Anda di halaman 1dari 13

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5913754, 5913257 Fax (031) 5913752
Website http://ners.unair.ac.id / Email : kepk@fkp.unair.acid
================================================================================================

PROTOKOL TELAAH ETIK PENELITIAN KESEHATAN


(Di isi Oleh Ketua Peneliti)

A. Informasi Umum
1 Ketua pelaksana / peneliti :Halimatus Sa'diyah
utama (nama dan gelar)
No. HP : :085870169018
2 Institusi penyelenggara : Universitas Airlangga
penelitian
3 Penelitian  Bukan kerjasama
o Kerjasama nasional
o Kerjasama Internasional, jumlah Negara terlibat....
o Melibatkan peneliti asing
4 Diisi apabila melibatkan peneliti asing

Nama, Gelar, Institusi Tugas dan Fungsi Telp/ Fax


-
-
-
-
-

5 Tempat penelitian Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

6 Waktu penelitian April-Juli 2019


7 Waktu pengumpulan data Juli 2019
8 Apakah protokol ini pernah o Ya : diterima/ditolak
diajukan ke komisi etik lain?  Tidak

B. Skrening Protokol Penelitian

No Protokol Penelitian Keterangan


1 : Hubungan Paritas dengan Inkontinensia Urin pada Lansia
Judul penelitian
di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten
Lamongan
2 Ringkasan proposal riset : Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
dengan bahasa awam/non- proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
teknis; (max : 250 kata) rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Proses penuaan
menimbulkan masalah kesehatan yaitu kurang bergerak
(immobility), infeksi (infection), berdiri dan berjalan tidak
stabil (instability), gangguan intelektual/dementia
(intellectual impairment), sulit buang air besar
(impaction), depresi (isolation), menderita penyakit dari
obat-obat (iatrogenesis), daya tahan tubuh menurun
(immune deficiency) gangguan tidur (insomnia) dan sering
buang air kecil (urinary incontinence). Inkontinensia urine
merupakan pengeluaran urine secara tidak sadar, sering
pada orang tua dan menyebabkan meningkatnya risiko
infeksi saluran kemih, masalah psikologis dan isolasi
sosial. Penelitian pada populasi lanjut usia di masyarakat,
didapatkan 75% dari pria dan 12% dari wanita diatas 70
tahun mengalami inkontinensia urin.
Paritas menjadi faktor resiko penyebab
inkontinensia urin karena paritas dapat menurunkan tonus
otot dasar panggul, prolaps pelvis, ketidakstabilan otot
destrusor, kandung kemih mengalami distensi berlebihan
tetapi destrusor tidak. Dampak jika permasalahan
inkontinensia urin pada lansia tidak segera diatasi maka
akan muncul masalah-masalah baru pada lansia tersebut
diantaranya, ruam kulit atau iritasi, infeksi saluran kemih,
prolaps, perubahan dalam kegiatan sehari-hari, perubahan
kehidupan pribasi lansia. Berdasarkan permasalahan diatas
peneliti merasa tertarik untuk meneliti apakah ada
hubungan paritas dengan inkontinensia urin pada lansia di
Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
Penelitian ini menggunakan metode observasional
analitik dengan jenis penelitian kuantitatif dan
menggunakan rangcangan cross sectional. Metode
sampling yang digunakan adalah Random sampling, yaitu
pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi,
kemudian untuk pengujian masalah penelitian
menggunakan uji rank spearman, untuk mengetahui
hubungan antar variabel.
3 : Penelitian ini perlu dilakukan mengingat banyaknya
penduduk lansia di Indonesia dengan berbagai masalah
Pernyataan yang jelas kesehatan yang dialami. Banyak masalah kesehatan yang
tentang urgensi dan terjadi diantaranya Inkontinensia Urin yang dapat
pentingnya penelitian, menyebabkan meningkatnya risiko infeksi saluran kemih,
untuk pembangunan dan masalah psikologis dan isolasi sosial. Inkontinensia Urin
untuk memenuhi cenderumg tidak dilaporkan, karena penderita merasa
kebutuhan malu dan juga menganggap tidak ada yang dapat
bangsa/penduduk lokasi menolong. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
penelitian (B, S3); melakukan penelitian ini sehingga masalah Inkontinensia
Urin pada lansia dapat digali dan diatasi sehingga
kesejahteraan penduduk lansia di Indonesia terpenuhi.
4 Pandangan para peneliti : Tidak memakai kontrol pasien, hanya kuisoner sehingga
tentang isu-isu etik dari tingkat kecedaraannya kecil
penelitian ini dan
bagaimana saran
mengatasinya (A, S2);
5 : Chesor, a. (2015), Hubungan antara Inkontinensia Urin
dengan Depresi pada Lanjut Usia di Panti
Wredadharma Bakti Pajang Surakarta. Publikasi
Penelitian Surakarta: Fakultas Kedokteran Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ekowati, S. (2010), Hubungan Inkontinensia Urin dengan
tingkat depresi pada usia lanjut di posyandu lansia
"flamboyan" desa onggobayan ngestiharjo kasihan
bantul. Publikasi Penelitian Yogyakarta: Program
Ringkasan hasil hasil studi Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
sebelumnya sesuai topik Kesehatan 'Aisyiyah Yogyakarta
penelitian, termasuk yang Fernandes, D. N. (2010), Hubungan Antara Inkontinensia
belum dipublikasi yang Urin dengan Derajat Depresi Pada Usia Lanjut.
diketahui para peneliti dan Publikasi Penelitian Surakarta: Fakultas
sponsor, dan informasi Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
penelitian yang sudah
Klasmiatun, S. (2010), Hubungan Paritas dengan
dipublikasi, termasuk
kajian-kajian pada Inkontinensia Urin pada Usia Lanjut di Dusun
binatang (Guideline 4) (B, Bendo Srandakan Bantul D.I Yogyakarta.
S2); Publikasi Penelitian Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Prodi Ilmu
Keperawatan Yogyakarta.
Moa, H. M. (2017), Pengaruh Bladder Training terhadap
Inkontinensia Urin pada Lanjut Usia di Posyandu
Lansia Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari
Malang. Publikasi Penelitian Malang: Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Setyawati, R. (2008), Efek Kombinasi Kegel's Exercise
dan Bladder Training dalam Menurunkan Episode
Inkontinensia Urin pada Lansia di Panti Wredha
Wilayah Semarang. Publikasi Penelitian Depok:
Program Studi Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal
Bedah Universitas Indonesia.
Vidiastuti, E. (2016), Gambaran Lansia dengan
Inkontinensia Urine di Balai Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan Bantul
Yogyakarta. Publikasi Penelitian Yogyakarta:
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
Vitriana. (2002), Evaluasi dan manajemen medis
inkontinensia urin. Bandung: Bagian Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD.

