Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSEDUR TINDAKAN TERAPI OKSIGEN

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Tutorial B

Kelompok Kecil 2

Ima Rismawati 220110190018

Qoori Salmaa Luthfiyyah 220110190019

Amellia Agustin 220110190021

Anissa Aqillah Alifah Balkis 220110190022

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2021
1. Nama Prosedur

“Injeksi Subkutan dan Intrakutan”

Injeksi subkutan merupakan salah satu tindakan pemberian obat melalui lapisan
jaringan adiposa yang berada tepat di bawah kulit. Tingkat penyerapan injeksi subkutan
ini lambat dan berkelanjutan, hal tersebut disebabkan karena jaringan adiposa yang tepat
dibawah epidermis dan dermis memiliki sedikit pembuluh darah. Area yang sering
digunakan adalah aspek luar lengan atas, aspek anterior paha, abdomen, area skapula
pada punggung atas, dan area ventro gluteal atas dan dorsogluteal.

Selain injeksi subkutan, terdapat injeksi yang diberikan melalui lapisan dermal
kulit yang tepat berada dibawah lapisan epidermis yang disebut dengan injeksi intrakutan
atau intradermal. Injeksi intrakutan memiliki tingkat penyerapan terlama dari semua rute
parenteral. Area yang sering digunakan untuk injeksi intrakutan adalah lengan bawah
bagian dalam, dada atas, dan punggung di bawah skapula.

2. Tujuan Prosedur

Tujuan dari dilakukannya prosedur injeksi subkutan adalah untuk memberikan


obat yang diperlukan oleh klien melalui subkutan serta memungkinkan absorpsi obat
yang lebih lambat dibandingkan dengan injeksi rute intramuskular atau intravena.
Sedangkan tujuan dari dilakukannya prosedur injeksi intrakutan atau intradermal adalah
memberikan obat oleh klien untuk tes alergi, skrining tublerkulosis (TB), dan anestesi
lokal.

3. Indikasi

Indikasi injeksi intrakutan

1. Pasien yang membutuhkan tes alergi ( mantoux test )


2. Pasien yang akan melakukan vaksinasi
3. Mengalihkan diagnosa penyakit
4. Sebelum memasukkan obat

Indikasi injeksi subkutan

1. Dilakukan pada pasien yang tidak sadar


2. Pasien tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral
3. Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat.
4. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian atas
4. Kontraindikasi

Kontraindikasi injeksi intrakutan

1. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit


2. Pasien dengan kulit terluka
3. Pasien yang sudah dilakukan skin test

Kontraindikasi injeksi subkutan

1. Pasien memiliki alergi terhadap obat


2. Infeksi pada kulit dan area injeksi sc
3. Terdapat luka dan berbulu.
4. Area injeksi terdapat jaringan yang terluka atau tempat dimana terjadi edema
5. Mengalami kerusakan karena suntikan sebelumnya

5. Konsep secara singkat

Pemberian injeksi subkutan merupakan pemberian obat melalui suntikan ke area bawah
kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis(Aziz,2006). Injeksi subkutan
diberikan di bawah kulit ke dalam jaringan ikat atau lemak di bawah dermis dan hanya untuk
volume obat sedikit (0,5 mL atau kurang) yang tidak mengiritasi jaringan (Sanders
et.al.,2012). Jarum untuk Subkutan berukuran 25 – 27 G dan panjangnya ½ - 7/8 inchi Jarum
yang paling biasa digunakan untuk injeksi subkutan adalah ukuran 25 gauge,5/8 inci.Teknik
ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikan akan diabsorbsi oleh tubuh dengan
pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption). Adapun waktu pemberian
obat subcutan sampai mendapatkan efeknya yaitu sekitar 15-30 menit

Pemberian obat melalui injeksi intracutan diberikan di bawah dermis, pemberian obat
melalui intracutan merupakan cara pertama untuk tes alergi dan pemberian anastesi lokal.
Obat melalui rute ini tidak diabsorbsi ke dalam sirkulasi umum (Sanders et al., 2012).
Keunggulan rute intrakutan untuk tes ini penegakan diagnosa adalah bahwa reaksi tubuh
terhadap zat yang disuntikkan mudah dilihat dan berdasarkan studi perbandingan tingkat
reaksi juga diketahui.Jarum untuk Intrakutan berukuran 26 G.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Injeksi intrakutan

