Anda di halaman 1dari 10

INJEKSI INTRAMUSKULER ( IM )

Anita Novianti P3.73.20.1.16.055


Dhiafa Nur shabrina P3.73.20.1.16.062
Haniyah Rahmah P3.73.20.1.16.069
Mia Amila Yuzakky P3.73.20.1.16.076
Novita Handayani P3.73.20.1.16.083
Rezza Azzahra P3.73.20.1.16.090
Tya Sekar Cendani P3.73.20.1.16.098
Pengertian
Intramuskuler (i.m),Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang
lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darahlebih
banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang
ketika obat memasuki otot yangdalam tetapi bila tidak
berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke
pembuluh darah. Denganinjeksi di dalam otot yang terlarut
berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna
memperlambatreabsorbsi dengan maksud memperpanjag
kerja obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi
dalamminyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone
kelamin.

Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat


dibandingkan dengan subcutan
Lokasi yang digunakan
untuk penyuntikan :
1. Deltoid/lengan atas
2. Dorso gluteal/otot panggul
3. Vastus lateralis
4. Rektus femoralis
Daerah tersebut diatas digunakan dalam
penyuntikan dikarenakan massa otot yang besar,
vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.
Persiapan alat :

1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi
3. Bak instrument
4. Kom berisi kapas alcohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Kikir ampul bila diperlukan
10.waskom larutan klorin 0,5 %
11.tempat cuci tangan
12.handuk/lap tangan
13.kapas alkohol
Pelaksanaan :
a Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak

b. Fase kerja
1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
2. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
3. Cuci tangan
4. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis,
pasien, cara pemberian dan waktu)
5. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
7. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian pasien
8. Mematahkan ampula dengan kikir
9. Memakai handscoon dengan baik
10. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter
dengan teknik septic dan aseptic
11. Menentukan daerah yang akan disuntik
12. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
13. Hapushamakan daerah penyuntikan secara sirkuler menggunakan
kapas alcohol 70% tunggu sampai kering
14. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
(tangan yang tidak dominant)
15. Baca basmallah dan Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum
dan kulit membentuk sudut 900
16. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa
apakah jarum sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai
dengan darah masuk ke dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah
berarti jarum mengenai pembuluh darah, maka cabut segera spuit dan
ganti dengan spuit dan obat yang baru). Jika tidak keluar darah maka
masukkan obat secara perlahan-lahan
17. Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik jarum
keluar tekan bekas suntikan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar)
18. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi suntikan KB
maka daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan
mempercepat reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat.
19. Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan chlorine
0,5% sebelum dibuang)
20. Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan chlorine
21. Cuci tangan
c. Fase terminasi
1. Evalusi respon klien terhadap tindakan yang
dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang
Pendokumentasian:

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, mkaka usahakan
klien tidak menjadi takut dengan memberikan penjelasan.
2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat
maupun cara kerja.
3. Pada injeksi IM, memasukkan jarum seperti melepaskan anak
panah sehingga rasa sakit berkurang
4. Tempat penyuntikan IM pada Muskuslus Gluteus harus betul-
betul tepat, apabila salah akan berbahaya karena dapat
mengena saraf ischiadicus yang menyebabkan kelumpuhan.
5. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan
kepada klien lain, ingat prinsip 5 benar dalam pemberian obat.

Thankyou

Anda mungkin juga menyukai