Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN BBLSR DI RUANG NICU RS

BALIMED DENPASAR

3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : By. M
Tempat/Tanggal Lahir : Denpasar, 18-7-2019
Umur : 1 hari
Nomor MR : 245305
Diagnosa Medis : NKB-SMK 30 minggu 1200 gram,BBLSR, RDS ec
DD TSK HMD gr II-III+ syak hipovolemik+ gemeli
I
Nama Ayah/Ibu : Tn. S / Ibu M
Pekerjaan Ayah : Pegawai Negeri
Pendidikan Ayah : Sarjana
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Pendidikan Ibu : D3 keperawatn
Alamat/No.Telp : BR kutuh kelod, Desa petulu, Ubud
Agama : Hindu

B. KELUHAN UTAMA
Bayi lahir preamatur (UK: 30 minggu) dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) 1200
gram dan bayi tidak segera menangis saat dilahirkan.

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal
a. Jumlah Kunjungan
Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter kandungan sebanyak 7
kali.

b. Bidan/Dokter
Ibu memeriksakan diri ke Dokter Praktek SpOG
c. Penkes yang didapat
Ibu mengatakan pendidikan kesehatan yang didapat berupa diet makanan untuk ibu
hamil.
d. HPHT
5 November 2018
e. Kenaikan BB selama hamil
Ibu mengatakan berat badan awal sebelum hamil yaitu 68 Kg kemudian setelah hamil
menjadi 77 Kg jadi kenaikan berat badan ibu sebesar 9 Kg. kenaikan BB terbanyak saat
usia kehamilan 3 bulan.
f. Komplikasi Kehamilan
Ibu mengatakan tidak ada komplikasi ssat kehamilan.
g. Komplikasi Obat
Tidak ada mengalami komplikasi terhadap obat-obatan.
h. Obat-obatan yang didapat
Obat-obatan yang didapat ibu selama masa kehamilannya adalah asam folat dan vitamin
lainnya.
i. Riwayat Hospitalisasi
Ibu mengatakan tidak pernah di rawat di RS selama kehamilannya.
j. Golongan Darah Ibu
Ibu memiliki golongan darah B
k. Pemeriksaan Kehamilan/Maternal Screening
Ibu mengatakan sudah melakukan vaksinasi selama hamil di praktek dokter SPOG.

2. Natal
a. Awal persalinan
Ibu mengatakan pada tanggal 18 juli 2019 tiba-tiba mengalami sakit perut hilang timbul.
Kemudian ibu dibawa ke dokter kandungan setelah sampai klinik ibu diperiksa vagina
toucher, dari hasil pemeriksaan VT dokter mengatakan sudah ada pembukaan 2 cm di
Tambah dengan keluarnya blood sleam. Dokter mengatakan pada ibu untuk segera
melahirkan bayinya. Setelah ibu setuju maka dokter merujuk ibu ke RS Balimed untuk
melahirkan bayinya dengan cara section cesearia. Setelah itu bayi lahir dengan berat
badan lahir sangat rendah yaitu 1200 gram dan bayi lahir tidak menangis spontan
dengan skor APGAR 5-6. Kemudian bayi dirawat di ruang NICU untuk mendapatkan
penanganan lebih intensif.
b. Lama persalinan
Ibu dioperasi pada tanggal 18 juli 2019 pukul 14:30 wita Operasi berlangsung sekitar 55
menit.
c. Komplikasi persalinan
Komplikasi yang dilami saat persalinan adalah kelahiran prematur (UK 30 minggu),
letak obliq dan gemeli.
d. Terapi yang diberikan
Tidak diketahui
e. Cara melahirkan
Ibu melahirkan dengan cara dioperasi (SC)
f. Tempat melahirkan
Rumah Sakit Balimed Denpasar
g. Penolong persalinan
Dokter SpOG dan bidan

