Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KEGIATAN PRE SURVEY

PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2022

Dosen Pengampu: Ns. Yusnita, S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH:

NUR AFIFAH

142012018028

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan proposal pre survey ini dengan baik. PreSurvey yang
berjudul "Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kabupaten Pringsewu". Dalam
penulisan proposal ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan proposal pre survey ini. Sayasadar bahwa dalam proposal
pre survey ini masih jauh dari kesempurnaaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga proposal pre survey ini dapat
bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan proposal pre
survey ini terdapat banyak kesalahan.

Wassalamualaikum wr.wb.

Pringsewu, 30 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman telah terjadi peningkatan yang


pesat dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi namun
dalam bidang kesehatan di indonesia juga terjadi peningkatan
pembangunan kesehatan guna mancapai kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang
terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)
atau Angka Harapan Hidup (AHH). Seiring meningkatnya derajat
kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada
peningkatan UHH di Indonesia. Berdasarkan laporan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2000, UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat
menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia
adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,95 tahun (dengan
persentase populasi lansia adalah 7,58%) (Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan, 2013).Salah satu hasil pembangunan kesehatan di
Indonesia adalah meningkatnya angka harapan hidup (life
expectancy). Semakin meningkatnya UHH penduduk, menyebabkan
jumlah penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun.Peningkatan
UHH dari 45 tahun di awal tahun 1950 menjadi 65 tahun pada saat ini
(Fatmah, 2010).  
Menurut WHO di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4 %
orang di seluruh dunia mengindap hipertensi, angka ini kemungkinan
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
negara berkembang, termasuk indonesia (yonata 2016). Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan prevalensi
hipertensi secara nasional 25,8%. Penderita hipertensi di
perkirakansekitar 15 juta. Data World Health Organization (WHO) tahun
2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang

4
hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah
penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan
tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi, dan
diperkirakan setiap tahunnya 4,9 juta orang meninggal akibat hipertensi
dan komplikasinya.
Hasil riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada
penduduk >18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar
34,11%. Peningkatan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi provinsi
kalimantan selatan sebesar 44,13% diikuti oleh jawa barat sebesar 39,6%,
kalimantan timur sebesar 39,3%. Provinsi papuamemiliki prevalensi
hipertensi terendah sebesar 22,2% dan sumatera barat sebesar 25,16%.
Kejadian hipertensi di Lampung mencapai 24,7%. Hasil tersebut lebih
tinggi dari provinsi yang terdekat seperti Jambi yang hanya 24,6% dan
Bengkulu 21,6% (Riskesdas, 2013). Sedangkan prevalensi hipertensi di
kabupaten Pringsewu, berdasarkan umur  ≥ 18 tahun sebanyak 2167
orang atau 21,80% mengalami hipertensi, berdasarkan jumlah jenis
kelamin laki-laki dan perempuan (Dinkes, 2015). 
Hipertensi merupakan penyakit kronik yang tidak menunjukkan gejala,
kondisi ini menyebabkan penderita tidak waspada bahkan tidak
menyadari ancaman komplikasi hipertensi yang dapat mengakibatkan
kematian, oleh sebab itu hipertensi disebut juga sebagai silent
killer.Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),Seseorang dapat
dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya meningkat diatas normal
yaitu 140/90 mmHg. Gejala yang sering menyertai hipertensi antara lain
terjadi peningkatan tekanan darah, sakit kepala biasanya dibagian tengkuk
dan leher, bingung, mual muntah, dan gangguan penglihatan (Priscilla,
2015).
Terdapat dua golongan hipertensi yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi primer juga disebut sebagai hipertensi
esensial, adalah tekanan darah sistemik yang naik secara persisten. Satu
dalam tiga atau 73,6 juta orang di Amerika Serikat menderita hipertensi
(American Heart Association [AHA], 2009). lebih dari 90% orang ini
menderita hipertensi primer, yang penyebabnya tidak dapat diidentifikasi.
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah yang terjadi akibat
proses dasar yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini hanya 5% hingga 10%
dari kasus hipertensi yang diidentifikasi. Penyakit ginjal adalah penyebab
tersering tekanan darah tinggi yang diidentifikasi baik pada dewasa
maupun anak-anak (Huether & McCance, 2008). Penyebab umum lain
hipertensi yang dapat diidentifikasi pada dewasa mencakup penyakit

5
renovaskular (penurunan tekanan darah menuju ginjal), gangguan korteks
adrenal, feokromositoma, koarktasi aorta, dan apnea tidur (Priscilla,
2015).

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui data prevalensi Hipertensi pada
beberapa puskesmas di Pringsewu guna menunjang penelitian yang
berjudul Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kabupaten
Pringsewu Tahun 2022.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas
Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

B. Peserta
Seluruh Pasien yg menderita Hipertensi

C. Bentuk kegiatan
Bentuk kegiatan ini menggunakan metode Eksperimen

D. Waktu dan Tempat Pelaksanan


Kegiatan Pre Survey ini akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Mei 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Di Puskesmas Kabupaten Pringsewu

7
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal Pre Survey untuk mengetahui Pengaruh


Pemberian Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kabupaten Pringsewu Tahun 2022 saya
buat agar menjadi bahan pertimbangan guna terealisasikannya kegiatan
tersebut. Saya sadar bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak
kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu saya membutuhkan saran
yang membangun agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

8
PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2022

Mengetahui, Mengetahui,

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ns. Yusnita, S.Kep., M.Kes Nur Afifah

Mengetahui,

Universitas Muhammasiyah Pringsewu Lampung

Dekan Fakultas Kesehatan

ELMI NURYATI

NBM

Anda mungkin juga menyukai