Anda di halaman 1dari 27

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.I DENGAN


HIPERBILIRUBINEMIA

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

Nama : Bayi Ny. I

Tanggal lahir : 11 Juni 2023

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : -

Agama : Islam

No. RM :

Dx masuk : Neonatal hyperbilirubinemia dd/ Prehapatl dd/ Breast

feeding jaundice

Tanggal masuk : 17 Juni 2023

2. Penanggung Jawab

Nama : Tn. A

Usia :-

Alamat : -

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Hubungan dgn pasien : Ayah Kandung


3. Keluhan Utama

Bayi tampak kuning

4. Riwayat penyakit sekarang

By Ny.I terjadwal kontrol pertama kali pasca lahir, saat kontrol anak tampak

kuning. Kuning dari wajah hingga tungkai , demam (-), anak masih bisa menetek

dengan kuat namun masih sering kesulitan mencari putting, anak belum bisa BAB

selam 3 hari, Bab terakhir hari rabu 14 Juni 2023 keluar meconium.

5. Riwayat penyakit dahulu

Pada tanggal 11 Juni 2023 lahir bayi laki-laki G1P0A0 dengan usia 40 tahun, hamil

36 minggu, ANC (+) lebih dari 3x di SPOG, Anbc(-), Riwayat sakit saat hamil :

Daibetes mellitus, hipertensi, jantung disangkal. Ketuban pecah sesaat sebelum

persalinan , jumlah cukup , bauk has, warna jernih. Bayi lahir secara SC atas

indikasi ibu dengan KPD, usia tua. Bayi lahir langsung menangis, tonus otot kuat,

dengan Apgar Score 9-9-10 BBL 2,855 gr, PBL 47 cm, LK 34 cm, LD 32.5 cm

6. Riwayat penyakit keluarga

Ayah dan ibu Golongan darah “O”

7. Riwayat penyakit psikososial

Ny. I sering menengok anaknya keruang NRT pada jam besuk

8. Riwayat antenatal

Ny. I mengatakan selama hamil rutin memeriksakan kandungannya ke dokter

spesialis kandungan setiap bulan.


9. Riwayat natal

By. Ny. I lahir pada tgl 11-06-2023 secara SC . Ny. I mengatakan melahirkan di

usia 40 tahun, ketuban pecah sesaat sebelum lahir.

10. Riwayat post Natal

a) Apgar skore : 9-9-10

b) BB lahir : 2,855gram

c) Lingkar kepala : 34 cm

d) Lingkar dada : 32.5 cm

e) Anus : positif

f) Adanya kelainan kognitif :-

11. pola pengkajian

a) Pola pernafasan

By Ny.I bernafas spontan RR 48x/m , tidak terdapat nafas cuping hidung,

tidak terdapat retraksi dada, aktif, menangis kuat.

b) Pola kebutuhan cairan dan nutrisi

kebutuhan cairan : by. Ny. I. minum ASI 8x50cc melalui OGT, karena dalam

pemantauan pemberian asupan cairan


c) Pola eliminasi

By. Ny. I. memakai diapers dan ditimbang tiap kali ganti diapers. By. Ny. I.

sudah BAK dan BAB spontan warna kuning dan ber bau khas

d) Pola aktivitas dan istirahat

By. Ny. I terlihat aktif, Gerakan aktif dan menangis kuat

e) Latar belakang social dan budaya

Ny. I. tidak merokok, tidak memiliki kebiasaan untuk diet ketat, Ny.I. tidak

memiliki pantangan makanan tertentu ketika hamil, dan tidak ketergantungan

atau mengkonsumsi obat psikotropika maupun alcohol/minuman keras.

f) Hubungan psikologis

Ny. I .sering menjenguk anaknya dan selalu berdoa yang terbaik untuk

kesembuhan anaknya.

g) Persepsi-kognitif

Ny. I . tahu tentang kondisi bayinya, menurut ny. I. kondisi anaknya dalam

keadaan tidak baik, dan terlihat sesak nafassampai tulang dadanya terlihat

tertarik. Ny. I. mengetahui anaknya belum bisa disusui karena reflek

menelannya dan menghisap masih kurang sehingga harus dipasang selang

makan.
12. pemeriksaan fisik

 Keadaan umum : Aktif

 Kesadaran : composmentis, Gerakan aktif, menangis kuat

 Vital sign : RR : 78 x/menit, HR : 171

x/menit, Suhu 36,8ᵒC

 Pemeriksaan tubuh :

