Nim: 142012018028
Prodi: s1 keperawatan 4A
Obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan,
penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh.
Dokter merupakan penanggung jawab utama dalam pemberian resep obat bagi
masing-masing pasien yang dirawat di rumah sakit.
Cara dalam pemberian obat harus sesuai dengan prosedur dan tergantung pada
keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat obat, dan tempat kerja
obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan sesuai dengan SOP
rumah sakit
Adapun Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek yang diinginkan baik fisik
maupun mental. Diantaranya :
a. Oral: merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan. Obat yang
digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama.
c. Topical : Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya
memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan pada area yang diobati. Efek sistematik
dapat timbul jika kulit klien tipis.
d. Inhalasi : Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat
diinhalasi melalui mulut atau pun hidung.
• Tepat obat
• Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes,
gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan
demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.
• Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal ini
dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama,
nomor registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien.
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sisteMik yang fatal pada pasien
.untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel
yang ada sebelum memberikannya ke pasien.
• Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
• Benar petugas
Perawat sebagai orang yang bekerja di ruang keperawatan harus sesuai dengan
perannya. Tujuannya untuk memastikan obat yang diberikan oleh petugas yang memiliki
tanggung jawab dan peran terhadap pasien
• Benar Dokumentasi
Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang telah diberikan segera
setelah tindakan dengan mencatat nama klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur obat,
serta waktu pemberian obat
Efek OBAT ??
- Diazepam : penenang,mengurangi
kecemasan
miokard
ES : mual, muntah
- overdosis
ggn.hepar, ggn.ginjal
4. Alergi reaksi imunologi terhadap obat pada orang yang sudah pernah kontak
dengan obat tersebut sebelumnya
Terpapar pertama kali dengan zat/obat shg tubuh memproduksi anti body
5. Toleransi Obat: Terjadi pada orang yang respon fisiologi terhadap obat rendah dan
membutuhkan peningkatan dosis utk mempertahankan efek terapeutik.
6. Interaksi Obat : Terjadi pada pemberian obat sebelum, bersamaan atau sesudah
obat lain merubah efek satu obat atau keduanya.
Efeknya : - Meningkat
- Menurun/Menghambat
1. Oral
Indikasi :
Kontra indikasi:
- muntah-muntah
- Kuras/bilas lambung/usus
Parenteral
- diabsorbsi à cepat
Perlengkapan
- kaca (re-use)
(1 ml : IC, SC)
Ampul/Vial
• Injeksi atau suntikan intracutan (IC) adalah suatu cara untuk memasukkan obat atau
cairan kedalam lapisan dermal kulit tepat dibawah epidermis dengan menggunakan
syrine atau spuit. Biasanya hanya sejumlah kecil larutan yang digunakan (contoh 0,1
ml).Metode pemberian ini sering kali digunakan untuk uji alergi dan penapisan
tuberkulosis.
• Injeksi intracutan biasanya dilakukan pada daerah lengan bawah bagian dalam, dada
atas dan punggung dibawah skapula. Lengan kiri umumnya digunakan untuk
penapisan TBC dan lengan kanan digunakan untuk semua pemeriksaan lain. Lokasi :
disuntikan pada kulit yang aliran darahnya tidak banyak sehingga obat dapat bisa
diserap perlahan.
• Injeksi subkutan adalah suatu cara yang dilakukan untuk memasukan sejumlah cairan
kelapisan lemak yang berada tepat dibawah kulit dengan menggunakan syringe atau
spuit.
• Pelepasan obat ke sistem tubuh berlangsung lebih lambat dan bertahap dengan injeksi
subkutan daripada dengan injeksi intravena,
• Injeksi subkutan sering kali digunakan untuk menyuntikkan berbagai vaksin maupun
obat (contohnya, pada kasus diabetes tipe I, insulin sering kali disuntikkan dengan
injeksi jenis ini).
• Injeksi atau suntik subcutan (SC) biasanya dilakukan di 1/3 lengan atas bagian luar,
paha anterior, daerah abdomen : area scapula pada punggung atas, daerah
ventrogluteal bagian atas, dan dorsogluteal bagian atas
• Injeksi atau suntikan intramuscular (IM) adalah suatu cara yang dilakukan untuk
memasukkan obat atau sejumlah cairan langsung kedalam otot (muskulus) dengan
menggunakan syringe atau spuit.
• Injeksi dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak
ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan Paha bagian atas
atau pada lengan bagian atas. Injeksi jenis ini memungkinkan obat akan dilepas secara
berkala dalam bentuk depot obat.
• Injeksi atau suntik intramuskular (IM) biasanya dilakukan Pada daerah paha (vastus
lateralis), Pada daerah dorsogluteal dan Pada daerah deltoid (lengan atas)
• Injeksi atau suntik intravena Adalah suatu cara yang dilakukan untuk memasukan
sejumlah cairan kedalam sistem peredaran darah melalui pembuluh darah vena
dengan dengan menggunakan syringe atau spuit.
• Injeksi atau suntik intravena (IV) biasanya dilakukan di pembuluh darah vena yang
tedapat pada daerah Lengan (vena basilica dan vena sefalica),Pada tungkai (vena
safena),pada leher (vena jungularis), dan pada kepala (vena frontalis atau vena
temporalis).
• Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur merupakan dosis yang
lazimnya dapat menyembuhkan.
• Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
keracunan pada penderita.
• Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
• Obat bebas merupakan obat yang tingkat keamanannya sudah terbukti tidak
membahayakan.
• Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran hitam mengelilingi lingkaran berwarna
hijau.
• Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari dokter dan dapat dijual di apotek maupun toko
obat, misalnya Antasida DOEN, Parasetamol, Calcium Lactate, dll.
• Dalam istilah lain untuk obat bebas adalah obat Over The Counter (OTC).
• Obat bebas dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter.
Obat ini diberikan bersama dengan peringatan obat tertulis.
• Obat keras adalah obat yg termasuk dalam daftar obat yg hanya boleh disertakan oleh
apoteker atau dokter.
• Apoteker hanya menyerahkan obat keras tsb hanya berdasarkan permintaan (resep)
dari dokter. Dan dokter hanya menyerahkan obat tsb, jika obat tsb diperoleh dari
apotek.
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, kehilangan
rasa, rangsangan semangat , halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat
menimbulkan ketergantungan.
Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas dalam wadah kemasan yg diberi bulatan
berwarna hitam mengelilingi palang merah dengan dasar putih.