3. Postnatal
a. Usaha nafas
Bayi tidak dapat bernafas dengan spontan sehinga perlu bantuan nafas.
b. Kebutuhan resusitasi
1) Jenis dan lamanya
Resusitasi pada neonatus berupa memberikan kehangatan, bebaskan jalan napas,
mengeringkan, reposisi, memberikan rangsangan taktil, setelah itu dilakukan
pemasangan T-piece dengan PEEP= 7, PIP:25-30, setelah dievaluasi didapatkan
SPO2= 95%, HR= 150 x/menit, RR= 68 x/ menit, retraksi dada minimal

2) Skor APGAR
Parameter 1’ 5’
Frekuensi nafas 1 1
retraksi 1 1
Sianosis 1 1
Air entry 1 1
Merintih 1 2
Total 5 6

c. Obat-obatan yang diberikan kepada neonatus


Saat bayi lahir segera diberikan vitamin K, kemudian selama di NICU bayi M terpasang
alat bantu nafas CPAP dengan FiO2= 40%, PEEP:7, Flow=8 dan mendapatkan terapi
antibiotik.
Lacedime 2x60mg (IV)
Amikasin 9mg @18 jam (IV)
Dex 10% 4cc/jam
d. Interaksi orang tua dan bayi
Ibu mengatakan selama bayi dirawat di ruang NICU ibu merasa sedih karena tidak
dapat menemani bayinya di ruangan, ibu hanya diperbolehkan untuk menjenguk
bayinya sebentar saja.
e. Trauma lahir
Tidak ada
f. Narcosis
Tidak ada
g. Keluarnya urine/BAB
Bayi dapat BAK dan BAB dengan lancar
h. Respon fisiologis atau perilaku bermakna
Bayi lahir tidak segera menangis, bayi menangis setelah dilakukan resusitasi.

D. RIWAYAT KELUARGA
Bayi M merupakan anak ke 1 dari Tn S dan ibu M yang diperoleh melalui bayi tabung di
Thailand. ibu bayi seblumnya infertile selama 4 tahun, sudah pernah mencoba bayi tabung d
Singapore tapi gagal.
E. GENOGRAM

Keterangan :
: Laki-laki : Garis keturunan
: Perempuan
: Garis Perkawinan : Pasien
: Sudah Meninggal

F. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung/keluarga terdekat yang dapat dihubungi adalah suami, keluarga
suaminya dan orang tua.
2. Hubungan orang tua dengan bayi
Ibu Ayah
Ada Menyentuh ada
Tidak ada Memeluk Tidak ada
Ada Berbicara ada
Ada Berkunjung ada
Ada Kontak Mata ada

3. Anak yang lain:


Bayi M merupakan anak ke 1 dari Tn S dan ibu M.
4. Lingkungan Rumah
Orang tua bayi tinggal dengan ibu dan bapak dari Tn S. Di dalam rumah sudah tersedia air
bersih dan tempat penampungan air, serta terdapat kamar tidur, fasilitas dapur dan kamar
mandi yang memadai. Setiap pagi hari rumah dan lingkungannya selalu dibersihkan serta
ventilasi selalu dibuka.
5. Problem sosial yang penting :
( - ) Kurangnya sistem pendukung sosial
( - ) Perbedaan bahasa
( - ) Riwayat penyalahgunaan zat adiktif (obat-obatan)
( - ) Lingkungan rumah yang kurang memadai
( - ) Keuangan
( - ) Lain-lain,sebutkan -

G. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medis
NKB-SMK 30 minggu 1200 gram,BBLSR, RDS ec DD TSK HMD gr II-III+ syok
hipovolemik+ gemeli I
2. Tindakan Operasi
Tidak ada
3. Status Nutrisi
Bayi M lahir dengan berat badan 1200 gr, bayi belum memiliki refleks menghisap dan
menelan dengan baik sehingga dilakukan pemasangan OGT untuk memasuki asupan
nutrisinya. Bayi tidak ada muntah saat dilakukan pengkajian. Bayi sementara masih puasa.