Kulit : Warna kulit tampak kuning , icterus , tidak terdapat

sianosis

Kepala : Rambut hitam tebal tidak ada lesi

Mata : sclera mata putih, konjungtiva merah muda

Hidung :Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, lubang hidung

dua

Mulut : bibir merah, tidak ditemukan stomatitis, mukosa bibir

kering, terpasang OGT

Telinga : tidak ada deformitas, lubang telinga bersih, simetris

Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Thorak : simetris kanan dan kiri, tarikan intrakosta (-), retraksi dada

(-), RR : 48 x/menit

Cardio : HR : 155 x/menit


Abdomen : simetris, tidak ada lesi, tidak tampak distensi dan teraba

supel

Umbilicus : tali pusat kering, tidak terjadi pendarahan

Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora, tidak ada

kelainanan letak lubang uretra

Anus : tidak ada lesi, tidak ada iritasi perineal, warna feses kuning

Ekstremitas : akral hangat, jumlah jari tangan 5/5, jumlah jari kaki5/5,

tidak ada kelumpuhan, gerak aktif,

Reflek :

 Reflek moro : ketika ada suara agak keras disekitar

ruangan/tempat incubator maka pasien merespon dengan Gerakan

terkejut

 Reflek sucking (menghisap) : kuat

 Reflek Grasping (menggenggam) : ketika perawat meletakkan jari

telunjuknya ke tangan pasien, pasien dapat menggenggam jari telunjuk

perawat.

 Reflek babinski (sentuhan telapak kaki) : jika disentuh telapak

kakinya, pasien akan menarik kakinya ke atas

 Reflek menelan : tidak ada


13. Data Penunjang

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI

Gol. Darah (ABO) O/Rh (+)


Rhesus O
Gol Darah POSITIF
Rhesus

KIMIA KLINIK 25.03 (H) 0.0-1.0


Bilirubin Total 0.91 (H) MG/DL 0.00 – 0.30
Bilirubin Direk 24.12 (H) MG/DL 0.1 – 0.5
Bilirubin indirek MG/DL

CATATAN : IKTERIK

Hasil Laboratorium Patologi Klinik ( Tanggal 17 juni 2023)

Hasil Laboratorium Patologi Klinik ( Tanggal 20 juni 2023)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


KIMIA KLINIK
Bilirubin Total 7.88 MG/DL 0.0-1.0
Bilirubin Direk 0.81 MG/DL 0.00 – 0.30
Bilirubin indirek 7.07 MG/DL 0.1 – 0.5

14. Terapi

Oral : diit Asi 8x50 ml melalui OGT.


ANALISA DATA

NO TANGGAL DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI

1 17-06-2023 DS : - Multietologi 9 peningkatan Ikterik neonates b.d kesulitan


DO : produksi bilirubin ,
transisi ke kehidupan ekstra
- Pasien tampak kuning gangguan konjugasi
uterin
pada kedua lengan , bilirubin , ganguan
kaki bawah , lutut dan transport bilirubin dalam (D.0024) hal 66
pada telapak tangan & vascular , ganggguan
kaki. fungsi hepar , gangguan
ekresi bilirubin )
HEMATOLOGI
Gol. Darah (ABO) O/Rh
Rhesus (+) Gol Darah O Ikterik neonates
Rhesus POSITIF
KIMIA KLINIK
Bilirubin Total 25.03 (H)
Bilirubin Direk 0.91 (H)
Bilirubin indirek 24.12 (H)
CATATAN : IKTERIK
-
2 18-06-2023 DS: Post partum Menyusui tidak efektif b.d
- Ny.I mengatakan saat ketidakadekuatan suplai ASI
Perubahan fisiologis
dirumah menyusui 2 (D.0029) hal 75
jam sekali selama 10 Laktasi
menit
Struktur dan karakter
- Ny I mengatakan lebih
payudara ibu
sering menyusui pada
payudara kiri Hormone estrogen turun

- Ny I mengatakan
Prolactin meningkat
kurang istirahat saat
dirumah karena Pembentukan ASI

memikirkan kondisi ASI tidak keluar


bayinya dan ASI nya
yang kurang Menyusui Tidak Efektif

DO:
- Bayi sulit menangkap
areola
- Posisi bayi saat
menyususi tidak
menghadap ibu
- Bayi tidak menjangkau
Sebagian besar areola
ibu
- Reflek hisap kuat
namun bayi banyak
tidur dan malas minum
- Bayi tampak ikterik

