Anda di halaman 1dari 34

Injeksi Intramuskular

(IM) Injeksi
intramuskuler (IM) adalah
pemberian obat/ cairan dengan
cara dimasukkan langsung ke
dalam otot (muskulus). Pada
orang dewasa tempat yang paling
sering digunakan untuk suntikan
intramuskular adalah seperempat
bagian atas luar otot gluteus
maximus, sedangkan pada bayi,
tempat penyuntikan dibatasi
sebaiknya paling banyak 5 ml bila
disuntikkan ke daerah gluteal dan
2 ml di daerah deltoid. Tujuanya
adalah agar absorsi obat dapat
lebih cepat. Rute intramuscular
(IM) memungkinkan absorbsi obat
yang lebih cepat dari pada rute
subcutan (SC), karena pembuluh

1
darah lebih banyak terdapat di
otot. Bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki
otot dalam, tetapi bila tidak hati-
hati, ada resiko menginjeksi obat
langsung ke 11 pembuluh darah.
Perawat menggunakan jarum
berukuran lebih panjang dan lebih
besar untuk melewati jaringan SC
dan mempenetrasi jaringan otot
dalam. Berat badan
mempengaruhi pemilihan ukuran
jarum. Sudut insersi untuk injeksi
IM ialah 90o (Perry, Potter, 2005).

Perawat harus mengkaji


integritas otot sebelum
memberikan injeksi. Otot harus
bebas dari nyeri tekan. Injeksi
berulang di otot yang sama
menyebabkan timbulnya rasa

2
tidak nyaman yang berat. Dengan
meminta klien untuk rileks,
perawat dapat mempalpasi otot
untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya lesi yang
mengeras. Umumnya, otot teraba
lunak saat rileks dan padat saat
kontraksi. Perawat dapat
meminimalkan rasa tidak nyaman
selama injeksi dengan
membantunya mengambil posisi
yang dapat mengurangi
ketegangan otot (Sumijatun,
2010).

 Tempat Injeksi Intramuskular :

a. Otot Vastus Lateralis


Otot vastus lateralis yang
tebal dan berkembang baik
adalah tempat injeksi yang

3
dipilih untuk dewasa, anak-
anak dan bayi. Otot terletak
dibagian lateral anterior paha
dan pada orang dewasa
membentang sepanjang satu
tangan di atas lutut sampai
sepanjang satu tangan di
bawah trokanter femur.
Sepertiga tengah otot
merupakan tempat terbaik
injeksi. Lebar tempat injeksi
membentang dari garis
tengah bagian atas paha
sampai ke garis tengah sisi
luar paha.

b. Otot Ventrogluteal Otot


ventrogluteal meliputi
gluteus medius dan minimus.

c. Otot Dorsogluteus

4
Otot orsogluteus
merupakan tempat yang
biasa digunakan untuk
injeksi IM. Insersi jarum
yang tidak disengaja ke
dalam saraf siatik dapat
menyebabkan paralisis
permanen atau sebagian pada
tungkai yang bersangkutan.
Pembuluh darah utama dan
tulang juga dekat tempat
injeksi. Pada klien yang
jaringannya kendur, tempat
injeksi sulit ditemukan.

d. Otot Deltoid Pada orang


dewasa, bayi dan anak, otot
deltoid belum berkembang
baik. Saraf radialis, ulnaris
dan arteri brakialis terdapat

5
di dalam lengan atas di
sepanjang humerus. Perawat
jarang menggunakan daerah
deltoideus, kecuali tempat
injeksi lain tidak dapat
diakses karena ada balutan,
gips, atau obstruksi lain
(Kozier, Barbara & Erb,
Glenora dkk, 2009).

 Prosedur melakukan
injeksi IM :

1. Kaji indikasi untuk


menentukan rute
pemberian obat yang
tepat, kaji riwayat medis
dan riwayat alergi dan
observasi respons verbal
dan nonverbal.

6
2. Cuci tangan

3. Siapkan peralatan dan


suplai yang diperlukan :
Spuit, jarum berukuran
sesuai, swab antiseptik
Betadin atau alkohol),
sarung tangan, obat
ampul atau vial, kartu,
format dan huruf cetak
nama obat, kemudian cek
program obat

4. Siapkan dosis obat yang


tepat dari ampul atau
vial. Periksa dengan
teliti. Pastikan semua
udara dikeluarkan. Untuk
injeksi IM, ganti jarum

7
5. Kenakan sarung tangan
sekali pakai.

