OLEH :
ADE ISNAINI FADILLAH
07121108
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 29 januaei 2022
I. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : By.Ny.R
TTL : Jakarta, 19 Juni 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
TB/BB : 1500 gram
Alamat : Lerep, Ungaran
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.R.H
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Suku : Jawa
Hub dengan Klien : Ibu Kandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Lerep, Ungaran
c. Tanggal Masuk : 29 Januari 2022
d. Diagnose Medis : NKB-SMK (32 minggu, 1.500 gram) Respirator
distress e.c. HMD dd sepsis awitan dini Hiperbilirubin
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluahan utama : By. Ny.R terpasang CPAP dengan FiO2 21% dan
PEEP 5.
2. Riwayat kesehatan saat ini
By. Ny. R.H lahir dalam usia kehamilan 32 minggu, berat badan lahir
1.500 gram, usia koreksi 32 minggu + 2 hari, berat badan sekarang
1.500 gram. Bayi lahir dengan cara seksio sesaria atas indikasi
plasenta previa totalis dan gemelli. APGAR skor pada menit pertama
6 dan menit kelima 7. 10 menit setelah lahir pasien mengalami apneu
dan dilakukan intubasi. 15 menit setelah lahir pasien terpasang
ventilator dengan mode AC dengan FiO2 21% PEEP 5. Pada saat
pengkajian pasien terpasang CPAP dengan FiO2 21% dan PEEP 5,
terpasang Ogt dialirkan warna kecoklatan, produksi minimal. Pasien
masih dipuasakan. Mekonium sudah keluar sejak hari pertama. Kulit
bayi tampak kuning sampai area perut, sklera ikterik, kramer 3.
Pasien terpasang IVFD pada vena perifer pada kaki kanan dan tangan
kiri. Pasien ditidurkan pada inkubator dengan suhu 33°C. Pasien
mendapatkan fototerapi 2x24 jam dan sudah berjalan 1x24jam.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat yang pernah dialami : pasien tidak memiliki riwayat
penyakit sebelumnya
Kecelakaan : pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
sebelumnya
Pernah dirawat : tidak , penyakit : - waktu :-
Pernah operasi : tidak , jenis :- waktu :-
Alergi makanan : pasien tidak mempunyai alergi makanan dan obat-
obatan
a. Prenatal care
Ibu selalu menjalani pemeriksaan kehamilan secara teratur
Pernah mengalami perdarahan pada usia kehamilan 4 bulan.
Riwayat terkena radiasi : tidak
Riwayat selama hamil :-
Riwayat imunisasi TT : -
Golongan darah ibu : -
b. Natal
Tempat persalinan : rumah sakit
Jenis persalinan : seksio sesaria
Penolong persalinan : dokter
Komplikasi persalinan: plasenta previa totalis
c. Post natal
Kondisi bayi : menangis lambat
APGAR menit pertama 6 dan menit kelima 7
10 menit setelah lahir pasien mengalami apnea dan dilakukan
intubasi
4. Riwayat imunisasi
Jenis Reaksi setelah
No. Waktu pemberian
Imunisasi pemberian
1. BCG - -
2. Hepatitis B - - - -
3. Polio - - - -
4. DPT - - - -
5. Campak - - - -
6. Genogram
7. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :
Pertumbuhan : klien lahir dengan BB 1500 gram usia koreksi 32
minggu + 2 hari, BB sekarang 1500 gram
8. Reaksi hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : iya
Perasaan orang tua saat ini : orang tua khawatir pada keadaan
bayinya
Orang tua selalu berkunjung ke RS : iya, ibu pasien selalu
menunggu bayinya di RS
Yang akan tinggal dengan anak : ibu kandung dari pasien
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : pasien belum
mengerti mengenai sakit yang diderita dan rawat inap
VI. Terapi
Terapi Jenis dan Dosis
Cairan PGI 4,7 cc/jam, IL 0,6 cc/jam, D10+Ca0,3cc/jam
ANALISA DATA
Masalah
No. Analisa Data Kemungkinan Penyebab
Keperawatan
1. DS :- Faktor ibu, factor plasenta, Pola Napas
DO : factor janin Tidak Efektif
- Bayi Ny.R.H terpasang
CPAPdengan FiO2 21 % BBLR
dengan PEEP5
- Tampak Retraksi dada Prematuritas
- Derajat Kramer 3
- Bilirubin total : 10.89 Fungsi organ- organ belum
mg/dL baik
Pentransferan/ pembagian
bilirubin belum baik
Hiperbilirubin
Peningkatan bilirubin
unconjugated dalam darah
Ikterik neonates
3. DS : Ikterik neonatus Resiko
DO : Hypovolemia
- Pasien ditidurkan Indikasi fototerapi
pada incubator
dengan suhu 33oC
- Kulit pasien kering Evaporasi meningkat
- Pasien mendapatkan
fototerapi 2x24 jam
dan sudah berjalan Resiko hipovolemia
1x24jam.
