Anda di halaman 1dari 10

FARMAKOLOGI

PEMBERIAN OBAT MELALUI

INTRAMUSKULAR ( IM )

Dosen Pembimbing :

Ahmad Subandi, M.Kep.,Sp.Kep.An

Anggota Kelompok :

Nabila Aulia ( 106122002 )

Sabilla Frisky A ( 106122007)

Annisa Nurul F ( 106122008 )

Romi Fauzan (1061220

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AL – IRSYAD CILACAP

2022/2023
PEMBERIAN OBAT VIA INTRAMUSKULAR ( IM )

A. DEFINISI INJEKSI INTRAMUSKULAR ( IM )

Injeksi intramuskuler ( IM ) adalah pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung
ke dalam otot (muskulus). Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus
lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid), paha bagian depan (Rectus Femoris), daerah ventro gluteal (M. Gluteus
Medius).

B. TUJUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

1. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih cepat disbanding
dengan pemberian secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh .

2. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar obat yang diberikan melalui subcutan.

3. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi obat. Namun perawat
harus nerhati-hati dalam melakukan injeksi secara intramuscular karena cara ini dapat
menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri dan rasa takut pada pasien.

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR

1. Indikasi

Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.

2. Kontraindikasi

Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.
D. TEMPAT PENUSUKAN/ INSERSI

1. Regio Gluteus

 Jika volume obat lebih dari 1 mL, biasanya dipilih daerah gluteus karena otot-otot di daerah
gluteus tebal sehingga mengurangi rasa sakit dan kaya vaskularisasi sehingga absorpsi lebih
baik.

 Volume obat yang diinjeksikan maksimal 5 mL. Jika volume obat lebih dari 5 mL, maka dosis
obat dibagi 2 kali injeksi.

 Penentuan lokasi injeksi harus ditentukan secara tepat untuk menghindarkan trauma dan
kerusakan ireversibel terhadap tulang, pembuluh darah besar dan nervus sciaticus, yaitu di
kuadran superior lateral gluteus.

 Posisi pasien paling baik adalah berbaring tengkurap (dorsogluteal) dengan regio gluteus
terpapar.

 Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi paling tinggi.  Hati-hati terhadap
nervus sciaticus dan arteri glutea superior.
2. Regio superior lateral femur

 Yang diinjeksi adalah m. vastus lateralis, salah satu otot dari 4 otot dalam kelompok
quadriceps femoris, berada di regio superior lateral femur. Titik injeksi kurang lebih berada di
antara 5 jari di atas lutut sampai 5 jari di bawah lipatan inguinal.

 Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar. Pada
bayi atau orang tua, kadang kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk
membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.

 Meski di area ini tidak ada pembuluh darah besar atau syaraf utama,kadang dapat terjadi
trauma pada nervus cutaneus femoralis lateralis superficialis.

 Jangan melakukan injeksi terlalu dekat dengan lutut atau inguinal.

 Pada orang dewasa, volume obat yang diijeksikan di area ini sampai 2 mL (untuk bayi kurang
lebih 1 mL).

 Merupakan area injeksi intramuskuler pilihan pada bayi baru lahir (pada bayi baru lahir jangan
melakukan injeksi intramuskuler di gluteus, karena otot-otot regio gluteus belum sempurna
sehingga absorpsi obat kurang baik dan risiko trauma nervus sciaticus mengakibatkan paralisis
ekstremitas bawah.

 Posisi pasien dalam keadaan duduk atau berdiri dengan bagian kontralateral tubuh ditopang
secara stabil.

3. Regio femur bagian depan


 Yang diinjeksi adalah m. rectus femoris. Pada orang dewasa terletak pada regio femur 1/3
medial anterior.

 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit
untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.

 Pada orang dewasa, volume obat yang diijeksikan di area ini sampai 2 mL (untuk bayi kurang
lebih 1 mL).

 Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto - injection,
misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk
menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa ke mana-mana.

 Yang diinjeksi adalah m. rectus femoris. Pada orang dewasa terletak pada regio femur 1/3
medial anterior.

 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit
untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat

.  Pada orang dewasa, volume obat yang diijeksikan di area ini sampai 2 mL (untuk bayi kurang
lebih 1 mL).

 Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto - injection,
misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk
menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa ke mana-mana.

4. Regio deltoid
 Pasien dalam posisi duduk. Lokasi injeksi biasanya di pertengahan regio deltoid, 3 jari di
bawah sendi bahu (gambar 14). Luas area suntikan paling sempit dibandingkan regio yang lain.

 Indikasi injeksi intramuskuler antara lain untuk menyuntikkan antibiotik, analgetik, anti
vomitus dan sebagainya.

 Volume obat yang diinjeksikan maksimal 1 mL.

 Organ penting yang mungkin terkena adalah arteri brachialis atau nervus radialis. Hal ini
terjadi apabila kita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya.

 Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorang peragawati),
dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah untuk disuntik dan dapat
mengurangi nyeri.

SOP PEMBERIAN OBAT VIA INTRAMUSKULAR ( IM )


a. Alat dan Bahan

a. Sarung tangan 1 pasang


b. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. 3. Semprit dan Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk
dewasa; 25- 27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
d. Bak spuit 1
e. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
f. Perlak dan pengalas
g. Obat sesuai program terapi
h. Bengkok 1
i. Buku injeksi/daftar obat

b. Cara Kerja:
a. Siapkan peralatan ke dekat pasien
b. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
c. Cuci tangan
d. Gunakan sarung tangan
e. Kaji adanya alergi
f. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis,pasien, cara
pemberian dan waktu)
g. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
h. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
i. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
pasien
j. Mematahkan ampula dengan kikir
k. Memakai handscoon dengan baik
l. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan
teknik septic dan aseptic
m. Menentukan daerah yang akan disuntik
1) Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid)
2) Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus)
3) Pada Daerah Ventro Gluteal (M. Gluteus Medius)
4) Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis)
5) Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)
n. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
o. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
p. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang
tidak dominant)
q. Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90o
r. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum
sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai dengan darah masuk ke dalam
tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum mengenai pembuluh darah,
maka cabut segera spuit dan ganti dengan spuit dan obat yang baru). Jika tidak keluar
darah maka masukkan obat secara perlahan-lahan
s. Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik jarum keluar tekan bekas
suntikan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar)
t. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi suntikan KB maka
daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan mempercepat reaksi
obat, sehingga menurunkan efektifitas obat.
u. Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan chlorine 0,5% sebelum
dibuang)
v. Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan chlorine
w. Cuci tangan

Macam-macam contoh obat Intramuskular

1. Matolac
1. Untuk penggunaan jangka pendek untuk nyeri akut sedang sampai dengan berat.
2. Dosis: 10-30 mg tiap 4-6 jam. Maksimal 90 mg, lama teapi maksimal (pemberian
IM/IV) tidak boleh dari 5 hari. Km: 5 amp 10 mg.
2. Fentanyl

o Untuk depresi pernafasan, cedera kepala, alkhoholisme akut, serangan asma akut,
intolerensi hamil, laktasi.
o Dosis: pramedikasi, 100 mcg ser IM 30-60 sebelum operasi.
3. Dolgesik
o Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca operasi.
o Dosis: dosis tunggal untuk dewasa dan anak-anak > 12 thn : 1 amp (100mg) IM
disuntikan perlahan-lahan. Maksimal 4 amp, anak-anak : 1 thn : 1-2 mg/kg.
SUMBER PUSTAKA

Definisi, tujuan, indikasi, dan kontraindikasi pemberian obat via inntramuskular ( IM ) sumber :
https://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4443/2/Ilmu%20Dasar%20Keperawatan%20II.pdf

SOP PEMBERIAN OBAT VIA INTRAMUSKULAR ( IM ) sumber : https://repo.stikesicme-


jbg.ac.id/4443/2/Ilmu%20Dasar%20Keperawatan%20II.pdf

LOKASI PENUSUKAN sumber : http://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/smt-


4-KETERAMPILAN-INJEKSI-DAN-PUNGSI-2019.pdf

Macam_macam obat intramuscular sumber : https://www.nerslicious.com/sop-pemberian-obat-


injeksi-intramuskular/

Anda mungkin juga menyukai