Anda di halaman 1dari 99

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN TUGASAKHIR

HUBUNGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN MEDIA SOSIALDENGAN


GANGGUAN PERILAKU PADA REMAJA DI SMPN 2 MANTUP
KABUPATEN LAMONGAN

Oleh:

RIKASIH
NIM. 151611913088

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

1
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DENGAN


GANGGUAN PERILAKU PADA REMAJA DI SMPN 2 MANTUP
KABUPATEN LAMONGAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan (A. Md. Kep.)

Oleh:

RIKASIH
NIM. 151611913088

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

2
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

Sholawat dan Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan Akhir Studi yang berjudul

“Hubungan Intensitas Menggunakan Media Sosial Dengan Gangguan Perilaku

Pada Remaja Di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan”, sesuai waktu yang di

tentukan.

Laporan Tugas Akhir ini di sususn sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan UNIVERSITAS

AIRLANGGA.Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir, penulis mendapat

banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang terhormat Bapak atau ibu.

1. Prof. Dr.H.Widi Hidayat, SE M.i SI.,AK.,CA.,CMA, selaku Dekan Fakultas

Vokasi UniversitasAirlangga.

2. Dr. Joni Hariyanto,S.Kp.,M.Si selaku Koordinator Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan

penulisan Laporan Akhir Studiini.

3. Bapak Suwono, S..Pd., M.Pd selaku Kepala sekolah SMPN 2 Mantup

Kabupaten Lamongan yang telah memberikan ijin dan fasilitas dalam

penulisan Laporan Akhir Studiini.

6
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Ali Sairozi, S.KM., S.Kep., Ns., M.Kes. dan Endah Sri Wijayanti, SST.,

M.Kes selaku pembimbing Laporan Akhir Studi yang telah banyak

memberikan arahan, motivasi dan bimbingan hingga penulisan Laporan

Akhir Studi dapattereselesaikan.

5. Iswatun, S. Kep., Ns., M. Kes, Endah Sri Wijayanti SST., M.Kes dan Ali

Sairozi, S.KM., S.Kep., Ns., M.Kes., selaku penguji yang telah bersedia

memberikan pengarahan, kritik dan saran sehingga Laporan Akhir Studi ini

menjadi lebihbaik.

6. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden dalam

penyelesaian tugas akhirini.

7. Semua ihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi

terselesaikannya tugas akhirstudi.

Penulis menyadari tulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala

kritik saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis

berharap semoga Laporan Akhir Studi ini bermanfaat bagi perkembangan

keperawatan di Indonesia. Amin

Surabaya, Juni 2019

Penulis

7
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMANSAMPUL DALAM ................................................................. i


SURATPERNYATAAN ..............................................................................ii
LEMBARPERSETUJUAN .........................................................................iii
LEMBARPENGESAHAN ..........................................................................iv
KATAPENGANTAR .................................................................................. v
DAFTARISI ..................................................................................................vi
DAFTARTABEL ........................................................................................ vii
DAFTARGAMBAR .................................................................................... viii
DAFTARSINGKATAN ...............................................................................ix
DAFTARLAMPIRAN ................................................................................ x
ABSTRAK ................................................................................................... xi
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 .LatarBelakang ......................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah .................................................................... 6
1.3 TujuanPenelitian ..................................................................... 6
1.4 ManfaatPenelitian ................................................................... 7
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KonsepDasarRemaja ................................................................ 8
2.2 Konsep IntensitasMediaSosial ................................................. 21
2.3 Konsep DasarGangguan Perilaku ............................................ 27
BAB 3 : KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 KerangkaKonseptual ................................................................ 37
3.2 HipotesisPenelitian. ................................................................. 40
BAB 4 : METODOLOGI
4.1 DesainPenelitian ...................................................................... 40
4.2 Populasi, Sampel,dan Sampling............................................... 41
4.3 Kerangka Operasional .............................................................. 43
4.4 Variabel Penelitian DanDefinisiOperasional ........................... 44
4.5 InstrumenPenelitian ................................................................. 46
4.6 Lokasi danWaktu Penelitian .................................................... 47
4.7 ProsedurPengambilan Data ...................................................... 47
4.8 AnalisisData ............................................................................. 48
4.9 EtikPenelitian ........................................................................... 51
BAB 5 : HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HasilPenelitian ......................................................................... 54
5.2 Pembahasan.............................................................................. 60
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan. ............................................................................. 61
6.2 Saran. ...................................................................................... 61
DAFTARPUSTAKA .................................................................................. 62

8
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan intensitas
menggunakan media sosial dengan gangguan perilaku
di SMPN 2 Mantup Lamongan Tahun2019................ 46

Tabel 5.1 Distribusi RespodenBerdasarka Umur di SMPN 2


Mantup Kabupaten Lamongan Tahun2019................. 54

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin di


SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan Tahun
2019................................................................................. 55

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Media Sosial


di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan Tahun
2019................................................................................. 56

Tabel 5.4 Distribusi Responden Bersadarkan Alasan di SMPN 2


Mantup Kabupaten Lamongan Tahun
2019.................................................................................. 56

Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Intensitas Menggunakan Media


Sosial di SMPN 2 Mantup Kabupaten LamonganTahun
2019.................................................................................. 57
Tabel 5.6 Distribusi Berdasarkan gangguan Perilaku
Menggunakan Media Sosial di SMPN 2 Mantup
Kabupaten Lamongan Tahun 2019.................................. 57
Tabel 5.7 Distribusi Berdasarkan intensitas menggunakan media
sosial dengan gangguan perilaku di SMPN 2 Mantup
kabupaten Lamongan tahun 2019.................................... 58

Tabel 5.8 Distribusi Berdasarkan Hasil analisis Uji Korelasi


Hubungan Intensitas Menggunakan Media Sosial
Dengan Gangguan Perilaku di SMPN 2 Mantup
Kabupaten Lamongan Tahun2019.................................. 59

9
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan intensitas Menggunakan


media sosial dengan gangguan perilaku di SMPN 2
Mantup Kabupaten Lamongan Tahun 2019................... 46

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan intensitas


Menggunakan media sosial dengan gangguan perilaku
di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan Tahun
2019................................................................................ 44

10
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN

DepkesRI : Departement Kesehatan Republik Indonesia


KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
KemenkesRI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Medsos : Media Sosial
NAPZA : Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
UU : Undang- undang
WHO : Wordl Health Organization

11
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden


Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)
Lampiran 3 Kuisioner
Lampiran 4 Tabulating
Lampiran 5 Hasil SPSS

12
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Intensitas menggunakan media sosial merupakan salah satu faktor yang memicu
perubahan perilaku pada remaja, dimana semakin meningkat intensitas yang
digunakan maka perilaku yang muncul akan kurang baik dan dikategorikan
dengan perilaku agresif pada remaja.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan intensitas menggunakan media sosial dengan gangguan
perilaku pada remaja di SMPN 2 Mantup KabupatenLamongan.
Desain penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan desain penelitian
crossectional.Populasi dalam Penelitian ini adalah semua remaja yang
menggunakan media sosial di seluruh Kelas II SMPN 2 Mantup Kabupaten
Lamongan, dengan populasi 120, sampel 50 remaja.Data diambil dengan
menggunakan kuesioner tertutup untuk variabel Independen dan lembar observasi
untuk variabel Dependen.
Sebagian besar dari responden menggunakan media sosial dengan durasi Tinggi
sebanyak 28 responden (56,0%), sebagian besar perilaku yang dimiliki oleh
remaja yang menggunakan media sosial yaitu perilaku kurang baik dan masuk
pada klasifikasi perilaku agresif yaitu sebanyak 28 responden(56,0%).
Uji Spearman dengan tingkat signifikansi α = 0,05, diperoleh nilai rho = 1,000
dengan korelasi negatif dengan  = < 0,05  value = 0,000, sehingga H1 diterima,
artinya ada hubungan antara intensitas menggunakan media sosial dengan
gangguan perilaku pada remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan.
Di harapkan orang tua lebih memberikan perhatian dan pengawasan kepada
remaja untuk lebih membatasi menggunakan media sosial untuk mengantisipasi
gangguan perilaku pada remaja

Kata Kunci: intensitas media sosial, perilaku remaja

13
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja menurut Word Health Organization (WHO) merupakan individu

yang berusia 10 – 19 tahun. Data demografi menunjukkan populasi penduduk

terbesar di dunia merupakan remaja yaitu 29% dan 80% diantaranya di Negara

berkembang (WHO, 2010) Di Indonesia Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah

penduduk remaja berusia 10 – 19 tahun sebanyak 43 jiwa sekitar 18,33% dari total

jumlah penduduk di Indonesia (BPS, 2010).

Masa remaja atau pupertas merupakan suatu proses tumbuh kembang

yang berkesinambungan, yang merupakan masa perahlihan dari anak – anak ke

dewasa muda, dimana terjadi perubahan biologic, psikologic dan sosiologic

(Kemenkes RI, 2014). Adanya ketidaksinambungan dalam perkembangan tersebut

dapat memicu terjadinya gangguan perilaku.(Sumiati,2013).

Perkembangan teknologi yang semakin canggih menuntut manusia untuk

menciptakan karya–karya yang inovatif semakin memudahkan pekerjaan manusia

terutama dalam hal berkomunikasi (Juwita dkk, 2013). Sejauh ini Teknologi

memberikan efek baru bagi manusia dalam bersosialisasi dan kini telah menjadi

sarana media sosial bagi masyarakat kadang sampai tak tau waktu (Baidu,( 2014)

dalam soliha, 2015).

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)

mengungkapkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 63

jutaorang.Dariangkatersebut95persennyamenggunakaninternetuntuk

14
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengakses jejaring sosial. Media sosial digunakan oleh konsumen untuk

berbagai teks , gambaran , suara dan vidio informasi baik dengan orang lain

maupun perusahaan dan vice versa ( Philip Kotler dan kevin lane kaller 2016 ).

Situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter.

Indonesia menempati peringkat ke 4 sebagai negara dengan jumlah pengguna

Facebook terbanyak di dunia yaitu sejumlah 65 juta pengguna aktif setelah USA,

Brazil, dan India. Indonesia menempati peringkat ke 5 sebagai negara dengan

pengguna Twitter terbanyak di dunia yaitu sejumlah 19,5 juta pengguna aktif

setelah USA, Brazil, Jepang dan Inggris. Selain Facebook dan Twitter, jejaring

sosial lain yang dikenal di Indonesia adalah Path dengan jumlah pengguna

700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna

dan Linkedlin 1 juta pengguna (Kemenkominfo, 2013).

Media sosial di gunakan semua kalangan terutama kebanyakan pada

remaja.Saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat di hindari lagi.Hampir setiap

hari pengguna mengakses media sosial hanya untuk sekedar mencari informasi di

facebook atau isntagram. Hasil dari survey yang dilakukan APJII pada tahun 2016

pengguna internet paling sering mengunjungi web onlineshop sebesar 82,2 juta

atau 62%. Konten media sosial yang paling banyak dikunjungi oleh facebook

sebesar 71,6 juta pengguna atau 54% dan urutan kedua adalah instagram sebesar

19,9 juta pengguna atau 15%, berdasarkan hasil survay awal di dapatkan remaja

yang menggunakan media sosial lebih dari > 4 jam.

Menurut hasil penelitian Baidu (dalam soliha, 2015) media sosial

memberi kebutuhan untuk bersosialisasi mengakses informasi sampaikepada

15
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pemenuhan kebutuhan hiburan. Kini kehadirannya lebih dimanfaatkan sebagai

alat komunikasi oleh masyarakat.Kehidupan media sosial dalam kehidupan nyata

dapat ditranformasi kedalam dunia maya, hasil riset yang lakukan oleh (Asmaya,

2015).

Menurut penelitian Sulaeman bahwa intensitas media sosial yang tinggi

akan memberikan efek gangguan perilaku akibat oleh karena kesenangan dengan

fasilitas media sosial yang tersedia sehingga semakin rendahlah kualitas

komunikasi tatap muka pada komunikasi antar pribadi yang membuat gangguan

perubahan prilaku ( Aridarma Putri 2013).