6 Pernyataan bahwa prinsip : Peneliti akan memenuhi 3 prinsip etik utama (BHA) dan 7
prinsip yang tertuang standart etik WHO
dalam pedoman ini akan
dipatuhi (B, S2);
7 Penjelasan tentang usulan : Peneliti belum pernah mengusulkan proposal ini ke komisi
review protokol etik etik yang lain
sebelumnya dan hasilnya
8 Gambaran singkat tentang : Lokasi penelitian di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi
lokasi penelitian, termasuk Kabupaten Lamongan. Merupakan salah satu desa di
informasi ketersediaan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang terbagi atas 2
fasilitas yang layak untuk dusun yakni Guyangan dan Kemlagi dengan geografi
keamanan dan ketepatan perbatasan Utara desa Kemlagi Lor, Selatan Desa Turi dan
penelitian, dan informasi Tawangrejo, Barat Desa Karangwedoro dan Timur Desa
demografis dan Balun
epediologis yang relevan
tentang daerah penelitian
(A dan B, S1, S2); 

9 Nama dan alamat sponsor : Penelitian ini dibiayai secara mandiri.


10 : Halimatus Sa’diyah
Nama, alamat, afiliasi
Desa Rangkah Dusun Ngujungrejo rt09/rw04 Kec. Turi
lembaga, kualifikasi dan
Kab. Lamongan
pengalaman ketua peneliti
Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Fakultas Vokasi
dan peneliti lainnya
Universitas Airlangga
(Guideline 1) (A, S2, S4);
11 Tujuan penelitian, : Tujuan Umum
hipotesa, pertanyaan Mengetahui hubungan paritas dengan inkontinensia
penelitian, asumsi dan urin pada lansia di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi
variabel penelitian Kabupaten Lamongan.
(Guideline 1) (B, S2, S3); Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kejadian inkontinensia urin pada usia
lanjut di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi
Kabupaten Lamongan.
2. Mengidentifikasi paritas usia lanjut di Desa
Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
3. Menganalisis hubungan paritas dengan inkontinensia
urin pada lansia di Desa Kemlagi Gede Kecamatan
Turi Kabupaten Lamongan.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan


antara paritas dengan inkontinensia urin pada lansia di
Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten
Lamongan.
Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah Status
Paritas, sedangkan variabel terikatnya adalah Tingkat
Inkontinensia Urin.

