SCIENCE STUDY
COMMENTS
FILES
CATEGORY
CATEGORY
META
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Report this ad
PENGERTIAN INJEKSI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir.
Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan
menggunakan teknik steril.
TUJUAN INJEKSI
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses
penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.
MACAM-MACAM INJEKSI
Injeksi intra muscular adalah injeksi yang dilakukan pada jaringan otot. Rute
intramuscular (IM) memungkinkan absorpsi obat yang lebih cepat daripada rute SC
karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan
berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam, tetapi bila tidak hati-hati, ada
risiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Perawat menggunakan jarum
berukuran lebih panjang dan lebih besar untuk melewati jaringan SC dan
mempenetrasi jaringan otot. Bagaimanapun, berat badan mempengaruhi pemilihan
ukuran jarum. Misalnya, seorang klien dengan berat badan 45 kg mungkin hanya
memerlukan jarum dengan panjang 11/4 sampai 11/2 inci, sedangkan anak yang
berat badannya 22,5 kg biasanya memerlukan jarum berukuran 1 inci. Sudut insersi
untuk injeksi IM adalah 90o. Otot kurang sensitif terhadap obat yang mengiritasi dan
kental. Seorang klien perkembangan baik dan normal dapat menoleransi sejumlah
kecil obat tanpa rasa tidak nyaman yang berat pada otot. Anak-anak, dewasa lanjut,
dan klien yang kurus menoleransi kuran dari 2 ml obat. Wong (1995) menganjurkan
untuk tidak memberi obat-obatan lebih dari 1 ml kepada anak kecil dan bayi yang
sudah besar.
Perawat mengkaji integritas otot sebelum memberikan injeksi. Otot harus bebas dari
nyeri tekan. Injeksi berulang di otot yang sama menyebabkan timbulnya rasa tidak
nyaman yang berat. Dengan meminta klien untuk rileks perawat dapat mempalpasi
otot untuk menyingkirkan kemungkinan adanya lesi yang mengeras. Umumnya, otot
teraba lunak saat rileks dan padat saat kontraksi. Perawat dapat meminimalkan rasa
tidak nyaman selama injeksi dengan membantunya mengambil posisi yang dapat
mengurangi ketegangan otot.
Tempat injeksi IM yaitu:
a. Otot Vastus Lateralis
Otot vastus lateraluis yang tebal dan berkembang baik adalah tempat injeksi yang
dipilih untuk dewasa, anak-anak, dan bayi.
b. Otot Ventrogluteal
c. Otot Dorsogluteus
Otot dorsogluteus merupakan tempat yang biasa digunakan untuk injeksi IM. Pada
klien yang jaringannya kendur, tempat injeksi sulit ditemukan. Daerah dorsogluteus
berada di bagian atas luar kuadran atas luar bokong, kira-kira 5-8 cm di bawah
Krista iliaka. Perawat dapat menggunakan injeksi dorsogluteus pada orang dewasa
dan anak-anak (sekurang-kurangnya berusia 3 tahun) yang otot gluteusnya sudah
berkembang.
d. Otot Deltoid
Pada beberapa orang dewasa, bayi dan kebanyakan anak, otot deltoid belum
berkembang baik. Perawat jarang menggunakan daerah deltoideus, kecuali tempat
injeksi lain tidak dapat di akses karena ada balutan, gips, atau obstruksi lain. Tempat
injeksi terletak tiga jari di bawah prosesus akromion.
Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik,
yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat.
Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan
protein atau butiran darah.
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid
darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung
dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan
timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga
kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap
injeksi i.v sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
3. INJEKSI SUBKUTAN (SC)
Injeksi subkutan (SC) dilakukan dengan menempatkan obat ke dalam jaringan ikat
longgar di bawah dermis. Karena jaringan SC tidak dialiri darah sebanyak darah
yang mengaliri otot, absorpsi di jaringan subkutan sedikit lebih lambat daripada
absorpsi pada injeksi IM. Namun, obat diabsorpsi secara lengkap jika status sirkulasi
normal. Karena jaringan subkutan tersusun atas reseptor nyeri, klien dapat
mengalami rasa tidak nyaman.
Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area vaskular di sekitar bagian luar
lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai Krista iliaka, dan bagian
anterior paha. Area ini dapat dengan mudah diakses, khususnya pada klien diabetes
yang melakukan injeksi insulin secara mandiri. Tempat yang paling
direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi
daerah skapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gluteus dorsal.
Tempat injeksi yang dipilih harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan
tulang, dan otot atau saraf besar di bawahnya. Klien penderita diabetes secara
teratur merotasi tempat injeksi setiap hari untuk mencegah hipertrofi (penebalan)
kulit dan lipodistrofi (atrofi jaringan). Tempat injeksi tidak boleh digunakan lebih dari
setiap enam-tujuh minggu.
Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0.5-
1 ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume
besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tampak
seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.
Prinsip injeksi subkutan :
bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema
area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
sudut 45°
aspirasi tidak boleh ada darah
1. Nama Klien. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan
identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada
pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal,
respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk.
2. Benar Obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau
kemasannya harus diperiksa tiga kali.
3. Benar Dosis. Perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien.
4. Benar Rute/ Cara. Obat diberikan secara parenteral dengan lokasi yang
sesuai.
5. Benar Waktu. Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai
Kerusakan neuromuscular
Iritasi rongga mulut
Kesadaran yang terbatas
Penurunan kekuatan
Nyeri dan ketidaknyamanan
3. PERENCANAAN
Perawat mengatur aktivitas perawatan untuk memastikan bahwa teknik pemberian
obat aman. Perawat mempersiapkan alat yang diperlukan :
a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b. Kapas Alkohol
c. Sarung tangan sekali pakai (steril)
d. Obat yang sesuai
e. Baki obat pulpen/spidol
f. Bengkok
g. Gergaji ampul
h. Kassa steril (jika perlu)
i. Plester
j. Spuit yang sesuai dengan jenis injeksi
Injeksi Intramuskular (IM) : spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum
1-2 inci (atau tergantung pada kebutuhan dan ketebalan otot, jenis obat, dan
usia klien).
Injeksi Intravena (IV) : spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjangf jarum 1-2
inci.
Injeksi Subkutan (SC) : spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 – ½
inci.
Injeksi Intrakutan (IC) : spuit 1 ml dengan ukuran 25, 26, atau 27, panjang
jarum ¼ – 5/8 inci.
4. IMPLEMENTASI
Injeksi Intramuskular (IM) : 1/3 lateral garis sias coccygis pada panggul, paha
atau pangkal lengan/deltoid.
Injeksi Intravena (IV) : pada lengan (vena basilica dan vena sefalika); pada
tungkai (vena safena); pada leher (vena jugularis); pada kepala (vena frontalis
atau vena temporalis).
Injeksi Subkutan (SC) : 1/3 lengan atas bagian luar; Paha anterior; daerah
abdomen; area scapula pada punggung atas; daerah ventrogluteal dan
dorsogluteal bagian atas.
Injeksi Intrakutan (IC) : lengan bawah bagian dalam; dada bagian atas;
punggung di bawah scapula.
Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan.
Lakukan injeksi:
Subcutan (SC) :
1. Untuk klien yang ukuran tubuhnya rata-rata, gunakan tangan tidak dominan
untuk meregangkan kulit supaya tegang di tempat injeksi atau pegang jaringan
sehingga tercipta suatu gulungan kulit setebal ½ inci.
1. Injeksi jarum dengan cepat dan mantap pada sudut 45-90o. (kemudian lepas
kulit, jika dicubit)
2. Untuk klien gemuk, cubit kulit di tempat injeksi dan injeksikan jarum di bawah
lipatan jaringan.
3. Pegang bagian ujung bawah badan spuit sampai ujung pengisap dengan
tangan tidak dominan. Hindari menggerakkan spuit ketika menarik pengisap
secara perlahan ke belakang untuk mengaspirasi obat. Apabila darah terlihat
di spuit, lepas jarum, buang obat dan spuit, dan ulangi prosedur.
Pengecualian: Jangan mengaspirasi obat saat menginjeksi heparin. Lali injeksi
obat secara perlahan-lahan.
Intramuskular (IM) :
1. Tempatkan tangan yang tidak dominan pada penanda anatomi yang tepat dan
regangkan kulit untuk membuatnya tegang. Injeksikan jarum dengan cepat ke
dalam otot pada sudut 90o.
1. Jika massa otot kecil, cubit badan otot tubuh antara ibu jari dan jari lain.
2. Apabila obat mengiritasi, gunakan metode Z-track.
3. Lakukan aspirasi dan injeksi obat secara perlahan-lahan.
Intrakutan (IC) :
1. Dengan tangan tidak dominan, reggangkat kulit tempat injeksi dengan jari
telunjuk dan ibu jari.
2. Ketika jarum mendekati kulit, dengan perlahan insersi jarum pada sudut 5-15o
sampai terasa tahanan. Masukkan terus jarum melalui epidermis sampai kira-
kira 3 mm di bawah permukaan kulit.
3. Injeksikan obat dengan perlahan (adalah normal jika terasa tahanan; jika tidak,
jarum masuk terlalu dalam dan harus ditarik).
4. Ketika menginjeksi obat, di tempat injeksi terbentuk lingkaran berwarna terang
menyerupai gigitan nyamuk dengan diameter kira-kira 6 mm dan kemudian
lenyap. Lalu gambar lingkaran tersebut dengan pensil kulit atau pulpen tinta.
5. Tarik jarum sambil mengusapkan swab alcohol dengan perlahan di atas atau
di tempat injeksi.
Intravena (IV) :
1. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2.5 cm di bawah area penusukan dengan
tangan nondominan.
2. Pegang jarum pada posisi 30o sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk
perlahan dan pasti.
3. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena.
4. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan barrel dari spuit dan
tangan dominan menarik plunger.
5. Observasi adanya darah pada spuit.
6. Keluarkan jarum dari pembuluh vena dengan sudut yang sama ketika jarum
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas
alcohol pada area penusukan.
7. Untuk injeksi SC atau IM, beri pijatan ringan pada kulit. Jangan memijat kulit
yang baru diinjeksi heparin SC atau insulin. Bila perlu: pasang perban. Untuk
injeksi IC, jangan pijat tempat injeksi.
8. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
9. Buang jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kantong
pengaman dan tempatkan dalam wadah berlabel. Apabila perawat tidak bisa
meninggalkan sisi tempat tidur klien, teknik menutup jarum dengan satu
tangan dapat dilakukan.
10. Lepas sarung tangan sekali pakai lalu perawat cuci tangan.
11. Dokumentasikan tindakan.
5. EVALUASI
Perhatikan dosis obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan
perhatikan juga respon klien terhadap obat dalam 10-30 menit.
6. DOKUMENTASI
Untuk injeksi SC dan IM, catat dosis obat, rute pemberian, tempat injeksi, dan
waktu serta tanggal injeksi pada catatan keperawatan. Tanda tangani dengan
benar sesuai kebijakan institusi.
Untuk injeksi IC, catat daerah injeksi, jumlah, dan tipe zat yang diuji, dan
tanggal serta waktu catatan obat.
SOP cara injeksi
intravena (IV)
lokasi injeksi IV
Prosedur pelaksanaan
injeksi intravena (IV)
cuci tangan
identifikasi pasien dengan prinsip 5B
(benar obat, benar dosis, benar pasien, cara
pemberian dan waktu pemberian)
pasang hanscun
pilih vena yang besar dan lurus dengan
pilihan lokasi antara lain : pada lengan (vena
mediana cubiti / vena chepalica), pada
tungkai (vena sephanous).
pasang perlak / pengalas dibawah lengan
atau tungkai tempat vena yang telah dipilih
untuk penusukkan
pasang torniquet sedekat mungkin
disekitar area penusukan
untuk imobilisasi vena, lakukan
peregangan kulit dengan cara menarik kulit
dengan kuat dan bersebrangan
lakukan desinfektan dengan sirkulen
dari dalam keluar atau sekali usap dari atas
kebawah.
dengan jarum menghadap keatas dan
membentuk sudut 20 - 30 derajat dari kulit
lakukan penusukan dengan cepat lapisan
yang ada diatas vena
rubah sudut penetrasi hingga hampir
sejajar dengan kulit pasien sekitar 10 - 15
derajat
lakukan aspirasi dengan cara tangan non
dominan menahan barell dan tangan
dominan menarik plunger. perhatikan spuit
apabila ada darah ketika dilakukan aspirasi
berarti jarum sudah tepat masuk kedalam
pembuluh darah vena
lepaskan torniquet dengan tangan
dominan dan tangan non dominan tetap
menahan spuit jangan sampai bergerak
masukkan obat secara perlahan
tarik jarum sesuai dengan sudut
masuknya jarum sambil menekan daerah
tusukan dengan kapas alkohol atau kassa
pasang plester.
rapikan pasien dan bereskan alat
lepaskan handscun
cuci tangan
baca juga
SOP injeksi SC
SOP injeksi IC
SOP injeksi IM
Dokumentasi
evaluasi prosedur pelaksanan dan hasil
nya
catat prosedur, jenis obat, waktu, pasien
dan hasil dalam catatan keperawatan.
Diatas merupakan SOP injeksi intravena
(IV) semoga dapat dijadikan acuan atau
panduan bagi petugas kesehatan dalam
melakukan tindakan yaitu memasukkan obat
melalui jarum suntik kedalam pembuluh
darah vena ditubuh pasien.
