Anda di halaman 1dari 4

ANALISA TINDAKAN

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

DI RUANG EDELWEIS ATAS RSUD KARDINAH TEGAL

OLEH :

Nama: ANANG WIJI SAPUTRO


NIM: 180104010

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN 2018
A. INJEKSI IM
B. INDIKASI IM
1. Pada pasien yang tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
2. Pasien tidak sadar
3. Tidak ada alergi terhadap obat
4. Pasien membutuhkan jumlah obat yang besar sehingga tidak memungkinkan
melalui injeksi sc.
C. RASIONALISASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Injeksi IM dilakukan dengan cara obat dimasukan ke dalam otot skeletal,
biasanya otot deltoit atau gluteal. Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan
langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan
pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan
bagian atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara
berkala dalam bentuk depot obat.
D. ANATOMI FISIOLOGI DARI ORGAN YANG DILAKUKAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. ANATOMI SISTEM TERKAIT
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi (setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah).
Aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikkan.
2. FISIOLOGI SISTEM TERKAIT
Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat setelah di injeksikan, obat akan
masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah,
disana obat akan di absorbsi oleh tubuh, Setelah di absorbsi partikel obat
yang telah terabsorbsi akan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh lainnya.
E. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Handscoon
2. Masker
3. Spuit steril 3 ml
4. Bak instrumen
5. Kapas alkohol
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
F. PRINSIP TINDAKAN
Ada 6 prinsip pemberian obat,
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
G. PROSEDUR TINDAKAN
1. Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai sarung tangan Menentukan tempat penyuntikan dengan benar
( palpasi area injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan.
5. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar
diameter ±5cm)
7. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
8. Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
11. Mencabut jarum dari tempat penusukan
12. Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
H. RESPON OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF
1. Respon obyektif pasien terlihat meringis kesakitan saat diberikan injeksi IM
2. Respon subjektif merasakan reaksi obat setelah dilakukan pemberian obat
I. MENGANALISIS KEBERHASILAN TINDAKAN
Keberhasilan tindakan ditandai dengan adanya reaksi poritif terhadap keadaan
pasien
J. Refleksi Diri
1. Kekurangan fase terminasi
Pada fase ini tidak ada kekurangan yang terjadi selama tindakan
2. Kekurangan fase kerja
Pada fase ini kekurangan yang dilakukan tidak memposisikan pasien
dengan nyaman sebelum dilakukan tindakan.
3. Kekurangan fase terminasi
Pada fase ini tidak ada kekurangan
4. Kekurangan fase setelah fase terminasi
Pada fase ini tidak ada kekurangan

Anda mungkin juga menyukai