6. Identifikasi klien

7. Jelaskan prosedur kepada


klien dan lakukan dengan
sikap yang tenang dan
percaya diri.

8. Jaga privasi pasien

9. Pertahankan selimut atau


gaun yang membungkus
bagian tubuh yang tidak
akan dilakukan injeksi

10. Pilih tempat injeksi yang


tepat. Inspeksi adanya
memar, peradangan atau
edema dipermukaan kulit

8
tempat injeksi IM.
Perhatikan integritas dan
ukuran otot serta palpasi
adanya nyeri tekan atau
pengerasan. Apabila
injeksi diberikan dengan
sering, rotasi tempat
injeksi.

11. Bantu klien mendapatkan


posisi yang nyaman.
Minta klien berbaring
datar, miring atau
tengkurap atau minta
klien duduk, tergantung
pada tempat injeksi
yang dipilih.

12. Berkomunikasi dengan


klien.

9
13. Merelokasi tempat
injeksi menggunakan
penanda anatomi tubuh.

14. Bersihkan tempat injeksi


dengan swab antiseptik.
Usap bagian tengah
tempat injeksi dengan
arah gerakan berputar ke
luar sepanjang sekitar 5
cm.

15. Lepas tutup dari jarum


dengan menariknya dengan
arah lurus.

16. Pegang spuit dengan


benar di antara ibu jari
dan jari telunjuk tangan
yang dominan : pegang
seperti memegang anak

10
panah, telapak tangan
di bawah.

17. Lakukan injeksi


intramuscular:
Tempatkan tangan yang
tidak dominan pada
penanda anatomi yang
tepat dan regangkan kulit
untuk membuatnya
tegang. Injeksikan jarum
dengan cepat ke dalam
otot pada sudut 90
sederajat. Jika massa otot
kecil, cubit badan otot
tubuh antara ibu jari dan
jari lain.

18. Apabila obat mengiritasi,


gunakan metode Z-track.
Aspirasi: Pegang bagian

11
ujung bawah badan spuit
sampai ujung pengisap
dengan tangan tidak
dominan. Hindari
menggerakan spuit ketika
menarik pengisap secara
perlahan ke belakang
untuk mengaspirasi obat.
Apabila darah terlihat di
spuit, lepas jarum, buang
obat dan spuit, kemudian
ulangi prosedur.
Pengecualian: jangan
mengaspirasi obat saat
menginjeksi heparin.

19. Injeksi obat dengan


perlahan.

20. Tarik jarum sambil


mengusapkan swab alkohol

12
dengan perlahan di atas atau
di tempat injeksi. Beri
pijatan ringan pada kulit.

21. Bantu klien mendapatkan


posisi yang nyaman.

22. Buang jarum yang tidak


ditutup atau jarum yang
dibungkus dalam kantong
pengaman dan tempatkan
dalam wadah berlabel.

23. Lepas sarung tangan


sekali pakai. Cuci tangan.

24. Catat dosis obat, rute


pemberian, tempat injeksi
dan waktu serta tanggal
injeksi pada catatan
pengobatan. Tanda tangani

13
dengan benar sesuai
kebijakan institusi.

25. Kembali untuk


mengevaluasi respons pasien
terhadap pengobatan dalam
10-30 menit (Kozier, Barbara
& Erb, Glenora dkk, 2009).

Injeksi Intravena (IV)

Pemberian obat dengan


cara memasukan obat

14
kedalam pembuluh darah
vena secara langsung dengan
menggunakan spuit,
sehingga obat langsung
masuk ke dalam sistem
sirkulasi darah. Injeksi dalam
pembuluh darah
menghasilkan efek tercepat
dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah,
obat sudah tersebar ke
seluruh jaringan, tetapi lama
kerja obat biasanya hanya
singkat. Cara ini digunakan
untuk mencapai ukuran yang
tepat dan dapat dipercaya,
atau efek yang sangat cepat
dan kuat dan jalur ini dipilih
karena untuk menghindari
ketidaknyamanan yang
ditimbulkan oleh pengguna

15
jalur parental lainnya. Tidak
untuk obat yang tak larut
dalam air atau menimbulkan
endapan dengan protein atau
butiran darah (Sumijatun,
2010).