12 Deskipsi detail tentang : Penelitian ini menggunakan metode observasional


desain ujicoba atau analitik dengan jenis penelitian kuantitatif dan
penelitian. Bila ujicoba menggunakan rangcangan cross sectional. Metode
klinis, deskripsi harus sampling yang digunakan adalah Random sampling, yaitu
meliputi apakah kelompok pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
treatmen ditentukan secara memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi,
random, (termasuk kemudian untuk pengujian masalah penelitian
bagaimana metodenya), menggunakan uji rank spearman, untuk mengetahui
dan apakah blinded atau hubungan antar variabel.
terbuka (Guideline 5) (B,
S2, S3);
13 : Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode sampling
Jumlah subyek yang Random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara
dibutuhkan sesuai tujuan acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
penelitian dan bagaimana populasi. Besar sampel ditentukan dengan dihitung
penentuannya secara menggunakan perhitungan sampel menurut (Nursalam,
statistik (A dan B, S2,S3); 2014)

14 Kriteria partisipan atau : 1. Kriteria Inklusi


subyek dan jastifikasi 1) Lansia wanita usia >60 tahun mengalami
penentuan yang tidak inkontinensia urin
masuk kriteria dari 2) Bersedia menjadi subjek penelitian
kelompok kelompok 3) Responden dengan riwayat persalinan normal
berdasarkan umur, sex,
faktor sosial atau ekonomi, 2. Kriteria Eksklusi
atau alasan alasan lainnya 1) Responden memiliki penyakit kronik lain
(Guideline 3) (A dan B,
S1,S2, S3); 

15 Jastifikasi melibatkan anak : Penelitian ini tidak melibatkan anak-anak. Pada partisipan
anak atau orang dewasa yang tidak mampu memberikan informed concent mandiri,
yang tidak mampu maka peneliti akan meminta bantuan keluarga untuk
memberikan informed memberikan persetujuan
consent, atau kelompok
rentan, serta langkah
langkah bagaimana
meminimalisir bila terjadi
resiko (Guidelines 15, 16
and 17) (B dan H,
S2,S3,S7); 

16 Proses rekrutmen : Peneliti mengidentifikasi lansia yang mempunyai
(misalnya lewat iklan), inkontinensia urin di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi
serta langkah langkah Kabupaten Lamongan. Selanjutnya peneliti memberikan
untuk menjaga privasi dan informed consent dan meminta persetujuan sebagai
kerahasiaan selama partisipan. Proses tersebut dilakukan tanpa ada paksaan.
rekrutmen (Guideline 3) Partisipan yang bersedia menjadi subyek akan dimasukkan
(A,B dan H, S1, S2, dalam penelitian, sedangkan yang tidak bersedia tidak
S4,S6,S7); 
 akan dipaksa untuk ikut dalam penelitian.
17 Deskripsi dan penjelasan : Penelitian ini tidak memberikan intervensi apapun karena
semua intervensi (metode penelitian ini bukan penelitian eksperimen yang
administrasi treatmen, memberikan intervensi melainkan penelitian yang hanya
termasuk rute administrasi, menghubungan paritas dengan kejadian inkontinensia urin
dosis, interval dosis, dan pada lansia.
masa treatmen produk
yang digunakan
(investigasi dan
komparator) (B, S2, S3);

18 Rencana dan jastifikasi : Tidak ada, karena dalam penelitian ini tidak memberikan
untuk meneruskan atau intervensi apapun.
menghentikan standar
terapi selama penelitian
(Guidelines 4 and 5) (A
dan B, S2,S3); 

19 Treatmen/Pengobatan lain : Pengobatan lain yang diperbolehkan adalah obat-obatan
yang mungkin diberikan yang sebelumnya sudah dikonsumsi oleh partisipan.
atau diperbolehkan, atau
menjadi kontraindikasi,
selama penelitian
(Guideline 6) (A dan B,
S2, S3); 