3 19-10-2021 DS: - Ikterik neonatus Resiko gangguan Intregitas


DO: Kulit/ Jaringan berhubungan
- Pasien ditidurkan pada Indikasi fototerapi dengan proses fototerapi
incubator dengan suhu (D.0139)
33oC kelembapan Kulit kering
humidity inkubator
60%-65%    Resiko gangguan intregitas
- Kulit pasien kering kulit/ jaringan
- Pasien mendapatkan
fototerapi 2x24 jam
dan sudah berjalan
1x24jam.
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI

1 Ikterik Neonatus b.d Integritas Kulit dan Jaringan Fototerapi neonates (I.03091) Hal 119
kesulitan transisi ke (L.14125) hal 33
1. Observasi
kehidupan ekstra uterin Setelah dilakukan tindakan - Monitor ikterik pada sklera dan kulit
(D.0024) Hal 66 keperawatan 3 x 24 jam maka bayi
- Identifikasi kebutuhan cairan sesuai
diharapkan integritas kulit dan dengan gestasi dan berat badan
jaringan membaik dengan - Monitor suhu dan tanda vital setiap 4
jam
kriteria: - Monitor efek samping fototerapi
1. Elastisitas Kulit Meningkat (mis. Hipertermi,diare,rush pada
kulit , penurunan berat badan:lebih
Target Skor 5 dari 8-10%)
2. Hidrasi meningkat target 2. Terapiutik
- Siapkan lampu fototerapi dan
skor 5 incubator atau kotak bayi
3. Suhu kulit membaik target - Lepaskan pakaian bayi kecuali
popok
skor 5 - Ukur jarak antara lampu dan
permukaan kulit bayi (30cm atau
Nilai : tergantung spesifikasi jenis lampu
fototerapi)
1= menurun - Biarkan tubuh bayi terpapar sinar
fototerapi secara berkelanjutan
2= cukup menurun
- Ganti segera alas dan popok bayi
3= sedang jika BAK/BAB
- Gunakan linen berwarna putih agar
4= cukup meningkat memantulkan cahaya sebanyak
mungkin
5= meningkat 3. Edukasi
- Ajarkan ibu menyusui sekitar 20-
30 menit
- Anjurkan ibu menyususi sesering
mungkin
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan darah
vena bilirubin direk dan indirek
2 Menyusu tidak efektif b.d Status menyusui (L.03029) Konseling Laktasi (I.03094)
ketidakadekuatan suplai Setelah dilakukan tindakan
ASI keperawatan 3 x 24 jam maka 1. Observasi
(D.0029) diharapkan status menyusui bayi - Identifikasi keadaan emosional
ibu saat akan
Hal 75 membaik dengan kriteria:
dilakukan konseling menyusui
- Perlekatan bayi pada - Identifikasi keinginan dan tujuan
payudara ibu meningkat menyusui
target skor 5 - Identifikasi permasalahan yang
- Kemampuan ibu ibu alami selama proses
memposisikan bayi menyusui
dengan benar meningkat 2. Terapeuitk
target skor 5 - Gunakan tehnik mendengarkan
- Berat badan bayi aktif (mis. Duduk sama
meningkat target skor 5 tinggi:dengarkan permasalahan ibu
- Kepercayaan diri ibu )
meningkat target skor 5 - Berikan pujian terhadap perilaku
Nilai : ibu yang benar
3. Edukasi
1= menurun - Ajarkan tehnik menyusui yang
tepat sesuai kebutuhan ibu
2= cukup menurun
3= sedang
4= cukup meningkat
5= meningkat
3 Resiko Gangguan L.14125 integritas kulit dan I.11353 Perawatan integritas kulit
integritas kulit/jaringan b.d jaringan
Observasi
proses fototerapi Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X 24 jam - identifikasi penyebab gangguan
tingkat integritas kulit dan integritas kulit
jaringan membaik Terapeutik
dengan kriteria hasil :
 Bersihkan perineal dengan air
- Elastisitas meningkat skor
hangat, terutama selama periode
target 5
diare
- Hidrasi meningkat skor
 Gunakan produk berbahan minyak
target 5
- Perfusi jaringan meningkat pada kulit kering
dari skor target 5 Edukasi
- Kerusakan jaringan
 Anjurkan menggunakan pelembab
menurun skor target 1
 Anjurkan minum air yang cukup
- Kerusakan lapisan kulit
 Anjurkan meningkatkan asupan
menurun skor target 1
nutrisi
- Pigmentasi abnoral
menurun skor target 1
Nilai :
1= menurun
2= cukup menurun
3= sedang
4= cukup meningkat
5= meningkat