Bahaya injeksi intravena


adalah dapat mengakibatkan
terganggunya zat-zat koloid
darah dengan reaksi hebat,
karena dengan cara ini
“benda asing” langsung
dimasukkan ke dalam
sirkulasi, misalnya tekanan
darah mendadak turun dan
timbulnya shock. Bahaya ini
lebih besar bila injeksi
dilakukan terlalu cepat,
sehingga kadar obat dalam
darah meningkat terlalu

16
pesat. Oleh karena itu, setiap
injeksi intravena sebaiknya
dilakukan amat perlahan,
antara 50-70 detik lamanya
(Sumijatun, 2010).

 Lokasi pemberian
injeksi intravena :
a. Pada lengan (vena
mediana cubiti/ vena
cephalica)
b. Pada tungkai (vena
saphenosus)
c. Pada leher (vena
jugularis) khusus pada anak
d. Pada kepala (vena
frontalis, atau vena
temporalis) khusus
pada anak Kozier,
Barbara & Erb, Glenora
dkk, 2009).

17
 Prosedur melakukan
injeksi IV
a. Persiapan alat: Spuit
dan jarum steril,
Jarum: No. 26-27,
Obat yang
diperlukan (vial atau
ampul), bak spuit
steril, kapas
alkohol, kassa steril
untuk membuka
ampul (bila perlu),
karet pembendung
atau tourniquet, 2
bengkok (satu berisi
cairan desinfektan),
Pengalas (bila
perlu), sarung
tangan steril, daftar/

18
formulir
pengobatan.

b. Cara kerja :
1. Cek instruksi/ order
pengobatan

2. Perawat mencuci
tangan

3. Siapkan obat,
masukkan obat dari vial atau
ampul dengan cara yang
benar

4. Identifikasi klien
(mengecek nama)

5. Beritahu klien/
keluarga tentang tindakan

19
yang akan dilakukan serta
tujuannya
6. Bantu klien untuk
posisi yang nyaman
dan rileks/ berbaring
dengan tangan dalam
keadaan lurus

7. Membebaskan area
yang akan disuntik dari
pakaian

8. Pilih area penyuntikan


yang tepat (bebas dari
edema, massa, nyeri
tekan, jaringan parut,
kemerahan/ inflamasi,
gatal)

20
9. Tentukan dan cari
vena yang akan di tusuk
(vena basilika dan sefalika)

10. Memakai sarung


tangan

11. Membersihkan
tempat penyuntikan
dengan mengusap
kapas alkohol dari
arah atas ke bawah
menggunakan
tangan non dominan

12. Mengepalkan tangan

13. Siapkan spuit,


lepaskan kap
penutup secara
tegak lurus sambil

21
menunggu
antiseptik kering
dan keluarkan udara
dari spuit

14. Pegang spuit dengan


salah satu tangan
yang dominan antara
ibu jari dan jari
telunjuk dengan
telapak tangan
menghadap ke bawah

15. Regangkan kulit


dengan tangan non
dominan untuk
menahan vena,
kemudian secara
pelan tusukkan jarum
dengan lubang
menghadap ke atas

22
kedalam vena dengan
posisi jarum sejajar
dengan vena

16. Pegang pangkal


jarum dengan tangan
non dominan sebagai
fiksasi

17. Lakukan aspirasi


dengan cara menarik
plunger, bila terhisap
darah lepaskan
tourniquet kepalan
tangan klien
kemudian dorong
obat pelan-pelan
kedalam vena

18. Setelah obat masuk


semua, segera cabut

23
spuit, bekas tusukan
ditekan dengan kapas
alkohol. Buang spuit
tutup jarum dengan
kapnya (guna
mencegah cidera pada
perawat) pada tempat
pembuangan secara
benar

19. Melepaskan sarung


tangan dan merapikan
pasien

20. Membereskan alat-


alat

21. Mencuci tangan

22. Catat pemberian obat


yang telah

24
dilaksanakan (dosis,
waktu, cara) pada
lembar obat atau
catatan perawat.

23. Evaluasi respon


klien terhadap obat
(15 s.d 30 menit)
(Kozier, Barbara &
Erb, Glenora dkk,
2009).