- Bayi menangis lemah
- Jenis cairan yang
diberikan PGI 4,7
cc/jam, IL 0,6 cc/jam,
D10+Ca0,3cc/jam
- Volume cairan : 100
ml/kgBB/hari
4. Ds : Ikterik neonatus Resiko infeksi
Do:
- Radiasi sinar Indikasi fototerapi
fototerapi
- Pasien ditidurkan Radiasi fototerapi
pada incubator
dengan suhu 33oC Sistem imunologi belum
- Pasien mendapatkan
Resiko infeksi
fototerapi 2x24 jam
dan sudah berjalan
1x24jam.
- Bayi menangis lemah
- Pasien terpasang
IVFD pada vena Fungsi organ- organ belum
perifer pada kaki baik
Diskontuinitas pemberian
ASI
Disfungsi Motilitas
Gastriintestinal
No
SDKI SLKI SIKI
.
1. D.0005 pola L.01004 I.01014 Pemantauan
nafas tidak Pola napas Respirasi
efektif Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
Definisi : tindakan keperawatan Observasi :
kelebihan atau selama 3 x 24 jam - Monitor frekuensi,
kekurangan diharapkan pola nafas irama, kedalaman, dan
oksigenasi pasien dapat membaik upaya napas
dan/ eliminasi dengan kriteria hasil : - Monitor pola napas
karbondioksida - Frekuensi napas - Monitor adanya
pada membaik dari 2 ke 5 sumbatan jalan napas
membrane - Kedalaman napas - Palpasi kesimetrisan
alveolus membaik dari 2 ke 5 ekspansi paru
kapiler - Dispneu menurun - Auskultasi bunyi napas
dari 2 ke 5 - Monitor saturasi oksigen
- Penggunaan otot - Monitor AGD
bantu napas Terapiutik
dipertahankan di 5 - Atur interval
pemantauan respirasi
- Dokumentasi hasil
pemantauan
I.01026 Terapi Oksigen
Aktivitas- aktivitas :
- Monitor kecepatan aliran
oksigen
- Monitor efektifitas terapi
oksigen
- Kolaborasi pemantauan
dosis oksigen
2. D.0024 L.10095 Adaptasi I.03091 Fototerapi
Ikterik Neonatus Neonatus
Neonatus Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
Definisi : kulit tindakan keperawatan Observasi
atau membrane selama 3X 24 jam - Monitor ikterik sklera
mukosa adaptasi neonatus dan kulit bayi
neonates membaik dengan - Monitor kebutuhan
menguning kriteria hasil : cairan
setelah 24 jam - Berat badan - Monitor suhu dan tanda
kelahiran meningkat dari 1 vital setiap 4 jam sekali
akibat bilirubin ke 5 - Monitor efek samping
tidak - Membrane mukosa fototerapi
terkonjugasi kuning menurun Terapiutik
masuk dari 2 ke 5 - Siapkan lampu
kedalam - Kulit kuning fototerapi dan incubator
sirkulasi menurun dari 2 ke - Lepaskan pakaian bayi
5 kecuali popok
- Sklera kuning - Berikan penutup mata
menurun dari 2 ke - Ukur jarak anatara
5 lampu dan permukaan
- Prematuritas kulit bayi
menurun dari 2 ke - Biarkan tubuh bayi
5 terpapar sinar fototerapi
- Aktivitas secara berkelanjutan
ekstremitas - Ganti segera popok
membaik dari 2 ke bayi jika BAB dan
5 BAK
- Respon terhadap - Gunakan linen putih
stimulus sensorik agar memantulkan
membaik dari 2 ke cahaya sebanyak
5 mungkin
- Ubah posisi pasien
setiap 20- 30 menit
Edukasi
- Anjurkan ibu menyusui
sekitar 20- 30 menit
- Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemeriksaan darah
vena bilirubin direk dan
indirek
3. D.0142 resiko L.14137 Tingkat I.14539 Pencegahan
infeksi Infeksi Infeksi
Setelah dilakukan Aktivitas- aktivitas :
tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x24 jam -Monitor tanda dan gejala
diharapkan tingkat infeksi
infeksi pasien menurun.