IMPLEMENTASI
NO DX TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI RESPON

I 18/6/2023 DS:-

DO:
09.00-10.30 1. Memontor ikterik pada kulit bayi 1. Byi Ny.I tampak kuning pada
2. Identifikasi kebutuhan cairan Wajah hinga tungkai
sesuai dengan gestasi dan berat 2. By Ny.I minum ASI 8x50cc
badan melalui OGT . BB2560 gr
3. Monitor suhu dan tanda vital 3. TTV : RR : 78 x/menit, HR :
setiap 4 jam 171 x/menit, Suhu 36,8ᵒC
4. Monitor efek samping fototerapi 4. Tidak terdapat tanda-tanda
(mis. Hipertermi,diare,rush pada efek samping fototerapi
kulit , penurunan berat
badan:lebih dari 8-10%)

II 18/6/2023 DS :-

DO :
10.40-12.00 1. Memonitor TTV 1. TTV : RR : 78 x/menit, HR :
2. Mengidentifikasi keadaan 171 x/menit, Suhu 36,8ᵒC
emosional ibu saat memberikan 2. Bayi Ny.I minum asi 50 ml
asi kepada bayinya melalui OGT
3. Memberikan asi 50 ml mellaui 3. Ny.I tampak tenang saat
OGT menjenguk bayinya
III 18/6/2023 DS :-

D0 :
13.00-14.00 1. Memonitor TTV
1. TTV : RR : 78 x/menit, HR :
2. Mengubah posisi bayi untuk 171 x/menit, Suhu 36,8ᵒC
menghindari kerusakan 2. By Ny.I dilakukan fototerapi

3. Memonitor tanda-tanda dengan posisi pronasi

kemerahan pada kulit akibat dari 3. Tidak terdapat tanda-tanda

pemberian fototerapi kemerahan pada By Ny.I

sebagai akibat dari fototterapi

I 19/6/2023 DS :-

DO:
08.30 – 09.30 1. Memontor ikterik pada kulit bayi
1. Kuning tampak berkurang
2. Identifikasi kebutuhan cairan
2. By Ny.I minum ASI 8x55cc
sesuai dengan gestasi dan berat
melalui OGT BB 20/6 2610 gr
badan
By.Ny I tampak muntah
3. Monitor suhu dan tanda vital
setelah pemberian diit ASI,
setiap 4 jam
muntah sebanyak +-5 ml
4. Monitor efek samping fototerapi
3. TTV : RR : 58 x/menit, HR :
(mis. Hipertermi,diare,rush pada
151 x/menit, Suhu 37ᵒC
kulit , penurunan berat
4. Tidak terdapat tanda-tanda
badan:lebih dari 8-10%)
efek samping fototerapi

II 19/6/2023 DS : -

10.00-11.30 DO :
1. Memonitor TTV
1. TTV : RR : 68 x/menit, HR :
2. Memastikan masuknya cairan
adekuat untuk mencegah 170 x/menit, Suhu 36,8ᵒC
dehidrasi 2. Bayi Ny.I minum asi 50 ml
3. Memberikan asi 50 ml mellaui
melalui OGT tidak ada
OGT
muntah
4. Mengidentifikasi peningkatan
pemberian ASI 3. By Ny.I mendapatkan diit dari

Susu BBLR SGM/3J

Perlekatan payudara belum

kuat

III 19/6/2023 D0 :
DS :
13.00-14.00
1. Memonitor TTV
1. TTV : RR : 78 x/menit, HR :
2. Memobilisasi pasien setiap 2 jam
171 x/menit, Suhu 36,8ᵒC
3. Menjaga kebersihan kulit agar
2. Kulit tampak bersih dan
tetap bersih dan kering
kering
4. Memonitor kulit akan adanya
3. Terdapat sedikit tanda
kemerahan
kemerahan pada ekstremitas
5. Mengoleskan minyak/baby oil
bawah dan abdomen
pada daerah2 yang tertekan

