Anda di halaman 1dari 5

BAB INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)

A. Pengertian
Pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan dengan cara
dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan
pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf,
misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat
seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.

B. Tujuan
1. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorbsi obat lebih cepat
dibanding dengan pemberian secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di
otot tubuh
2. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar dibanding obat yang diberikan
melalui subcutan
3. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah aau mengurangi iritasi obat. Namun
perawat harus berhati-hati dalam melakukan injeksi secara intramuskular karena cara
ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri dan rasa takut pada pasien

C. Indikasi dalam Pemberian Obat secara Intramuskular


Indikasi pemberian obat secara IM biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas
dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot, atau saraf besar dibawahnya.
Pemberian obat secara IM harus dilakukan atas perintah dokter.

D. Kontraindikasi dalam Pemberian Obat secara Intramuskular


Kontraindikasi dalam Pemberian Obat secara Intramuskular yaitu: Infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.

E. Daerah Penyuntikan dalam Pemberian Obat secara Intramuscular


1. Paha (Vastus lateralis)
Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak antar sisi median
anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh secara
baik pada orang dewasa dan anak-anak. Bula melakukan injeksi pada bayi disarankan
menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serabut saraf dan pembuluh
darah besar. Area injeksi disarankan pada 1/3 bagian yang tengah. Area ini ditentukan
dengan cara membagi area antara trokanter mayor sampai dengan kondila femur lateral
menjadi 3 bagian., lalu pilih area tengah untuk lokasi injeksi untuk melakukan
ininpasien dapat diatur miring atau duduk
2. Ventrogluteal
Posisi klien berbaring miring, terlentang, atau terlentang dengan lutut atau panggul
miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi IM karena pada area ini tidak terdapat
pembuluh darah dan saraf besar. Area ini jauh dari anus sehingga tidak atau kurang
terkontaminasi.
3. Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati-hati sehingga
injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah. Lokasi ini dapat digunakan
pada pada orang dewasa dan anak-anak diatas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh
digunakan pada anak usia dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini otot dorsogluteal
belum berkembang. Salah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi
area gluteal menjadi kuadran-kuadran. Area gluteal tidak terbatas hanya pada bokong
saja tetapi memanjang kearah kristal iliaka. Area injeksi dipilih pada kuadran area luar
atas.
4. Rectus Femoris
Pada orang dewasa, rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit diatasnya perlu ditarik atau sedikit
dicubit untuk membantu jaru mencapai. Kedalaman yang tepat Volume injeksi ideal
antara 1-5ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya
sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi
berat biasanya mengg7unakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang
mereka bawa kemana-mana.
5. Otot deltoid di lengan atas
Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks
menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini dapat ditemukan pada lengan atas bagian
luar. Area ini jarang digunakan untuk injeksi intramuskular karena mempunyai resiko
besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut saraf.
Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adalah meletakkan dua jari
secara vertical dibawah akromion dengan jari yang atas diatas akromion. Lokasi injeksi
adalah 3 jari dibawah akromion.

F. Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam Pemberian Obat secara Intramuscular


1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Kondisi atau penyakit klien
4. Obat yang tepat dan benar
5. Dosis yang diberikan harus tepat
6. Pasien yang tepat
7. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar

CHECK LIST INJEKSI INTRAMUSCULAR


No Aspek yang dinilai Skor
0 1 2
A TAHAP PRE INTERAKSI
1 Verifikasi order/tindakan
2 Menyiapkan alat:
1. Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat
2. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
3. 3. Spuit dan jarum suntuik sesuai dengan ukuran . untuk
orang dewasa panjangnya 2,5-3 cm dan untuk anak-anak
panjangnya 1,25-2,5 cm.
4. Kapas alkohol
5. Cairan pelarut/ aquabidest steril
6. Bak instrumen/bak injeksi
7. Gergaji ampul (bila diperlukan)
8. Nierbekken
9. Handscoon 1 pasang
3 Cuci tangan
B TAHAP ORIENTASI
1 Berikan salam dengan menyebiut nama
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Menjaga privacy
C TAHAP KERJA
1 Mencuci tangan
2 Jelaskan prosedur yang akan dilakuka
3 Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan
dosisnya. Setelah itu letakkan dalam bak injeksi
4 Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikkan (perhatikan
lokasi penyuntikan)
5 Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan
dilakukan injeksi
6 Lakukan penyuntikan
7 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien
untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
8 Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring,
tengkurap atau terlentang dengan lutut atau panggul miring
dengan tempat yang diijneksi fleksi. Area ini paling banyak
dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat
pembuluh darah darah dan saraf besar.
9 Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan
lutut bagian atas dan [pinggul fleksi dan diletakkan di depan
tungkai bawah.
10 Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi
11 Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus
12 Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit, bila tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk
secara perlahan-lahan hingga habis.
13 Setelah selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase
penyuntikan dengan kapas alcohol kemudian spuit yang telah
digunakan letakkan dalam bengkok
D TAHAP TERMINASI
1 Akhiri dan simpulkan aspek yang dinilai
2 Evaluasi perasaan klien
3 Kontrak dengan aspek yang dinilai selanjutnya
4 Bereskan alat dan cuci tangan
E DOKUMENTASI
Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien
TOTAL

DAFTAR PUSTAKA

Ceklist Akbid Brawijaya Husada (2011). Injeksi Intramuscular


Uliyah, Musrifatul dkk (2008). Ketreampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika
Septinas.co.id. /2012/05/prosedur-pemberian-obat-melalui-suntik.html
BAB PENGAMBILAN DARAH INTRA VENA (IV)
2

A. Pengertian
Pengumpulan sampel darah merupakan kegiatan pengumpulan sampel darah yang
dikenal sebagai istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam
praktik laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu:
a. Melalui tusukan vena (venipuncture)
b. Tusukan kulit (skinpuncture)
c. Tusukan arteri atau nadi
Dalam hal ini venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena
itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan
darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan
dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
1. Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah: ujung jari tangan (fingerstick)
atau anak daun telingan.
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
telapak kaki atau ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunujukkan adanya gangguan peredaran,
seperta vasokontriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau
sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel
dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb,
hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).

Anda mungkin juga menyukai