Injeksi Subcutan ( SC)

25
Injeksi subkutan
adalah injeksi yang
disuntikkan ke lapisan
lemak yang berada tepat
di bawah kulit (berbeda
dengan injeksi intravena,
yang disuntikkan
langsung ke dalam aliran
darah). Karena pelepasan
obat ke sistem tubuh
berlangsung lebih lambat
dan bertahap dengan
injeksi subkutan daripada
dengan injeksi intravena,
injeksi subkutan sering
kali digunakan untuk
menyuntikkan berbagai
vaksin maupun obat
(contohnya, pada kasus
diabetes tipe I, insulin
sering kali disuntikkan

26
dengan injeksi jenis ini).
Resep untuk obat yang
diberikan melalui injeksi
subkutan biasanya
disertai dengan instruksi
mendetail tentang cara
yang benar untuk
melakukan injeksi
tersebut.

Daerah Injeksi
Subcutan Pemberian obat
yang dilakukan dengan
suntikan dibawah kulit
dapat dilakukan pada
daerah lengan atas
sebelah luar atau 1/3
bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada
dan daerah sekitar
umbilikus (abdomen).

27
Pemberian obat melalui
subkutan ini umumnya
dilakukan dalam program
pemberian insulin yang
digunakan untuk
mengontrol kadar gula
darah.tehnik ini
digunakan apabila kita
ingin obat yang
disuntikanakan
diabsorbsi oleh tubuh
dengan pelan dan
berdurasi npanjang (slow
and sustained
absorption). lengan atas
sebelah luar paha bagian
depan area ventrogluteal
area dorsogluteal Perut
area scapula

28
Persiapan Alat dan
Bahan Injeksi Subcutan
1. Daftar buku
obat/catatan, jadwal
pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam
tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8.Perlakdanpengalas
9.Sarungtangan
10.Plester dan Kassa

Prosedur / Cara Kerja


Injeksi Subcutan
1. Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan
2. Cuci tangan

29
3. Bebaskan daerah yang
akan
disuntikan.bebaskan
daerah suntikan bila
pasien memakai
pakaian berlengan
4. Ambil obat dalam
tempatnya sesuai
dengan dosis yang
akan
diberikan.kemudian
tempatkan pada bak
injeksi
5. Desinfeksi dengan
kapas alkohol 6.
Tegangkan dengan
tangan kiri daerah yang
akan dilakukan
suntikan subkutan
(angkat kulit)

30
7. Lakukan penusukan
dengan lubang jarum
menghadap keatas
membentuk sudut 45º
terhadap permukaan
kulit
8. Lakukan aspirasi. Bila
tidak ada darah,
semprotkan obat
perlahan hingga habis
9. Tarik spuit dengan
kapas alkohol. Spuit
bekas suntikan
dimasukan kedalam
bengkok
10. Cuci tangan setelah
prosedur dilakukan
11. Catat prosedur
pemberian obat dan
respon klien TEHNIK
INJEKSI Injeksi

31
subkutan dilakukan
dengan menyuntikan
jarum menyudut 45
derajat dari permukaan
kulit. Kulit sebaiknya
sedikit dicubit untuk
menjauhkan jaringan
subkutisdari jaringan
otot. Asosiasi Diabetes
America menganjurkan
insulin dapat
diinjeksikan pada satu
daerah yang sama
selama satu minggu
dengan jarak setiap
injeksi 1 ½ inci [satu
ruas jari tangan] dengan
penyuntikan insulin
secara sub cutan atau
tepat di bawah lapisan
kulit

32
Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan :

a. Untuk klien
berukuran rata-rata,
regangkan kulit
secara keras pada
tempat injeksi atau
cubit dengan tangan
dominan anda
pencubitan kulit
meninggikan
jaringan subkutan,
jarum menembus
kulit tegang lebih
mudah dari kulit
kendur.

33
b. Untuk klien gemuk,
cubit kulit pada tempat
Injeksi dan injeksikan
jarum dibawah lipatan
kulit klien gemuk
memiliki lapisan lemak
tambahan diatas
jaringan subkutan
Insersi cepat dan tepat
c. Injeksikan jarum
dengan cepat dan tepat
Pada sudut 90 derajat
(kemudian lepaskan-
kulit bila dicubit)
meminimalkan ansietas
dan ketidaknyamanan
klien

34

Anda mungkin juga menyukai