I 20/6/2023 DO :
DS :
07.30-08.30
1. Memontor ikterik pada kulit bayi
1. Kuning tampak berkurang ,
1. Identifikasi kebutuhan cairan
pemberian fototerapi
sesuai dengan gestasi dan berat
badan dihentikan
2. Monitor suhu dan tanda vital 2. By Ny.I sudah tidak terpasang
setiap 4 jam Ogt , diit langsung menetek
3. Monitor efek samping fototerapi dengan Ny.I
(mis. Hipertermi,diare,rush pada BB 21/6
kulit , penurunan berat 3. TTV : RR : 58 x/menit, HR :
badan:lebih dari 8-10% 141 x/menit, Suhu 36.3ᵒC
4. Tanda tanda kemerahan
berkurang

II 20/6/2023 DS:-

12.00-13.00 DO:
1. Memonitor TTV
1. TTV : RR : 58 x/menit, HR :
2. Memastikan masuknya cairan
141 x/menit, Suhu 36.3ᵒC
adekuat untuk mencegah
2. By Ny I sudah tidak terpasang
dehidrasi
OGT, diit langsung menetek
3. Memonitor pemberian ASI
pada Ny.I
3.
III 20/6/2023 DS:-
DO:
13.00-14.00 1. Memonitor TTV
1. TTV : RR : 78 x/menit, HR :
2. Memobilisasi pasien setiap 2 jam
171 x/menit, Suhu 36,8ᵒC
3. Menjaga kebersihan kulit agar
2. Kulit tampak bersih dan
tetap bersih dan kering
kering
4. Memonitor kulit akan adanya
3. Terdapat sedikit tanda
kemerahan
kemerahan pada ekstremitas
5. Mengoleskan minyak/baby oil
bawah dan abdomen
pada daerah2 yang tertekan

EVALUASI

NO TANGGAL/WAKTU EVALUASI

I 20-06-2023 S: -

09.00 O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis,


kekuningan sudah berkurang

Bilirubin total 7.0 mg/dl (post fototerapi 2x24 j)

HR 155x/m RR 47x/m S 36.5

A : Ikterik neonates

P: intervensi dihentikan

2 20-06-2023 S: Ny.I mengatakan sudah mengetahui tehnik

10.00 menyusui yang benar,

Ny.I mengatakan ASI nya sudah mulai keluar

sedikit demi sedikit

O:

A: menyusui tidak efektif

P: lanjutkan intervensi dirumah

Monitor berat badan

3 20-06-2023 S: -

12.00 O: akral hangat, siaonis tidak ada, T : 36,5ᵒ

A: Resiko gangguan Thermoregulasi

P: lanjutkan intervensi

Monitor TTV

Monitor warna kulit


Atur suhu incubator

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari pengkajian BY. Ny. I dengan diagnosa medis


hiperbilirubin yang dilakukan pada tanggal 18 Juni 2023 sampai dengan 20 juni 2023
didapatkan diagnose keperawatan 1) Ikterik neonates 2) menyusui tidak efektif 3)
Resiko gangguan integritas kulit dan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
perencanaan pada masing-masing diagnosa keperawatan. Pada diagnosa keperawatan
ikterik neonates dan menyususi tidak efektif tindakan keperawatan yang telah
dilakukan yaitu manajemen fototerapi ditambah dengan Tindakan pijat bayi dan
breastfeeding yang salah satunya untuk menurunkan kada bilirubin pada bayi
Menurut jurnal “Pengaruh Pijat Bayi Dan Breastfeeding Terhadap Penurunan
Kadar Bilirubin Pada Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia ” sangat di anjurkan
karena memberikan terapi pijatan pada bayi diwaktu pagi dan sore terutama pada bayi
dengan hyperbilirubinemia dengan fototerapi dengan tujuan untuk meningkatkan
metabolisme pada bayi dan membantu tumbuh kembang anak menjadi optimal
Dari kasus yang saya ambil pada by Ny.I dengan factor resiko yang terjadi
yaitu tidak optimalnya dalam pemberian ASI (terutama menyusui tidak berhasil dan
peneurunan berat badan >8%) terdapat hubungan yang jelas antara frekuensi
menyusui dengan penurunan insidensi hyperbilirubinemia. Pemberian ASI yang
sering akan meningkatkan periltastik usus dan frekuesnsi defekasi sehinga peredaran
enterohepatic bilirubin berkurang. Selain pemberian ASI dapat menurunkan kadar
bilirubin bisa juga ditangani dengan pemberian terapi pijat pada bayi dengan
hyperbilirubinemia yang menerima fototerapi, dari haasil penelitian ilmu kesehtaan
modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi pijat pada bayi mempunyai
banyak manfaat. Terapi pijat juga memiliki efek biokimia dan dampak klinis yang
positif, sehingga dapat merangsang fungsi pencernaan dan dapat merangsang fungsi
pencernaan dan dapat merangsang metabolisme sehinga racun dalam tubuh dapat
dengan mudah terurai dan dikeluarkan melalui feses dan urin .
Meningkatkan pemberian edukasi kepada ibu primipara tentang pentingnya
pemberian ASI ekslusif pada bayi dan pentingnya inisiasi menyusui dini serta tidak
perlu meganti ASI dengan susu formula pada ibu yang ASI nya cukup, dengan tujuan
untuk mempercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sindroma gagal nafas /respiratory distress sindrom (RDS) adalah istilah yang

digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus.

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan oleh penulis kepada bayi Ny M

dilaksakanan pada tanggal 19 Oktober 2021 s.d 21 Oktober 2021 diruang

NICU RSUP DR. KARIADI. Pengkajian By. Ny. M. kesadaran apatis,

keadaan umum lemah, nafas sesak, retraksi dada minimal, terpasang oksigen

masker NIV mode SPN-CPAP Fio2 25% PEEP 5,5 liter/menit. HR: 171

x/menit, RR: 78 x/menit, BB: 1260 gram, lahir premature usia kehamilan 28

minggu, diit ASI per ogt 8x 9 cc.


2. Masalah Keperawatan

Berdasarkan dari pengkajian tersebut maka penulis menegakkan 3

diagnosa keperawatan ( Masalah Keperwatan), yaitu:

1. Pola nafas tidak efektif

2. Desisit nutrisi

3. Gangguan thermoregulasi

3. Implementasi

Implementasi yang dilakukan kepasien diantaranya adalah : manajemen pola

nafas, pengaturan posisi, status nutrisi, regulasi temperature.

4. Evaluasi Masalah Intervensi

Dari 3 diagnosa keperawatan (masalah keperawatan) yang ditemukan selama

3 hari perawatan, masih diperlukan tindak lanjut dalam mengatasinya dan juga

diperlukan pengawasan yang ketat terutama pada pola nafas tidak efektif.

5. Evaluasi Intervensi

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi pola nafas tidak efektif adalah

dengan pengaturan posisi prone pada bayi prematur yang terpasang NIV. Setelah

dilakukan intervensi ternyata pada By. Ny. M. mengalami penurunan pada

hemodinamiknya.
B. SARAN

1. Untuk lahan praktek

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan yang

kompherensif pada bayi resiko tinggi khususnya pada bayi dengan RDS.

2. Untuk institusi

Diharapkan dapat menyediakan literatur yang menunjang dalam melakukan

studi kasus khususnya berkaitan dengan RDS.

3. Untuk Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada bayi resiko tinggi khusunya bayi dengan RDS.


DAFTAR PUSTAKA

Bayuningsih,R.(2011). Efektifitas penggunaan Nesting dan posisi Prone terhadap

Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nadi Pada Bayi Prematur di Rumah Sakit

Umum Daerah(RSUD) Kota Bekasi. Tesis, FIK UI

Berman, A,Synder & Kozier, B.(2009).Praktik Keperawatan klinis.Jakarta :EGC

Chang,et al(2002).Effect of prone and Supine position on sleep state and

stressresponses in mecaninally ventilated preterm during the first postnatal .

Journal of Advanced Nursing,40(2),161-169.

Cloherty, J.P,dkk(2009). Manual of neonatal care. Philadelphia: Lippicont Williams&

Wilkins.

Crowin,J.(2007).Buku Saku Patofisologi Edisi 3, Jakarta :EGC

Hagau, N. & Culcitchi, C.(2010) Nutrional support in children with congenital

heartdisease. Nutrisional Therapy & Metabolism, 28(4).172-184

Herman Das,et al( 2011). Effect of prone versus supine position on oxygen saturation

in patient with respiratory with respiratory distress in neonates.Pak J Med Sci

2011; 27(5):1098-1101.
Hidayat,A.A (2007). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita: Buku pratikum mahasiswa

kebidanan, Jakarta :EGC

Mariyam,dkk (2013). Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen diRuang Perawatan Anak. Jurnal

Keperawatan Anak.Volume 1,No 2, 104-11

Anda mungkin juga menyukai