Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI NY. S DENGAN BRONKOPNEUMONI


DI RUANG PERINA RSUD JEND. AHMAD YANI METRO

Di Susun Oleh:
Nur Afifah
NIM: 2022207209026

PROGRAM STUDI NERS REGULER


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2022/2023
Nama Mahasiswa / NPM : Nur Afifah / 2022207209026
Tempat Praktik : Ruang Perina
Tanggal : 01 Februari 2023

I. IDENTITAS
Nama : Bayi Ny. S
Tempat/Tanggal lahir : Metro, 14 Januari 2023
Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny. S
Pekerjaan ayah : SMP
Pendidikan ayah : Tani
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan ibu : Tidak sekolah
Alamat/No Telp : Sukadana, Lampung Timur/ 085269209537
Kultur/suku : Jawa
Agama : Islam

II. KELUHAN UTAMA


Sesak. Bayi datang dengan kondisi sesak dan terdapat retraksi dada.

III. RIWAYAT KEHAMILAN


1. Prenatal
- Jumlah kunjungan : Bayi belum dikunjung
- Bidan/dokter : dr. Rachman Sp. A
- Penkes yang didapat : Diet dan nutrisi ASI Eksklusif
- HPHT : 12 April 2022
- Kenaikan BB selama hamil : 58 kg
- Komplikasi obat : Tidak ada komplikasi
- Obat-obatan yang didapat : Tablet tambah darah
- Riwayat hospitalisasi : Belum pernah dirawat di RS
- Golongan darah ibu :-
- Pemeriksaan kehamilan :-
2. Natal
- Awal persalinan :
- Lama persalinan : 10-15 Menit
- Komplikasi persalinan : KPD
- Terapi yang diberikan : Anastesi
- Cara melahirkan : caesar
- Tempat melahirkan : Rumah sakit

3. Postnatal
- Usaha napas : Dengan bantuan oksigen
- Kebutuhan resusitasi
APGAR Score pada menit pertama yaitu 6 dan pada menit kedua yaitu
7
- Obat-obatan yang diberikan pada neonatus
Obat-obatan yang diberikan yaitu obat tetes mata dan Vitamin K
- Interaksi ibu dan bayi
Interaksi ibu dan bayi tidak baik karena bayi ketika baru lahir hanya
sebentar bertemu dengan ibu dan langsung dibawa ke ruang perina,
sedangkan ibu berada diruangan lain.
- Trauma lahir
Tidak terdapat trauma lahir karena persalinan dengan section caesarea
- Nekrosis
Tidak terdapat nekrosis pada tubuh bayi
- Keluarnya urin/BAB
Ketika proses persalinan bayi belum mengeluarkan urine atau feses
- Respon fisiologis/perilaku yang bermakna
IV. RIWAYAT KELUARGA
Ibu bayi selama kehamilan tidak memiliki riwayat komplkasi kehamilan dan
pada saat persalinan ibu mengalami KPD sehingga dilakukan tindakan SC.
Ayah bayi tidak memiliki riwayat penyakit kronik dan diabetes mellitus.
Keluarga dari ibu bayi juga tidak memiliki riwayat penyakit kronik.

GENOGRAM

V. RIWAYAT SOSIAL
1) Sistem pendukung/keluarga terdekat yang dapat dihubungi
Orang tua bayi meninggalkan nomor telepon untuk menerima informasi
terkait kondisi bayi. Bayi mendapat motivasi dari orang tua dan saudara
orang tua bayi untuk sembuh.
2) Hubungan orang tua dengan bayi
Hubungan orang tua dengan bayi baik. Orang tua selalu menanyakan
kondisi bayi dan mengirimkan ASI kepada bayi.
3) Anak yang lain
Bayi mempunyai saudara yaitu 2 kakak laki-laki
4) Lingkungan rumah yang berhubungan dengan kesehatan
Lingkungan rumah tampak bersih. Tidak terdapat polusi udara yang
membahayakan kesehatan bayi. Bayi saat ini berada di ruang perina dan
terjamin lingkungan yang bersih.
5) Problem sosial yang penting
Bayi tidak memiliki problem social yang dialami. Ibu bayi melahirkan SC
dan kondisi bayi mengalami down syndrom, serta bayi memiliki berat
badan rendah dan bronkopneumonia

VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis
Bronkopneumonia + BBLR
2. Tindakan operasi
Tidak dilakukan tindakan operasi
3. Status nutrisi
Bayi diberikan ASI dengan jumlah 32cc
4. Status cairan
Bayi terpasang infus dengan cairan D10%
5. Obat-obatan
Bayi diberikan ampicilin 3x80mg, cefotaxim 2x80mg, ranitidine 2x2mg,
dexametasone 3x0,6mg, sulcrafat 3x1 mg.
6. Aktivitas
Bayi bergerak aktif dan tidak terdapat hambatan bergerak
7. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan yang dilakukan yaitu monitor tanda-tanda vital, pemberian
nutrisi melalui OGT, pemasangan oksigen, pemasangan infus dengan
cairan D10%, dan perawatan diri bayi.
8. Hasil laboratorium
-
9. Pemeriksaan penunjang
-
10. Lain-lain
-
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : CM dengan nilai GCS : E: 4, M: 6, V: 5
Antropometri Saat lahir Saat ini
Berat badan 1960 gr 2300 gr
Panjang badan 46 cm 46 cm
Lingkar kepala - -