20 Test test klinis atau lab : Tidak ada
atau test lain yang harus
dilakukan (A dan B,
S2,S3); 

21 Sampel dari form laporan : Partisipan akan diukur satu kali (Cress sectional)
kasus yang sudah
distandarisir, metode
pencataran respon
teraputik (deskripsi dan
evaluasi metode dan
frekuensi pengukuran),
prosudur follow-up, dan,
bila mungkin, ukuran yang
diusulkan untuk mentukan
tingkat kepatuhan subyek
yang menerima treatmen
(B, S2,S3,S7); 

22 Aturan atau kriteria kapan : Subyek bisa diberhentikan dalam penelitian manakala
subyek bisa diberhentikan subyek tidak kooperatif selama penelitian dan menyatakan
dari penelitian atau uji mengundurkan diri.
klinis, atau, dalam hal
studi multi senter, kapan
sebuah pusat/lembaga di
non aktifkan, dan kapan
penelitian bisa dihentikan
(tidak lagi dilanjutkan)
(A,B, S2, S3,S7); 

23 Metode pencatatan dan : Tidak ada karena jenis penelitian bukan treatment obat.
pelaporan adverse events
atau reaksi, dan syarat
penanganan komplikasi
(Guidelines 4 and 23) (B,
S2,S3,S7); 

24 Resiko resiko yang : Tidak ada karena bukan penelitian eksperimen.
diketahui dari adverse
events, termasuk resiko
yang terkait dengan
masing masing rencana
intervensi, dan terkait
dengan obat, vaksin, atau
terhadap prosudur yang
akan diuji cobakan
(Guideline 4) (B dan H,
S2,S3,S4,S7); 

25 Potensi keuntungan : Memperoleh konsultasi kesehatan dan insentif selama
penelitian secara pribadi penelitian.
bagi subyek dan bagi yang
lainnya
26 : Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
Harapan keuntungan dan informasi untuk Puskesmas Kecamatan Turi mengenai
penelitian bagi penduduk, paritas dan inkontinensia urin pada lansia di Desa
termasuk pengetahuan Kemlagigede Kecamatan Turi Kabuaten Lamongan dalam
baru yang kemungkinan upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
dihasilkan oleh penelitian lansia. Harapan dari penelitian ini adalah kesejahteraan
(Guidelines 1 and 4), (B lansia dapat terpenuhi.
dan H, S1,S3,S7); 
 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk melakukan penelitian lain mengenai
inkontinensia urin. Selain itu, dapat pula digunakan
sebagai salah satu sarana untuk memperluas pengetahuan
tentang hubungan paritas dengan inkontinensia urin pada
lansia.

27 Untuk penelitian yang : Penelitian ini tidak menimbulkan luka fisik, partisipan
membawa resiko luka mendapat konsultasi kesehatan dan intensif selama
fisik, membuat rencana penelitian
detil, termasuk asuransi,
untuk memberikan
pengobatan termasuk
biaya dan memberikan
kompensasi jika terjadi
disabilitas atau kematian
(Guideline 14)
(A,B,H,S1,S5,S7); 

28 Kemungkinan memberikan : Jika penelitian ini menghasilkan manfaat yang signifiikan,
kelanjutan akses bila hasil maka peneliti akan membuat leflet tentang faktor yang
intervensi menghasilkan mempengaruhi terjadinya inkontinensia urin dan upaya
manfaat yang signifikan, untuk mengatasi inkontinensia urin sehingga lansia
modalitas yang tersedia, memahami fakrot yang mengakibatkan inkontinensia urin
pihak pihak yang akan dan dapat mengaplikasikan cara mengatasi masalah
mendapatkan tersebut. Penelitian ini bila telah berhasil sesuai dengan
keberlansungan tujuan penelitian maka kemanfaatan penelitian akan kami
pengobatan, organisasi teruskan dan kami sebarkan untuk keberlangsungan derajat
yang akan membayar, dan hidup orang banyak.
untuk berapa lama
(Guideline 6) (B,H,S3,S7);

29 Untuk penelitian yang : Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil
melibatkan ibu hamil,
perencanaan untuk
memonitor kesehatan ibu
dan kesehatan anak jangka
pendek maupun jangka
panjang (Guideline 19) (B
dan H, S3,S7); 