Terapiutik
- Nafsu makan
-Cuci tangan sebelum dan
meningkat dari 2
sesudah kontak dengan
ke 5
pasien
- Suhu tubuh
-Pertahankan teknik aspetik
dipertahankan di 5
pada pasien beresiko
- Nyeri menurun
tinggi
dari 2 ke 5
- Gangguan kognitif Edukasi
menurun dari 3 ke -Anjurkan peningkatan
5
- Kadar sel darah nutrisi
putih emmbaik -Ajarkan cara cuci tangan
dari 3 ke 5 -Anjurkan peningkatan
asupan cairan
-Ajarkan etika batuk
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
I.14508 Managemen
Imunisasi
- Identifikasi riwayat
kesehatan
- Identifikasi kontra
indikasi pemberian
imunisasi
- Berikan suntikan pada
bayi di paha
-
4. D.0136 Resiko L.14136 Tingkat I.14537 Pencegahan
Cidera Cidera cidera
Setelah dilakukan
Aktivitas- aktivitas :
tindakan keperawatan
selama 3X 24 jam Observasi :
tingkat cidera pasien - Identifikasi area
menurun dengan lingkungan yang
kriteria hasil : berpotensi
- Toleransi aktivitas menyebabkan cidera
meningkat dari 2
Terapiutik
ke 5
- Nafsu makan - Gunakan pengaman
meningkat dari 2 tempat tidur sesuai
dan 5 dengan kebijakan
- Kejadian cidera fasilitas pelayanan
menurun dari 2 ke kesehatan
5
- Tingkatkan frekuensi
- Ketegangan otot
observasi dan
menurun dari 2 ke
pengawasan pasien
5
- Pola istirahat tidur
membaik dari 3 ke
5
C. Evaluasi
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa diagnose
keperawatan yang muncul yaitu :
1. Pola napas tidak efektif Berhubungan dengan prematuritas dimana
bayi dengan BBLR fungsi organ- organnya belum baik khususnya
paru- paru bayi dimana pertumbuhan dinding dada belum sempurna
vaskuler imatur sehingga fungsi pernafasan belum sesuai sehingga
terjadi hambatan pertukaran gas. Hambatan pertukaran gas sendiri
didefinisikan sebagai kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/
eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus kapiler. Yang
menyebabkan terjadinya gangguan pola napas. Dalam pengkajian
didapat data yang sesuai dengan SDKI bahwa bayi Ny.R terpasang
CPAP dengan FiO2 21% dengan PEEP 5, tampak retraksi dada,
setelah persalinan bayi menangis lambat dengan APGAR menit
pertama 6 dan menit ke 5 7 setelah 10 menit bayi mengalami apnea,
HB : 9.7gr/dL N : 140- 155x/ menit, S: 36.8oC, saturasi oksigen 92-
98%. Dengan demikian intervensi yang dilakukan perawat untuk
mengatasi masalah tersebut adalah pemantauan respirasi dan terapi
oksigen yang meliputi Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas Monitor pola napas, Monitor adanya sumbatan jalan
napas, Palpasi kesimetrisan ekspansi paru, Auskultasi bunyi napas,
Monitor saturasi oksigen, dan Monitor AGD. Hal ini sudah sesuai
dengan SIKI dimana diharapkan pertukaran gas pasien dapat
membaik.
2. Diagnose yang ke 2 Ikterik Neonatus berhubungan dengan
Peningkatan bilirubin unconjugated dalam darah dimana pada bayi
BBLR fungsi organ belum baik sehingga dapat terjadi gangguan
imunitas di hati dimana penstransferan/ pembagian bilirubin belum
baik yang menyebabkan hiperbilirubin yang menyebabkan hepar tidak
mampu melakukan konjugasi bilirubin sehingga bilirubin
unconjugated dalam darah meningkat sehingga munculah masalah
ikterik neonatus. Dalam pengkajian didapat data yang sesuai dengan
SDKI yaitu Kulit bayi tampak kuning sampai area perut, Sklera
tampak ikteik, Derajat Kramer 3, Bilirubin total : 10.89 mg/dL,
Bilirubin direks : 0.15 mg/dL, Bilirubin indireks : 10.74 mg/dL.