Menggunakan media sosial diawali dengan perkembangan teknologi

komunikasi yang baru dan memberikan berbagai macam kemudahan bagi

penggunanya.Depedency teory memaparkan definisi intensitas dalam memenuhi

kebutuhan tahu mencapai tujuan yang bergantung pada sumber daya yang lain,

khususnya media sosial (Schorock dalam soliha, 2015).

Menjelaskan bahwa intensitas internet adalah suatu gangguan psikologis

yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan

menimbulkan respon minimal, jumlah harus di tambah agar dapat membangkitkan

kesenangan dalam jumlah yang sama), whithdrawal symppoms ( khususunya

menimbulkan tremor, kecemasan dan perubahan mood dan gangguan perilaku),

efeksi (deresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial

(menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas). su

lain yang berdampak pada frekuensi dan durasi penggunaan internet makin lama

dan inten (Nurfaji Dalam nurmandi, 2013). Menyebutkan remaja beradapada

16
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tahap krisis identitas, kecenderungan mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi,

selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, mudah terpengaruh dengan teman

sebayanya (peer groups). Menurut Widiana, Retnowati dan (Hidayat, 2012)

seorang intensitas internet tidak merasa dirinya disebut perilaku onlinenya

berlebihan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Sariroh, 2016) mengenai dampak

intensitas media sosial yaitu mengakibatkan gangguan perilaku tidak tau waktu

akibat intensitas penggunaan media sosial, lebih memetingkan diri sendiri,

menjadi malas belajar atau malas melakukan kegiatan, kurangnya sopan santun

dan salah satunya malas melakuan komunikasi di dunia nyata. Dari beberapa

dampak negatif kecanduan media sosial, maka perlu upaya – upaya untuk

mengurangi kecaduan media sosial khususnya pada remaja saat ini.Salah satunya

dukungan dari orang tua, batasi waktu online, lakukan hobi yang seru, gunakan

sosial media dengan bijak.(Anugrah,2014).

Fenomena tentang gangguan perilaku pada remaja yang intensitas

menggunakan media sosial adalah hal – hal yang berhubugan dengan sekolah (

Seperti tersedianya wifi memudahkan mengakses media sosial, dan mereka

ketakutan jika tidak terlihat (up to date) hal – hal pribadi, (ganguan tidur dan

sakit), dan permasalah dalam keluarga. Masalah tesebut menyebabkan remaja

sangat rentang menghadapi gangguan perilaku.Juga membuat aktivitas dan pola

perilaku keseharian remaja juga berubah.

Remaja lebih memilih media online untuk berinteraksi sosial, karena ia

marasa kesulitan jika harus melakukan interaksi sosial secara tatap muka karena

17
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

remaja tersebut berinteraksi melalui media online remaja rersebut merasa

memiliki kebebasan dalam berekspresi sedangkan jika berinteraksi secara

langsung atau face to face remaja tersebut merasa gelisah apakah orang lain akan

menerima atau menolak dirinya hal ini yang membuat remaja merasa kesulitan

dalam pengungkapan dirinya jika harus berinteraksi secara langsung, selain itu

remaja memilih berinteraksi media online karena ingin menghindari pengawasan

atau kontrol yang ketat dari orang tua (Mesch,2012).

Alasan lain individu menggunakan media sosial dikarenakan ia tidak

memperoleh kepuasan diri ketika melakukan hubungan sosial secara langsung

atau face to face, maka dari itu individu tersebut harus bergantung pada

komunikasi online, untuk memenuhi kebutuhannya dalam berinteraksi secara

sosial. Ketika online, individu merasa bergairah, senang,bebas.

Untuk itu, bagi para orang tua sabaiknya bisa memahami masalah yang di

hadapi remaja dan membantu remaja mengatasinya.Begitu juga dengan para

remaja, sebaiknya jika memiliki masalah maka ceritakanlah pada orang-orang

terdekat yang di percaya.Hal ini terlihat dari fenomena umum yang terjadi

sekarang mereka cenderung asik dengan kehidupan dunia maya mereka dan

perhatian yang lebih sedikit pada kehidupan nyata mereka, komunikasipun

cenderung lebih sering terjadi melalui akun-akun media sosial mereka dibanding

dengan intensitas komunikasi secara langsung atau face to face. Perilaku ini

seakan membuat mereka tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi di

lingkungansekitar.

18
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.2 RumusanMasalah

Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat

dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penelitian yaitu : “Apakah

ada hubungan antara intensitas media sosial terhadap gangguan perilaku pada

remaja di SMP 2 Mantup Kabupaten Lamongan 2019?”

1.3 TujuanPenelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan intensitas mengunakan media sosial dengan

gangguan perilaku pada remaja di SMP 2 Mantup Kabupaten Lamongan

2019.

1.3.2 TujuanKhusus

1. Mengidentifikasi Karakteristik Remaja yang Menggunakan Media Sosial di

SMPN 2 Mantup KabupatenLamongan.

2. Mengidentifikasi Tingkat Intensitas Media Sosial Pada Remaja di SMPN 2

Mantup KabupatenLamongan.

3. Mengidentifikasi Gangguan Perilaku Pada Remaja di SMPN 2 Mantup

KabupatenLamongan.

4. Menganalisis Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Media Sosial

Dengan Gangguan Perilaku Pada Remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten

Lamongan.

19
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.4 Manfaatpenelitian

1.4.1 Manfaat Teoris

1. BagiPeneliti

Menambah wawasan, menambah khasanah ilmu kesehatan jiwa dan dapat

menemukan dan memecahkan permasalahan yang ada.

2. Bagi InstitusiPendidikan

Untuk menambah literatur dan bahan bacaan perpustakaan Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga Jurusan Keperawatan.

1.4.2 ManfaatPraktis

1. Bagi Institusi PendidikanPenelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan informasi dari Kabupaten

Lamongan tentang gangguan perilaku pada remaja yang intensitas media

sosial khususnya di SMPN 2 Mantup Lamongan dalam upaya meningkatkan

usaha pencegahan dan penatalaksanaan gangguan perilaku pada siswa.

2. Bagimahasiswa

Bagi mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan untuk

literatur atau referensi dalam mengerjakan tugas berikutnya.

3. Bagi remaja /masyarakat

Bagi dijadikan sebagai masukan dan evaluasi untuk meningkatkan belajar dan

mengurangi intensitas media sosial.

20
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan dengan masalah

penelitian antara lain: 1). Konsep remaja, 2). Konsep intensitas media sosial, 3).

Konsep gangguan perilaku.

2.1 KonsepRemaja

2.1.1 PengertianRemaja

Remaja (Adolescent) berasal dari bahasa latin, kata adolescere yang berarti

menjadi dewasa (IKA UI, 2013). Maka remaja merupakan salah satu periode dari

perkembangan manusia.Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari

masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, psikologik,

dan sosiologik (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat beberapa

definisi tentang remaja yaitu :

1. Menurut WHO, remaja adalah individu yang berusia 10-19 tahun

(Soetjiningsih,2012).

2. Menurut UU No. 4 tahun 1979, mengenai kesejahteraan anak remaja adalah

yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah (Soetjiningsih,2012).

3. Menurut UU Perkawinan No. 1 tahun 1979, anak di anggap sudah remaja

apabila cukup matang yaitu usia 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk

laki-laki (Soetjiningsih, 2012).

21
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Menurut Behrman, dan Arvin (2011), remaja adalah anak antara usia 10-20

tahun yang mengalami perubahan yang sangat cepat pada ukuran, bentuk,

fiologi tubuh dan fungsi psikologi serta fungsisosialnya.

2.1.2 Tumbuh KembangRemaja

Word Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai

individu yang pertama kali menunjukkan tanda-tanda perubahan biologis,

perkembangan psikososial, pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa,

perkembangan emosi, dan perkembangan koknitif dan moral (Satgas Remaja

IDA, 2010), (Behrman, Kliegman, dan Arvin (2011).

1. PerubahanBiologis

Terdapat5perubahankhususdalamperubahanbiologispadaremaja,yaitu:

pertambahan tinggi badan yang cepat dengan terjadinya pacu tumbuh (adolescent

growth spur), perkembanganseks sekunder, berkembangnya organ reproduksi,

perubahankomposisitubuh,sertaperubahandarisistemsirkulasidanrespirasiyang

berhubungandengankekuatandanstaminatubuh(SatgasRemajaIDAI,2010),

Hal spesifik yang terdapat pada pertumbuhan fisik remaja laki – laki dan

perempuan adalah kecepatan pertumbuhannya (growth spurt).Pada saat ini

petumbuhantinggibadanterjadisangatcepat.Perbedaanpertumbuhanfisiklaki-

lakidanperempuanadalahpertumbuhanorganreproduksinya,dimanaakandi

produksi hormon, penampilan, serta bentuk tubuh yang berbeda akibat

berkembangnyatandasekssekunder(SatgasRemajaIDAI,2010).

22
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1). RemajaPerempuan

Pertumbuhanpesatpadaumumnyaterjadipadausia10-11tahun.Tanda

awal pubertas dimulai dengan perkembangan payudara, di mana daerah puting

susu dan sekitarnya mulai membesar, kemudian rambut pubis muncul.

Pengeluaransekretvaginaterjadipadausia10-13tahun.Keringatketiakmulaidi

produksipadausia12-13tahundanmempunyaibauyangkhas,yangmerupakan

akibat berkembangnya kelenjar apokrin. Menstruasi terjadi umumnya pada usia

11-14tahun.Pematanganseksualpenuhremajaperempuanterjadipadausia16

tahun(SatgasRemajaIDAI,2010).

2). Remajalaki-laki

Pertumbuhan pesat pada umumnya terjadi pada usia 12-13 tahun.

Dimana penis mulai membesar, testis dan skrotum membesar, kulitskrotum

menjadilebihgelappadausia11-12tahun.Ejakulasidiniumumnyaterjadipada

usia13-14tahun,ditandaidengankeluarnyamukuscairdariurethrasetelahpenis

memanjang. Pada usia 13-15 tahun, rambut ketiak, rambut badan, kumis,

cambang, dan jenggot mulai tumbuh. Perkembangan kelenjar apokrin

menyebabkanmeningkatnyaproduksikeringatdanmenimbulkanbaubadan

dewasa.Padausia14-15tahunmulaimunculsuaraparau.Setahunsebelumsuara

pecah,jakunmulaitumbuh.Pematanganseksualpenuhpadalaki–lakiterjadi

padausia17-18tahun(SatgasRemajaIDAI,2010).

23
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Perubahanpsikososial

Perubahanpsikososialpadaremajadibagidalamtigatahap,yaituremaja

awal(10-14tahun),pertengahan(15-16tahun),danakhir(17-19tahun)(Depkes

RI,2007).

(1). Remaja Awal ( Early Adolescent)

Masaremajaawalmerupakanmasatransisi,dimanausianyaberkisar

antara10-14tahunatauyangbiasadisebutdenganusiabelasanyangtidak

menyenangkandimanaterjadijugaperubahanpadadirinyabaikfisik,psikis,

maupunsosial.Padamasatransisitersebutkemungkinandapatmenimbulkan

masa krisis, yang di tandai dengan kecenderungan munculnya perilaku

menyimpang.Di bawah ini merupakan penjelasan dari perkembangan

psikososialremajaawal(Sumiati,2009).

