2.
1.3. Tujuan
Tujuan dari disusunya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Mengetahui apa konsep dasar injeksi intracutan.
2. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi injeksi intracutan.
3. Mengetahui contoh obat yang yang diberikan melalui injeksiintracutan.
4. Mengetahuiteknik pemberian injeksi intracutan.
5. Mengetahui pemberian injeksi intracutan pada kondisi rawat jalan dan
komunitas.
BAB II
ISI
2.1. Konsep Dasar Injeksi Intracutan
Injeksi intracutan (IC) adalah pemberian obat kedalam lapisan dermal kulit
tepat dibawah epidermis. Biasanya hanya sejumlah kecil larutan yang
digunakan(contoh 0,1 ml).Metode pemberian ini sering kali digunakan untuk
uji alergi dan penapisan tuberkulosis.Lokasi injeksi intracutan biasanya pada
lengan bawah bagian dalam,dadaatas dan punggung dibawah skapula.
Lengan kiri umumnya digunakan untuk penapisan TBC dan lengan kanan
digunakan untuk semua pemeriksaan lain.
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat akan melakukan pemberian
injeksiintracutan adalah sebagai berikut :
1. Vial atau ampul obat yang tepat.
2. Spuit steril 1 ml (spuit teberkulin) dan jarum berukuran 25 27 yang
panjangnya sampai inci.
3. Kapas alkohol.
4. Kassa segi empat steril berukuran 55 cm (pilihan).
5. Sarung tangan non steril (sesuai protokol institusi).
6. Plester (pilihan).
7. Persiapan
Persiapan yang dibutuhkan pada saat akan melakukan pemberian
injeksiintracutan adalah sebagai berikut :
1. Cek catatan pemberian obat. Periksa label obat dan bandingkan
dengan catatan pemberian obat secara cermat untuk memastikan
bahwa obat yang benar sedang disiapkan.
2. Baca label pada obat
1)
2)
3)
2. Persiapkan obat dari ampul atau vial untuk proses penarikan obat.
3. Persiapan klien. Periksa gelang pengenal klien. Hal ini memastikan
bahwa obat diberikan kepada klien yang benar.
4. Jelaskan kepada klien bahwa obat akan menimbulkan gelembung kecil
seperti lepuhan. Klien akan merasa sedikit tusukan saat jarum
menusuk kulit. Beberapa obat diabsorbsi secara lambat melalui kapiler
hingga kedalam sirkulasiumum dan gelembung akan menghilang
secara bertahap. Obat lain tetap berada di area penyuntikan dan
bereaksi dengan jaringan tubuh untuk menghasilkan kemerahan dan
indurasi (pengerasan), yang perlu diinterprestasikan dalam waktu
tertentu (misal dalam 24 atau 48 jam). Reaksi ini juga akan menghilang
secara bertahap. Informasi akan memfasilitasi penerimaan dan
kepatuhan melakukan terapi.
e.
Pilih lokasi injeksi (misal pada lengan bawah sekitar satu tangan
diatas pergelangan tangan dan tiga atau empat jari dibawah ruang
antekubital).
2)
4)
yang kuat, dimulai dari bagian tengah dan memutar ke luar. Biarkan area
mengering secara keseluruhan.
g. Siapkan spuit untuk injeksi :
1)
2)
kecil yang melekat pada plunger tidak menimbulkan masalah. Sedikit udara
tidak akan membahayakan jaringan.
3)
Pegang spuit pada tangan dominan, pegang diantara ibu jari telunjuk.
Pegang jarum hampir sejajar dengan permukaan kulit, dengan bevel jarum
menghadap keatas. Kemungkinan obat yang masuk kedalam jaringan
subkutaneus meningkat saat menggunakan sudut lebih besar dari 15 atau
dengan bevel menghadap ke bawah.
h. Injeksikan cairan :
1)
Dengan tangan non dominan, tarik kulit pada lokasi yang akan
melewati epidermis hingga dermis. Garis bentuk bevel harus dapat terlihat
dibawah lapisan kulit.
3)
Stabilkan spuit dan jarum, injeksikan obat secara hati hati dan
Tarik segera jarum pada sudut yang sama saat dimasukkan. Pasang
Buang spuit dan jarum dengan cara yang aman. Jangan menutup
8)
3.2. Saran
Saran yang dapat penyusun berikan adalah injeksi intracutan harus dilakukan
secara hati hati karena obat yang sudah diinjeksikan tidak dapat diambil
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, Ratna. 2009. Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : Trans Info Media
Berman, Audrey dkk. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5.
Jakarta : EGC
Lynn, Pamela. 2010. Atlas Foto Pemberian Obat Lippincott. Jakarta : Erlangga
Tim Penulis Poltekkes Kemenkes Maluku.2011.Penuntun Praktikum
Ketrampilan Kritis I untuk Mahasiswa D3 Keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika