Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Kadek Sucahya Oktapiani

NIM : 18021078

Kelas : A3C

1. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai :


a. Kromatografi kolom
b. Kromatografi vakum
c. Kromatografi cair kinerja tinggi

Jawab :

a. Kromatografi kolom adalah suatu teknik pemisahan dari suatu campuran padat
ataupun cair untuk menghasilkan senyawa yang diinginkan secara individu.
Kromtografi kolom didasarkan dengan perberdaan interaksi antara senyawa ynag
akan di pisahkan dengan media kromatografi kolom yang digunakan. Fase diam
dan fase gerak pada kromatografi kolom dibuat berdasarkan kepolarannya yang
dibuat berlawanan
b. Kromatografi vakum adalah suatu metode pemisahan yang khusus digunakan
untuk fraksinasi kasar yang cepat pada suatu ekstrak. Kromatografi vakum sering
digunakan untuk fraksinasi awal dari ekstrak non polar atau ekstrak semi polar
c. Kromatografi cair kinerja tinggi salah satu metode pemisahan yang dimana fas
geraknya berupa cairan dan fase diamnya dapat berupa cairan ataupun padatan.
Kromatografi cair kinerja tinggi dapat digunakan sebagai uji identitas, uji
kemurnian dan penetapan kadar
2. Berikan 1 contoh pemisahan senyawa dengan kromatografi kolom (lengkapi dengan
prosedur kerjanya)
Jawab :
Contoh : Pemisahan trigliserida dari ekstrak buah merah
Prosedur kerja :
1. Penentuan eluen dan fasa diam dengan KLT

Sejumlah absorben dibuat bubur dengan sejumlah pelarut. Absorben yang


digunakan adalah silika gel yang ditambahkan dengan alumina dengan
perbandingan 2:3 serta penambahan MnO2 masing – masing 3% dan 5% dari berat
fase diam. Silika gel diaktivasi terlebih dahulu pada suhu 110 oC – 125oC dan
alumina diaktivasi dengan suhu 125oC – 150oC selama beberapa jam. Kemudian
campuran fase diam dibuat bubur dengan aquadest dan diratakan pada plat kaca
dengan alat TLC Plate Coater. Setelah rata pada plat kaca, plat lapis tipis
didiamkan selama 30 menit dan dikeringkan dengan oven dengan suhu 100 oC –
120oC selama 1 jam kemudian didinginkan dan disimpan pada desikator.

Ekstrak buah merah ditotolkan pada plat KLT modifikasi yang telah
dibuat. Sebagai pembanding ekstrak buah merah juga ditotolkan pada plat TLC
silika gel 60 F254 dan plat KLT dengan fase diam silika gel : alumina. Masing –
masing plat dielusikan dengan larutan pengembang berupa petroleum etil : dietil
eter dengan perbandingan 7:3, 3:2, dan 1:1. Untuk mengidentifikasi adanya lipida
atau tidak, plat yang telah dielusi dikeringkan kemudian disemprot dengan 0,5%
rhdamin B dalam etanol dan diletakkan dibawah sinar UV. Spot akan tampak
adalah berwarna kuning atau berwarna ungu kebiruan jika dilihat di bawa sinar
UV.

2. Pembuatan kolom kromatografi


Fasa diam yang digunakan sebagai adsorben adalah silika gel yang
dimodifikasi dengan alumina (2:3) dan MnO2 3%. Sebelumnyasilika gel
diaktifkan dengan pemanasan dengan suhu 110oC – 125oC dan alumina diaktivasi
dengan suhu 125oC – 150oC selama 24 jam. Campuran absorben dimasukkan
kedalam kolom dalam keadaan kering yang dimana sebelumnya kolom telah diisi
dengan pelarut pertoluem eter sampai setengah Panjang kolom. Campuran
dimasukkan kedalam kolom tiap 3 gram untuk menghasilkan lapisan fasa diam.
Keran kolom dibiarkan terbuka agar pelarut dapat keluar. Kemudian kolom
dikeringkan dari pelarut hingga 1 cm batas atas permukaan fasa diam
3. Pemisahan dengan kolom kromatografi
Sampel ektrak buah merah dimasukkan kedalam kolom dan dibiarkan
terserap kedalam fasa diam. Teknik elusi yang digunakan adalah elusi gradien
yang menggunakan petroleum eter : dietil eter dengan perbandingan eleun dimulai
dari 7:3, 3:2, 1:1. Eluat yang dihasilkan di tamping dalam vial tiap 2 ml dan
dikeringkan dari pelarutnya. Eluat yag telah kering kemudian di timbang dan di
uji dengan KLT.

Anda mungkin juga menyukai