Tabel 2.1 Perkembangan Psikososial Remaja Awal (10-14)


Dampak terhadap Efek terhadap
No. Tahap perkembangan
remaja orang tua

1 2 3 4

1 Cemas terhadap Kesadaran diri Orangtua


penampilanbadan/fisik meningkat mengganggap
anaknya terfokus
pada dirinya

2 Perubahan hormonal Pemarah, anak laki- Orang tua


laki yang tadinya baik mungkin
menjadi lebih agresif, menemukan
mungkin timbul kesulitan dalam
jerawat berhubungan
denganremaja

24
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3 Menyatakan kebebasan Bereksperimen dengan Orang tua merasa


dan merasa sebagai cara berpakaian, ditolak dan sulit
seorang individu, tidak berbicara dan cara untuk menerima
hanya sebagai seorang berpenampilan diri, keinginan
anggota keluarga sebagai usaha untuk anakyang
mendapatkan identitas berbeda-beda dari
baru mereka

4. Perilaku berontak dan Kasar, menuntut dan Bila ingin


melawan memperoleh kebebasan mempertahankan
hubungan baik
orang tua perlu
menangani anak
secara hati-hati.
Orang tua merasa
tidak mudah
protektif

5. Kawan menjadi lebih Ingin tampak sama Orang tua


penting dengan teman yaitu mungkin
dalam cara berpakaian, terganggu dengan
gaya rambut, tuntutan finansial
mendengarkanmusik dan gaya hidup
anak
Dll

6. Perasaan rasa memiliki Pengaruh teman dan Orangtua merasa


terhadap teman sebaya. orangtua teman kurang enak
Laki-laki membentuk menjadi sangat besar. karena dikritik
kelompok. Perempuan Remaja tidak mau oleh anaknya
mempunyai sahabat menjadi berbeda dari sendiri
sebayanya

Sumber : Sumiati, 2009

(2). Remaja Pertengahan(MiddleAdolescent)

25
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Remajapertengahanterjadidiusia15-16tahun.Remajapadatahapini

lebih muda di ajak kerja sama. Di bawah ini merupakan penjelasan dari

perkembanganpsikososialremajapertengahan(Sumiati,2009).

Tabel2.2PerkembanganPsikososialRemajaPertengahan(15-16tahun)
Dampak terhadap Efek terhadap
No Tahap perkembangan
remaja orang tua

1 2 3 4

1. Lebih mampu untuk Lebih tenang, sabar Orangtua merasa


kompromi dantoleransi mudah
berhubungan
dengananaknya

2. Berfikir secara Menolak campur Orang tua harus


independen dan tangan orang tua untuk memberikan
membuat keputusan mengendalikannya. kepercayaan
sendiri kepadaanak

3. Terus-menerus Baju, gaya rambut, Orang tua mungkin


bereksperimen untuk sikap, dan pendapat menanggapi sikap
mendapatkan citra diri mereka sering remaja secara
yang dirasakan nyaman berubah-ubah serius dan khawatir
bagimereka akan jadi yang
menetap

4. Merasa perlu Mulai bereksperimen Cemas terhadap


mengumpulkan dengan rokok dan resiko ini sehingga
pengalaman baru, alcohol cenderung
mengujinya walaupun membatasidan
beresiko menetapkan
peraturan

5. Tidak lagi berfokus pada Lebih bersosialisasi Orangtua melihat


diri sendiri dan tidak lagipemalu bahwa remaja siap
untuk membina

26
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hubungan dekat

6. Mulai membina Mulai berpacaran tapi Orangtua cemas

hubungan dengan lawan hubungan belum serius dan mungkin

jenis terlalu ikutcampur

Sumber : Sumiati, 2009

(3). Remaja Akhir (LateAdolescent)

Padasaatini,remajamemasukierayanglebihidealdaritahapsebelumnya.

Periode ini terjadi pada usia 17-19 tahun.

Tabel 2.3 Perkembangan Psikososial Remaja Akhir (17-19tahun)


No. Tahap perkembangan Dampak terhadap Efek terhadap
remaja orangtua

1 2 3 4

1. Idealis Cenderung menggeluti Orang tua menjadi


masalah tegang dan stress
sosial/politik/agama

2. Terlibat dalam Mulai belajar mengatasi Keinginan orang


hubungan diluar stress yang dihadapinya, tua untuk
keluarga lebih senang pergi melindungi
dengan teman daripada anaknya dapat
dengan keluarganya menimbulkan
masalah

3. Harus belajar untuk Kecemasan dan Orangtua masih


mencapai kemandirian, ketidakpastian masa memberikan
baik dalam hal finansial depan dapat merusak dukungan
maupun emosional keyakinan diri dan harga finansial pada
diri anaknya meskipun
secara emosional

27
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Lebih mudah membuat Mempunyai pasangan Orang tua


hubungan yang lebih yang lebih serius dan cenderung terlalu
stabil dengan lawan banyak menghabiskan cemas terhadap
jenis waktunya dengan hubunganyang
mereka terlalu serius dan
terlaludini.

6. Hampir siap untuk Mungkin ingin Orang tua


menjadi orang yang meninggalkan rumah menyesuaikan bila
mandiri dan hidupsendiri akhirnya anaknya
meninggalkan
rumah

Sumber : Sumiati,2009

3. Pembentukan IdentitasDiriRemaja

Di dalam perjalanannya menuju kedewasaan, maka remaja harus berusaha

untukmempunyaiperansosial.MenurutErickson,untukmenemukanjatidirinya,

makaremajaharusmempunyaiperandalamkehidupansosialnya,berjuang,dan

mengisi masa remajanya dengan hal-hal yang positif yang dapat mengembangkan

dirinya (Marheni,2004).

Pada masa remaja, remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan

ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri. Erickson

mengatakan,bahwapencarianidentitasdirimulaidirintisseseorangpadausiayang

sangat muda, yaitu sekitar usia remaja muda. Pencarian identitas diri berarti

pencarian jati diri, di mana remaja ingin tahu kedudukan dan perannya dalam

lingkungannya,disampingingintahujugatentangdirinyasendiriyangmenyangkut

soalapadansiapadia,semuayangberhubungandengan“aku”ingindiselidikidan

dikenalnya(SatgasRemajaIDAI,2010).

28
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perubahan-perubahanyangdiakibatkanterjadinyakematanganseksualdan

tuntutan-tuntutan psikososial menempatkan remaja pada satu keadaan yang

menurutEricksondisebutsebagaikrisisidentitas,yaitusuatutahapuntukmembuat

keputusan terhadap permasalahan -permasalahan penting yang berkaitan dengan

pertanyaan(SatgasRemajaIDAI,2010).

4. PerkembanganEmosiRemaja

EmosimenurutKamusBesarBahasaIndonesiaadalahluapanperasaanyang

berkembangdansurutdalamwaktusingkat,keadaanreaksifisiologisdanpsikologis.Em

osijugadisebutreaksisesaatyangbiasanyamunculdalambentukperilaku,

sedangkanperasaanadalahsesuatuyangsifatnyalebihmenetap.Padamasaremaja,

kepekaan emosi biasanya meningkat, sehingga rangsangan sedikit sajasudah

menimbulkanluapanemosiyangbesar,misalnyamenjadimudahmarahataumudah

menangis (Marheni,2004).

Masa remaja didominasi oleh peran emosi. Sehingga masa remaja disebut

jugamasa“topandanbadai“,yaitumasadimanaemosimudahmeledak–ledak

dansulituntukdikendalikan.Halinidapatdilihatdariciriemosiremajayangmudah

mengalamidepresi(sedihdanputusasa),kemudianmelawan,memberontak,takut,

gelisah,marah,senang,gembira,dll.Selainituremajajugasemangatuntukingin

tahu, agresif, mudah terangsang, dan mempunyai loyalitas tinggi kalau sudah

menyukai sesuatu atau seseorang.Beberapa peneliti menyatakan bahwa fluktuasi

emosi pada remaja mungkin berhubungan dengan perubahan hormonal(Sarwono,

2003).

29
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kepekaan emosi remaja yang meningkat biasanya akan mempengaruhi

perilakunya,misalnyaputuspacar,makafrustasinyaakandibawakerumah,sekolah,

dan bahkan dapat mempengaruhi prestasi akademiknya. Kepekaan emosi remaja

yang meningkat dapat berbentuk : menyendiri, mudah marah, gelisah dengan

perilaku menggigit kuku dan menggaruk-garuk, merusak benda-benda, mencoret-

coret,sukaberkelahi,ataubahkanmengalamigangguanmentalemosional(depresi

), dan mengkonsumsi NAPZA (Satgas Remaja IDAI, 2010).

Secara emosional, remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa, serta

merasa senang jika dirinya dihargai.Keinginan remaja untuk diakui sebagai orang

dewasa menimbulkan konflik dengan lingkungan.Konflik tersebut dapat

menyebabkanremajamengalamikecemasandanketegangan(SatgasRemajaIDAI,

2010).

5. Perkembangan Kognitif danMoral

Dalam teori Piaget, remaja menandai peralihan dari karakteristik pemikiran

operasionalanakusiasekolahyangnyatakeperbuatanlogisyangformal.Beberapa

ahliteoriberdebatbahwaperalihandaripelaksanaannyatakeformalmengikuti

peningkatan kuantitatif pengetahuan, pengalaman, dan efisiensikognitif.Tidak

seperti anggota badan, otak menunjukkan perubahan struktural pada masaremaja

meskipunsecarateoribelumdapatdijelaskan(Behrman,Kliegman,danArvin,2011).

Perkembanganpemikiranmoralsecarakasarsejajardenganperkembangan

kognitif.Kebanyakanmelihathalyangbenardansalahsebagaihalyangmutlakdan tidak

dapat dipertanyakan dan kemudian berkembang untuk bertanyadan

30
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menganalisis. Pertanyaan atas kebiasaan moral inilah yang akan mendorong

perkembangan aturan etika perseorangan (Behrman, Kliegman, dan Arvin, 2011).

2.1.3 Faktor-Faktor yang MempengaruhiPertumbuhan dan Perkembangan

PsikososialRemaja

1. FaktorKeturunan/Herediter

1). JenisKelamin

2). Agama

3). SukudanRas

2. FaktorInternal

Terdiridarielemen:

1). Intelegensia, pada umumnya anak yang mempunyai intelegensitinggi,

mempunyai perkembangan yanglebihbaik

2). Hormon. Ada tiga hormon yang memengaruhi pertumbuhan anak,yaitu

somatotropin, tiroid,dangonadotropin

3). Emosi, hubungan yang hangat dengan orang di sekitar akan jugaberdampak

terhadap perkembangan emosi, sosial, danintelektualanak.

4). Penyakit ataudisabilitasfisik

3. FaktorLingkungan

1). Lingkungankeluarga

Lingkungan keluarga merupakan sumber paling dekat untuk memenuhi

kebutuhandasartumbuhkembangdanberperandalampembinaankecerdasandan

31
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tingkah laku remaja. Hal ini mencakup pengasuhan, pendidikan non formal,

kebijakan, dan norma-norma kehidupan. Remaja belum bisa menentukan norma-

normanyasendiri,sehinggaorangtuahendaknyamengajarkanpengetahuantentang

norma,standard,danmoral(Selina,2011).

Norma dan nilai yang berlaku dalam sebuah keluarga bergantung dari

pendidikan dan pengasuhan orang tua. Pola asuh dalam keluarga sangat

mempengaruhiprosessosialisasidankematanganmentalremaja.Polaasuhorang

tuayangtidakadekuatdantidaksesuaidengankebutuhanseoranganakseperti

dominasiatauterlalumelindungi,memanjakan,atauperanorangtuayangtidak

optimaldenganmendelegasikansemuatugastanggungjawabnyakepadaorangyang

tidak tepat dapat membuat anak menjadi tertekan dan akhirnnya menimbulkan

masalahmentalemosionaldanmenggangguprosestumbuhkembangnya(Wiguna,

2010). Pola asuh yang benar merupakan upaya pencegahan ganguan mental

emosional pada remaja agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang

sehatsecarafisik,mental,emosional,dansosial(SatgasRemajaIDAI,2010).

Kondisi keluarga yang harmonis, juga berpengaruh untuk menumbuhkan

kehidupan emosional yang opimalperkembangan kepribadian remaja. Rasa kasih

sayang,kekompakan,dankedekatanantarorangtuadansaudarakandungdengan

remaja yang akan dapat mempengaruhi perkembangannya. Sebaliknya, orang tua

yangseringbertengkarataukeluargayangtidakutuhdapatmenghambatkomunikasi

dalamkeluargadanakanmembawadampaknegatifbagiperkembanganjiwaremaja

(Satgas RemajaIDAI,2010).

2). Lingkungansekolah

32
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Peranansekolahtidakkalahpentingdalampembangunankarakter,karenapada

umumnyaanakyangsudahbersekolahmenghabiskanwaktusekitar7-10jamdi

sekolahnya.Sering terjadi masalah dalam sekolah karena adanya imaturitas, yang

disebabkankesukarandalampengalamansebelumnya.Tekananuntukmenentukan

masa depan remaja atau pekerjaannya terlalu cepat dan tergesa-gesa seharusnya

tidakbolehdiadakan.Remajamemerlukanwaktuuntukbereksperimen.Terkadang

tekanan untuk membuat keputusan yang terlalu cepat menyebabkan remaja

mengalamiansietasyangbesar.Tatatertibsekolahyangketat,mengharuskan

remajauntukberperilakudisiplin.Sebaliknya,kelonggarantatatertibsekolahdapat

membuatremajabertingkahsemaunya,tidakmemilikisikapsalingmenghormati,

menyebabkanremajamenjadinakal,danbrutal.Selainmengajarkanilmuyang

ditetapkan oleh kurikulum, dalam proses belajar mengajar, guru juga memberikan

nilai-nilai kerjasama, sikap empati, menghargai sesama, dan sikap lain yang

membuahkankecerdasanemosional.Karenanyaperangurusangatlahpentingdalam

membinaperkembanganmentalemosionalremaja(DinasKesehatanSulawesi

Selatan,2014)

3). Lingkungan temansebaya

Interaksi remaja dengan teman sebaya berpengaruh penting terhadap

kesehatanmentalremaja.Remajacenderungmembentukkelompokuntukmenjalin

sosialisasiyanglebihintens.Sikappositifyangditerimaremajadarisuatukelompok

tersebutdapatmembawaremajakedalamperilakupositifpula.Sebaliknya,apabila

nilaiyangdikembangkandalamkelompoktersebutbersifatnegatif,makahalini

dapat membahayakan perkembangan jiwa remaja (Dinas Kesehatan Sulawesi

Selatan,2014).

33
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4). Lingkunganmasyarakat

Agar seorang anak secara psikososial dapat berkembang spontan dan wajar,

diperlukanrasakasihsayang,pengertian,perasaanaman,disiplin,penghargaan,dan

penerimaandarimasyarakatsekitarnya.Masyarakatmerupakanlingkunganterluas

bagi remaja. Tuntutan agar remaja mengikuti aturan budaya, kecemasan akan

menghadapi hukuman, ancaman, dan tidak adanya kasih sayang merupakan

doronganyangmenyebabkanremajaterpaksamengikutituntutanlingkunganbudaya

(socializedanxiety).Apabilakecemasaniniterlaluberat,akibatyangditimbulkan

adalah hambatan tingkah laku.Remaja menjadi serba ragu, takut, dan dapat

menjurus kepada keadaan cemas yang patologis. Akan tetapi, dalam kondisi yang

tepat,kecemasaninimendorongremajauntuklebihbertanggungjawab,hati-hati,

dan menjaga tingkah lakunya agar sesuai dengan norma yang berlaku (Dinas

Kesehatan SulawesiSelatan,2014).

2.2 Konsep Intensitas MediaSosial

2.2.1 Pengertian DasarIntensitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kemendiknas, 2008), intensitas

ialah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sementara itu, Chaplin (2009)

menjelaskan tiga arti dari intensitas yaitu (1) satu sifat kuantitatif dari satu

penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya, (2) kekuatan

sebuah tingkah laku atau sebuah pengalaman, (3) kekuatan yang mendukung

suatu pendapat atau suatu sikap. Sejalan dengan itu, Kartono dan Gulo (2003)

juga menjelaskan bahwa intensitas merupakan besar atau kekuatan suatu tingkah

34
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

laku; jumlah energi fisik yang digunakan untuk merangsang salah satu indera;

ukuran fisik dari energi atau data indera.

Horrigan (Novianto, 2013) menjelaskan bahwa dalam intensitas

penggunaan internet seseorang, terdapat dua hal mendasar yang perlu

diamati,yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan

tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.Caplin

(2008), mendefinisikan “intensitas” berasal dari kata bahasa Inggris “intensity”

(intensitas) yaitu, suatu sifat kuantitatif dari suatu penginderaan, yang

berhubungan dengan intensitas perangsangnya. Menurut beliau intensitas dapat

diartikan dengan kekuatan tingkah laku atau pengalaman.

Menurut Nuraini (2011:12) indikator intensitas adalahsebagai berikut:

1) Motivasi

Motivasi pada dasarnya adalah keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk melakukan sesuatu.Motivasi berarti pemasokdaya

untuk berbuat tau bertingkah laku secara terarah.Motivasi ada dua yakni

motivasi intrinsik dan ekstrinsik.Motivasi intrinsik adalah motivasi

karena keadaan yang berasal dari dalam diri individu yang dapat

melakukan tindakan.Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terjadi

karena keadaan yang berasal dari luar individu untuk mendorong

melakukantindakan.

2) DurasiKegiatan

Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk

melakukan kegiatan.

35
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3) FrekuensiKegiatan

Frekuensi kegiatan merupakan keseringan seseorang dalam

melakukan kegiatan yang dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.

4) Presentasi

Presentasi di sini adalah gairah, keinginan, atau harapan yang keras

dari maksud rencana, cita-cita atau sasaran, targetyang hendak dicapai

dengan kegiatan yang dilakukan.

5) Arahsikap

Arah sikap menentukanseseorang untuk bertendak secara tertentu

terhadap hal-hal yang positif atau negatif. Dalam hal positif tindakannya

akan cenderung mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek

tertentu. Sebaliknya jika hal negatif maka tindakannya akan cenderung

membenci, menjauhi, menghindari, dan tidak menyukai objek tertentu.

6) Minat

Minat timbul jika individu tertarik pada sesuatu karena sesuai dengan

kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti memiliki

makna bagi dirinya. Minat erat kaitannya dengan kepribadian

danmengandung unsur afektif, kognitif, dan kemauan.Ini memberikan

pengertian bahwa individu tertarik dan kecendrungan pada suatu objek

secara terus menerus, hingga pengalaman psikisnya lainnya terabaikan.

Dari pendapat ahli tersebut, dapat digambarkan untuk indikator

intensitas adalah motivasi, durasi kegiatan, frekuensi kegiatan, dan

36
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

presentasi.Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

intensitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan, untuk

mengukur ukuran fisik dari energi atau data indera.

2.2.2 Pengertian Dasar MediaSosial

Menurut mandibergh (2012) media sosial adalah media yang mewadahi

kerjasama diantara pengguna yang menghasilkan konten (user generated

content).Menurut shirky (2014), media sosial dan perangkat lunak sosial

merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to

share), untuk bekerja sama (to co-operate) diantara pengguna dan melakukan

tindakan secara kolektif yang semuanya berada diluar kerangka institusional

maupun organisasi.

Boyd (2014) menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat

lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul,

berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau

bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user generated content atau UGC

dimana konten dihasilkan oleh pengguna dan tidak oleh editor sebagaimana

yang ada di institusi sosialmedia.

Meike dan Young (2012) menjelaskan kata media sosial atau social media

sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagiantara

individu (to be shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa

saja tanpa ada kekhususanindividu.

Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang memfokuskan

pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas maupun

37
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator)

online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah

ikatan sosial.

2.3 KonsepGangguanPerilaku

2.3.1 Definisi GangguanPerilaku

Gangguan perilaku dapat didefinisikan dari berbagai disiplin ilmu sesuai

dengan keperluan profesionalnya, adapun pengertian dari gangguan perilaku dari

beberapa ahli yaitu :

Anak yang mengalami gangguan perilaku merupakan anak yang secara

nyata dan menahan merespon lingkungan tanpa adanya kepuasan pribadi namun

masih dapat diajarkan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat

dan memuaskan kepribadiannya (Kauffman, 2015).

(Nelson, 2011), Perilaku seseorang dapat dikatakan menyimpang atau

mengalami gangguan jika :

1. Menyimpang dari perilaku oleh orang dewasa dianggap normalmenurut

usia dan jeniskelaminnya.

2. Penyimpangan terjadi dengan frekuensi dan intensitas yangtinggi.

3. Penyimpangan berlangsung dalam waktu yang relatiflama.

2.3.2 Penyebab Gangguan Perilaku PadaRemaja

Dari berbagai kasus yang ada gangguan perilaku pada remaja tidak lepas

dari factorpenyebab, yaitu :

38
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Kondisi atau keadaanfisik

Ada beberapa ahli yang meyakini bahwa disfungsi kelenjar endoktrin

dapatberpengaruh terhadap respon emosional seseorang.

Gunzburg (B. Simanjuntak, 2014) menyimpulkan bahwa disfungsi

kelenjarendoktrin ini merupakan salah satu penyebab timbulnya kejahatan.

Jika kelenjarendoktrin ini secara terus menerus mengeluarkan hormon

maka akan mempengaruhiperkembangan fisik dan mental seseorang

sehingga akan berpengaruh pula terhadapperkembangan wataknya.

2. MasalahPerkembangan

Menurut Erikson (Singgih. D. Gunarsa,1985:107) bahwa setiap

memasuki faseperkembangan baru individu dihadapkan pada berbagai

tantangan atau krisis emosi. Anakbiasanya dapat mengatasi krisis emosi ini

jika pada dirinya tumbuh kemampuan baruyang berasal dari adanya proses

kematangan yang menyertai perkembangan. Apabila egodapat mengatasi

krisis ini maka perkembangan ego yang matang akan terjadi,

sehinggaindividu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial

atau masyarakatnya.Sebaliknya apabila individu tidak berhasil

menyelesaikan masalah tersebut, maka akanmenimbulkan gangguan emosi

dan tingkah laku.

Berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat

digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu:

1) FaktorBiologis

39
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat

menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan

sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh –

pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh.Artinya

mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai

daya tahan terhadap stress.

2) Faktor – faktor psikososial

(1) Trauma di Masa Kanak –Kanak

Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan

rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka

psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis

yang dialami pada masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa

sampai ke masa dewasa.

(2) DeprivasiParental

Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari

orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual,

emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya:

1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di pantiasuhan.

2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal

bersama orang tua di rumah.

3) Hubungan orang tua – anak yangpatogenik

40
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal

ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan

masalah atau gangguan tertentu pada anak.

4) Struktur keluarga yangpatogenik

Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang

berlangsung diantara para anggotanya.Struktur keluarga tertentu

melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul

pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur

keluarga yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:

(1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalahsehari-hari.

Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak

memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki

pengetahuan dan keterampilan secukupnya.

(2). Keluarga yang antisosial Keluarga yang menganut nilai – nilai

yang bertentangan dengan masyarakatluas.

(3). Keluarga yang tidak akur dan keluarga yangbermasalah.

(4). Keluarga yang tidak utuh. Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak

ada di rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti

perceraian, ayah memiliki dua istridll.

5) Stressberat

Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis.

Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :

(1). Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri.

41
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2). Konfliknilai.

(3). Tekanan kehidupanmodern.

1. FaktorAbnormalitas

Penyebab yang mendasari seseorang abnormal menurut Kartono (2013)

sebagai berikut:

1). Faktor keturunan(hereditas)

(1). Idiopathy (penyakit yang timbul dari dalam organ tubuh)

(2). Psikosis (penyakit mental yang parah)

(3). Neurosis (penyakitsaraf)

(4). Ideocy (ketidak sempurnaan mental pada tingkat rendah)

(5). Psikosissifilitik

2). Faktor sebelum lahir(pranatal)

(1). Kekurangannutrisi

(2). Infeksi

(3). Luka

(4). Keracunan

(5). Menderitapenyakit

(6).Menderitapsikosis

(7). Trauma pada kandungan

3). Faktor ketika lahir (natal)

(1). Kelahiran dengan tang(tangverlossing)

(2). Asphixia (kekurangan O2 dalam udara pernafasan)

(3). Prematurity (lahir sebelumwaktunya)

42
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(4). Primogeniture (primipara = wanita yang hamil sekai dan melahirkan anak

pertama)

4). Faktor setelah lahir (pascanatal)

(1). Pengalaman traumatik

(2). Kejang ataustuip

(3). Infeksi pada otak atau selaput otak

(4). Kekurangannutrisi

(5). Faktor psikologis

2. Karakteristik Perilaku Abnormal

1). Kejaranganstatistic

Salah satu aspek perilaku abnormal adalah perilaku tersebut jarang

ditemukan.Perkataan yang mengungkapkan bahwa seseorang dianggap

normal adalah orang tersebut tidak menyimpang jauh dari rata-rata pola trait

atau perilaku tertentu.

