Anda di halaman 1dari 48

FARMAKOKINETIKA ABSORBSI

Dewi Oktavia Gunawan, M.Farm., Apt


Prodi Farmasi FMIPA Univ. Pakuan
2019
• Kinetik = pergerakan
• Farmakokinetik = mempelajari pergerakan obat
sepanjang tubuh
Absorpsi (diserap ke dalam darah)
Distribusi (disebarkan ke berbagai
jaringan tubuh)
Metabolisme (diubah menjadi bentuk
yang dapat dibuang dari tubuh)
Ekskresi (dikeluarkan dari tubuh)
Pharmacokinetics
Proses Farmakokinetik obat

TEMPAT KERJA (RESEPTOR) DEPOT JARINGAN


Terikat Bebas Bebas
Terikat

SIRKULASI SISTEMIK

ABSORBSI Obat Bebas EKSKRESI

Obat Terikat Metabolit

BIOTRANSFORMASI
Routes of Administration
Macam Cara Pemberian Obat

1. Pemberian obat Per Oral


Cara paling umum dilakukan karena mudah, aman dan murah
Kerugian: byk faktor yg mempengaruhi BA, obat dpt mengiritasi sal cerna,
perlu kerjasama dgn penderita, tdk bisa dilakukan bila pasien koma.
2. Pemberian melalui Paru-Paru
absorbsi tjd melalui epitel paru dan mukosa sal.napas.
untuk obat yg berbentuk gas atau cairan yg mudah menguap (anestetik
umum)
keuntungan: absorbsi tjd secara cepat, terhindar dr eliminasi lintas pertama
di hati, obat dpt diberikan lgs pd bronkus untuk peny. asma
kerugian: memerlukan alat dan metode khusus yg agak sulit dikerjakan,
sukar mengatur dosis, sering mengiritasi epitel paru.
3. Pemberian secara suntikan
keuntungan: efek timbul lebih cepat dan teratur, dapat diberikan
pd penderita yg tdk kooperatif, tdk sadar atau muntah-muntah,
sangat berguna dlm keadaan darurat.
kerugian: membutuhkan cara aseptis, menyebabkan rasa nyeri,
bahaya penularan hepatitis serum, sukar dilakukan sendiri oleh
penderita, dan tidak ekonomis.
rute pemberian: i.v, s.c, i.m, intratekal, intraperitoneal

4. Pemberian Topikal
pemberian topikal pd kulit.
jumlah obat yg terabsorbsi tergantung pd luas area yg terpajan
serta kelarutan obat dlm lemak.
Overview
The various phases of drug action

I. Pharmaceutical phase
Dose Disintegration of dosage form
Dissolution of active substance
(Pharmaceutical Drug available
availability) for absorption

II. Pharmacokinetics phase


Object Absorption, distribution,
metabolisme, excretion
(Biological Drug available
Result availability) for action

III. Pharmacodynamic phase


Advantage Drug-receptor interaction Effect
ABSORBSI
• Proses dari saat obat dimasukkan ke dalam tubuh melalui
rute pemberiannya, hingga masuk ke dalam sirkulasi
sistemik
• Pada level seluler, obat diabsorpsi melalui beberapa
metode, terutama Difusi Pasif dan transport aktif.
ABSORBSI DAN BIOAVAILABILITAS
• Absorbsi,
proses penyerapan obat dr tempat pemberian.
menggambarkan kelengkapan dan kecepatan proses
absorbsi.
dinyatakan dalam persen dr jumlah obat yg diberikan.
• Bioavailabilitas,
menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis
yg mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif.
menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorbsi,
sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi
sistemik.
Cara-cara Transport Lintas Membran
1. Difusi pasif, obat harus berada dalam larutan air pd permukaan
membran sel, kemudian molekul obat akan melintasi membran
dengan cara melarut dalam lemak membran. pada proses ini, obat
bergerak dari sisi yg kadarnya lebih tinggi ke sisi lain. setelah taraf
steady state dicapai, kadar obat bentuk non-ion di kedua sisi
membran akan sama (cth: pemasukan O 2 ke dalam sel)

Sifat-sifat fisiko-kimia obat yg menentukan cara transport obat :


1. bentuk dan ukuran molekul
2. kelarutan dalam air
3. derajat ionisasi
4. kelarutan dalam lemak
Kebanyakan Obat berupa elektrolit lemah (asam atau basa lemah)
akan terionisasi
Derajat ionisasi tergantung dr:
1. pKa Obat dan
2. pH larutan

 untuk obat asam lemah, pKa rendah relatif kuat terionisasi


 untuk obat basa lemah, pKa tinggi yg relatif kuat terionisasi
bentuk non-ion umumnya larut baik dalam lemak --> mudah
berdifusi
2. Transport aktif, melibatkan komponen sel dan
membutuhkan energi; melintasi celah antarsel endotel
kapiler shg dpt bergerak melawan perbedaan kadar dan
potensial listrik (sel syaraf, hati dan tubuli ginjal)
3. Difusi Terfasilitasi (Facilitated diffusion), memerlukan
bantuan suatu faktor pembawa (carrier protein) yg
merupakan komponen membran sel tanpa
menggunakan energi (cth: pemasukan glukosa ke dalam
sel)
4. Pinositosis & Fagositosis, cara transport dengan
membentuk vesikel (misal untuk makromolekul spt
protein)
Bentuk transfer aktif yang unik dimana sel ‘menelan’
partikel obat. Biasanya terjadi pada obat-obat larut
lemak (vit A, D, E, K).
Faktor-faktor yg mempengaruhi BA obat Oral

1. Faktor Obat:
 sifat-sifat fisikokimia obat (stabilitas pd pH lambung, thd enzim
pencernaan dan flora usus, kelarutan dlm cairan cerna, ukuran
molekul, derajat ionisasi pd pH sal cerna, kelarutan bentuk non-
ion dlm lemak, stabilitas thd enzim2 dlm dinding sal cerna dan
dlm hati)
 formulasi obat (keadaan fisik obat mis: ukuran pertikel, bentuk
kristal/bubuk, dan eksipien)
2.Faktor penderita:
 pH sal.cerna, fungsi empedu
 kecepatan pengosongan lambung (motilitas sal.cerna,
pH lambung, adanya makanan, bentuk tubuh, aktivitas
fisik yg berat, stress, nyeri hebat, ulkus peptikum,
stenosis pilorus, gangg fungsi tiroid)
 waktu transit dlm sal.cerna (motilitas sal cerna dan
gangg.nya)
 perfusi sal cerna (makanan, aktivitas fisik yg berat,
peny. kardiovaskular)
 kapasitas absorbsi (luas permukaan absorbsi, sindrom
malabsorbsi, usia lanjut)
 metabolisme dlm lumen sal cerna (pH lambung,
enzim2 pencerna, flora usus)
 kapasitas metabolisme dlm dinding sal cerna & dlm hati
(aktivitas enzim metabolisme dlm dinding sal cerna dan
dlm hati, faktor genetik, aliran darah portal, penyakit
hati)
3.Interaksi dlm absorbsi di sal. cerna
 adanya makanan
 perubahan pH sal.cerna (antasida)
 perubahan motilitas sal.cerna (katartik, opiat,
antikolinergik
 perubahan perfusi sal cerna (obat2 kardiovaskular)
 gangg pd fungsi normal mukosa usus (neomisin,
kolkisin)
 interaksi langsung (kelasi, adsorbsi, terikat pd resin,
larut dlm cairan yg tdk diabsorbsi)
kecepatan absorbsi obat di
usus halus >>> di lambung;
dikarenakan:
permukaan epitel usus
halus jauh lebih luas
dibandingkan epitel
lambung
epitel lambung tertutup
lapisan mukus yg tebal &
mpy tahanan listrik yg tinggi

Peningkatan kecepatan
pengosongan lambung
biasanya akan
meningkatkan kecepatan
absorbsi obat.
 Meningkatnya peristaltik sal. cerna akan mengurangi absorbsi, krn
singkatnya waktu kontak
 Obat-obat antikolinergik (propantelin) memperlambat pengosongan
lambung --> mengurangi absorbsi
 Sebaliknya metoklopropamid mempercepat pengosongan lambung -->
meningkatkan absorbsi
Perubahan dalam kecepatan pengosongan lambung atau motilitas
sal. cerna biasanya tdk mempengaruhi jumlah obat yg diabsorbsi
atau yg mencapai sirkulasi sistemik, kecuali :
1. obat yg absorbsinya lambat krn sukar larut dlm cairan usus
(mis: digoksin, difenilhidantoin, prednison) memerlukan waktu
transit yg cukup lama untuk kelengkapan absorbsinya.
2. sediaan salut enterik atau lepas lambat, memerlukan waktu
transit yg lama dlm usus untuk meningkatkan jumlah yg diserap.
3. obat yg mengalami metabolisme di sal cerna (mis: penisilin G
& eritromisin oleh asam lambung; levodopa & klorpromazin oleh
enzim dlm dinding sal cerna) pengosongan lambung dan transit
GI yg lambat akan mengurangi jumlah obat yg diserap.
Kecepatan Absorbsi

Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sistemik


hanya sedikit sel --> absorpsi terjadi cepat --> obat segera
mencapai level pengobatan dalam tubuh.
 Detik s/d menit: SL, IV, inhalasi
 Lebih lambat: oral, IM topikal kulit --> lapisan intestinal,
otot, kulit menghambat jalan
 Lambat sekali, berjam-jam / berhari-hari: per rektal/
sustained release.
Kecepatan Absorbsi
Diperlambat oleh nyeri dan stres
Nyeri dan stres --> mengurangi aliran darah, mengurangi
pergerakan saluran cerna, retensi gaster
Makanan tinggi lemak
Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat
pengosongan lambung dan memperlambat waktu absorpsi obat
Faktor bentuk obat
Absorpsi dipengaruhi formulasi obat: tablet, kapsul, cairan,
sustained release, dll)
Kombinasi dengan obat lain
Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau
memperlambat tergantung jenis obat.
 Absorpsi basa-basa lemah seperti antihistamin dan anti
depressant lebih mudah diabsorbsi di dalam usus halus (bentuk
non ionik >> bentuk ionik).
 Sifat asam cairan lambung bertendensi melambatkan atau
mencegah absorpsi obat bersifat basa lemah.
 Penyakit dapat mempengaruhi pH cairan lambung.
 Lemak-lemak dan asam-asam lemak diketahui menghambat
sekresi lambung.
 Obat-obat anti spasmodic (atropine, dan anti histamine H2 bloker
spt cimetidin dan ranitidin→ pengurangan sekresi asam
lambung).
 Pengosongan lambung diperlama oleh lemak dan asam-
asam lemak, makanan, depresi mental, penyakit-penyakit
(gastro enteritis, tukak lambung/gastric ulcer), dll.
 Pemakaian obat-obat juga dapat mempengaruhi absorpsi
obat lainnya, baik dengan cara mengurangi motilitas
(misal obat-obat yang memblokir reseptor-reseptor
muskarinik) atau dengan cara meningkatkan motilitas
(misalnya metoklopropamid --> mempercepat
pengosongan lambung).
Obat umumnya diberikan pada daerah yang kaya akan sirkulasi
darah (vaskularisasi).
Misalnya pemberian SL >>> sub kutan.(sirkulasi darah di sub kutan
lebih sedikit (jelek) dibandingkan di sublingual).

Aliran darah secara keseluruhan juga berpengaruh pada absorpsi


obat.
Contoh, obat yang diberikan pada pasien yang syok, absorpsinya
akan melambat atau tidak konstan. pemberian IV lebih dipilih untuk
kondisi syok/situasi emergensi.
a. Kecepatan pengosongan lambung
Kecepatan pengosongan lambung tinggi → absorpsi obat-obat yang bersifat asam <<.
Kecepatan pengosongan lambung rendah → absorpsi obat-obat yang bersifat basa >>.
b. Motilitas usus
Jika terjadi motilitas usus tinggi (ex : diare), obat sulit diabsorpsi.
c. pH medium
Lambung : asam → untuk obat-obat yang bersifat asam
Usus : basa → untuk obat-obat yang bersifat basa.
d. Jumlah pembuluh darah setempat
Intra muskular dengan sub kutan
Intra muscular absorpsinya lebih cepat, karena jumlah pembuluh darah di otot lebih
banyak dari pada di kulit.
e. Hakiki/ Obat
Polaritas → koefisien partisi
Semakin non polar semakin mudah diabsorpsi
Efek- Efek Makanan Atas Absorpsi
 Secara umum absorpsi obat lebih disukai atau berhasil dalam kondisi
lambung kosong.
 Kadang-kadang tak bisa diberikan dalam kondisi demikian karena
obat dapat mengiritasi lambung.
cth: Asetosal (dapat menyebabkan iritasi karena bersifat asam).
 Kecepatan absorpsi kebanyakan obat akan berkurang bila diberikan
bersama makanan.
cth: Digoksin, Paracetamol, Phenobarbital (obat sukar larut)
 Pemakaian antibiotika setelah makan → penurunan bioavailabilitas,
maka harus diberikan sebelum makan.
 Antibiotik Tetrasiklin mengikat ion-ion Ca dengan kuat,
dan makanan yang kaya kalsium (terutama susu) dapat
mencegah absorpsi tetrasiklin.
 Pemberian paraffin cair sebagai pencahar akan
menghambat absorpsi obat-obat yang bersifat lipofilik
seperti vitamin K.
Faktor yang mempengaruhi penyerapan:
1. Aliran darah ke tempat absorpsi
2. Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat
absorpsi
3. Waktu kontak permukaan absorpsi
Thank You...

Anda mungkin juga menyukai