Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK

Kelompok 3
Nama Kelompok :
1. Putu Ayu Nita Pebriyanti (18021077/A3C)
2. Ni Kadek Sucahya Oktapiani (18021078/A3C)
3. Ni Putu Sasmitha Sekar Putri A.P (18021080/A3C)

Dosen Pengampu : I Gusti Ayu Agung Septiari

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

2021
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari pergerakan obat ke dalam, di sekitar, dan
ke luar tubuh. Farmakokinetika juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses
absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi obat yang dihitung secara kuantitatif berdasarkan
konsep matematika serta diaplikasikan untuk menghitung besarnya dosis dan interval pemberian
obat. Pada farmakokinetika obat, terdapat bagian obat yang masuk melalui membrane hal
tersebut dibagi menjadi 2 yakni :

1. Difusi pasif
a. Gradien konsentrasi melintasi membran adalah kekuatan pendorong untuk proses
tersebut
b. Pergerakan netto obat dari samping dengan konsentrasi tinggi ke samping dengan
konsentrasi rendah
c. Laju difusi meningkat seiring dengan peningkatan luas permukaan membran.

2. Proses yang Dimediasi oleh Pembawa : Protein Transport


a. Transporter adalah protein yang berada di membran sel dan berfungsi untuk
memfasilitasi perjalanan bahan kimia masuk atau keluar dari sel
b. Transporter terletak di membran usus, hepatosit, membran tubulus ginjal, SSP,
plasenta, dll.

Farmakokinetika obat melalui jalur ADME yakni absorbs, yang dimana kebanyakan obat
diabsorbsi menuju sirkulasi sistemik dengan difusi pasif, mekanisme lainnya termasuk transpor
aktif, difusi terfasilitasi, dan pinositosis/fagositosis. Faktor yang mempengaruhi mekanisme
absorbs adalah ukuran molekul obat, kelarutan lemak obat, derajat ionisasi obat, bentuk sediaan
(misalnya tablet / larutan), sifat kimiawi obat, formasi yang kompleks, situs penyerapan, tingkat
pengosongan lambung dan makanan..

Pada obat oral, absorpsi terjadi pada usus halus bagian proximal jejunum dan absorpsinya
dengan cara difusi pasif. Penyerapan obat oral dimulai dari proses disintegrasi obat yang
selanjutnya larut dalam tubuh lalu masuk kedalam embrane sel. Setelah itu beberapa molekul
obat yang berhasil melewati membrane dan tidak merhasil melewati membrane. molekul obat
yang berhasil melewati membrane akan ke hati untuk dimetabolisme.

Obat sublingual, obat – obat tertntu yang diberikan melalui di bawah lidah atau disimpan
di kantong pipi dan diserap ke dalam sirkulasi local kemudian melewati mukosa lambung yang
asam dan metabolism lintasan pertama kemudian masuk ke jaringan vascular yang
memungkinkan absorpsi cepat dari obat – obat yang tidak terikat dan larut dalam lemak seperti
nitrogliserin. Obat rektal, obat yang dapat diberikan jika pasien kesulitan dalam pemberian oral.
Sering digunakan pada anak kecil, metabolism jalan pertama hati lebih rendah di bandingkan
oral.

Rute parenteral yaitu obat yang digunakan secara intravena, intraarteri, intratekal, intra
muscular, subkutan, inhalasim dan topical. Pada intravena dan intraarteri obat tidak mengalami
absorpsi karena obat disuntikkan langsung ke pembuluh darah dan bioavaibilitas obat dalam
darah yaitu 100%. Pada intraarterial obat langsung menuju ke jaringan yang membutuhkan obat
tersebut.

Distribusi,ialah proses perpindahan obat dari sirkulasi sistemik ke dalam jaringan. Yang
mempengaruhi antara lain nilai difusi, afnitas obat dalam jaringan dan kemampuan mengikat
dengan protein plasma. Proses distribusi yang harus dipertimbangkan ialah melalui saluran
cerna. senyawayang diekskresikan oleh empedu ke dalam usus 12 jri sebagian atau seluruhnya
dapat direabsorpsi dalam bagian usus yang lebih dalam. Terbukti senyawa basa dari darah ke
lambung. bahan ini sebagian di reabsorpsi dalam usus halus.

Metabolism merupakan proses perombakan za tasing dalam tubuh yang dapat merusak
sel agar menjadi metabolit yang idak aktif lagi dan bersifat lebih hidrofil agar mempermuah
proses ekskresinya oleh ginjal. Metabolisme terjadi 2 fase yakni : fase 1 dan fase 2. Fase
1(fungsionalisasi) substrat lipofilik berubah menjadi metabolit fungsionalisasi,fungsionalisasi
terdiri menjadi 2 bagian yakni oksidoreduktase dan hidrolase.Fase 2 (Konjugasi ) metabolit
fungsionalisasi berubah menjadi metabolit terminal konjugasi,pada fase 2 ini juga terdapat
beberapa enzim konjugasi .

Eliminasi semua proses yang mungkin terlibat dalam mengeluarkan obat induk dari
tubuh. Ekskresi ginjal dan eliminasi metabolisme lebih dari 90% obat. Ekskresi empedu
eliminasi kurang dari 10% obat induk. Ekskresi obat induk dalam keringat, pernafasan jalur yang
sangat kecil.

Rentang Terapi, kisaran konsentrasi plasma yang berhubungan dengan respon optimal dan
toksisitas minimal pada kebanyakan pasien. Tujuan terapi adalah untuk mempertahankan
konsentrasi obat dalam kisaran terapeutik sepanjang waktu; beberapa pengecualian.Konsentrasi
efektif minimum (MEC) : batas bawah untuk konsentrasi obat efektif; konsentrasi plasma <
MEC: subterapeutik.Konsentrasi maksimum yang dapat ditoleransi (MTC) : batas atas untuk
konsentrasi obat yang optimal; konsentrasi plasma> MTC : toksisitas / efek samping .Permulaan
aksi :waktu yang dibutuhkan konsentrasi plasma untuk mencapai MEC .Durasi kerja :waktu di
mana konsentrasi plasma tetap dalam kisaran terapeutik.

Rasio dosis obat yang menghasilkan toksisitas pada 50% pasien dengan dosis obat yang
menghasilkan respons terapeutik pada 50% pasien.

Beberapa contoh obat dengan indeks terapeutik sempit adalah sebagai berikut:
Warfarin,Lithium,Digoxin,Phenytoin dll.

Anda mungkin juga menyukai