Beri tanda () pada data-data di bawah ini sesuai dengan keadaan pasien.
Gambarkan semua temuan abnormal secara obyektif, gunakan kolom
komentar bila perlu.
1) Reflek
Bayi terkejut ketika mendengar suara yang keras, bayi juga terkadang
menggenggam selimut yang dipakai.
2) Tonus otot
Bayi bergerak aktif dan terkadang bayi menangis dengan kencang ketika
merasa lapar atau merasa tidak nyaman.
3) Kepala/leher
Tidak terdapat caput, gambaran wajah simetris, tidak terdapat benjolan
pada leher.
4) Mata
Keadaan mata bersih dan tidak ada sekresi pada area mata
5) THT
a. Telinga
Keadaan telinga simetris kiri dan kanan, tidak terdapat sekresi atau
cairan yang keluar pada telinga
b. Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan bayi tampak sesak. Terdapat
pemasangan oksigen dengan nasal kanul 1 lpm
c. Palatum
Palatum tampak normal tidak terdapat kelainan pada palatum
6) Abdomen
Perut lunak dan tidak kembung, lingkar perut 32 cm dengan liver kurang
dari 2 cm
7) Torax
Keadaan dada simetris, terdapat retraksi dada, tidak terdapat fraktur pada
klavikula
8) Paru-paru
Suara nafas vesikuler sama kanan dan kiri, bunyi nafas terdengar disemua
paru-paru, respirasi 62 x/menit.
9) Jantung
Irama jantung sinus rhytm atau normal dengan nadi 134 x/menit, tidak
terdapat suara tambahan
Nadi perifer :
Keterangan Kuat Lemah Tidak ada
Brachial kanan Kuat
Brachial kiri Kuat

Femoral kanan Kuat

Femoral kiri Kuat

10) Extremitas
Pergerakan bayi bebas, bayi tidak memiliki keterbatasan dalam
ekstremitas
11) Umbilikus
Umbilicus tidak mengalami tanda-tanda infeksi atau adakah perdarahan
12) Genital
Bayi berjenis kelamin perempuan normal
13) Anus
Keadaan anus paten, tidak terdapat kelainan pada anus
14) Spina
Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang dan saraf tulang belakang
berbentuk sempurna
15) Integumen
Bayi tampak berwarna kemerahan dan tidak terdapat tanda lahir pada
tubuh
16) Suhu
Bayi diletakkan di incubator dengan suhu 36,50C

VIII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN/REFLEK PRIMITIF


1. Kemandirian
Bayi belum dapat melakukan apapun
2. Motorik halus
Bayi belum dapat menunjukkan motorik halus
3. Kognitif dan Bahasa
Bayi belum dapat berbicara dan hanya bias menangis dan merintih
4. Motorik kasar
Bayi belum menunjukkan motoric kasar

KESIMPULAN PERKEMBANGAN
Bayi dapat menangis bila tidak nyaman, terkadang bayi dapat tersenyum dan
menggerakkan kedua lengan dan tungkai sama mudahnya ketika terkekang

IX. INFORMASI LAIN


Bayi lahir dengan section caesarea indikasi ibu dengan KPD. Bayi
mengalami sesak dan berat badan lahir rendah.

X. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN


Bayi datang ke ruang perina dengan sesak. Bayi lahir dengan persalinan
section caesarea dengan berat badan lahir rendah. Bayi lahir dilakukan
suction, pemberian oksigen, pemberian tetes mata dan Vitamin K
XI. ANALISA DATA
No. Data Fokus Masalah Penyebab
1. DS: - Pola Nafas Tidak hambatan Upaya
DO: Efektif Nafas (Kelemahan
- Bayi tampak sesak Otot Pernafasan)
- Terdapat penggunaan otot bantu
pernafasan
- Terdapat pernafasan cuping
hidung
- RR : 62 x/menit
- Nadi : 134 x/menit

2. DS: - Defisit Nutrisi Ketidakmampuan


DO: Menelan Makanan
- Otot menghisap lemah
- Membrane mukosa pucat
- Terdapat pemasangan OGT
- BB : 2300 gr

3. DS: - Resiko Hipotermi Berat Badan Lahir


DO: Rendah
- Bayi tampak kemerahan
- Terdapat pemasangan oksigen
dengan nasal kanul 1 lpm
- Ekstremitas bayi dingin
- Bayi di dalam inkubator dengan
suhu 36,5 C
- BB : 2300 gr
- T : 36,50C

XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pola Nafas Tidak Efektif
2. Defisit Nutrisi
3. Resiko Hipotermia
XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN
N SDKI SLKI SIKI
O
1. Pola Nafas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Tidak keperawatan selama 1x24
(D.0005) jam diharapkan pola nafas Tindakan
membaik (L.01004) dengan Observasi
kriteria hasil: - Monitor pola nafas (frekuensi,
1. Ventilasi semenit kedalaman, usaha nafas)
meningkat - Monitor bunyi nafas tambahan
2. Kapasitas vital
meningkat Terapeutik
3. Tekanan ekspirasi - Pertahankan kepatenan jalan nafas
meningkat dengan head-tilt
4. Tekanan inspirasi - Posisikan semi-fowler atau fowler
meningkat - Lakukan penghisapan lendir kurang dari
5. Dyspnea menurun 15 detik
6. Penggunaan otot bantu - Berikan oksigen, jika perlu
pernafasan menurun
7. Frekuensi nafas Kolaborasi
membaik - Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2. Defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.03119)


Nutrisi keperawatan selama 1 x 24
(D.0019) jam diharapkan status nutrisi Tindakan
membaik (L. 03030) dengan Observasi
Kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
1. Berat badan membaik - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
2. Indeks Masa Tubuh nutrient
(IMT) membaik - Identifikasi perlunya penggunaan selang
3. Bising usus membaik nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik
- Berikan ASI
- Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

3. Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipotermia (I.14507)


Hipotermi keperawatan selama 1 x 24
(D.0140) jam diharapkan Tindakan
Termoregulasi neonatus: Observasi
Pengaturan suhu tubuh - Monitor suhu tubuh
neonatus agar tetap berada - Iidentifikasi penyebab hipotermia (mis.
pada rentang normal Terpapar suhu lingkungan rendah,
(L.14135) Dengan kriteria pakaian tipis, kerusakan hipotalamus,
hasil: penurunan laju metabolisme)
1. Menggigil sudah tidak - Monitor tanda dan gejala akibat
ada hipotermia
2. Tidak ada Akrosianosisa
3. Suhu tubuh membaik Teraupetik
(36-37,5 ᵒc - Sediakan lingkungan yang hangat
4. Frekuensi nadi membaik (mis. Atur suhu ruangan, incubator)
(120/160) - Lakukan penghangatan pasif (mis.
5. pengisian kapiler Selimut, menutup kepala, pakaian
membaik (<3 detik) tebal)
- Lakukan penghangatan aktif eksternal
(mis. Selimut hangat, perawatan
metode kanguru)
- Lakukan penghangatan aktif internal
(mis. Infus cairan hangat, oksigen
hangat, lavase peritoneal dengan cairan
hangat)

XIV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No. Tanggal No. Dx Implementasi Paraf Evaluasi
Kep
1. 01.02.2 1 Observasi S:
3 - Memonitor pola nafas
(frekuensi, kedalaman, usaha O:
nafas) - Bayi tampak menangis kuat
- Memonitor bunyi nafas - Terdapat pemasangan
tambahan oksigen dengan nasal kanul
1 lpm
Terapeutik
- Melakukan fisioterapi dada, A: Pola nafas tidak efektif
jika perlu teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan,
Memonitor pola nafas bayi

2. 01.02.2 2 Observasi S:
3 - Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi perlunya O:
penggunaan selang nasogastric - Bayi tampak kemerahan
- Berat badan bayi 2300 gr
Terapeutik - Bayi tampak tidak
- Memberikan ASI menangis
- Terdapat pemasangan
OGT

A: Defisit Nutrisi teratasi


sebagian

P: Intervensi dilanjutkan,
Memonitor asupan ASI

3. 01.02.2 3 Observasi S:
3 - Memonitor suhu tubuh
- Mengidentifikasi penyebab O:
hipotermia - Bayi tampak kemerahan
- Memonitor tanda dan gejala - Bayi tampak tidak
akibat hipotermia menggigil
- Bayi tampak tidak menangis
Teraupetik
- Menyediakan lingkungan yang A: Resiko Hipotermia teratasi
hangat (mis. Atur suhu ruangan, sebagian
incubator)
P: Intervensi dilanjutkan,
Menyediakan lingkungan
yang hangat

4. 02.02.2 1 Observasi S:
3 - Memonitor pola nafas
(frekuensi, kedalaman, usaha O:
nafas) - Bayi tampak menangis
- Bayi tampak bersin
Terapeutik - Tidak terdapat
- Melakukan fisioterapi dada, pemasangan oksigen
jika perlu
A: Pola nafas tidak efektif
teratasi

P: Intervensi dihentikan

5. 02.02.2 2 Observasi S:
3 - Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan O:
- Berat badan bayi 2300 gr
Terapeutik - ASI diberikan tiap 3 jam
- Memberikan ASI sekali
- Input ASI 45 gr
- Bayi tampak tidak menangis
- Terdapat pemasangan OGT

A: Defisit Nutrisi teratasi


sebagian

P: Intervensi dilanjutkan,
Memonitor asupan ASI

6. 02.02.2 3 Observasi S:
3 - Memonitor suhu tubuh
O:
Teraupetik - Bayi tampak tenang
- Menyediakan lingkungan yang - Bayi tampak tidak
hangat (mis. Atur suhu ruangan, menggigil
inkubator) - Bayi tampak tidak
menangis

A: Resiko Hipotermia teratasi

P: Intervensi dilanjutkan,

Anda mungkin juga menyukai