Sehingga dalam hal ini intervensi yang dilakukan perawat yaitu
fototerapi neonatus dengan melakukan alih baring selama proses
fototerapi dimana menurut Nur Widya W, dkk (2016) bahwa alih
baring selama proses fototerapi berpengaruh dalam penurunan kadar
bilirubin. Hal ini sudah sesuai dengan SIKI dimana diharapkan kadar
bilirubin pasien menurun dan ikterik pada pasien dapat membaik.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan proses fototerapi dimana
pemberian fototerapi akan berdampak pada bayi, karena fototerapi
memancarkan sinar intensitas tinggi dimana anak dengan BBLR
system imunnya belum matang sehingga sangat beresiko terjadi
infeksi, berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa, anak
terkena Radiasi sinar fototerapi, Pasien ditidurkan pada incubator
dengan suhu 33oC, Kulit pasien kering , Pasien mendapatkan
fototerapi 2x24 jam dan sudah berjalan 1x24jam, Bayi menangis
lemah, untuk mengatasi masalah tersebut perawat melakukan
pencegahan infeksi sesuai dengan SIKI diharapkan tingkat infeksi
pasien menurun
4. Resiko cidera berhubungan dengan fototerapi dimana bayi yang
mendapat fototerapi akan beresiko terkena cidera karena adanya sinar
yang berintensitas tinggi dari fototerapi akan berresiko membuat
tubuh anak cidera dan radiasi dari fototerapi sangat beresiko terhadap
tubuh bayi, berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa
Radiasi sinar fototerapi, Pasien ditidurkan pada incubator dengan suhu
33oC , Kulit pasien kering ,Pasien mendapatkan fototerapi 2x24 jam
dan sudah berjalan 1x24jam, Bayi menangis lemah. Berdasarkan data
tersebut untuk mengatasi masalah tersebut yang dilakukan perawat
menurut SIKI yaitu pencegahan cidera dengan harapan resiko cidera
pada pasien menurun.
5. Resiko Hipovolemia berhubungan dengan evaporasi dari proses
fototerapi dimana pemberian fototerapi akan berdampak pada bayi,
karena fototerapi memancarkan sinar intensitas tinggi sehingga dapat
terjadi penguapan yang berlebihan. Jika tidak diimbangi dengan intake
cairan yang cukup maka akan timbul masalah hypovolemia. Dalam
pengkajian sesuai dengan SDKI didapatkan hasil bahwa Pasien
ditidurkan pada incubator dengan suhu 33oC, Kulit pasien kering,
Pasien mendapatkan fototerapi 2x24 jam dan sudah berjalan 1x24jam,
Bayi menangis lemah, Jenis cairan yang diberikan PGI 4,7 cc/jam, IL
0,6 cc/jam, D10+Ca0,3cc/jam, Volume cairan : 100 ml/kgBB/hari.
Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut perawat melakukan
tindakan sesuai dengan SIKI yaitu managemen hipovelemia dimana
tindakan yang dilakukan seperti Periksa tanda dan gejala
hypovolemia, Monitor intake dan output cairan dan Hitung kebutuhan
cairan hal ini bertujuan agar status cairan pasien dapat membaik.
6. Resiko gangguan Intregitas Kulit/ Jaringan berhubungan dengan
proses fototerapi dimana efek dari fototerapi yaitu salah satunya
adalah kerusakan integritas kulit, dimana bayi yang mendapatkan
terapi fototerapi akan membuat kulit bayi menjadi kering sehingga
sangat beresiko terjadinya gangguan integritas kulit/ jaringan dengan
demikian yang dilakukan perawat untuk mengatasi hal tersebut adalah
perawatan integritas kulit sehingga resiko gangguan integritas kulit
dapat menurun.
7. Diagnose yang ke 7 yaitu gangguan mortilitas gastrointestinal
berhubungan dengan Diskontuinitas pemberian ASI dimana pada bayi
dengan BBLR fungsi organ yang belum baik sehinga terjadi gangguan
pada system peredaran darah ke otak sehingga terjadi imaturitas
system vital yang menyebabkan reflek menelan belum baik dan
menyebabkan diskontiunitas pemberian ASI yang menyebabkan
masalah keperawatan gangguan mortilitas gastrointestinal . Dalam
pengkajian didapatkan data yang sesuai dengan SDKI yaitu Terpasang
OGT yang dialirkan warna coklat produksi minimal, Pasien masih
dipuasakan, Pemberian nutrisi dengan parenteral, Pasien terpasang
IVFD pada vena perifer pada kaki kanan dan tangan kiri sehingga
untuk mengatasi masalah terseut perawat melakukan tindakan sesuai
dengan SIKI yaitu management Nutrisi pariental dengan tujuan agar
status nutrisi bayi dapat membaikdan terpenuhi.