- Hindari penyuntikkan pada area otot yang tegang karena akan menimbulkan rasa
nyeri.
- Tentukan lokasi dengan tepat supaya terhindar dari kerusakan jaringan otot
- Lalu adapun hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
b. Infeksi yang mungkin terjadi
c. Kondisi klien
- Contoh obat yang diberikan melalui injeksi intrakutan :
a. Vaksin Bacillus Calmette Guerrin (BCG) 0,05 ml
b. 0,1 ATS atau ADS + 0,9 NaCl untuk menetralisir endotoksin dari kuman tetanus
atau difteri.
c. Adrenalin 1%.
d. 0,1 ml vaksin sel diploid manusia (pasteur mariex) untuk vaksin rabies.
e. Ekstrak allergen

Injeksi Subkutan

- Pada klien yang memiliki ukuran tubuh yang rata-rata atau normal, perlu untuk
meregangkan kulit secara keras pada lokasi injeksi. Bisa pula dengan mencubit
menggunakan tangan dominan untuk meninggikan jaringan subkutan. Hal ini
karena jarum suntik akan lebih mudah menembus kulit yang tegang dibandingkan
dengan kulit yang kendur.
- Pada klien dengan tubuh gemuk, perlu dilakukan pencubitan pada lokasi injeksi,
kemudian suntikkan jarum di bawah lipatan kulit tersebut karena klien yang
memiliki tubuh gemuk memiliki lapisan lemak tambahan di atas jaringan
subkutan.
- Perhatikan sudut injeksi saat menginjeksikan pada subkutan. Sudut jarum dengan
kulit harus 90 derajat. Lakukan dengan cepat dan tepat.
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi pada klien dengan melakukan desinfeksi
sebelum menginjeksikan jarum ke kulit klien.
- Alat dan bahan, terutama jarum suntik perlu diperhatikan kesterilannya untuk
mencegah terjadinya infeksi.
- Perhatikan cara pembuangan sampah atau limbah bekas sekali pakai yang sesuai
dengan prosedur.

7. Alat yang dibutuhkan

a. Spuit
Pada spuit, terdapat 3 bagian utama, yakni :

1. Tip (ujung suntikan), sebagai tempat menghubungkan suntikan dengan


jarum suntik
2. Barrel , tabung yang terdapat skala pada bagian luar
3. Plunger (pompa pendorong), yang berfungsi untuk mendorong obat yang
ada di bagian dalam barrel.

Kemudian terdapat tiga jenis spuit, yakni :


1. Suntikan 3ml, biasanya dipakai oleh perawat untuk transfer obat melalui
subkutan atau intradermal.
2. Suntikan insulin, mirip dengan suntikan 3ml namun diperuntukkan khusus
untuk insulin, skala yang digunakan 100-unit.
3. Suntikan tuberkulin, digunakan untuk larutan tuberkulin, skala maksimal 1
mL, biasanya juga digunakan untuk dosis anak.
b. Jarum suntik

Terdapat 4 bagian pada jarum suntik, yakni :

1. Hub, adalah bagian diaman jarum suntik terhubung dengan suntikan.


2. Gauge Number, menunjukkan angka ukuran dari jarum suntiknya,
semakin besar angkanya maka semakin kecil diameter jarumnya.
3. Shaft, yang terhubung dengan hub, disesuaikan dengan perkembangan otot
klien.
4. Bevel, ujung jarum untuk menusukkan ke kulit klien.

c. Ampul dan vial


A. Ampul

Merupakan debuah tabung kaca kecil yang biasanya berisi satu dosis
pengobatan. Ukuran isi dari ampul biasanya 1 - 10 mL. Cara membuka
ampul ialah dengan mematahkan bagian leher dari botol ampul.

B. Vial

Merupakan botol kaca yang dibagian atasnya ditutup dengan penutup


berbahan karet. Ukurannya bisa berisi untuk dosis tunggal atau multiple
dosis

d. Alcohol swab, digunakan untuk mensterilkan area injeksi agar meminimalisir


terjadinya infeksi setelah dilakukannya injeksi.

