Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Hamil di luar nikah, menurut islam bagaimana hukumnya?

Jawab :
Haram hukumnya seorang laki-laki menikahi seorang wanita yang sedang mengandung anak dari
orang lain. Karena hal itu akan mengakibatkan rancunya nasab anak tersebut.
Dalilnya adalah beberapa nash berikut ini:

 Nabi SAW bersabda, "Janganlah disetubuhi (dikawini) seorang wanita hamil (karena
zina)"
 Nabi SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan
hari akhir untuk menyiramkan airnya pada tanaman orang lain." (HR Abu Daud dan
Tirmizy)

Adapun bila wanita yang hamil itu dinikahi oleh laki-laki yang menghamilinya di luar nikah,
maka umumnya para ulama membolehkannya, dengan beberapa varisasi detail pendapat :

 Pendapat Imam Abu Hanifah. Imam Abu Hanifah menyebutkan bahwa bila yang
menikahi wanita hamil itu adalah laki-laki yang menghamilinya, hukumnya boleh.
Sedangkan kalau yang menikahinya itu bukan laki-laki yang menghamilinya, maka laki-
laki itu tidak boleh menggaulinya hingga melahirkan.
 Pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Malik dan Imam Ahmad bin
Hanbal mengatakan laki-laki yang tidak menghamili tidak boleh mengawini wanita yang
hamil. Kecuali setelah wanita hamil itu melahirkan dan telah habis masa 'iddahnya. Imam
Ahmad menambahkan satu syarat lagi, yaitu wanita tersebut harus sudah tobat dari dosa
zinanya. Jika belum bertobat dari dosa zina, maka dia masih boleh menikah dengan siapa
pun. Demikian disebutkan di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhazzab karya Al-
Imam An- Nawawi, jus XVI halaman 253.
 Pendapat Imam Asy-Syafi'i Adapun Al-Imam Asy-syafi'i, pendapat beliau adalah bahwa
baik laki-laki yang menghamili atau pun yang tidak menghamili, dibolehkan
menikahinya. Sebagaimana tercantum di dalam kitab Al-Muhazzab karya Abu Ishaq
Asy- Syairazi juz II halaman 43.
 Undang-undang Perkawinan RI Dalam Kompilasi Hukum Islam dengan instruksi
presiden RI no. 1 tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991, yang pelaksanaannya diatur sesuai
dengan keputusan Menteri Agama RI no. 154 tahun 1991 telah disebutkan hal-hal
berikut:
o Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang
menghamilinya.
o Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan
tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya.
o Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan
perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir.
Semua pendapat yang menghalalkan wanita hamil di luar nikah dikawinkan dengan laki-laki
yang menghamilinya, berangkat dari beberapa nash berikut ini :

 Dari Aisyah ra berkata,`Rasulullah SAW pernah ditanya tentang seseorang yang berzina
dengan seorang wanita dan berniat untuk menikahinya, lalu beliau bersabda,`Awalnya
perbuatan kotor dan akhirnya nikah. Sesuatu yang haram tidak bisa mengharamkan yang
halal`. (HR Tabarany dan Daruquthuny).
 Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW,`Isteriku ini seorang yang suka berzina`.
Beliau menjawab,`Ceraikan dia`. `Tapi aku takut memberatkan diriku`. `Kalau begitu
mut`ahilah dia`. (HR Abu Daud dan An- Nasa`i)
Kata Pengantar

Rasa syukur yang sangat mendalam kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salam dan
salawat semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, serta para
sahabatnya.

ROLE PLAY saat ini berjudul IBU DAN GADIS SMA HAMIL HIDUAR NIKAH.Role Play
ini dapat kami selesaikan dengan baik, tak lepas dari banyaknya pihak-pihak yang turut
membantu. Olehnya itu, dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih.
Namun, kami pun menyadari bahwa Role Play ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan
kritik dari para pembacalah yang kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.

Semoga Role play dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan agama bagi kita semua.

Samarinda,11 juni 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………I

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………..II

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………III

ROLE PLAY……………………………………………………………………………………………………………….IIII

KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………………..IIIII

Anda mungkin juga menyukai