4. Status Cairan
Kebutuhan cairan yang diperlukan Bayi T sebanyak 120 ml/kg/hr = 210 ml/hr
5. Obat-obatan
Bayi M mendapat thera[I antibiotic lacedime 2x 60mg, dex 10% 4 cc/jam, amikasin 9mg
@18 jam, aminophilin 120mg @12 jam.
6. Aktivitas
Gerak bebas terbatas, bayi tampak lebih banyak tidur.
7. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
Merawat bayi dalam inkubator, memandikan bayi menggunakan waslap air hangat,
pemberian nutrisi bertahap, observasi BB setiap hari, observasi tanda-tanda vital, monitor
intake dan output.
8. Hasil Laboratorium
Parameter Hasil Satuan Nilai Interpretasi
rujukan
Darah Lengkap, 19 Juli 2019
WBC 7,42 103µL
NE% 55,6
LY% 28,8
MO% 13,1
EO% 0,1
RBC 4,28
HGB 16,0
HCT 47,1

9. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan kultur darah, tanggal 19 Juli 2019
Kesan: tidak ada pertumbuhan bakteri aerob.
b. Foto babygram tgl 19/7/2019
Kesan: gambaran HMD grade II, kemungkinan kelainan jantung belum sepenuhnya
dapat disingkirkan, Abdomen kesan tidak tampak kelainan
10. Lain-lain
Belum ada

H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
 Kesadaran : composmentis
 Tanda-tanda Vital
S: 36,7 ºC N: 136 x/menit R: 55x/menit
 Antropometri
Saat lahir Saat ini
1) Berat badan 1200 gr 1200 gr
2) Panjang badan 40 cm 40 cm
3) Lingkar kepala 28 cm 28 cm

 Refleks
Refleks Moro ada, refleks menggenggam ada dan kuat, refleks menghisap lemah.
 Tonus/Aktivitas
Bayi tampak menggerakkan tangan dan kakinya dengan pelan dan saat menangis
tangisannya lemah.
 Kepala/Leher
a. Fontanel anterior: lunak
b. Sutura sagitalis: terpisah
c. Gambaran wajah: simetris
d. Holding: tidak ada
 Mata
Bersih
 THT
a. Telinga
Normal
b. Hidung
Bilateral, tidak ada pernapasan cuping hidung ataupun obstruksi
c. Palatum
Normal
 Abdomen
Perut bayi teraba lunak, tidak kembung, lingkar perut 18 cm, liver teraba kurang dari 2
cm
 Toraks
Bentuk dada bayi simteris, retraksi dinding dada minimal, dan klavikula teraba normal.
 Paru-paru
Respirasi spontan dengan frekuensi 68 x/menit, suara nafas bronkovesikuler +/+, rales
-/-, wheezing -/-, pola nafas teratur.
 Jantung
S1S2 normal reguler, murmur negatif, heart rate 136 x/menit.
 Waktu pengisian kapiler : batang tubuh <3 detik dan ekstremitas <3 detik
 Nadi perifer
Berat Lemah Tidak ada
Brakhial-kanan √
Brakhial-kiri √
Femoral-kanan √
Femoral-kiri √

 Extremitas
Semua extremitas dapat digerakkan dengan ROM terbatas. Ekstremitas atas dan bawah
simetris.
 Umbilikus
Umbilukus belum terlepas, tidak ada tanda inflamasi, tampak kering.
 Genital
Skrotum belum turun.
 Anus
Paten
 Spina
Teraba lurus
 Kulit
Warna kulit merah, tidak tampak ada tanda lahir
 Suhu
Bayi dirawat dalam inkubator dengan suhu 33,50, humidity 54%. Suhu tubuh bayi saat
dilakukan pengkajian yaitu 36,70C