2). Pelanggarannorma

Perilaku tersebut melanggar norma sosial atau mengancam atau

mencemaskan mereka yang mengamatinya.

3). Distresspribadi

Karakteristik lain dari perilaku abnormal adalah perilaku menciptakan

tekanan dan siksaan besar pada orang yang megalaminya.

4). Disabilitas atau disfungsiperilaku

43
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Disabilitas yaitu ketidakmampuan individu dalam beberapa bidang

penting dalam hidup (seperti hubungan kerja atau pribadi), karena

abnormalitas.

5). Yang tidak diharapkan(Unexpectedness)

Tidak semua distress atau diabilitas masuk dalam bidang psikologi

abnormal.Distress seringkali dianggap abnormal bila hal tersebut merupakan

respons yang tidak diharapkan terhadap stressor lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku abnormal itu adalah perilaku yang

jarang ditemukan, melanggar norma sosial, menciptakan tekanan bagi yang

mengalaminya, yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk hidup

normal, dan menjadi respons yang tidak diharapkan oleh lingkungan. Oleh

karena itu, suatu perilaku yang dianggap abnormal adalah perilaku yang

sesuai dengan cerita diatas.Dimana harus terdapat semua criteria yang sesuai

agar dapat digolongkan sebagai perilaku abnormal. Sebab tidak semua

perilaku abnormal yang sesuai dengan satu criteria, juga akan sesuai untuk

criteria yang lainnya.

44
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 KerangkaKonseptual

Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-

variabel penelitian yaitu antara variabel independen dengan variabel dependen.

Secara ringkas kerangka konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja auditor sebagai variabel mendorong (Sugiyono, 2014)

Lingkungan :
Sekolah
Lingkungan Luar

Medsos :
Faktor yang -facebook
mempengaruhi Remaja : - instagram
Intensitas Media
- Umur Sosial
- whatsapp
- Keluarga
-gameonline
- Temanbergaul
- Lingkungan - youtube

Ganggua
n perilaku
Remaja

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Tentang IntensitasMedia Sosial dengan


Gangguan Perilaku pada Remaja di SMPN 2 Mantup Lamongan
tahun 2019.

: Yangditeliti

: tidak diteliti

45
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Keterangan :
Berdasarkan kerangka konseptualdiatas, menjelaskan tentang

menggunakan media sosial berhubungan dengan gangguan perilaku pada remaja.

Remaja yang mempengaruhi umur, keluarga, teman bergaul, lingkungan yaitu

lingkungan sekolah dan lingkungan luar kemudian terpengaruh teman sebaya

menggunakan media sosial atau medsos, yang terisi facebook, instagram,

whatsapp, game online, you tube, kemudian sampai lupa waktu keasikan

menggunakan media sosial sehari lebih dari 5-6 jam jadilah gangguan perilaku

yang lupa dengan tugasnya sehar-hari seperti belajar.

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang diuji kebenarannya. Hasil

penelitian adalah jawaban atas pernyataan yang telah dirumuskan, sedangkan

hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti yang kebenarannya akan di

buktikan dalam penelitian (Sugiyono, 2013).

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : ada hubungan antara intensitas media sosial dengan gangguan perilaku pada

remaja di SMPN 2 Mantup Lamongan 2019.

46
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

33

47
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan : 1) Desain Penelitian, 2) Lokasi Dan Waktu

Penelitian, 3) Kerangka Operasional, 4) Populasi Sampel Dan Sampling, 5)

Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional, 6) Instrumen Penelitian, 7)

Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data, 8) Analisis, 9) EtikaPenelitian.

4.1 DesainPenelitian

Rancangan atau desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap

keputusan yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan bagaimana suatu

peneliti bisa diterapkan (Nursalam, 2014)

Desain penelitian ini menggunakan studi Analitik jenis penelitian

kuantitatif untuk menelaah hubungan antara intensitas media sosial dengan

gangguan perilaku remaja, dimana variabel independen dalam penelitian ini

adalah intensitas media sosial sedangkan variabel dependen adalah gangguan

perilaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Studi analitik

korelasional dengan pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian yang

dilakukan untuk menentukan hubungan antar variabel menurut permintaan tanpa

intervensi dari peneliti, dimana pengambilan atau pengumpulan data tiap subjek

penelitian diobservasi bersamaan dan sekali saja (Nursalam,2014). Dengan

demikian penelitian ini bertujuan mencari hubungan intensitas media sosial

dengan gangguan perilaku pada remaja di SMP 2 Mantup Lamongan2019.

48
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2 Populasi, Sampel danSampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2014).Populasi dalam penelitian ini adalah setiap subjek yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.Populasi penelitian ini adalah seluruh

remaja di kelas 2 SMPN 2 Mantup Lamongan.Penelitian ini berjumlah 120 siswa.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan

populasi (Nursalam, 2014).Sampel penelitian ini adalah seluruh remaja di kelas 2

SMPN 2 Mantup Lamongan.Penelitian ini berjumlah 92 siswa, yang memenuhi

kriteria inklusi. Berdasarkan populasi diatas sampel dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus (Nursalam, 2014)

Rumus besar sampel finith : sampel penelitian

Keterangan :

n : Perkiraan besar sampel

N : Perkiraan besarpopulasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih atau signifikan yaitu 5% (d=0,05)

Maka perhitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

49
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

47

50
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Diketahui :

N = 120

Maka jumlah sampel yang ditentukan :

n = 92 responden

4.2.3 Kriteria Sampel

Untuk menghindari kekeliruan dalam menentukan sampel yang dapat

menimbulkan rendahnya obyektifitas hasil penelitian maka diperlukan kriteria

sebagai berikut :

1. Kriteria

Inklusi

Kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi

syarat sebagai sampel.Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam

menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2014). Kriteria inklusi dalam penelitian ini

terdiri dari :

1) Siswa yang mempunyai media sosial.

2) Bermain media sosial >4 jamsehari

51
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria dimana subjek tidak mewakili sampel penelitian. Pertimbangan

ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria eksklusi

(Nursalam,2014). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Remaja yang menolak mengikutipenelitian

2) Remaja dengan riwayat keluarga mengalami gangguanperilaku

4.2.4 SamplingPenelitian

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2014). Teknik sampling merupakan cara yang

ditempuh untuk pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2014). Teknik sampling

pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dimana

digunakan jika populasi homogen, terdapat daftar atau list dari seluruh populasi

dan pengambilan sampel melalui undian atau menggunakan bilanganrandom.

4.3 KerangkaOperasional

Kerangka kerja penelitian adalah langkah-langkah dalam aktivasi ilmiah

mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu sejak awal penelitian

akan dilaksanakan (Nursalam, 2014)

52
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Populasi : Seluruh Siswa Kelas 2 di SMPN 2 Mantup Lamongan Sebanyak


120 siswa

Sampling :Simple Random Sampling

Sampel : Sebagian Siswa yang hadir di SMPN 2 Mantup Lamongan sebanyak


92 siswa yang masuk dalam kriteria Inklusi dan Ekslusi

Variabel independen : Variabel dependen :


Intensitas media sosial Gangguan perilaku

Pengumpulan Data : Pengumpulan Data :


Kuesioner penggunaan media sosial Kuesioner Perilaku

Pengolahan data dengan teknik editing, coding, tabulating, scoring dan di


analisa dengan uji statistik Spearmen Rank

Penyajian Hasil

PenarikanKesimpulan

Gambar 4.1 :Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Intensitas Media Sosial dengan
Gangguan Perilaku pada remaja di SMPN 2 Mantup Lamongan
Tahun 2019.

53
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4 Variabel Penelitian dan DefinisiOperasional

4.4.1 VariabelPenelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai berbeda

terhadap sesuatu ( Nursalam, 2014 )

1. VariabelIndependen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

intensitas media sosial

2. VariabelDependen

Variabel dependen adalah variabel terikat yang merupakan variabel yang

dipengaruhi (Anggraeni & Saryono, 2013).Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah gangguanperilaku.

4.4.2 DefinisiOperasional

Definisi Operasional merupakan definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2014). Menurut

Hidayat, A.Aziz Alimul (2010), definisi operasional adalah mendefinisikan

variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek ataufenomenal.

54
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 4.1Hubungan Intensitas Menggunakan Media Sosial dengan Gangguan


Perilaku pada Remaja di SMPN 2 Mantup Lamongan 2019.
Definisi
N Alat Skor dan Skala
Variabel operasion Indikator
o ukur kategori ukur
al
1 Variabel Rentang 1. durasi Kuasi Penilaian : Ordin
. independen: waktu menggunakan oner 4 : Sangat al
Intensitas lamanya media sosial meng Setuju
menggunak remaja 2.frekuensi gunak 3.setuju
anmedia mengguna menggunakan an 2.Tidak
sosial kan media mediasosial. media Setuju
sosial dan 3. Frekuensi 1.Sangat
tingkat internet yang tidak
keseringan sering setuju
penggunaa digunakan dan
n media lama 49-60% :
sosial menggunakan berat
dalam internet. 36-48% :
setiap sedang
harinya. 25-35% :
ringan

1.Intensita
s Berat
(jika
bermain
media
sosial > 4
jam)
2.Intensita
s Sedang
(jika
bermain2-
4 jam.
3.Intensits
Ringan.
(jika
mengguna
kan media
sosial

55
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kuang dari
2 jam)

2 Variabel Gangguan 1.Perilaku Kuesi Penilaian Ordin


. dependen : perilaku agresif oner 4 : Sangat al
gangguan bermain 2.perilaku Setuju
perilaku media depresi 3 : Setuju
sosial 3.perilaku 2 : Tidak
yang antisosial setuju
mempenga 1 : Sangat
ruhi pola Tidak
kehidupan Setuju
sehari-
harinya Kategori
pada 25-35 :
remaja. Rendah
36-48 :
Sedang
59-60 :
Tinggi

Kode :
1 =
Rendah
2 =
Sedang
3 = Tinggi

4.5 InstrumenPenelitian

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat alat yang akan digunakan

untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa kuesioner (Daftar

pertanyaan, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya).

56
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Instrumen yang digunakan untuk variabel independen (Intensitas media

sosial) adalah kuesioner intensitas media sosial berupa pertanyaandan untuk

variabel dependen (gangguan perilaku) adalah kuesioner Perilaku diberi 25

pertanyaan.

4.6 Lokasi dan WaktuPenelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Mantup

Kabupaten Lamongan.Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2019.

4.7 Prosedur Pengambilan/Pengumpulandata

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam,2014). Dalam penelitian melewati beberapa tahapan, peneliti

mengajukan surat permohonan survey awal kepada Kepala sekolah Negeri 2

Mantup Lamongan. Untuk dapat membuat proposal penelitian. Setelah

mendapatkan surat ijin dari Kepala Sekolah Negeri 2 Mantup Lamongan. Maka

penulis melakukan survey awal. Setelah melewati ujian proposal, peneliti

mengajukan surat permohonan penelitian kepada Kepala Sekolah Negeri 2

Mantup Lamongan dan setelah mendapat ijin langkah awal peneliti adalah

mengobservasi remaja yang menggunakan media sosial > 4 jam. Apabila ada

remaja yang terpilih kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti

menawarkan apakah remaja yang bersangkutan bersedia menjadi responden.

Apabila remaja bersedia menjadi responden, diberikan surat persetujuan

(Informed consent).

57
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kemudian peneliti mulai melakukan penelitian dengan memberikan kuesioner

Intensitas menggunakan media sosial yang diisi sendiri oleh responden untuk

mengukur intensitas menggunakan media sosial pada setiap responden, kemudian

dilanjutkan dengan memberikan kuesiner Perilaku untuk mengukur seberapa

gangguan perilaku pada tiap responden.

4.7.1 Teknik PengolahanData

1. Editing (melakukan edit)

Tahap editing adalah tahap pertama dalam pengolahan data penelitian

atau data statistic. Editing merupakan proses memeriksa data yang

dikumpulkan melalui alat pengumpulan data ( instrumen penelitian ). Pada

proses editing ini, umumnya penelitian mencangkup memeriksa dan

menjumlahkan banyaknya lembar pernyataan, banyaknya pernyataan yang

telah lengkap jawabannya, atau mungkin ada pernyataan yang telah

lengkap jawabannya, atau mungkin ada pernyataan yang belum

terjawabpadahalpernyataan tersebut seharusnya ada jawabannya. Pada

tahap editing ini yaitu melengkapi data yang kurang dan memperbaiki atau

mengkoreksi data yang sebelumnyabelum jelas(Hidayat, 2007).

2. Coding (pemberiancode)

Coding merupakan kegiatan pemberiaan kode numerik ( angka )

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2007). Setelah

data terkumpul, data penelitian diberi kode.

58
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Scoring

Menentukan skor atau nilai terhadap hasil pengamatan yang diperoleh.

Hasil presentase kemudian diinterpretasikan dengan modifikasi

kesimpulan menurut kriteria (Arikunto S,2006)

Skor untuk obsevasi intensitas menggunakan media sosial:

1) Skor untuk intensitas menggunakan mediasosial

Memberikan skor atau nilai kuesioner pada responden, dengan cara

melakukan perhitungan jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dan

dikali seratus, dan dibedakan menjadi beberapakriteria:

(1) Penilaian:

1. Berat = ( jika menggunakan media sosial > 4jam)

2. Sedang = ( jika menggunakan media sosial 2-4 jam)

3. Ringan = ( jika menggunakan media sosial < 2 jam)

4. Tabulating

Tabulatingadalah merupakan membuat tabel – tabel data, sesuai

dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti

(Notoatmodjo, 2012).Adanya hasil pengelolahan data tersebut

diinterpretasikan menggunakan skala kumulatif (Arikunto, 2010).

Sebagai berikut:

100% =seluruhnya

76% -99% = hampirseluruhnya

51%– 7% = sebagian besar dari responden

59
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

50% = setengah responden

26% - 49% = hampir darisetengah

1%-25% = sebagian kecil dari responden

0% = tidak ada satupun dariresponden

4.8 AnalisisData

Analisisdata merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

mengungkap fenomena (Nursalam, 2008)

1) UjiStatistik

Data yang sudah terkumpul diolah dan di identifikasi, selanjutnya dibuat

tabel silang antara dua variabel yaitu intensitas menggunakan media sosial dan

masalah gangguan perilaku.

Perhitungan dan statistik dengan menggunakan program Statistic Product


and Solution (SPSS) 16,0 for windows, dengan rumus statistik spearman.

Rumus Spearman
rs=1-

Keterangan :

rs = Nilai korelasi spearman

d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah pengumpulan data

Kesimpulan :
Uji dilakukan dengan taraf signifikan α ≤ 0,05 yang berarti jika α < 0,05
maka H1 diterima yang artinya ada hubungan atau H0 ditolak artinya terdapat
hubungan yang signifikan.

60
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.9 EtikaPenelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin persetujuan dalam rangka

melakukan penelitian di wilayah kerjanya. Kuesioner dikirim ke subjek yang akan

diteliti dan pengamatan akan dilakukan dengan menekankan pada masalah etik

yang meliputi :

1. Informed Consent ( Lembar Persetujuan Menjadi Responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan

responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan (Hidayat, A.A,2010).

Lembar persetujuan ini diberikan pada subjek yang akan diteliti, tujuannya adalah

subjek mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data. Jika menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak-hak subjek.

2. Confidentiality ( Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, A.A,2010)

3. Anonimity (TanpaNama)

Sebelum pengambilan sampel terlebih dahulu meminta ijin pada subyek-

subyek yang akan diteliti, baik secara lisan maupun lembar persetujuan atas

kesediaannya dijadikan subjek penelitian dengan tujuan agar objek mengetahui

maksud dan tujuan penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek,

penelititidakakanmencantumkannamasubyekpadalembarpengumpulandata

61
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang diisi oleh subjek. Subyek mempunyai hak meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonimity atau tanpa nama

(Nursalam,2014)

62
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan analisis hasil

penelitian tentang hubungan intensitas menggunakan media sosial dengan

gangguan perilaku pada remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan .dan

akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data yang diperoleh sejak bulan juli

2019 sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Hasil penelitian meliputi data umum dan data khusus. Data umum meliputi

gambaran lokasi penelitian, karakteristik responden yang terdiri dari jenis media

sosial, alasan bermain, intensitas, perilaku alasan menggunakan media sosial,.

Sedangkan data khusus disajikan berdasarkan variabel yang diukur yaitu

:intensitas menggunakan media sosial dan gangguan perilaku pada remaja yang

menggunakan media sosial .

5.1 HasilPenelitian

5.1.1 Data Umum

1). Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi penelitian di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan ini terdiri 30

kelas, jumlah siswa 120 setiap senin salalu memaki baju rapi, kegiatan

selalu dipatuhi oleh siswanya. Atas beberapa ruangan diantaranya ruang

guru, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan dan terdapat 12 kelas.

2). Karakteristik responden

(1). Karakteristik jenis berdasarkan jenis media sosial.

63
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Media Sosial di


SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan Tahun 2019.
No Jenis Media Sosial Frekuensi Presentase %
1. Facebook 18 35,3
2. Instagram 7 13,7
3 Watshapp 11 21,6
4 You Tube 7 13,7
5 Game Online 7 13,7
Total 50 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 50 responden.

Di dapatkan sebagian besar pengguna facebook 18 responden (35,3),

watshapp 11 responden (21,6), instgram 7 responden (13,7),you tube

7 responden (13,7), game online 7 (13,7).

(2). Karakteristik berdasarkan Alasan.

Tabel 5.2 DistribusiResponden Bersadarkan Alasan di SMPN 2


Mantup Kabupaten Lamongan Tahun 2019.
No Alasan Frekuensi Presentase %
1. Menghilangkan stress 33 64,7
2. Mencari teman 17 33,3
Total 50 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 50

responden. Didapatkan sebagian besar alasan sering mengunakan media

sosial untuk menghilangkan stress sebanyak 33 responden (64,7%),

mencari teman sebanyak 17 responden ( 33,3%).

64
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.1.2 Data Khusus

Tabel data Intensitas menggukan media sosial dengan masalah

perilaku remaja.

1) Intensitas menggukan mediasosial

Tabel 5.3 Distribusi Berdasarkan Intensitas Menggunakan Media Sosial di


SMPN 2 Mantup Kabupaten LamonganTahun 2019
No Intensitas Menggunakan Media Sosial Frekuensi Presentase %
1. Berat 28 54,9
2. Sedang 17 33,3
3. Ringan 5 9,8
Total 50 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 50

responden. Menunjukkan sebagian besar intensitas menggunakan media

sosial yaitu Berat 28 responden (54,9%), Sedang sebanyak 17 responden

(33,3%) Ringan sebanyak 5 responden (9,8%).

2) Masalah PerilakuRemaja

Tabel 5.4 Distribusi Berdasarkan gangguan Perilaku Menggunakan Media


Sosial di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan Tahun 2019.

No Perilaku Remaja Frekuensi Presentase %


1. Kurang Baik 28 54,9
2. Cukup 17 33,3
3. Baik 5 9,8
B Total 51 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 50

responden. Menunjukkan sebagian besar perilaku yaitu kurang baik

sebanyak 28 responden (54,9%), cukup baik sebanyak 17 responden

(33,3%), baik sebanyak 5 responden (9,8 %).

65
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3) Hubungan antara intensitas menggunakan media sosial dengangangguan

perilakuremaja

Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Hasil analisis Uji Spearman Rho


Hubungan Intensitas Menggunakan Media Sosial Dengan
Gangguan Perilaku di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan
Tahun 2019.
Perilaku remaja

Ckp Krng Total %


Baik % % %
baik baik
Intensitas
Berat 0 0 0 0 28 54,9 28 100
medsos
Sedang 0 0 17 33,3 0 0 17 100
Ringan 5 9,8 0 0 0 0 5 100
Total 5 10,0 17 34,0 28 56,0 50 100
Hasil Nilai rho = 0,1000 α = 0.01 p value = 0.000
Spearman
rho

Perhitungan uji statistik dengan menggunakan uji spearman pada

sofware SPSS (versi 16,0) bahwasanya didapatkan nilai diperoleh nilai

rho = 1,000 dengan korelasi negatif dengan  = < 0,01  value = 0,000

sehingga H0 ditolak H1 di terima. Artinya ada hubungan yang signifikan

antara Intenitas Menggunakan Media Sosial dengan gangguan perilaku

remaja di SMPN 2 Mantup KabupatenLamongan.

5.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang menggunakan media sosial,

gangguan perilaku, hubungan intensitas menggunakan media sosial dengan

gangguan perilaku pada remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan adalah

sebagai berikut :

5.2.1 Karakteristik Remaja menggunakan media sosial

66
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Jenis MediaSosial

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 50 responden sering

menggunakan media sosial facebook 18 responden (35,3), watshapp 11 responden

(21,6), instgram 7 responden (13,7), you tube 7 responden (13,7), game online 7

(13,7). alasan mereka sering menggunakan media sosial agar tidak up to date.

Menggunakan media sosial diawali dengan perkembangan teknologi

komunikasi yang baru dan memberikan berbagai macam kemudahan

bagipenggunanya.Depedency teory memaparkan definisi intensitas dalam

memenuhi kebutuhan tahu mencapai tujuan yang bergantung pada sumber daya

yang lain, khususnya media sosial (Schorock dalam soliha, 2015).

Media sosial yang tersedia menyebabkan semakin rendahlah kualitas

komunikasi tatap muka pada komunikasi antar pribadi yang membuat gangguan

perubahan prilaku ( Aridarma Putri 2013).

Jenis media sosial seperti facebook, instagram, whatsapp, you tube dan

game online menjadi salah satu hiburan para remaja yang memiliki intensitas

yang tinggi karena keingintahuan remaja terhadap sesuatu hal yang baru sehingga

remaja jaman sekarang terutama remaja perempuan tidak ingin ketinggalanjaman.

2. Alasan Menggunakan Media Sosial

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa dari 50 responden alasan

menggunakan media sosial menghilangkan stres sebanyak 33 responden (64,7%)

dan alasan mencari teman sebanyak 17 responden (33,3%).

67
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Remaja lebih memilih media online untuk berinteraksi sosial, karena ia

marasa kesulitan jika harus melakukan interaksi sosial secara tatap muka karena

remaja tersebut berinteraksi melalui media online remaja rersebut merasa

memiliki kebebasan dalam berekspresi sedangkan jika berinteraksi secara

langsung atau face to face remaja tersebut merasa gelisah apakah orang lain akan

menerima atau menolak dirinya hal ini yang membuat remaja merasa kesulitan

dalam pengungkapan dirinya jika harus berinteraksi secara langsung, selain itu

remaja memilih berinteraksi media online karena ingin menghindari pengawasan

atau kontrol yang ketat dari orang tua (Mesch,2012).

Alasan lain individu menggunakan media sosial dikarenakan ia tidak

memperoleh kepuasan diri ketika melakukan hubungan sosial secara langsung

atau face to face, maka individu bergantung pada komunikasi online, untuk

memenuhi kebutuhannya dalam berinteraksi secara sosial. Ketika online, individu

merasa bergairah, senang, bebas.

5.2.2 Mengidentifikasi Tingkat Intensitas Media Sosial Dengan Gangguan

Perilaku pada remaja di SMP N 2 Mantup Kabupaten Lamongan

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 50responden.

Menunjukkan sebagian responden menggunakan media sosial dengan durasi Berat

sebanyak 28 responden (54,9%) sedang sebanyak 17 responden (33,3 %) ringan 5

responden (9,8%), Dari hasil penelitian hampir dari setengahnya memiliki tingkat

durasi yang tinggi menggunakan media sosial.

68
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Intensitas adalah waktu atau lamanya sesuatu menggunakan, jadi yang

dimaksud dengan menggunakan media sosial adalah lamanya seseorang

menggunkan media sosial.Pengertian dari frekuensi menurut KBBI adalah jumlah

pemakaian suatu unsur bahasa dalamsuatu teks atau rekaman, jadi yang dimaksud

dengan frekuensi menggunakan media sosial adalah tingkat keseringan penggunaan

menggunkan media sosial dalam setiap hari atau minggunya.Peneliti berfikir bahwa

remaja yang ada di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan memiliki tingkat

menggunakan media sosial yang tinggi karena pengaruh teman nya dan juga karena

kurang pengawasan ke dua orang tua terhadap anaknya. Sehingga mereka para

remaja lebih fokus pada media sosial sehingga mereka lupa akan waktu dan lupa

kewajibannya sebagaipelajar.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa remaja awal yang sangat

dominan dalam menggunakan media sosial dan bahkan dua kali lebih banyak

dibandingkan dengan remaja tengah ataupun remaja akhir (Sunarto et al., 2011)

5.2.3 Mengidentifikasi Gangguan Perilaku Pada Remaja Remaja di SMPN 2


Mantup KabupatenLamongan
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 50 responden.

Menunjukkan sebagian besar perilaku yaitu kurang baik sebanyak 28 responden

(54,9%), cukup baik sebanyak 17 responden (33,3%), baik sebanyak 5 responden

(9,8 %).

Perilaku merupakan hasil dari segala bentuk pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap,

dan tindakan, dalam artian lain perilaku merupakan respons/reaksi individu

terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun daridalam dirinya. Respons ini

69
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap), maupun

aktif (melakukan tindakan). Faktor prilaku memiliki pengaruh yang besar

terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat, khususnya, yang

menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan dan segala bentuk

pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan. (Kauffman,2015)

Permasalahan perilaku adalah perilaku remaja yang tidak adaptif,

mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan ketidakmampuan penyesuaian

diri.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa perilaku yang dihasilkan

dari pengguna media sosial yang tinggi dan tingkat keseringan menggunakan

media sosial yang tinggi maka perilaku yang muncul kurang baik , begitu pula

sebaliknya jika durasi menggunakan media sosial rendah maka perilaku yang

dihasilkan akan baik. Karena mengingat begitu banyak dampak negatif dari media

sosial sehingga bisa merubah perilaku remaja yang awalnya baik menjadi kurang

baik.

Dengan adanya hasil penelitian tersebut diharapkan untuk orangtua lebih

membatasi anaknya dalam menggunakan media sosial untuk anaknya, karena

pengawasan orangtua yang kurang dapat menjadi salah satu hal yang paling

dominan menyababkan anak/remaja lebih memilih media sosial dari pada harus

berkomunikasi atau berkumpul dengan keluarga.

5.2.4 Menganalisis Hubungan anatara Intensitas Menggunakan Media Sosial

Dengan Gangguan Perilaku Pada Remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten

Lamongan

70
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 50 responden.

Menunjukkan sebagian responden menggunakan media sosial dengan durasi Berat

sebanyak 28 responden (54,9%) sedang sebanyak 17 responden (33,3 %) ringan 5

responden (9,8), Dari hasil penelitian hampir dari setengahnya memiliki tingkat

durasi yang tinggi menggunakan media sosial.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata remaja memiliki tingkat

menggunakan media sosial tinggi sedang yang menunjukkan bahwa semakin tinggi

tingkat menggunakan media sosial semakin tinggi maka pula perilaku yang kurang

baik , begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat menggunakan media sosial

maka perilaku yang dihasilkan akan baik.

Siswa saling kurang memperdulikan di karekan asik menggunakan media

sosial yang beberapa siswa mengaku kepada peneliti, mereka mengaku ketakutan

jika terlihat tidak up to date terhadap hal atau informasi yang terbaru. Mereka juga

akan saling bersaing dalam mengunggah dan memperbarui informasi terbaru

bahkan aktifitas terbaru mereka yang terkadang tidak begitu penting bagi orang

lain.(Yuwanto 2019)

Dampak negatif mengenai intensitas menggunakan media sosial yaitu

mengakibatkan gangguan perilaku seperti lupa waktu akibat intensitas penggunaan

media sosial, lebih memetingkan diri sendiri, menjadi malas belajar atau malas

melakukan kegiatan, kurangnya sopan santun dan salah satunya malas melakuan

komunikasi di dunia nyata.

Kebanyakan orang tua tidak menyadari isi dari media sosial yang telah

dimainkan anak-anak mereka dan orangtua mereka pun tidak memaksakan batas

71
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

waktu pada jumlah jam yang diizinkan untuk menggunakan media sosial yang

mereka mainkan., di tunjukkan bahwa gadis remaja menggunakan media sosia

lterbaru selama rata-rata 9 jam per minggu, sedangkan untuk anak laki-lakirata-rata

8 jam per minggu bahkan lebih. Penelitian yang dilakukan oleh (Sariroh, 2016)

mengenai dampak intensitas media sosial yaitu mengakibatkan gangguan perilaku

tidak tau waktu akibat intensitas penggunaan media sosial, lebih memetingkan diri

sendiri.

Melihat begitu banyak dampak negatif menggunakan media sosial,

diharapkan orang tua lebih membatasi anaknya dalam menggunakan media sosial,

karena kurangnya perhatian ke 2 orang tua salah satu penyebab anak menjadi lebih

memilih menggunakan media sosial menghilangkan bosan karena kurangnya

komunikasi antara orangtua dengan anaknya. Bukan hanya merusak perilaku

remaja namun hal yang paling fatal dalam penggunaan media sosial yang

berlebihan atau dengan durasi yang tinggi akan mengakibatkan remaja mengalami

kecanduan.

Maka dari itu penting bagi orangtua dalam melakukan pengawasan dan juga

pembatasan pada anaknya dalam menggunakan media sosial supaya tidak merubah

perilaku dan juga tidak menyebabkan kecanduan. Dalam masa ini segala

sesuatunya yang terjadi adalah kegiatan yang belum menimbulkan kerusakan serius

meskipun sebagian orang sudah terlihat adanya gejala kecanduan. Namun pada

penelitian terbaru pada usia awal belasan tahun menemukan hamper sepertiganya

media setiap harinya dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, yaitu sekitar 7%

bermain medsos sekitar 30menit.

72
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Hampir seluruh remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten Lamongan memiliki

tingkat intensitastinggi.

2. Sebagian besar Siswa Siswi remaja di SMPN 2 Mantup Kabupaten

Lamongan memiliki masalah perilakukurangbaik.

3. Ada hubungan signifikal intensitas menggunakan media sosial dengan

gangguan perilaku pada remaja di SMPN 2 Mantup KabupatenLamongan.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi InstitusiPendidikan

Untuk menambah literatur tentang hubungan antara Intensitas

menggunakan game online dengan gangguan perilaku di SMPN 2 Mantup

Lamongan.

6.2.2 BagiPeneliti

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang hubungan antara durasi bermain game online dengan

masalah perilaku di Desa Nogojatisari Kecamatan Sambeng Kabupaten

Lamongan.

2. Responden hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan,

informasi, dan menambah wawasan mahasiswa tentang hubungan antara

Intensitas menggunakan game online dengan gangguan perilaku di SMPN

2 MantupLamongan.

73
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6.2.3 Bagi ProfesiKeperawatan

Sebagai bahan masukan dalam menambah pengetahuan tentang hubungan

antara Intensitas menggunakan game online dengan gangguan perilaku di SMPN

2 MantupLamongan.

6.2.4 Bagi SMPN 2 Mantup Lamongan KabupatenLamongan

Supaya kepala sekolah dapat mengontrol para remaja untuk tidak

memfokuskan diri pada media sosial dan lebih meningkatkan kegiatan disekolah

yang lebih bermanfaat supaya remaja mempunyai kegiatan atau aktivitas yang

bermanfaat kecuali bermain game online

6.2.5 BagiRemaja

Peneliti berharap kepada para remaja agar lebih menggunakan teknologi

yang lebih bermanfaat dibandingkan hanya untuk bermain mengakses media

sosial.Karena keseringan dalam menggunakan media sosial dapat merubah

perilaku bahkan dapat berdampak kurang baik bagi kesehatan.Dan supaya dapat

mengontrol diri agar tidak berfokus pada media sosial karena mengingat remaja

memiliki kewajiban yang utama yaitu belajar.

74
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Aridarma Putri, 2013. Komunikasi antar pribadi yang akan membuat gangguan
perubahan prilaku.
Asmaya, 2015.Kehidupan media sosial dapat ditranformasi
kedalamduniamaya.Badan Pusat Statisik. Penduduk Menurut
Kelompok Umur, Daerah Perkotaan/Pedesaan, Jenis
Kelamin. 2010. Available : 21th April2015)
Baidu, 2014.Teknologi memberikan efek baru bagi manusia dalam
bersosialisasi.Findrianti, L.,2002. Hubungan Frekuensi Kecanduan Media Sosial
dengan Tingkat Kematangan Sosial pada Remaja. Malang: UNIKOM.
Goodman R, Ford T, Simmons H, et al., 2005. Using the Strengths and
Difficulties Questionnaire (SDQ) to Screenfor Child Psychiatric
Disorders in a Community Sample. British Journal of Psychiatry,
177(5):534-539.
Gunzburg,B.Simanjuntak,2014.Kelenjarendoktrinmerupakansalahsatupenyebab
timbulnya kejahatan sehingga berpengaruh pada perkembangan keadaan
fisik.
Harsono, Ma’ruf. 2014. Pengaruh Bermain Media Sosial Terhadap Perkembangan
Remaja.Tanggerang: Universitas Surya
Hastono, S.P. &Sabri, L. 2006.Statistik Kesehatan.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

IKA UI, 2013. Behrman, Kliegman, dan Arvin, 2011.DefinisiRemaja.


Juwita dkk, 2013.Perkembangan teknologi dalam halberkomunikasi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Perubahan biologic, psikologic
dan sosiologic.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2013. Pengguna Internet.
KamusBesarBahasaIndonesia.2015.PengertianDurasidanFrekuensi.Availablefrom:
www.kbbi.web.id
Laughey, 2007; McQuail, 2003.Media Sebagai Alat Komunikasi.
Maramis, 2012.Pengetian Kepribadian meliputi Populer, Falsafah, dan Empiris.
Marheni A. 2004. Perkembangan Psikososial dan Kepribadian Remaja dalam
Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.
Nurfaji,Nurmandi, 2013. Frekuensi dan Durasi Penggunaan Internet.
Schorock, soliha, 2015.Definisi Intensitas Media Sosial.
Sugiyono, 2014.Variabel independen dengan variabel dependen.
Sulistyowati N, Senewe FP. 2015. Pola Pencarian dan Perilaku Beresiko Remaja
di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan.
Sumiati, 2013.Perkembangan tersebut dapat memicu terjadinya gangguan
perilaku.Jakarta : Keperawatan dan Kebidanan.

75
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sumiati, Dinarti, Nurhaeni, H., Aryani, R..2013. Kesehatan Jiwa Remaja dan
Konseling.Jakarta : Keperawatan dan Kebidanan.
WHO. 2010. World Population Monitoring Adolescent and Youth. Department of
Economic and Social Affair of United Nation. New York: United
NationPublicatio.
Widiana, Retnowati dan Hidayat 2012.Intensitas Perilaku Oneline.

76
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi D3

Keperawatan Universitas Airlangga :

Nama :RIKASIH

NIM :151611913088

Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Hubungan Intensitas

MenggunakanMediasosialMediaSosialdenganGangguanPerilakupadaRemajadi

SMPN2MantupLamongan”.Sehubungandenganini,sayamohonkesediaansaudara

untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan.

Kerahasiaandatapribadisaudaraakansangatkamijagadaninformasiyangakansaya

gunakan untuk kepentinganpenelitian.

Demikianpermohonansaya,atasperhatiandankesediaansaudarasayaucapkan

terimakasih.

Lamongan, Juni2019

Peneliti

RIKASIH
151611913088

77
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yangbertandatangandibawahini:N

ama :

Umur :

Alamat :

Setelahsayamendapatkanpenjelasanmengenaitujuan,manfaat,jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswaProgramStudiKeperawatanUniversitasAirlanggayangbernamaRIKASIH

mengenai “ Hubungan Intensitas Menggunakan Media Sosial dengan Gangguan Perilaku

padaRemajaDiSMPN2MantupLamongan”.Sayamengetahuibahwainformasiyang

akansayaberikaninisangatbermanfaatbagipengetahuankeperawatandiIndonesia.

Untukitusayaakanmemberikandatayangdiperlukandengansebenar-benarnya.

Demikianpernyataaninisayabuatuntukdipergunakansesuaikeperluan.

Lamongan, Juni2019

Responden

78
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3

KUESIONER

HUBUNGAN INTENSITASMENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL


DENGAN GANGGUAN PERILAKU PADA REMAJA DI SMP N 2
MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

1. DATAUMUM

Identitas Remaja

1. JenisKelamin

 Laki-laki

 Perempuan

2. Umur

 12tahun

 13tahun

 14tahun

 15tahun

3. Alasan bermain facebook, instagram, whatsapp, you tube, dan gameonline

 Menghilangkanstress

 Mencari teman

 Bagiankomunitas

 Mencari keuntungan

 (dll).................

79
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. DATAKHUSUS
1) Kuesioner Intensitas Media Sosial

Berilah tanda ( ) padayang menurut adik-adik benar atau sesuai dengan

keadaan sekarang.

Keterangan :

(SS) : Sangat setuju

(S) :Setuju

(TS) : Tidak Setuju

(STS) : Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS

1. Saya setiap hari menggunakan


media sosial
2. Lamanya saya menggunakan
media sosial dalam satu hari lebih
dari 4 jam
3. Saya menggunakan media
sosiallebih lama dari yang
direncanakan 2jam
4. Saya menggunakan jumlah waktu
luang saya untuk menggunakan
media sosial
5. Dalam sehari saya
menggunakanmedia sosiallebih
dari 2kali
6. Jika dihitung dalam satu minggu
saya menggunakan media sosial
sebanyak lebih dari 7kali
7. Saya merasa gelisah jika tidak

80
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

membuka media sosial


8. Saya merasa kesepian jika tidak
menggunakan media sosial
9. Saya merasa kurang puas ketika
hanya membuka media sosial
kurang dari 2jam
10. Saya merasa lupa waktu saat
membuka media sosial
11. Saya merasa gembira ketika saya
membuka media sosial
12. Saya memikirkan mediasosial
sepanjang hari
13. Saya menggunakanmedia sosial
untuk melarikan diri
14. Saya lebih memprioritaskan
menggunakan media sosial
ketimbang hallain
15. Saya lebih suka bermain media
sosial dibanding beraktivitas
dengankeluarga

81
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kunci Jawaban Intensitas Media Sosial

1. Isi soal ( Terdapat dalam Indikator)

Soal nomor 1,2 ( Pertanyaan tentang intensitas media sosial )

Soal nomor 3, 4, 5, 6 ( Pertanyaan tentang frekuensi intensitas media sosial)

Soal nomor 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 ( Pertanyaan tentang

intensitasmedia sosial)

2. Skor:

4 : Sangat Setuju

3 : Setuju

2 : Tidak setuju

1 : Sangat Tidak Setuju

3. Kategori:

Tinggi =49-60

Sedang =36-48

Rendah =25-35

4. Kode:
1 :tinggi
2 :sedang
3 :rendah

82
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) KUISIONERPERILAKU

Berilah tanda () pada yang menurut adik-adik benar atau sesuai dengan keadaan

sekarang

Keterangan :

(SS) : Sangatsetuju

(S) :Setuju

(TS) : TidakSetuju

(STS) : Sangat TidakSetuju

No. PERTANYAAN SS S TS STS

Saya melampiaskan kekesalan saya dengan memukul


1.
seseorang atau sesuatu
Saya akan mengancam seseorang untuk mendapatkan
2.
sesuatu
Saya melampiaskan kekesalan saya dengan merusak
3.
barang orang lain
Saya melampiaskan kekesalan saya dengan memerahi
4.
orang lain

5. Bila sedang kesal saya akan mengolok-olok orang lain

6. Saya selalu merasa sedih

7. Setiap hari saya merasa ingin menangis

8. Saya sering merasa kesepian

Saya sering merasa tidak percaya diri dan merasa diri


9.
saya tidak berguna
Saya lebih suka sendiri ketimbang berbaur dengan
10.
teman sebaya maupun orang sekitar
Saya lebih suka berada di dalam rumah dan
11. menggunakan media sosial ketimbang harus bermain
dengan teman

83
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12. Saya tidak menyukai keramaian

13. Saya tidak aktif dalam aktifitas diluar rumah

Saya sering merasa tidak senang berada bersama


14.
orang lain

15. Sayamenjadimalasbelajar

84
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kunci jawaban Perilaku

1. Isi soal ( TerdapatdalmIndikator)

Soalnomor 1-5 ( pernyataantentangperilakuagresif )

Soalnomor 6-10 ( pernyataantentangperilakudepresi )

Soalnomor 11-15 ( pernyataantentangperilakuantisosial )

2. Skor

4 :SangatSetuju

3 :Setuju

2 :TidakSetuju

1 :SangatTidakSetuju

3. Kategori :

49-60 =Baik

36-48 = Cukup

25-35 = Kurang

4. Kode : 1

=Baik

2 = Cukup

3 = KurangBaik

85
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4

TABEL TABULASI DATA UMUM RESPONDEN

No Alasan bermain Jenis medsos


Res medsos
1 2 3

2 2 3

3 2 3

4 1 1

5 1 1

6 1 1

7 1 1

8 1 2

9 1 2

10 1 2

11 1 1

12 1 1

13 2 3

14 2 3

15 2 3

16 2 1

17 2 1

18 1 4

19 1 4

20 1 4

86
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21 1 1

22 1 1

23 1 1

24 1 5

25 1 5

26 1 5

27 1 1

28 1 1

29 1 1

30 2 3

31 2 1

32 2 1

33 2 1

34 2 1

35 1 5

36 1 5

37 1 5

38 1 5

39 1 2

40 1 2

41 1 2

42 1 2

43 2 3

87
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

44 2 3

45 2 3

46 2 3

47 1 4

48 1 4

49 1 4

50 1 4

88
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TABEL TABULASI DATA KHUSUS RESPONDEN

No. Res Intensitas Kode Perilaku Kode

1 Sedang 2 Cukup Baik 2

2 Ringan 3 Baik 1

3 Sedang 2 Cukup Baik 2

4 Berat 1 Kurang Baik 3

5 Berat 1 Kurang Baik 3

6 Sedang 2 Cukup Baik 2

7 Berat 1 Kurang Baik 3

8 Sedang 2 Cukup Baik 2

9 Berat 1 Kurang baik 3

10 Sedang 2 Cukup Baik 2

11 Berat 1 Kurang Baik 3

12 Berat 1 Kurang Baik 3

13 Sedang 2 Cukup Baik 2

14 Ringan 3 Baik 1

15 Sedang 2 Cukup Baik 2

16 Berat 1 Kurang Baik 3

17 Berat 1 Kurang Baik 3

18 Sedang 2 Cukup Baik 2

19 Sedang 2 Cukup Baik 2

20 Sedang 2 Cukup Baik 2

89
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21 Berat 1 Kurang Baik 3

22 Berat 1 Kurang Baik 3

23 Berat 1 Kurang Baik 3

24 Berat 1 Kurang Baik 3

25 Berat 1 Kurang Baik 3

26 Berat 1 Kurang Baik 3

27 Berat 1 Kurang Baik 3

28 Sedang 2 Cukup Baik 2

29 Sedang 2 Cukup Baik 2

30 Ringan 3 Baik 1

31 Berat 1 Kurang Baik 3

32 Berat 1 Kurang Baik 3

33 Sedang 2 Cukup Baik 2

34 Berat 1 Kurang Baik 3

35 Berat 1 Kurang Baik 3

36 Berat 1 Kurang Baik 3

37 Berat 1 Kurang Baik 3

38 Berat 1 Kurang Baik 3

39 Berat 1 Kurang Baik 3

40 Berat 1 Kurang Baik 3

41 Sedang 2 Cukup Baik 2

42 Sedang 2 Cukup Baik 2

43 Sedang 2 Cukup Baik 2

90
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

44 Sedang 2 Cukup Baik 2

45 Ringan 3 Baik 1

46 Ringan 3 Baik 1

47 Berat 1 Kurang Baik 3

48 Berat 1 Kurang Baik 3

49 Berat 1 Kurang Baik 3

50 Berat 1 Kurang Baik 3

91
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

92
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DATA TABULASI HUBUNGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DENGAN GANGGUAN PERILAKU
PADA REMAJA DI SMPN 2 MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

No. JAWABAN SOAL


Alasan Medsos Jumlah Kategori
Resp 1 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 45 2
2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 45 2
3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 3 4 50 1
4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 50 1
5 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 54 1
6 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 53 1
7 1 1 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 45 2
8 1 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 46 2
9 1 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 54 1
10 1 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 54 1
11 1 1 3 3 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 4 3 4 30 3
12 1 1 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 50 1
13 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 54 1
14 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 45 2
15 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 34 3
16 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 35 3

93
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

17 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 2 3 36 3
18 1 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 45 2
19 1 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 52 1
20 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 40 2
21 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 54 1
22 1 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 53 1
23 1 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 50 1
24 1 5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 50 1
25 1 5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 2 3 4 4 58 1
26 1 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 50 1
27 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 45 2
28 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 49 2
29 1 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 49 2
30 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 2 3 30 3
31 2 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 50 1
32 2 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 4 34 3
33 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 34 3
34 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 50 1
35 1 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 45 2
36 1 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 50 1
37 1 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 45 2
38 1 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 45 2
39 1 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 45 2
40 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 40 2

94
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

41 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 50 1
42 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 50 1
43 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 56 1
44 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 2
45 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 50 1
46 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 45 2
47 1 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 50 1
48 1 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 39 2
49 1 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 40 2
50 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 50 1
Keterangan
:
Alasan : 1 = Menghilangkan
Setres Kategori:
2 = Mencari
Teman 1 =Tinggi
MEDSOS : 1 =
FACEBOOK 2 = Sedang
2=
INSTAGRAM 3 = Rendah
3=WHATSAPP
4= YOUTUBE
5= GAME
ONLINE

95
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 5

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

alasan 50 1.00 2.00 1.3400 .47852

medsos 50 1.00 5.00 2.5600 1.45910

intensitas 50 1.00 3.00 1.5400 .67643

perilaku 50 1.00 3.00 2.4600 .67643

Valid N (listwise) 50

Frequencies

Statistics

alasan medsos intensitas perilaku

N Valid 50 50 50 50

Missing 1 1 1 1

Frequency

alasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid menghilangkanstres 33 64.7 66.0 66.0

mencariteman 17 33.3 34.0 100.0

Total 50 98.0 100.0

Missing System 1 2.0

Total 51 100.0

96
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

medsos

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid fb 18 35.3 36.0 36.0

instagram 7 13.7 14.0 50.0

whatsap 11 21.6 22.0 72.0

youtube 7 13.7 14.0 86.0

gameonline 7 13.7 14.0 100.0

Total 50 98.0 100.0

Missing System 1 2.0

Total 51 100.0

intensitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid berat 28 54.9 56.0 56.0

sedang 17 33.3 34.0 90.0

ringan 5 9.8 10.0 100.0

Total 50 98.0 100.0

Missing System 1 2.0

Total 51 100.0

perilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 5 9.8 10.0 10.0

cukupbaik 17 33.3 34.0 44.0

kurangbaik 28 54.9 56.0 100.0

Total 50 98.0 100.0

Missing System 1 2.0


97
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perilaku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 5 9.8 10.0 10.0

cukupbaik 17 33.3 34.0 44.0

kurangbaik 28 54.9 56.0 100.0

Total 50 98.0 100.0

Missing System 1 2.0

Total 51 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

intensitas * perilaku 50 98.0% 1 2.0% 51 100.0%

intensitas * perilaku Crosstabulation


Count

perilaku

baik cukupbaik kurangbaik Total

intensitas berat 0 0 28 28

sedang 0 17 0 17

ringan 5 0 0 5

Total 5 17 28 50

98
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nonparametric Correlations

Correlations

intensitas perilaku

Spearman's rho intensitas Correlation Coefficient 1.000 -1.000**

Sig. (2-tailed) . .

N 50 50

perilaku Correlation Coefficient -1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) . .

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

99

Anda mungkin juga menyukai