8. Standar Operasional Prosedur (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TINDAKAN

INJEKSI SUBKUTAN

N PROSEDUR
O
1. PENGKAJIAN
1.1 Mengkaji ulang perencanaan keperawatan (misal hari ini program
pengobatan/injeksi SC. Cek dosis, frekuensi pemberian dll)
1.2 Memberi salam kepada klien
1.3 Melakukan pengkajian langsung dan menentukan area penyuntikan
2. PERENCANAAN
2.1 Menyiapkan alat injeksi yang sesuai kebutuhan
 Kapas alkohol dalam tempat tertutup
 Alas perlak
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan bersih
2.2 Mempersiapkan obat dari ampul atau vial
 Ampul
a. Pastikan isi cairan obat berada di badan ampul (bagian ampul yang bawah)
b. Patahkan batang ampul sebelah atas (langsung patahkan atau gergaji
setengah bagian batang ampul terlebih dahulu dan patahkan, gunakan
kassa untuk melindungi tangan dari serpihan kaca bekas patahan ampul)
c. Posisikan bagian ampul yang terbuka dibawah dan ambil obat sesuai
dengan volume yang dibutuhkan
d. Keluarkan udara dari dalam spuit dengan cara menarik plunger dan
mengetuk spuit dengan jari kemudian dorong sampai tidak ada udara di
dalam spuit
e. Tutup kembali jarum
f. Simpan dalam bak instrumen
 Vial
a. Melarutkan sesiaan obat dengan cara: ambil sejumlah aquabidest sesuai
kebutuhan dan masukkan ke dalam vial lalu kocok/goyangkan vial dengan
cara memutar di atas telapak tangan
b. Hapus tutup karet vial dengan kapas alkohol
c. Ambil sejumlahobat sesuai dosis (volume) yang dibutuhkan
d. Ganti jarum spuit dengan yang baru
e. Keluarkan udara dari dalam spuit dengan cara menarik plunger dan
mengetuk spuit dengan jari kemudian dorong sampai tidak ada udara di
dalam spuit
f. Tutup kembali jarum
g. Simpan dalam bak instrumen.
2.3 Mengambil obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan dengan menggunakan spuit
2.4 Tutup kembali jarum dengan menggunakan teknik satu tangan
2.5 Simpan dalam bak instrumen.
3. PELAKSANAAN
3.1 Mendekatkan alat-alat ke sisi klien
3.2 Memberikan penjelasan tentang obat dan tindakan injeksi serta tujuan
dan kerjasama yang diharapkan
3.3 Memasang sampiran (untuk memberikan perlindungan privasi klien)
3.4 Menyalakan lampu ruangan sesuai kebutuhan
3.5 Mencuci tangan
3.6 Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan (nyaman untuk klien dan memudahkan
perawat melakukan tindakan)
3.7 Pilih area tubuh yang akan diinjeksi dengan tepat. Untuk Injeksi Subkutan pilih
area deltoid dan abdomen
3.8 Memasang perlak
3.9 Memakai sarung tangan
3.10 Melakukan desinfeksi area penyuntikan dengan menghapus area
penusukan menggunakan kapas alkohol secara sirkuler atau sekali
hapus
3.11 Mengecek kembali volume obat dan ada tidaknya udara dalam spuit
3.12 Menginsersikan jarum spuit. Untum injeksi Subkutan : cubit dengan hati-hati
kulit pada area yang telah ditentukan dan suntikan obat dengan sudut 45° (sesuai
ketebalan otot klien dan ukuran jarum).
3.13 Injeksikan obat dengan tepat (lakukan aspirasi dan lihat bila injeksi IV
saat aspirasi harus ada darah yang masuk ke dalam spuit, dan bila
injeksinya bukan IV harus tidak ada darah yang tertarik ke dalam
spuit) kemudian injeksikan obat secara perlahan.

3.14 Memasang kembali tutup jarum dan buang spuit ke bengkok kemudian
buka sarung tangan
3.15 Memberitahu klien tindakan sudah selesai.
3.16 Membereskan alat.
3.17 Membantu klien mendapatkan posisi secara tepat dan nyaman.
3.18 Mencuci tangan.
4. EVALUASI
4.1 Mengevaluasi respon klien selama tindakan (nyeri, perdarahan,
kejadian lain).
4.2 Mengevaluasi respon klien sesudah tindakan (alergi, nyeri di area
penyuntikan, perdarahan).
5. DOKUMENTASI
5.1 Mencatat respon klien selama dan sesudah tindakan.
5.2 Mencatat waktu, jenis obat, nama obat, dosis, dan cara pemberian.
5.3 Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditanda tangani dan disetai nama jelas serta
bila ada tulisan yang salah tidak dihapus/ditype-x tetapi dicoret, dibenarkan dan
disertai paraf.
5.4 Catatan ditulis menggunakan tinta atau ballpoint