30 Cara yang diusulkan untuk : Partisipan (Penderita inkontinensia urin) penelitian
mendapatkan informed dijelaskan secara detail tentang prosedur penelitian,
consent dan prosedur yang tentang efek yang positif dan efek yang negatif beserta
direncanakan untuk penyelesaian masalahnya yang akhirnya secara otoritas
mengkomunikasikan partisipan . Bagi partisipan yang tidak mampu memberikan
informasi penelitian informed consent secara mandiri, maka peneliti akan
kepada calon subyek, meminta bantuan kepada keluarga.
termasuk nama dan posisi
wali bagi yang tidak bisa
memberikannya.
(Guideline 9) (H, S6, S7);

31 Bila calon subyek tidak : Peneliti akan meminta ijin keluarga terdekat pasien jika
bisa memberikan informed subyek tidak mampu memberikan informed consent.
consent, memberikan
keyakinan bahwa izin akan
didapatkan dari yang
berhak mewakili, atau, bila
anak paham tentang
informed consent tapi
belum cukup umur, akan
mendapatkan persetujuan
dari orang tua atau wali
(Guidelines 16 and 17) (H,
S6, S7); 

32 Deskripsi tentang ekonomi : Peneliti akan mendapatkan konsultasi kesehatan dan
atau bujukan atau insentif intensif selama kesehatan.
pada calon subyek untuk
ikut berpartisipasi, seperti
uang, hadiah, layanan
gratis, atau yang lainnya
(A, B dan H,
S1,S4,S5,S7); 

33 Rencana dan prosudur, dan : Penelitian ini bersifat sederhana dan tidak memberikan
orang yang betanggung intervensi sehingga tidak memberikan bahaya kepada
jawab untuk subyek penelitian .
menginformasikan pada
peserta hal hal yang bisa
muncul dalam studi
(seperti bahaya atau
keuntungan), atau tentang
riset lain tentang topik
yang sama, yang bisa
mempengaruhi
keberlangsungan
keterlibatan subyek dalam
penelitian (Guideline 9) (B
dan H, S3, S7); 

34 Perencanaan untuk : Peneliti akan membuat membuat leaflet tentang faktor
menginformasikan hasil yang mempengaruhi terjadinya inkontinensia urin dan
penelitian pada subyek upaya untuk mengatasi inkontinensia urin sehingga lansia
atau partisipan (B dan memahami fakrot yang mengakibatkan inkontinensia urin
dan dapat mengaplikasikan cara mengatasi masalah
H,S3,S4,S7); 
 tersebut.
35 Langkah langkah proteksi : Data diri pasien akan dirahasiakan dalam pemaparan hasik
kerahasiaan data pribadi, penelitian. Hasil softcopy penelitian akan disimpan dalam
dan penghormatan privasi komputer yang terkunci, sedangkan hardcopy akan
orang, termasuk kehati- disimpan dalan lemari khusus yang aksesnya hanya dimilik
hatian untuk mencegah oleh peneliti.
bocornya rahasia hasil test
genetik pada keluarga
kecuali atas izin dari yang
bersangkutan (Guidelines
4, 11, 12 and 24) (B dan
H, S3,S6, S7); 

36 Informasi tentang : Kode identitas diberi kode angka. Kode angka
bagaimana kode; bila ada, menunjukkan nomor urut pertisipan.
untuk identitas subyek
dibuat, di mana di simpan
dan kapan,, bagaimana dan
oleh siapa bisa dibuka bila
terjadi emergensi
(Guidelines 11 and 12) (B
dan H, S3,S6, S7); 

37 Kemungkinan penggunaan : Tidak ada.
lebih jauh dari data
personal atau material
biologis (Guidelines 11
and 12) (H, S2,S6,S7). 

38 Deskripsi tentang rencana : Analisis data penelitian ini menggunakan perangkat
tencana analisa statistik, lunak komputer program Statistic Product and Service
termasuk rencana analisa Solution (SPSS) 16.0 for windows dengan derajat
interim bila diperlukan, kemaknaan 0,05, kemudian untuk pengujian masalah
dan kreteria bila atau penelitian menggunakan uji rank spearman, untuk
dalam kondisi bagaimana mengetahui hubungan antara paritas dengan inkontinensia
akan terjadi penghentian urin pada lansia di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi
prematur keseluruhan Kabuaten Lamongan.
penelitian (Guideline 4)
(B,S2); 

39 Rencana-rencana untuk : Tidak ada.
memonitor keberlansungan
keamanan obat atau
intervensi lain yang
dilakukan dalam penelitian
atau trial, dan, bila
diperlukan, pembentukan
komite independen untuk
data dan safety monitoring
(Guideline 4) (B,S3,S7);

