Anda di halaman 1dari 28

PEMBERIAN OBAT HANA NAFIAH, MNS

PARENTERAL
PENGERTIAN
 Yaitu pemberian obat melalui kulit (jaringan otot atau langsung ke dlm pembuluh
sesuai dg jenis obat).
Alat bantu yg digunakan adlh spuit injeksi.
Distribusi obat tdk melalui saluran pencernaan, ttp bekerja lebih cepat.
Yg perlu diperhatikan dalam pemberian obat per parenteral adlh dosis yg tepat dan
teknik aseptik dlm pemberianya.
Keuntungan Kerugian
Bisa diberikan pada klien yang tak Klien terutama anak merasa takut/
sadar/ tak kooperatif cemas
Bisa diberikan bila obat tidak dapat Menimbulkan rasa tidak nyaman dan
diabsorpsi melalui gastrointestinal sakit
Obat dapat diabsorpsi lebih cepat Dapat menyebabkan infeksi, perlu
teknik steril
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
1. Benar Klien : Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang meresepkan pada catatan
pemberian obat, catatan pemberian obat, kartu obat dan gelang identitas pasien
2. Benar Obat: Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang obat, klien tidak alergi
pada kandungan obat yang didapat. memeriksa label obat dengan catatan pemberian obat
3. Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian dosis untuk
cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien; periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang tercatat pada catatan pemberian obat; lakukan penghitungan
dosis secara akurat.
4. Benar Waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan
pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan pemberian obat
akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore)
5. Benar Cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan
sesuai cara yang diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat.
• Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh • Spuit yang lebih besar biasanya
dapat berupa larutan cair atau suspensi. digunakan untuk menyuntikkan obat
• Larutan cair disiapkan dalam tiga melalui IV.
bentuk : ampul, vial dan unit • Spuit insulin berukuran 0,5 - 1 ml dan
disposible. dikalibrasi dalam unit.
• Untuk memberikan obat melalui • Spuit tuberkulin berukuran 1 ml dan
parenteral ini diperlukan spuit yang dikalibrasi dalam mililiter. Spuit
ukurannya bervariasi dari 0,5 ml tuberkulin ini digunakan untuk
nirigga 50 ml. memberikan obat dibawah ml.
• Spuit yang lebih dari 5 ml jarang
digunakan untuk menyuntik SC atau
IM.
 Obat dalam ampul dan vial
dipersiapkan dengan menggunakan
teknik aseptik dan diberikan
melalui parenteral.
 Sebelumnya perlu diperhatikan dan
dikaji kondisi larutan (kejernihan
cairan, adanya/tidaknya
endapan, warna cairan sesuai
dengan label) serta tanggal
kadaluarsa obat pada label vial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dan vial:
 Jika obat perlu dicampurkan, ikuti petunjuk pada vial
 Pertahankan kesterilan spuit, jarum dan obat saat menyiapkannya.
 Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini.
 Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan kertas tissue
MACAM-MACAM PEMBERIAN
OBAT PARENTERAL

Intracutan Subcutan Intra Vena Intra


(IC) (SC) (IV) Muscular
(IM)
INTRACUTAN
• Pemberian obat yang dilakukan TUJUAN
dengan cara memasukan obat kedalam
• Pasien mendapatkan pengobatan sesuai
jaringan kulit yang di lakukan untuk
program pengobatan dokter.
tes alergi terhadap obat yang akan
diberikan . • Memperlancar proses pengobatan dan
• pada umumnya diberikan pada pasien menghindari kesalahan dalam pemberian
yang akan diberikan obat antibiotic. obat.
• Membantu menentukan diagnosa
terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
• Menghindarkan pasien dari efek alergi
obat ( dengan skin test).
PRINSIP TEST ANTIBIOTIK
•Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan pada area
penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter kira kira 1inchi
atau diameter 2,5 cm.
•Kemudian larutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam
spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien
hanya 0,1cc.
•Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah penyuntikan.
•Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah yang
sudah ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik tersebut.
TEST MANTOUX
•Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, (tuberkulin test) diambil 0,1
cc dalam spuit, untuk langsung disuntikkan pada pasien.
•Dan dapat dinilai hasilnya dalam 2-3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor
kalor melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan.
TEKNIK INJEKSI INTRACUTAN

1. Ambil obat yang akan di lakukan tes alergi.


2. Larutkan atau encerkan dengan cairan pelarut ( aquades ),ambil 0,55 cc lalu encerkan
lagi sampai 1 cc.
3. siapakan pada bak steril (bak injeksi )
4. Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam.
5. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas normal saline atau kapas alcohol bila
diperlukan, kulit diregangkan tunggu sampai kering.
6. Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5-15º dari permukaan kulit
7. Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis yang
diberikan 0,1 cc atau sesuai jenis obat.
8. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
9. Daerah penyuntikan dianjurkan untuk tidak dinggaruk, dimasage atau diberi apapun.
SUBCUTAN
Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area
bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis
TUJUAN • Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subcutan di bawah
kulit untuk di absorbsi . • Di lakukan dalam program pemberian insulin yang di
gunakan untuk mengontrol kadar gula darah
Jenis Obat Yang Lazim Diberikan Secara SC • • • • • Vaksin Narkotik Heparin Obat-
obatan pre operasi Insulin
LOKASI INJEKSI
1. lengan atas sebelah luar 
2. paha bagian depan 
3. Perut
4. area scapula
5. area Ventrogluteal 
6. area dorsoglutea
TEKNIK INJEKSI SUBCUTAN
1. Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45
derajat dari permukaan kulit
2. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untukmenjauhkan jaringan subkutisdari jaringan
otot
3. Asosiasi Diabetes Amerika menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu
daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 1,5 inci (satu
ruas jari tangan) dengan penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di bawah
lapisan kulit
TEKNIK INJEKSI SUBCUTAN
1. Berikan posisi yang tepat sesuai dengan lokasi yang dipilih.
2. Bersihkan daerah suntikan dengan kapas atau alkohol, gosok melingkar dari dalam keluar.
3. Biarkan alkohol kering dan pegang kapas untuk digunakan waktu mencabut jarum. 
4. Cubit atau gerakkan daerah yang akan disuntikkan. •
5. Pegang spuit dengan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk. Suntikkan jarum dengan sudut 45
derajat, tergantung
6. Setelah jarum masuk, lepaskan jaringan yang dipegang, dan gunakan tangan kiri untuk memegang ujung
barel. •
7. Aspirasi untuk memastikan masuknya jarum. Bila ada darah, cabut jarum, obat dan spuit dibuang dan
menyiapkan obat baru lagi. • Bila tidak ada darah, suntikan obat perlahan-lahan. •
8. Cabut jarum cepat dengan sudut sesuai waktu masuk. •
9. Masase hati-hati dengan kapas alkohol (jangan masase pada pemberian heparin atau insulin). •
10. Buang spuit dan jarum tanpa penutup di sharp container. turgor jaringan dan panjang jarum.
INJEKSI INTRAVENA
Memasukkan cairan obat langsung kedalam Lokasi yang Digunkan Untuk
pembuluh darah vena dengan waktu cepat Penyuntikan :
sehingga obat langsung masuk dalam
sistem sirkulasi darah. 1. Pada lengan (vena mediana cubiti /
vena cephalica )
Tujuan :
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
1. Memasukkan obat secara cepat
2. Mempercepat penyerapan obat 3. Pada leher (vena jugularis) khusus
pada anak
3. Untuk menghindari terjadinya kerusakan
jaringan 4. Pada kepala (vena frontalis, atau
vena temporalis) khusus pada anak
4. Untuk memasukkan obat dalam jumlah
yang lebih besar
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN
1. Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
2. Tempat injeksi harus tepat kena pada daerah vena
3. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
4. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
5. Kondisi atau penyakit klien.
6. Obat yang baik dan benar
7. Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
8. Dosis yang diberikan harus tepat.
9. harus benar Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi
TEKNIK PEMBERIAN OBAT INTRAVENA
1. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
2. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut
(aquades steril).
3. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
4. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
6. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang
akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau
membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
7. Ambil spuit yang berisi obat.
8. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.
9. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan torniquet dan langsung
semprotkan obat hingga habis.
10. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah
penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke
dalam bengkok
11. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
12. Cuci tangan.
INJEKSI INTRAMUSKULAR
Pemberian obat dengan memasukan obat kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan
pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (pasien harus berbaring miring).
Dorsogluetal (pasien haris telungkup), dan lengan atas (deltoid).
Tujuan pemberian obat intramuscular adalah agar absorpsi obat lebih cepat oleh
karena vaskularitas otot.
TEKNIK INJEKSI IM
1. Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan 8. Memasukkan  spuit dengan sudut 90 derajat, jarum
masuk 2/3
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi 9. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk
spuit
4. Memakai sarung tangan
10. Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1
5. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar
cc/detik)
( palpasi area injeksi terhadap adanya edema,
massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, 11. Mencabut jarum dari tempat penusukan
memar, abrasi atau infeksi) 12. Menekan daerah tusukan dengan kapas  desinfektan
6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol
13. Membuang spuit ke dalam bengkok.
(melingkar dari arah dalam ke luar diameter ±5cm)
7. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk
mereganggkan kulit
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai