Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSEDUR TINDAKAN PERAWATAN TRAKEOSTOMI

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Tutorial B

Kelompok Kecil 2

Ima Rismawati 220110190018

Qoori Salmaa Luthfiyyah 220110190019

Amellia Agustin 220110190021

Anissa Aqillah Alifah Balkis 220110190022

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2021

1. Nama Prosedur
Perawatan Trakeostomi
Tindakan merawat dan membersihkan lubang stoma pada trakeostomi dan area
sekitarnya.

2. Tujuan Prosedur

● Mencegah sumbatan pipa trakeostomi (plugins)


● Mencegah infeksi
● Meningkatkan fungsi pernapasan (ventilasi dan oksigenasi)
● Bronchial yang efektif
● Mencegah pipa tercabut

3. Indikasi

- Jalan pintas untuk pasien dengan obstruksi jalan nafas atas


- Membantu respirasi pasien dalam periode yang lama
- Membantu proses pembersihan sekret dari saluran nafas bawah
- Sebagai proteksi traktus trakeobronkhial pada pasien dengan resiko aspirasi
- Trakeostomi elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher sehingga
memudahkan akses dan fasilitas ventilasi.
- Untuk elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher
- Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya stenosis subglotis.

4. Kontraindikasi

- Karsinoma laring
- Infeksi pada bagian anterior leher
- Anatomi leher/trakea sulit diperiksa karena obesitas morbid
- Pasien dengan leher yang pendek,
- Cedera servikal
- Kondisi patologis pada kelenjar tiroid atau trakea

5. Konsep secara singkat

Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang ke dalam trakea. Ketika selang
indweling dimasukkan ke dalam trakea, maka istilah trakeostomi digunakan (Smeltzer
dan Bare,2013:653).

Perawatan pasien pasca trakeostomi di icu dan ruang rawat inap itu sangat penting,
karena perawatan yang buruk atau kurang dapat mengakibatkan kematian. Kematian
yang sering terjadi jika perawatan kurang baik biasanya disebabkan oleh sumbatan pada
kanul karena penumpukan sekret. (Bove dan Morris :2010).

Perawatan pasca trakeostomi menurut Dina (2015) antara lain:

a. Pemberian humidifikasi buatan yaitu dengan cara melembabkan udara


pernafasan dengan alat nebulizer tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
kekeringan pada trakea,traketis,atau terbentuknya krusta.
b. Pengisapan sekret secara berkala. Hal ini untuk menurunkan risiko sumbatan
pada kanul trakeostomi dan pengisapan dilakukan secara steril untuk mencegah
infeksi.
c. Pembersihan canul dalam,dilakukan untuk mencegah adanya secret yang
menyumbat yaitu dengan cara merendam dalam air hangat kemudian disikat
kemudian dibilas dengan air hangat.Selama pembersihan kanul dalam dipasang
kanul pengganti.
d. Perawatan stoma lubang pada trakeostomi karena seringnya banyak sekret
disekitarnya yaitu dengan cara pemberian kassa pada stoma dilakukan setiap hari
untuk mencegah eskoriasis dan infeksi luka operasi.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan

- Pastikan selang trakea bersih dari sumbatan lendir, dan bawalah selalu satu
cadangan selang setiap kali melakukan perawatan.
- Setelah batuk pastikan untuk selalu membersihkan lendir dengan kain atau tisu.
- Segera kunjungi dokter jika terjadi pendarahan dari lubang trakeostomi atau jika
pasien mengalami kesulitan bernapas, terserang batuk, sakit di bagian dada, atau
mengalami demam.

7. Alat yang dibutuhkan-

○ Paket trakeostomi steril (terdiri dari wadah steril, sikat nilon steril dan/atau
pembersih selang, aplikator steril, dan kasa segi empat)

○ Handuk atau duk

Duk
○ Paket kateter pengisap steril

○ Hidrogen peroksida dan salin normal steril

○ Sarung tangan
steril (2 pasang)

○ Kantung kedap air


○ Balutan trakeostomi steril atau kasa steril
○ Tali pita dari katun

○ Gunting bersih

8. Standar Operasional Prosedur (SOP)

No PROSEDUR

1. PENGKAJIAN

1. Kaji status pernapasan (kemudahan bernapas, frekuensi, kedalaman, dan bunyi


paru.
2. Kaji denyut nadi.
3. Kaji kateter dan jumlah sekret dari tempat trakeostomi.
4. Kaji keberadaan drainase pada balutan trakeostomi.
5. Kaji penampakan insisi adakah kemerahan, pembengkakan, rabas bernanah atau
bau.

2. PERENCANAAN
1. Menyiapkan alat – alat:
● Paket trakeostomi steril (terdiri dari wadah steril, sikat nilon steril
dan/atau pembersih selang, aplikator steril, dan kasa segi empat)
● Handuk
● Paket kateter penghisap steril
● Hidrogen peroksida dan salin normal steril
● Sarung tangan steril (2 pasang)
● Kantong kedap air
● Balutan trakeostomi steril atau kasa steril
● Tali pita dari katun
● Gunting bersih
2. Cuci tangan.
3. Informed consent pada pasien mengenai tindakan dan minta persetujuan
pasien.
4. Berikan privasi pada klien.
5. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien.
6. Posisikan pasien semi fowler atau fowler → untuk membantu
pengembangan paru
7. Buka paket trakeostomi atau wadah steril. Tuangkan hidrogen peroksida dan
salin normal ke wadah terpisah.
8. Buat area steril.
9. Buka perlengkapan steril lain sesuai kebutuhan ( aplikator steril, paket
pengisap, dan balutan trakeostomi).
10. Isap slang trakeostomi

● Pakai sarung tangan steril.


● Isap disepanjang selang trakeostomi→ untuk mengeluarkan sekresi
dan untuk memastikan kepatenan jalan napas.
● Bilas kateter pengisap dan lilitkan pada tangan dan buka sarung
tangan sehingga kateter berada di bagian dalam sarung tangan.
● Buka kanula dalam dengan menggunakan tangan masih
menggunakan sarung tangan dan lepaskan perlahan dengan
menariknya ke arah perawat sejajar dengan lengkungannya.
● Taruh kanula bagian dalam ke dalam larutan hidrogen peroksida
→ untuk melembabkan dan mengencerkan sekret yang sudah
kering.
● Lepaskan balutan trakeostomi yang telah kotor dan letakkan balutan
kotor ditangan yang masih menggunakan sarung tangan dan lepaskan
sarung tangan dengan balutan mengikutinya,sehingga balutan berada
di bagian dalam sarung tangan. Buang sarung tangan serta
balutannya.
● Pakai sarung tangan steril. Pastikan tangan yang dominan tetap steril.

11. Bersihkan kanula bagian dalam

● Lepaskan kanula dalam dari larutan perendam.


● Bersihkan bagian dalam kanula dan lumen dengan menggunakan
pembersih selang atau sikat yang telah dibasahi oleh salin normal.
● Periksa kebersihan kanula dengan melihatnya setinggi mata dan
melihat dalamnya kearah cahaya.
● Bilas bagian dalam kanula menggunakan salin normal steril →
untuk hidrogen peroksida dari kanula dalam.
● Setelah dibilas ketuk kanula secara perlahan ke tepi bagian dalam
wadah salin steril. Gunakan pembersih slang yang dilipat setengah
dan jangan keringkan area luarnya→ karena untuk mencegah
aspirasi pasien, menghilangkan cairan berlebihan.
● Isap kanula luar untuk mengeluarkan sekret dari kanula luar (teknik
steril).
12. Pasang kembali kanula bagian dalam dan lakukan fiksasi ditempatnya

● Pegang flens luar dan masukan kanula sesuai denga arah


lengkungannya.
● Fiksasi kanula dengan mengunci kanula ditempatnya.
13. Bersihkan tempat insisi dan flens slang

● Bersihkan tempat insisi dengan menggunakan kasa yang telah


dibasahi dengan salin normal → tindakan bersifat steril sehingga
kasa hanya digunakan sekali saja
● Untuk mengeluarkan sekret yang telah mengeras dapat
menggunaan hidrogen peroksida yang dicampur dengan cairan
normal salin sebanyak 50%. Jika sudah dibilas menggunakan
normal salin → hidrogen peroksida akan mengiritasi kulit yang
akan menghambat pemulihan jika tidak dibersihkan secara
menyeluruh.
● Bersihkan flens selang seperti pada poin 2.25 dan 2.26.
● Keringkan kulit klien dan flens selang secara menyeluruh
menggunakan kasa.
14. Pasang balutan steril

● Gunakan balutan trakeostomi dari bahan yang tidak kusut, lipat


balutan kasa 10 cm x 10 cm menjadi bentuk V.
● Letakan balutan dibawah flens slang trakeostomi.
● Pastikan slang trakeostomi disangga secara aman.
15. Ganti tali trakeostomi

Metode dua pita

● Potong dua potongan pita kain katun, satu sepanjang sekitar 25 cm


dan satu lain 50 cm.
● Buat celah memanjang sekitar 1 cm dengan jarak 2,5 cm dari ujung
potongan. Caranya adalah dengan lipat ujung pita kebelakang sekitar
2,5 cm dan buat celah di pertengahan ujung pita dari ujung
lipatannya.
● Pita yang lama tetap dibiarkan di tempatnya, kaitkan ujung pita yang
bersih ke mata flens trakeostomi dari bagian bawah kemudian
kaitkan ujung pita yang panjang melalui celah tarik sampai difiksasi
dengan aman ke flens.
● Ulangi proses untuk ikatan kedua.
● Minta klien untuk menekuk leher, selipkan potongan pita yang
panjang ke bawah leher klien, masukan dua jari antara ikatan dan
leher klien dan ikat pita bersamaan disamping leher.
● Ikat ujung pita dengan menggunakan simpul kotak, potong sisa
panjang pita yang tidak terpakai dan sisakan 1- 2cm.
● Setelah pita yang bersih difiksasi lepaskan pita yang kotor dan buang.
Metode satu pita

● Potong pita kain kain katun sepanjang 2,5 kali panjang lingkaran
leher dari satu flens selang ke flens slang lain.
● Ujung pita dikaitkan ke celah disalah satu sisi flens.
● Kedua ujung pita disatukan dan pasang ke sekeliling pasien.
Pertahankan tetap datar dan tidak terlipat.
● Ujung pita dikaitkan di dekat leher pasien melalui celah dari bagian
belakang ke depan.
● Minta klien untuk menekuk leher. Ujungnya diikat dengan longgar
dan menggunakan simpul kotak di samping leher klien, taruh dua jari
dibawah ikatan seperti pada metode pita dua sehingga simpul agak
kendur. Potong pita sisa yang tidak terpakai.
16. Ikat dan beri bantalan pada simpul ikatan

● Letakan kasa yang kotak ukuran 10 cm x 10 cm di bawah simpul


ikatan dan pasang plester di atas simpul.
17. Periksa keketatan ikatan

● Lakukan pemeriksaan keketatan ikatan dan posisi selang trakeostomi.

3. EVALUASI

1. Lakukan tindak lanjut yang tepat, seperti menentukan kateter dan jumlah
sekresi, drainase dari trakeostomi, penampakan insisi, denyut nadi, status
pernapasan bandingkan dengan data awal.
2. Jika terdapat penemuan baru, hubungkan dengan data pengkajian
sebelumnya.
3. Laporkan jika ada penyimpangan bermakna pada dokter.

4. DOKUMENTASI

1. Catat respon klien dengan jelas


2. Catat informasi yang berkaitan saat pengisapan, perawatan trakeostomi, dan
penggantian balutan
3. Catat tindakan apa saja yang telah dilakukan
4. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditanda tangani dan disertai nama
jelas serta bila ada tulisan yang salah tidak dihapus/di tipe-x tetapi dicoret,
dibenarkan dan disertai paraf.
5. Catatan ditulis menggunakan tinta atau ballpoint
Daftar Pustaka

Bove, M. J., Afifi, M. S., & Morris, L. L. (2010). Tracheotomy procedure. Tracheostomies: The
Complete Guide. New York, NY: Springer Publishing Co LLC, 17-40.

Dina,N (2015). Proporsi Komplikasi Trakeostomi Dan Faktor Faktor Yang Berhubungan Di
Departemen THT-KL RSUPN Cipto Mangunkusumo Periode 2011-2013.Tesis
Universitas Indonesia.Jakarta:FKUI.

Muarif Nabaul. 2015. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Post Anterior Cervical
Discectomy And Fusion (Acdf) Terhadap Keefektifan Terapi Bersihan Jalan Nafas Non
Farmakologi : Chest Physiotherapy (Cpt) Di Ruang Intensive Care Unit Rsud Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. Hal 30-32. Pada tanggal 24 Maret.

Russel C, Matta B. Tracheostomy a multiprofesional handbook. Cambridge University Press.


2004

Weissler C Mark, Couch ME in Bailey, Byron J.; Johnson, Jonas T.; Newlands, Shawn D. Head
& Neck Surgery - Otolaryngology Lippincott Williams & Wilkins, 2006 ; 4th Edition;
786-795

Lindman JP, Hoo GWS. Tracheostomy. Medscape. 2018.


https://emedicine.medscape.com/article/865068-overview

Ng J, Hamrang-Yousefi S, Agarwal A. Tracheostomy tube change. StatPearls Publishing. 2020.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555919/

Cheung NH, Napolitano LM. Tracheostomy: epidemiology, indications, timing, technique, and
outcomes. Respiratory Care. 2014;59(6):895-919
Santoso, Budi. 2015. Analisis Praktik Klinik Keperawatanpada Pasien Stroke Hemoragic
Dengan Post Craniotomy Dan Trakeostomy Terhadap Pemberian Preoksigen Untuk
Suction Dalam Pencapaian Saturasi Oksigen Di Ruang Stroke Unit Rsud Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Dalam : Karya Ilmiah Akhir Ners

Smeltzer & Bare (2013), Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Bruner & Suddarth Edisi 8.
Jakarta : EGC.

YULIASTUTI, E. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG


PROSEDUR SUCTION DENGAN PRAKTEK SUCTION PADA PASIEN YANG
TERPASANG TRAKEOSTOMI DI RUANG RAWAT INAP PAVILIUN GARUDA
RSUP DR KARIADI SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Semarang).

Anda mungkin juga menyukai