Anda di halaman 1dari 11

MODUL

INJEKSI SUBCUTAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : YUNITA LADJURA


NIM : PO7124320113

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN D4 ALIH JENJANG KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


MODUL PRAKTEK INJEKSI SUBKUTAN

A. Pengantar

Pemberian obat melalui suntikan / parenteral penginjeksian medikasi

adalah prosedur invasif yang melibatkan deposit obat melalui jarum steril

yang di insersikan kedalam jaringan tubuh. Tehnik aseptik harus

dipertahankan karena pasien beresiko infeksi bila jarum menembus kulit.

Karakteristik jaringan mempengaruhi absorbsi obat dan awitan kerja obat. Jadi

sebelum menginjeksikan obat petugas harus mengetahui volume obat yang

diberikan, karakteristik obat dan lokasi struktur anatomik dibawah tempat

injeksi. Pemberian obat pada pasien dapat dilakukan melalui banyak cara

diantaranya pemberian obat melalui intramuskular, intravena, sub cutan dan

intra cutan. Pemberian obat ini dilakukan dengan menggunakan prinsip 6

tepat.

injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau

serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum

digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jeringan ke dalam kulit atau

selaput lendir yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat

suntik.

B. Indikator Pembelajaran

 Mahasiswa Memahami dan mengerti konsepsi injeksi subkutan

 Mahasiswa Memahami dan mengerti indikasi pemberian obat


 Mahasiswa Memahami dan mengerti kelebihan dan kekurangan injeksi

subkutan

 Mahasiswa Memahami dan mengerti hal-hal yang harus diperhatikan

dalam injeksi subkutan

 Mahasiswa mampu melakukan pemberian injeksi subcutan

2
C. Uraian Materi

1. Pengertian

Injeksi subcutan adalah menyuntikkan obat dengan menusuk area

bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. Obat

yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air

(0,5 sampai 1 ml). jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi.

Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tak

tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.

2. Dasar teori
Jarum yang paling biasa digunakan untuk injeksi subcutan adalah
ukuran 25-gauge, 5/8 inci. Gauge jarum menentukan ukuran diameter
lubang jarum. Namun demikian, terdapat juga beberapa variasi, dan
sejumlah pasien memerlukan jarum suntik yang lebih pendek atau lebih
panjang, seperti kalau pasien bergerak atau ada tekanan lain.

Pasien yang telah diajari menginjeksikan diri sendiri harus di


tunjukkan cara mengetest ujung jarum apakah mengandung kekesatan atau
tidak. Test ini mudah dilakukan dengan melintaskan ujung jarum, kedua
sisinya, diatas kapas atau punggung tangan sebelum di sterilkan.

Tabung injeksi hypodermis diukur dalam minim maupun cm kubik


atau mili-liter. Tabung suntik yang dapat dipakai ulang terbuat dari kaca
sedangkan tabung suntik sekali pakai dari plastik.

Jika obat perlu ditakar sampai satuan yang kecil sekali, seperti ketika
menginjeksi ekstrak allergi atau vaksin, digunakan tabung suntik 1 ml
yang dibagi menjadi persepuluhan dan ratusan ml dan dalam minim.
Tabung suntik jenis ini menakar lebih akurat dibandingkan tabung biasa.
Pada mulanya digunakan berbagai tabung suntik insulin menurut
kekuatan unit insulin yang digunakan. Insulin 100 u (100 mikron) kini
tersedia untuk digunakan dengan tabung berukuran 100 u dan ditunjukkan
bagi semua pasien tanpa memandang dosis insulin ukuran 40 u dan 80 u.
tabung ukuran 100 u tersedia dalam type yang dapat dipakai ulang maupun
yang sekali pakai buang. Alat pengisi dapat dibeli di pasar untuk
membantu penderita diabetus yang terganggu penglihatannya untuk
menakar dosis insulin yang tepat.

Alat pengisi ini dibuat dalam berbagai ukuran untuk mengakomodir


dosis yang berbeda beda. Jarum dan tabung injeksi hypofermis
dipersiapkan dalam berbagai cara ada yang sudah di rakit dan ada pula
yang masih terlepas jika jarum akan disambungkan ke tabung suntik jarum
dipegang pada bagian pangkat. Tang kecil yang steril dapat digunakan
untuk menyambung dan mengecapkan jarum. Namun demikian, pelapis
jari tersebut bisa saja berupa alat pelindung jarum atau bola kapas yang
steril.

Daftar dibawah ini menggambarkan teknik penyelenggaraan injeksi


subkutan. Masalah perlu tidaknya mengeluarkan semua udara dari tabung
suntik sebelum menginjeksikan obat sering diperdebatkan. Kalau udaranya
hanya sedikit ia tidak akan menimbulkan bahaya apa – apa. Dalam
kenyataan, sedikit gelembung udara justru membantu mendorong sisa obat
dalam jarum masuk ke jaringan tubuh, dan teknik serupa ini disarankan.
Keprihatinan utama jangan sampai adanya udara dalam tabung lantas
menyebabkan kekeliruan takaran obat. Udara dalam tabung mudah
dihilangkan dengan memegang tabung dalam posisi vertical, lalu pelan –
pelan mendorong alat dorong suntik sehingga udara di dalam tabung habis
keluar.

3. Tujuan Injeksi Sub Cutan adalah


Memberikan jenis obat yang lazim pemberiannya injeksi subkutan :
insulin, heparin, vaksin, obat – obatan preoperasi, narkotik. Pemberian
injeksi subcutan ini biasanya menimbulkan rasa sakit dan tidak enak pada
pasien. Tujuan lain :

a. Mengontrol kadar gula darah

b. Memasukkan sejumlah toksin atau obat untuk diabsorbsi

4. Lokasi injeksi

a. Lengan atas bagian luar

b. Paha anterior

c. Daerah abdomen

d. Area scapula pada punggung atas

e. Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas

f. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah


abdomen
g. Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, nyeri, merah,
pruritis, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau syaraf besar
dibawahnya.
5. Indikasi pemberian obat

 Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau

bekerjasama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara

oral, tidak alergi. Lokasi yang ideal adalah lengan bawahdalam dan

punggung bagian atas. (Sigalingging, 2013).

 Kontra indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit.

6. Prosedur Tindakan

 Alat dan bahan

Baki berisi :

1. Bak injeksi steril

2. Obat yang diperlukan

3. Kapas alkohol

4. Spuit sesuai ukuran penggunaan

5. Buku daftar obat

6. Bengkok

7. Sarung tangan

8. Pengalas

 Persiapan pasien

Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

menurut (Sigalingging, 2013) prosedur kerja :

1. Periksa kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, rute

pemberian dan waktu pemberian.

2. Siapkan obat
3. Letakkan peralatan dan obat kedekat pasien

4. Cuci tangan
4
5. Posisikan pasien senyaman mungkin

6. Letakkan pengalas dan bengkok dekat dengan area yang diinjeksi

7. Cuci tangan

8. Pasang sarung tangan

9. Buka obat dengan cara :

 Flakon/vial : buka tutup metal, lakukan desinfeksi tutup karet dengan

kapas alkohol apabila persediaan dalam flakon masih berupa bubuk

larutkan dengan aquabidest sebanyak yang tecantum pada petunjuk

penggunaan obat.

 Ampuls : ketuk obat yang ada diujung ampuls, patahkan leher ampuls

dengan tangan menggunakan tangan

10. Isi spuit dengan obat sesuai dosis yang ditentukan

 Isap udara sebanyak cairan yang diperlukan tusuk jarum dengan posisi

bevel tegak suntikan udara kedalam flakon , balik flakon dengan

tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah

sedangkan tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga

ujung jarum dibawah cairan. Biarkan tekanan udara membantu

mengisi obat kedalam spuit, setelah selesai tarik jarum dan ampuls

11. Buang udara dalam spuit kemudian tutup masukkan kedalam bak

injeksi
12. Pilih area penusukan kemudian lakukan desinfeksi dengan kapas

alkohol

13. Lakukan penyuntikkan dengan lubang jarum menghadap keatas

membentuk 45 ⁰ apabila menggunakan spuit 3 cc dan sudut 90 ⁰ apabila

menggunakan spuit 1cc terhadap permukaan kulit.

14. Lakukan aspirasi

15. Masukkan obat secara perlahan


5
16. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol

17. Letakkan spuit dan kapas ke dalam bengkok

18. Rapikan pasien dan perhatikan reaksi pasien

19. Cuci tangan

20. Dokumentasikan tindakan.

 Jenis obat yang diberikan secara subkutan

a. Vaksin

b. Obat-obatan pre operasi

c. Narkotik

d. Insulin

e. Heparin

7. Kelebihan dan kekurangan injek subkutan

Kelebihan dan kekurangan injeksi sub kutan (Abdullah, 2014)

1. Kelebihan :

 Diperlukan latihan sederhana

 Absorbsi obat cepat larut dalam air


 Mencegah kerusakan sekitar saluran cerna

2. Kekurangan

 Rasa sakit dan kerusakan kulit

 Tidak dapat dipakai jika volume obat besar

 Bioavibilitas berfariasi, sesuai lokasi

 Harus menggunakan tekhnik steril

 Lebih mahal dibandingkan oral


6
 Lebih lambat dibandingkan pemberian IM

 Dapat menyebabkan ansietas (kecemasan yang berlebihan dan lebih

bersifat subyektif).

8. Hal yang harus diperhatikan

 Pastikan syarat dan indikasi suntikan pada pasien sudah terpenuhi

sebelum melakukan penyuntikan subkutan

 Jagalah kesterilan alat dan bahan yang digunakan

 Lakukan pencegahan infeksi pada pasien melalui tindakan desinfeksi

 Lakukan tindakan penyuntikan dalam ruangan yang sesuai dengan

standar

 Perhatikan prinsip penyuntikan subkutan

 Pastikan privacy pasien benar-benar terjaga

 Lakukan tehnik pembuangan sampah /limbah bekas pakai sesuai

prosedur.

Anda mungkin juga menyukai