SOP Injeksi intramuskular (IM)
pada kesempatan ini admin akan membagikan tentang SOP cara injeksi
intramuskular (IM). bagi teman - teman sejawat mungkin tidak asing lagi dengan
yang namanya injeksi intramuskular, dan pastilah bagi teman - teman yang sudah
bekerja dengan profesinya sebagai perawat ataupun tenaga kesehatan lain dalam
sebuah rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya sudah sering sekali
melakukannya. berikut kami bagikan tentang SOP cara injeksi intramuskular (IM)
bagi teman - teman yang masih dalam tahap pendidikan dan bagi teman - teman
yang mau refresh ilmu silahkan dibaca:
SOP injeksi SC
SOP injeksi IC
SOP injeksi IV
Dokumentasi
evaluasi pelaksanaan prosedur
perhatikan reaksi tindakan terhadap pasien
cacat prosedur, obat yang diberikan, waktu dan nama pasien pada catatan
keperawatan
Diatas merupakan SOP injeksi intramuskular (IM) semoga dapat dijadikan acuan
atau panduan bagi petugas kesehatan dalam melakukan tindakan yaitu
memasukkan obat melalui jarum suntik kedalam lapisan otot / muskular tubuh
pasien.
SOP cara Injeksi
intracutan (IC)
Prosedur Pelaksanaan
injeksi intracutan (IC)
cuci tangan
identifkasi pasien dengan prinsip 5 B :
benar obat, benar dosis, benar pasien, cara
pemberian dan waktu.
pasang handscun
hisap obat yang akan diberikan dari
dalam ampul atau vial ke dalam spuit yang
telah tersedia sesuai kebutuhan
tentukan lokasi yang akan diinjeksi,
dilengan bawah : bagian depan lengan
bawah sepertiga dari lekukan siku pada kulit
yang sehat, jauh dari pembuluh darah untuk
mantoux, dan lengan atas : tiga jari dibawah
sendi bahu ditengah - tengah daerah
muskulus deltoideus untuk BCG.
bersihkan area penusukan dengan kapas
alkohol atau dengan desinfektan non alergen
dengan cara sirkulen dari arah dalam keluar.
pegang kapas alkohol atau desinfektan
non alergen dengan tangan non dominan
buka tutup jarum
dengan ujung jarum menghadap keatas
tusukkan jarum injeksi dengan sudut 15 - 20
derajat terhadap permukaan kulit
masukkan obat secara perlahan
cabut jarum sesuai dengan sudut
masuknya
tidak dilakukan pengurutan
usap daerah dengan pelan menggunakan
kapas alkohol jangan ditekan.
pada tahap ini selesai untuk melakukan
injeksi intracutan dengan tujuan BCG
namun untuk mantoux buat lingkaran
pada bula hasil injeksi dengan menggunakan
alat tulis dengan diamter 5cm.
observasi kulit terhadap reaksi
kemerahan dan bengkak, atau reaksi
sistemik (10 - 15 menit)
kembalikan posisi klien
bereskan alat
lepaskan handskun
cuci tangan
Terminasi
Evaluasi pelaksanaan prosedur
catat tindakan dan hasil tindakan dalam
catatan keperawatan
lihat reaksi obat dalam waktu 10 - 15
menit
catat reaksi obat setelah dievaluasi
prosedur pelaksanaan
injeksi subkutan (SC)
cuci tangan
identifikasi pasien dengan prisip 5B
(benar obat, benar dosis, benar pasien, cara
pemberian dan waktu pemberian)
pasang handscun
tentukan lokasi yang akan dilakukan
penusukan, lokasi antara lain : lengan atas
sebelah luar sepertiga bagian dari bahu, paha
sebelah luar sepertiga bagian dari sendi
panggul, pada daerah dada dan daerah perut
sekitar pusar
lakukan cubitan pada daerah yang akan
ditusuk dengan menggunakan tangan non
dominan. fungsi cubitan ialah meninggikan
jaringan subkutan dan jarum pun lebih
mudah menembus kulit yang tegang karena
cubitan dari pada kulit yang kendur tidak
dilakukan cubitan
dengan ujung jarum menghadap keatas
lakukan penusukan dengan sudut 45 derajat
lakukan aspirasi dengan cara tangan non
dominan menahan barell dan tangan
dominan menarik plunger.
apabila tidak ada darah yang masuk
kedalam spuit waktu dilakukan aspirasi
masukkan obat secara perlahan
cabut jarum dengan sudut yang sama
pada saat dilakukan penusukan
tekan bagiaan tusukan dengan
menggunakan kassa, lakukan pengurutan
pada daerah penusukan namun hanya untuk
obat tertentu saja
plester bila perlu
lepaskan handscun
cuci tangan
Dokumentasi
evaluasi pelaksanaan prosedur
perhatikan reaksi tindakan terhadap
pasien
cacat prosedur, obat yang diberikan,
waktu dan nama pasien pada catatan
keperawatan
Baca Juga :