40 : Hidayat, A. A. (2007), Metode Penelitian Keperawatan
Daftar referensi yang dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
dirujuk dalam protokol Medika.
(B,S2); 
 Notoatmodjo, Soekidjo. (2010), Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan (Ed. 2). Jakarta:
Salemba Medika

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

41 Sumber dan jumlah dana Dana penelitian ini secara pribadi (mandiri).
riset; lembaga funding,
dan deskripsi komitmen
finansial sponsor pada
kelembagaan penelitian,
pada para peneliti, para
subyek riset, dan, bila ada,
pada komunitas (Guideline
25) (B, S2); 

42 Pengaturan untuk : Seluruh dana akan ditanggung secara pribadi (mandiri).
mengatasi konflik finansial
atau yang lainnya yang
bisa mempengaruhi
keputusan para peneliti
atau personil lainya;
menginformasikan pada
komite lembaga tentang
adanya conflict of interest;
komite
mengkomunikasikannya
ke komite etik dan
kemudian
mengkomunikasikan pada
para peneliti tentang
langkah langkah
berikutnya yang harus
dilakukan (Guideline 25)
(A,B,S2,S4); 

43 Untuk riset yang dilakukan : Tidak ada.
pada setting sumberdaya
lemah, kontribusi yang
dilakukan sponsor untuk
capacity building untuk
review ilmiah dan etika
dan untuk riset riset
kesehatan di negara
tersebut; dan jaminan
bahwa tujuan capacity
building adalah agar sesuai
nilai dan harapan para
partisipan dan komunitas
tempat penelitian
(Guideline 8) (B dan H,
S1,S4); 

44 Protokol riset atau : Desain penelitian bukan eksperimen, hanya meneliti
dokumen yang dikirim ke hubungan paritas dengan inkontinensia urin pada lansia di
komite etik harus meliputi Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabuaten Lamongan
deskripsi rencana pelibatan dengan memberikan kuisioner kepada partisipan.
komunitas, dan
menunjukkan sumber
sumber yang dialokasikan
untuk aktivitas aktivitas
pelibatan tersebut.
Dokumen ini menjelaskan
apa yang sudah dan yang
akan dilakukan, kapan dan
oleh siapa, untuk
memastikan bahwa
masyarakat dengan jelas
terpetakan untuk
memudahkan pelibatan
mereka selama riset, untuk
memastikan bahwa tujuan
riset sesuai kebutuhan
masyarakat dan diterima
oleh mereka. Bila perlu
masyarakat harus
dilibatkan dalam
penyusunan protokol atau
dokumen ini (Guideline 7)
(A dan B, S1,S4,S5); 

45 Terutama bila sponsor : Tidak ada.
adalah industri, kontrak
yang menyatakan siapa
pemilik hak publiksi hasil
riset, dan kewajiban untuk
menyiapkan bersama dan
diberikan pada para PI
draft laporan hasil riset
(Guideline 24) (B dan H,
S1,S7); 

46 Bila hasil riset negatif, : Hasil penelitian ini akan kami lanjutkan apa adanya baik
memastikan bahwa itu positif atau negatif melalui media publikasi.
hasilnya tersedia melalui
publikasi atau dengan
melaporkan ke otoritas
pencatatan obat obatan
(Guideline 24) (A,B, H,
S1,S2,S3,S6); 

47 Rencana publikasi hasil : Hasil penelitian akan di publikasikan dengan
pada bidang tertentu mempertimbangkan martabat, kemuliaan,keluarga
(seperti epidemiology, responden .
generik, sosiologi) yang
bisa beresiko berlawanan
dengan kemaslahatan
komunitas, masyarakat,
keluarga, etnik tertentu,
dan meminimalisir resiko
kemudharatan kelompok
ini dengan selalu
mempertahankan
kerahasiaan data selama
dan setelah penelitian, dan
mempublikasi hasil hasil
penelitian sedemikian rupa
dengan selalu
mempertimbangkan
martabat dan kemuliaan
mereka (Guideline 4); and
(B dan H, S1,S7)

48 Pernyataan bahwa bila : Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam protokal
terdapat bukti adanya ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
pemalsuan data akan hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ditangani sesuai policy adanya ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
sponsor untuk mengambil menerima sanksi.
langkah yang diperlukan.

Surabaya, 12 Juli 2019


Ketua Peneliti,

(HALIMATUS SA’DIYAH)

Anda mungkin juga menyukai