PEMBERIAN
OBAT
PARENTERAL
1. A R I N I D I R G AYA N T I
2. DWIENDAH
3. G I B R A LTA R J A L A A M A Z O N A
4. H A N A AYA K E D I N G
5. N A D YA N U R H A N I FA H
1. DEFINISI
• Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
• Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
• Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
• Memberikan zat imunologi
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan:
Bisa diberikan pada klien yang tak sadar/ tak kooperatif
Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
Obat dapat diabsorpsi lebih cepat
Kerugian:
Klien terutama anak merasa takut/ cemas
Menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit
Dapat menyebabkan infeksi, perlu teknik steril.
4. MACAM PEMBERIAN OBAT SECARA
PARENTERAL
3. INTRA
4. INTRA VENA
MUSCULAR
INTRA CUTAN (INTRA DERMAL)
• Merupakan suntikan pada lapisan
dermis atau di bawah epidermis / • Area yang lazim
permukaan kulit. injeksi ini di digunakan adalah lengan
lakukan secara terbatas, karena bawah bagian
hanya sejumlah kecil obat yang
dalam,dada bagian atas
dapat dimasukkan. cara ini
biasannya digunakkan untuk tes dan punggung area
tuberkulin atau tes alergi terhadap skapula.
obat tertentu dan untuk pemberian
vaksinasi.
HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN PADA INJEKSI IC
• Tempat injeksi
• Jenis spuit dan jarum yang digunakan
• Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
• Kondisi atau penyakit klien
• Pasien yang benar
• Obat yang benar
• Dosis yang benar
• Cara atau rute pemberian obat yang benar
• Waktu yang benar
PROSEDUR KERJA IC
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan
keatasan
4. Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5
cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat
di permukaan kulit.
9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
SUB CUTAN (SC)
• Tempat injeksi
• Jenis spuit dan jarum yang digunakan
• Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
• Kondisi atau penyakit klien
• Pasien yang benar
• Obat yang benar
• Dosis yang benar
• Cara atau rute pemberian obat yang benar
• Waktu yang benar
PROSEDUR KERJA SC
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
• Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan keatasan
• Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik
• Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5 cc
dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
• Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
• Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
• Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat di
permukaan kulit.
• Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
• Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
• Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN PADA
INJEKSI IM :
• Tempat injeksi.
• Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
• Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
• Kondisi atau penyakit klien.
• Obat yang tepat dan benar.
• Dosis yang diberikan harus tepat.
• Pasien yang tepat.
• Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
INTRA MUSCULAR (IM)
• Merupakan pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan otot
dengan menggunakan spoit.
2) Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. Kadaan ini ditandai dengan adanya
penurunan Ph kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/L.
3) Alkalosis Respiratorik
Alkalosis resoiratorik suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari
35 mmHg, Ph labih dari 7,45. keadaan ini dapat disebabkan oleh karena adanya hiperpentilasi, kecemasan, emboli paru-paru,dll.
4) Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan
bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan Ph arteri lebih dari 7,45,
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DIET
TEMPERATUR
JENIS
LINGKUNGA KELAMIN
N
USIA
SEL SEL
SAKIT
LEMAK
STRESS
TINDAKAN UNTUK MENGATASI MASALAH
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1) Pemberian cairan melalui infus
Merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang di
lakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini di
lakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai
tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
2) Transfusi Darah
Merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang
membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah dan
memperbaiki perfusi jaringan.
THANKYOU