2. ANALISA DATA

Masalah
No Tanggal Data Fokus Interpretasi
Keperawatan
1 19 Juli Subyektif: - Prematur Pola nafas tidak
2019 efektif
Obyektif: BBLSR
 Terpasang CPAP
FiO2+40%, Organ-organ tubuh bayi
PEEP=7, Flow=8 belum matur
 BBL: 1200 gr, BB
sekarang 1200 gr Penurunan fungsi sistem
 Usia kehamilan 30 respirasi
minggu (prematur)
 Bayi dirawat dalam Bayi rentan mengalami
inkubator suhu sesak nafas
0
33,5 C, Humidity
54% Pola nafas tidak efekstif
 0
Suhu tubuh 36,7 C
 Retraksi dada
minimal
 RR= 68 x/menit

2 19 Juli Subyektif: - Prematur


2019
Obyektif: Organ-organ tubuh bayi
 Bayi prematur belum matur
 BBL: 1200 gr, BB Resiko penurunan
Penurunan fungsi system
sekarang 1200 gr suhu tubuh
termoregulasi
 Usia kehamilan 30
minggu,
Bayi rentan mengalami
 Bayi dirawat dalam penurunan suhu tubuh
inkubator suhu
33,50C, Humidity
54% Resiko penurunan suhu
 Suhu tubuh 36,70C tubuh

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal
Tanggal
No muncul Diagnosa keperawatan TTD
teratasi
diagnosa
1 19 Juli 2019 Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan prematuritas dan BBLSR
2 19 Juli 2019 Resiko penurunan suhu tubuh berhubungan
dengan prematuritas dan BBLSR.
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/Tan Diagnosa Nama/
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
ggal Keperawatan TTD
19 Juli Pola nafas tidak efektif Setelah diberikan asuhan NIC Label:
2019
keperawatan selama 3x24 jam 1. Buka jalan nafas 1. Bayi dapat bernafas
diharapkan pola nafas teratur. dengan efektif
Dengan kriteria hasil: 2. Posisikan bayi 2. Bayi merasa nyaman
NOC Label: 3. Auskultasi suara nafas 3. Mengetahui ada tidaknya
1. RR= 40-60 x/menit suara tambahan.
2. Tidak ada retraksi dada 4. Keluarkan lender dengan 4. Membantu
3. Tidak ada nafas cuping suction membersihkan jalan
hidung nafas
4. Tidak ada sianosis
5. Monitor adanya nafas
5. Bayi dapat bernafas
cuping hidung
dengan efektif

6. Monitor respirasi 6. Mengetahui bayi sesak


apa tidak

7. Berikan O2 sesuai indikasi 7. Bayi dapat memenuhi


kebutuhan oksigen
dalam tubuhnya

8. Agar bayi mendapat


8. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapi therapy yang tepat
obat.

19 Juli Resiko terjadi Setelah diberikan asuhan NIC Label:


2019 perubahan suhu tubuh keperawatan selama 1x24 jam 1. Ukur suhu tubuh bayi 1. Suhu tubuh bayi
berhubungan dengan diharapkan suhu tubuh bayi setiap 2 jam. belum stabil dan cepat
Prematuritas dan diatas 36,5-37,50C. Dengan berubah sehingga
BBLSR kriteria hasil: pemantauan setiap 2
NOC Label : jam harus dilakukan.
1. Suhu tubuh normal ( 36,5- 2. Pantau tanda gejala 2. Tanda gejala
37,5oC) hipotermia pada bayi hipotermia seperti
2. Kulit lembab bayi tampak letargis
3. Bebas dari kedinginan harus sering
4. Tanda vital dalam rentang diperhatikan karena
normal hipotermia akan
5. Bebas takipnea memperburuk kondisi
bayi
3. Masukkan bayi kedalam 3. Bayi yang lahir
inkubator premature dan berat
badan yang rendah
biasanya dirawat
dalam incubator agar
suhu tubuh bayi tetap
hangat sehingga tidak
terjadi peningkatan
metabolism untuk
mempertahankan suhu
tubuh bayi
4. Pemakaian topi dan
4. Pertahankan bayi agar metode sangkar
tetap hangat dengan cara burung dapat
mengurangi
gunakan topi dan buatkan
penguapan panas
bayi tempat yang hangat tubuh bayi sehingga
dengan metode sangkar bayi tetap hangat
burung.

1. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal No. Dx Jam Implementasi Respon Klien Nama/TTD
1. Rabu, 19 Juli I, II 08.30 Mengkaji keadaan bayi, mengukur TTV, S: -
2019 warna dan suhu kulit, timbang BB O: bayi nampak merintih dalam
inkubator, S: 36,7ºC, HR:
150 x/menit, RR: 68
x/menit, kulit pucat, BB:
1200 gr

08.50 Memposisikan bayi S: -


O: bayi tampak nyaman

08.50 Monitor adanya nafas cuping hidung S: -


O: tidak tampak nafas cuping
hidung

12.00 Mengukur suhu tubuh bayi dan tanda-tanda S : -


O : S : 36,8oC, HR=
vital
146x/menit, RR= 66 x/menit,
CRT : 2 dtk
2. Kamis, 20 Juli I, II 08.00 Mengkaji keadaan bayi, mengukur TTV, S: -
2019
warna dan suhu kulit, O: bayi nampak tertidur dalam
inkubator, S: 36,7ºC, HR:
146x/menit, RR: 65 x/menit
08.50 Memposisikan bayi S:.-
O: bayi tampak nyaman

08.50 mengauskultasi suara nafas S: -


O: tidak ada suara nafas
tambahan
12.00 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur S: -
O: bayi nampak tertidur dalam
TTV
inkubator
S: 36,8ºC, HR: 144 x/menit,
RR: 64 x/menit

3. Jumat, 21 Juli I, II, III 08.00 Mengkaji keadaan bayi, mengukur TTV, S: -
2018
warna dan suhu kulit O: bayi nampak tertidur dalam
inkubator, S: 36,7ºC, HR:
146x/menit, RR: 60 x/menit.
08.45 Memposisikan bayi S: -
O: bayi tampak nyaman

09.00 Kolaborasi dengan dokter dalam S:


O: CPAP FiO2= 30%,
pemberian therapi obat dan oksigen
PEEP=6, Flow=8

12.00 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur S: -


O: bayi nampak tertidur dalam
TTV
inkubator
S: 36,8ºC, HR: 144 x/menit,
RR: 54 x/menit

2. EVALUASI KEPERAWATAN

No
No Tanggal Jam Evaluasi Nama/TTD
Dx
1. Jumat, I 20.00 S: -
21 Juli O: bayi tampak nyaman, retraksi dada tidak ada, nafas cepat tidak ada,
2019 RR= 54 x/menit, SPO2= 95%
A: masalah keperawatan teratasi
P: pertahankan intervensi keperawatan
II 20.00 S:-
O: bayi bugar, kulit kemerahan, bayi aktif, suhu= 36,8oC
A: masalah keperawatan teratasi
P: pertahankan intervensi keperawatan
3.2 PELAKSANAAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ No
Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien TTD
Tanggal Dx
Kamis, I, II 08.30 Mengkaji keadaan bayi, mengukur TTV, warna dan S: -
30/4/2015 suhu kulit, timbang BB O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 36,5ºC, HR: 136 x/menit, RR: 44
x/menit, kulit pucat, BB: 1.720 gr

I 08.50 Memandikan bayi menggunakan kapas air hangat, S: -


melakukan pijatan bayi, selimuti bayi dengan kain O: tampak bersih, tali pusat belum terlepas, tampak mulai mengering, perdarahan (-),
hangat BAK (+), BAB (+)

II 09.10 Kolaborasi dokter pemberian ASI/SF BBLR minimal S: -


28 ml @ 3 jam O: ibu bayi belum ada, minum yang diberikan yaitu PASI BBLR 28 ml diberikan
Memberi minum bayi (PASI) dengan kepala melalui cuffider dihabiskan ¾ cuff, muntah (-), refleks mengisap lemah.
ditinggikan, memonitor kemampuan mengisap bayi

I,II 10.30 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 36,9ºC, HR: 140x/menit, RR: 46 x/menit,
kulit pucat,

II 12.00 Memberi minum bayi (PASI) dengan kepala S: -


ditinggikan, memonitor kemampuan mengisap bayi O: ibu bayi belum ada, minum yang diberikan yaitu PASI BBLR 28 ml diberikan
melalui cuffider dihabiskan ½ cuff, muntah (-), refleks mengisap lemah.

I,II 12.30 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 36,7ºC, HR: 138 x/menit, RR: 46
x/menit, kulit pucat

I,II 14.30 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 37ºC, HR: 136 x/menit, RR: 48 x/menit,
kulit pucat
II 15.00 Memberi minum bayi dengan kepala ditinggikan, S: ibu bayi mengatakan bayi lebih banyak tidak mau mengisap ASI, ASI yang masuk
memonitor kemampuan mengisap bayi sangat sedikit
Karena ibu bayi sudah ada, ibu diajarkan cara O: ibu bayi sudah ada, minum yang diberikan ASI dengan menetek langsung pada
mengendong bayi dan posisi bayi saat menyusui ibunya, refleks mengisap lemah, menganjurkan ibu untuk memompa ASI dan
Menganjurkan ibu untuk memompa ASI dan menyusui setiap 3 jam, menganjurkan ibu untuk tidak meminum obat-obatan
menyusui setiap 3 jam, selama menyusui
Menganjurkan ibu untuk tidak meminum obat-
obatan selama menyusui

I, II 15.30 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 36,8ºC, HR: 140 x/menit, RR: 44
x/menit, kulit pucat

I 16.00 Mengganti popok bayi S: -


Mengajarkan ibu cara mengganti popok O: bayi nampak menangis, BAK (+) BAB (-),

I,II 17.30 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 37,1ºC, HR: 144 x/menit, RR: 42
x/menit, kulit pucat

I,II 18.00 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi dan S: ibu mengatakan bayi mengisap ASI sangat sedikit, refleks mengisap lemah
melakukan metode kanguru setelah menyusui O: nampak bayi dalam dekapan ibu dengan metode kanguru

Jumat, I,II 08.00 Mengkaji keadaan bayi, mengukur TTV, warna dan S: -
01/5/2015 suhu kulit, timbang BB O: bayi nampak tertidur dalam inkubator, S: 37ºC, HR: 146x/menit, RR: 48 x/menit,
BB: 1.700 gr, bayi tampak kuning, ikterus kremer derajat IV-V (menganjurkan
agar ibu terus menyusui bayinya)

II 08.45 Memandikan bayi menggunakan kapas air hangat, S: ibu mengatakan akan belajar melakukan pijat bayi perlahan-lahan,
mengajarkan pada ibu melakukan pijat bayi, selimuti O: tampak bersih, tali pusat terlepas, perdarahan (-), BAK (+), BAB (-)
bayi dengan kain hangat

II 09.00 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi S: ibu mengatakan bayi mengisap ASI sedikit, refleks mengisap lemah
O: ibu sedang di ruang Kanguru melakukan metode kanguru

I,II 10.00 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam dekapan ibu dengan metode kanguru,
S: 37,2ºC, HR: 148 x/menit, RR: 46 x/menit, bayi ikterik

II 12.00 Memberi minum bayi dengan kepala ditinggikan, S: -


memonitor kemampuan mengisap bayi O: PASI 28 ml diberikan melalui cuffider dihabiskan ½ cuff, muntah (-), refleks
mengisap lemah

I,II 13.00 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi nampak tertidur dalam dekapan ibu dengan metode kanguru,
S: 37,1ºC, HR: 144 x/menit, RR: 44 x/menit, bayi ikterik

II 14.00 Mengambil darah untuk pemeriksaan Bilirubin S: -


O: darah berhasil diambil dan dikirim ke lab.

I,II 15.00 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV, S: -


mengatur selimut bayi, O: bayi dalam inkubator, S: 37ºC, HR: 136 x/menit, RR: 48 x/menit, bayi ikterik

II 15.10 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi S: ibu mengatakan bayi sudah selesai menyusu, refleks menyusu lemah, isap ASI
sedikit
O: bayi nampak tertidur dalam inkubator
I,II 17.00 Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV,
mengganti popok bayi, mengatur selimut bayi, S: -
O: bayi nampak menangis, S: 37,3ºC, HR: 148 x/menit, RR: 48 x/menit, bayi ikterik,
BAB (-), BAK (+)
II 18.30 Hasil Lab: Bilirubin total : 15,91 mg/dL
Bilirubin Indirek : 15,28 mg/dL S
Kolaborasi dokter O: bayi dalam inkubator, terpasang fototherapy, mata tertutup kassa
Th/ Fototherapy 3 x 24 jam
Pemberian ASI dinaikkan minimal 36 ml
@ 3 jam
Menutup mata bayi dengan kassa berisi kain,
membuka pakaian dan memasang fototherapy

Mengkaji keadaan bayi, mengukur TTV, warna dan


Sabtu, I,II 08.00 suhu kulit, timbang BB
02/5/2015 Mengevaluasi pelaksanaan pijat bayi oleh ibu S: ibu mengatakan bahwa belum bisa melakukan pijat bayi karena anak menjalani
fototerapi
O: bayi dalam inkubator, terpasang fototherapy, S: 37ºC, HR: 146 x/menit, RR: 48
x/menit, BB: 1.720 gr, bayi ikterik, (menganjurkan agar ibu terus menyusui
Memotivasi ibu untuk tetap berupaya melakukan bayinya sesering mungkin minimal @ 2 jam)
II 08.05 pemberian ASI pada bayi untuk membantu
meningkatkan BB S: ibu mengatakan bersedia mencoba terus menyusui bayi
O: -
Mengobservasi keadaan bayi
I,II 09.00
S: ibu mengatakan bayi sudah selesai menyusu, bayi mau menyusu, refleks mengisap
masih lemah
O: bayi tampak tertidur
Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV,
I, II 11.00
S: -
O: bayi dalam inkubator, terpasang fototherapy, S: 37,1ºC, N: 148/menit, R: 44
x/menit, bayi ikterik, (menganjurkan agar ibu terus menyusui bayinya sesering
Memberi minum bayi dengan kepala ditinggikan, mungkin minimal @ 2 jam)
II 12.00 memonitor kemampuan mengisap bayi
S: -
O: PASI 36 ml diberikan melalui cuffider dihabiskan ¾, muntah (-), refleks mengisap
Mengobservasi keadaan pasien, mengukur TTV masih lemah
I,II 13.00
S: -
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi O: terpasang fototherapy, S: 37ºC, HR: 144 x/menit, R: 46x/menit, bayi ikterik
I 15.00
S: ibu mengatakan bayi mau mengisap ASI sedikit, refleks mengisap lemah
Memberi minum bayi dengan kepala ditinggikan, O: -
memonitor kemampuan mengisap bayi
II 18.00 Mengukur TTV
S: -
O: ASI 36 ml diberikan melalui kafider dihabiskan ¾ kap, muntah (-), refleks
mengisap masih lemah, S: 37,2ºC, HR: 148 x/menit, RR: 46 x/menit, bayi tampak
kuning (ikterik berkurang)

Anda mungkin juga menyukai