Anda di halaman 1dari 9

A topnotch WordPress.

com site

saphutra
 Beranda
 About
 Daftar isi

« PELANGGARAN ETIKA KEPERAWATAN


LP kebutuahan cairan & elektrolit »

LAPORAN PENDAHULUAN PEMBERIAN OBAT


1.pngertian
Memberikan obat adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara
memberikan obat-obatan melalui mulut(oral) dan dengan injeksi sesuai dengan program
pengobatan dari dokter..
2,jenis pemberian obat
a. oral
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara
memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokte
b. PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse. Sediaan
parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian,
yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra
Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi
lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga
diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.
Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptic
dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian obat parenteral, obat
diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit. Komplikasi yang seringv terjadi
adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan
tempat penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.
Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :
A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan
B. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan
C. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
D. Pemberian Obat Via Intramuskular

A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan


1. Pengertian Intra Kutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan
biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
2. Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi
jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :


1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
4. Kondisi atau penyakit klien
5. Pasien yang benar
6. Obat yang benar
7. Dosis yang benar
8. Cara atau rute pemberian obat yang benar
9. Waktu yang benar

4. Indikasi dan Kontra Indikasi


– Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah
lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
– Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
5. Alat dan Bahan
Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
Obat dalam tempatnya
Spuit 1 cc/spuit insulin
Cairan pelarut
Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
Bengkok
Perlak dan alasnya.

6. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan
keatasan
4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5
cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20
derajat di permukaan kulit.
9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
Daerah Penyuntikan :
o Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari pergelangan
tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
o Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.

B. Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan

1. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada
daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar, daerah
dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
. 2. Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin
terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Tempat injeksi
- Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
- Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
- Kondisi atau penyakit klien
- Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
- Obat yang akan diberikan harus benar
– Dosisb yang akan diberikan harus benar
- Cara atau rute pemberian yang benar
- Waktu yang tepat dan benar

4. Indikasi dan kontra indikasi


– Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena
tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
– Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau
minyak.

5. Alat dan bahan


Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat
Obat dalam tempatnya
Spuit insulin
Kapas alcohol dalam tempatnya
Cairan pelarut
Bak injeksi
Bengkok perlak dan alasnya

6. Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu tempatkan pada bak
injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dari
permukaan kulit.
8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga habis.
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan ke dalam
bengkok.
10. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat.
11. Cuci tangan.

Daerah Penyuntikan :
o Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian dari
Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)
o Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)
o Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

C. Pemberian Obat Via Intra Vena :


a. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung
1. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena
cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis
(kepala).

2. Tujuan
Pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan
masuk ke dalam pembuluh darah.

3. Hal-hal yang diperhatikan


Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
Kondisi atau penyakit klien.
Obat yang baik dan benar.
Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
Dosis yang diberikan harus tepat.
mberian obat melalui injeksiCara atau rute pe harus benar.
4. Indikasi dan kontra indikasi
– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.

5. Alat dan bahan


daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
Obat dalam tempatnya.
Spuit sesuai dengan jenis ukuran
Kapas alcohol dalam tempatnya.
Cairan pelarut (aquades).
Bak injeksi.
Bengkok.
Perlak dan alasnya.
Karen pembendung.

6. Prosedur kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada daerah
penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
4. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat dalam bentuk
sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
6. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan dilakukakn
pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan
dan lakukan penekanan.
9. Ambil spuit yang berisi obat.
10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh
darah.
11. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan
hingga habis.
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan masase pada
daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam
bengkok.
13. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
14. Cuci tangan.

b. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsun.


1. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam
wadah cairan intra vena.

2. Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek samping
dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
– injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke dalam botol
infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.–
-Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
- Obat yang baik dan benar.
- Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar.
- Dosis yang diberikan harus tepat.
- Cara atau rute pemberian obat melalui injeksitidak langsung harus tepat dan benar.

4. Indikasi dan kontra indikasi


– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.

5. Alat dan bahan


- Spuit dan jarum sesuai ukuran
- Obat dalam tempatnya.
- Wadah cairan (kantung/botol).
- Kapas alcohol dalam tempatnya..

6. Prosedur kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan pada
kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan
masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan dengan
perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
8. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di dalamnya.
Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
9. Periksa kecepatan infuse.
10. Cuci tangan.
11. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.

Daerah Penyuntikan :
o Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
o Pada Tungkai (v. Spahenous)
o Pada Leher (v. Jugularis)
o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak
D. Pemberian Obat Via Intra Muskular
1. Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan
pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal
(posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

2. Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan


- Tempat injeksi.
- Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
- Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
- Kondisi atau penyakit klien.
- Obat yang tepat dan benar.
- Dosis yang diberikan harus tepat.
- Pasien yang tepat.
- Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

4. Indikasi dan kontra indikasi


– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
– kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.

5. Alat dan bahan


- Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.
- Obat dalam tempatnya.
- Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm, untuk anak-
anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
-Kapas alcohol dalam tempatnya.
- Cairan pelarut.
- Bak injeksi.
- Bengkok.

6. Prosedur kerja
1. cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam
bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan :
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk berbaring telentang
dengan lutut sedikit fleksi.
Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan
lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.
Pada daerah dorsogluteal dengancara, anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar
kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan tungkai bawah.
Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengancara, anjurkan pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit,
maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis.
9. Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah penyuntikan dengan kapas
alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
11. Cuci tangan

Daerah Penyuntikan :
o Bagian lateral bokong (vastus lateralis)
o Butoks (bagian lateral gluteus maksimus)
o Lengan atas (deltpid)

PRINSIP 6 ( ENAM ) BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT

1.Benar Pasien
• Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur,
gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak
sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk.
Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2.Benar Obat
• Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita
asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker
untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada
pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat
yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak
boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
• Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat
harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3.Benar Dosis
• Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya
ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4
mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus
tetap hati-hati dan teliti.
4.Benar Cara/Rute
• Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian
rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral
• Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling
nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal)
seperti tablet ISDN.
b. Parenteral
• Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral
berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal
• Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray,
tetes mata.
d. Rektal
• Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada
suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian
obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral,
namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi
• Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya,
misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.
5.Benar Waktu
• Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat
sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6.Benar Dokumentasi
• Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus
dicatat alasannya dan dilaporkan

hhhhee….smga bermanfaatt

Anda mungkin juga menyukai