesejahteraan individu terkait dengan penggunaan obat-
obatan dalam intervensi perawatan pasien. Selain itu pemberian obat masuk
dalam 6 sasaran keselamatan pasien menurut PMK no 1691 tahun 2011 pasal
8 ayat 2 bahwa Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal
sebagai berikut
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
1.3 FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat
dalam tubuh yang digambarkan dalam empat tahap yaitu penyerapan,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Obat yang masuk ke dalam tubuh
melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorbs, distribusi dan
pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian
dengan atau tanpa biotransformasi , obat akan dieksresikan dari dalam tubuh
4. Ekskresi
Proses dimana tubuh menghilangkan limbah. Metabolit obat yang terbentuk
di hati diekskresi melalui ginjal, usus, paru paru dan kelenjar eksokrin (khusus
untuk obat larut lemak). Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat
daripada obat larut lemak kecuali obat yang diekresi lewat paru. Nitrit oksida
dan alkohol dapat dibuang melalui paru. Ginjal merupakan organ utama ekskresi
obat. Ekresi melalui obat dengan 3 proses yaitu filtrasi di glomerulus , sekresi
aktif di tubuli proksimal dan reabsorbsi pasif di tubuli proksimal dan distal.
Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal sehingga
dosis perlu diturunkan atau interval pemberian diperpanjang. Bersihan kreatinin
dapat dijadikan patokan dalam menyesuaikan dosis obat atau interval
pemberian obat. Eksresi obat juga dapat terjadi melalui keringat , liur , air mata,
air susu dan rambut tetapi dalam jumlah yang relative kecil sehingga seperti
rambut dapat digunakan untuk menemukan logam toksik seperti arsen pada
kedokteran forensic.
1.4 FARMAKODINAMIK