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TINDAKAN

INJEKSI INTRAKUTAN/INTRADERMAL
N PROSEDUR
O

1. PENGKAJIAN
1.1 Mengkaji ulang perencanaan keperawatan (misal hari ini program
pengobatan/injeksi IC. Cek dosis, frekuensi pemberian dll)
1.2 Memberi salam kepada klien.
1.3 Melakukan pengkajian langsung dan menentukan area penyuntikan.
2. PERENCANAAN
2.1 Menyiapkan alat injeksi yang sesuai kebutuhan
 Kapas alkohol dalam tempat tertutup
 Alas perlak
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan bersih
2.2 Mempersiapkan obat dari ampul atau vial
 Ampul
g. Pastikan isi cairan obat berada di badan ampul (bagian ampul yang bawah)
h. Patahkan batang ampul sebelah atas (langsung patahkan atau gergaji
setengah bagian batang ampul terlebih dahulu dan patahkan, gunakan
kassa untuk melindungi tangan dari serpihan kaca bekas patahan ampul)
i. Posisikan bagian ampul yang terbuka dibawah dan ambil obat sesuai
dengan volume yang dibutuhkan
j. Keluarkan udara dari dalam spuit dengan cara menarik plunger dan
mengetuk spuit dengan jari kemudian dorong sampai tidak ada udara di
dalam spuit
k. Tutup kembali jarum
l. Simpan dalam bak instrumen
 Vial
h. Melarutkan sesiaan obat dengan cara: ambil sejumlah aquabidest sesuai
kebutuhan dan masukkan ke dalam vial lalu kocok/goyangkan vial dengan
cara memutar di atas telapak tangan
i. Hapus tutup karet vial dengan kapas alkohol
j. Ambil sejumlahobat sesuai dosis (volume) yang dibutuhkan
k. Ganti jarum spuit dengan yang baru
l. Keluarkan udara dari dalam spuit dengan cara menarik plunger dan
mengetuk spuit dengan jari kemudian dorong sampai tidak ada udara di
dalam spuit
m. Tutup kembali jarum
n. Simpan dalam bak instrumen.
2.3 Mengambil obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan dengan menggunakan spuit
2.4 Tutup kembali jarum dengan menggunakan teknik satu tangan
2.5 Simpan dalam bak instrumen.
3. PELAKSANAAN
3.1 Mendekatkan alat-alat ke sisi klien.
3.2 Memberikan penjelasan tentang obat dan tindakan injeksi serta tujuan
dan kerjasama yang diharapkan.
3.3 Memasang sampiran (untuk memberikan perlindungan privasi klien).
3.4 Menyalakan lampu ruangan sesuai kebutuhan.
3.5 Mencuci tangan.
3.6 Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan (nyaman untuk klien dan memudahkan
perawat melakukan tindakan).
3.7 Pilih area tubuh yang akan diinjeksi dengan tepat. Untuk injeksi Intracutan /
Intradermal di lengan bagian bawah
3.8 Memasang perlak.
3.9 Memakai sarung tangan.
3.10 Melakukan desinfeksi area penyuntikan dengan menghapus area
penusukan menggunakan kapas alkohol secara sirkuler atau sekali
hapus.
3.11 Mengecek kembali volume obat dan ada tidaknya udara dalam spuit.
3.12 Menginsersikan jarum spuit. Untuk injeksi Intradermal: retraksikan kulit dan
suntikan dengan sudut 15°
3.13 Injeksikan obat dengan tepat. Kemudian injeksikan obat secara perlahan

3.14 Memasang kembali tutup jarum dan buang spuit ke bengkok kemudian
buka sarung tangan
3.15 Memberitahu klien tindakan sudah selesai
3.16 Membereskan alat
3.17 Membantu klien mendapatkan posisi secara tepat dan nyaman
3.18 Mencuci tangan
4. EVALUASI
4.1 Mengevaluasi respon klien selama tindakan (nyeri, perdarahan,
kejadian lain)
4.2 Mengevaluasi respon klien sesudah tindakan (alergi, nyeri di area
penyuntikan, perdarahan)
5. DOKUMENTASI
5.1 Mencatat respon klien selama dan sesudah tindakan.
5.2 Mencatat waktu, jenis obat, nama obat, dosis, dan cara pemberian.
5.3 Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditanda tangani dan disetai nama jelas serta
bila ada tulisan yang salah tidak dihapus/ditype-x tetapi dicoret, dibenarkan dan
disertai paraf.
5.4 Catatan ditulis menggunakan tinta atau ballpoint
Daftar Pustaka

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Fundamental of Nursing. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Glynda Reese Doyle & Jodie Anita McCutcheon. 2020.
https://opentextbc.ca/clinicalskills/chapter/6-7-intradermal-subcutaneous-and-intramuscular-
injections/

Widyatun, D. (2012). Pemberian Obat Melalui Intracutan . Yogyakarta: Salemba Medika.

Potter, A. dan Perry, Anne G..2010.Fundamental Keperawatan Buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.

Berman, Audrey dkk. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai