Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Injeksi


Injeksi atau parenteral adalah sediaan farmasetis steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau
lebih lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik.
2.2 Definisi Injeksi Intracutan (IC)
Injeksi Intacutan adalah Injeksi yang dimasukkan secara langsung ke dalam epidermis di bawah stratum
corneum. Rute ini digunakan untuk memberi volume kecil (0,1-0,5 ml) bahan-bahan diagnostik atau
vaksin.
2.3 Tujuan & Area Injeksi Secara Intracutan (IC)
injeksi intrakutan biasanya dilakukan untuk uji kulit. Karena keras, obat intradermal disuntikkan ke
dalam dermis. Karena suplai darah lebih sedikit, absorbsi lambat.
Pada uji kulit, seorang petugas kesehatan harus mampu melihat tempat injeksi dengan
tepat supaya dapat melihat perubahan warna dan integritas kulit. Daerahnya harus bersih dari luka dan
relatif tidak berbulu. Lokasi yang ideal adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian atas.
2.4 Prosedur Injeksi Secara Intrakutan
2.4.1 Persiapan Alat dan Bahan
- Spuit 1 cc (spuit insulin) dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
- Kapas alkohol 70 %
- Cairan Pelarut
- Perlak dan alasnya
- Alat tulis
- Bengkok
- Kartu obat dan etiket
- Sarung tangan kalau perlu
-Bak steril dilapisi tempat spuit
2.4.2 Persiapan Pasien
- Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
- Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2.4.3 Persiapan Lingkungan
- Memberi salam dan menjelaskan prosedur kerja pada pasien
- Menjelaskan tujuan dan manfaat dari prosedur yang akan dilakukan
- Memasang sampiran
- Mengusahakan ruangan mendapatkan pencahayaan yang cukup.
2.4.4 Cara Kerja
- mencuci tangan
- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Menghapushamakan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju lengan panjang, buka dan
keataskan
- Pasang perlak atau alas dibawah bagian yang akan disuntik
- ambil obat untuk tes alegi kemudian larutkan atau encerkan dengan aquades (cairan pelarut),
kemudian ambil 0.5 ccdan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi (steril)
- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan
- Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik
- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan
kulit
- Semprotkan obat hingga terjad gelembung
- Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massase
- Catat reaksi pemberian
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat / tes obat, tanggal obat, dan jenis obat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada guru pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman. Amin.

Penulis
DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI

 KONSEP DASAR

 Dasar Pemikiran
 Pengertian
 Tujuan
 Indikasi
 Persiapan Alat
 Mekanisme Kerja
 Evaluasi

 PENUTUP

 Kesimpulan
 Saran

 DAFTAR PUSTAKA

 Dasar Pemikiran
Salah
satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa laruta
n, emulsiatau suspense atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakandengan cara
merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Dimasukkan kedalamtubuh dengan menggunakan alat suntik.

Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang
diinjeksikan atau di suntikkanmelalui kulit atau membrane mukosa kedalam kompa
rtemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh
yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membrane mukosasehingga sediaan
parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-
bahan beracun dan jugaharus memiliki kemurnian yang dapat diterima.

 PEMBERIAN OBAT INTRA CUTAN DAN SUB CUTAN

A. Intra Cutan

1. Pengertian Intra Cutan

Intra Cutan adalah memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit, (lapisan dermis atau dibawah epidermis)
pada lengan bawah bagian dalam atau ditempat lain. Intra cutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas
(alergi) tubuh terhadap obat yang disuntikan dan cara menyuntikannya obat dengan sudut jarum injeksi 5-15 derajat,
setelah itu tunggu reaksi obat antara 10-15 menit. Misalnya skin test
pada obat cefotaxime. Injeksi intra kutan dimasukkan langsung kelapisan epidermis
tepat dibawah startum korneum.Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air, volume yang disuntikkan sedikit (0,1 - 0,2 ml).

2. Tujuan Injeksi

 Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan cara suntikan intra cutan

 Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi)
obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.

 Menghindarkan pasien dari efek alergi obat( dengan skin test).

 Membantu menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu misalnya tubercullin test

3. Indikasi
 Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang
tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral.
Apabila klien tidak sadar atau bingung, sehingga klien tidak mampu menelan atau mempertahankan obat dibawah lidah.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan obat klien dilakukan dengan pemberian obat secara injeksi.

4. Persiapan Alat (steril & non steril)

Steril /
No Alat Non
steril
1. Spuit 1 cc dan jarum steril Steril
dalam tempatnya

2. NaCl 0,9 % / aquades dan obat Steril


yang diperlukan

3. Kapas alkohol Steril

4. Bengkok Steril
5. Pengalas (bila perlu) Non
steril

6. Sarung tangan steril Steril


(handschoen)

7. Catatan & pulpen Non


steril

5. Mekanisme Kerja

NO PROSEDUR KERJA RASIONAL


1. Persiapan pasien
 Tutup sampiran  Menjaga privasi klien, supaya klien
merasa nyaman
 Jelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan  Agar pasien tahu, tindakan apa yan
akan diberikan oleh perawat
 Agar pasien tahu tindakan yang aka
dilakukan dan mengurangi kegelisah
 Menanyakan kesiapan/ persetujuan klien sebelum kegiatan klien.
dilakukan.
memastikan klien menerima atau
menolak tindakan yang akan dilakuk
2.
 Perawat mencuci tangan  Agar tidak terjadi infeksi nosokomi
 Agar pasien merasa nyaman
 Atur posisi pasien  Supaya spuit diisi oleh obat sesuai
 Siapkan obat injeksi(spuit telah terisi dengan obat) dosisnya.
 Agar pada saat menyuntik tangan ti
 Memakai sarung tangan (handschoen). kontak langsung dengan area yang a
disuntik
 Lengan bawah bagian dalam, dada
 Tentukan bagian yang akan diberikan obat. Membebaskan area bagian atas, punggung dibawah
yang akan disuntik dari pakaian scapula), bebas dari edema, massa,
Pilih area penyuntikan yang tepat. Letakan pengalas bila perlu. nyeri tekan, jaringan parut, kemerah
inflamasi, gatal.
 Daerah penyuntikan steril, dan tida
 Membersihkan area penyuntikan dengan menggunakan kapas ada kuman,dll.
alkohol dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm,
menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi.
 Gunakan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil Agar tidak ada gelombang udara pa
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit saat menyuntik
 Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu
jari dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap kebawah. Merupakan cara menyuntik yang te
Pegang erat lengan klien dengan tangan kiri, tegangkan area dan benar. Supaya tangan klient tida
penyuntikan bergerak-gerak
 Secara hati – hati tusuk / suntikan jarum dengan lubang jarum  Memberikan obat tersebut secara
menghadap keatas, sudut 15’ sampai 30 derajat. perlahan-lahan sampai berbentuk
Raih pangkal jarum dengan ibu jari, lalu dorong cairan obat gelembung kecil.
perlahan-lahan.
 Beri tanda pada area suntikan menggunakan spidol atau polpen. Kalau bernilai negatif lakukanlah
Tuliskan jam pada saat melakukan skintest. injeksi obat antibiotik tersebut sesua
Setelah 10-15 menit check kembali reaksi obat yang telah takarannya untuk pasien. Dan biasan
disuntikan apakah bernilai positif atau negative. takaran obat tsb sesuai anjuran
dokter.Kalau bernilai positif obat tsb
tidak digunakan dan diganti dengan
obat antibiotik yang lain
 Menjaga agar alat-alat yang diguna
tadi tetap bersih. Bila tak diperlukan
 Membereskan alat – alat. buang ditempat yang disediakan.
Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kap nya (guna  Kembalikan posisi pasien seperti
mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara semula.
benar.  Agar tidak terjadi infeksi nosokomi
 Melepas sarung tangan dan merapihkan pasien

 Mencuci tangan
3.  Dokumentasi, Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan  Agar perawat mengetahui pemberia
(dosis, waktu, cara) pada lembar obat.atau catatan perawat. obat melalui intra cutan.

4.  Evaluasi respon klient setelah pemberian tindakan pemberian  Mengetahui keadaan pasien.
obat melalui intra cutan.

B. Sub Cutan

1. Pengertian Subcutan

Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah dada dan

ditempat lain yang dianggap perlu (misalnya pemberian insulin pada pasien diabetes). Atau pada area bawah kulit yaitu pada

jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.

2. Tujuan

 Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan dibawah kulit untuk diabsorbsi (penyerapan).

 Memepercepat proses penyembuhan pasien.

3. Indikasi

 Obat yang diberikan harus berdasarkan pengobatan

 Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti, petunjuk pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status pasien

 Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label atau etiket obat dari tiap-tiap obat. Obat yang etiketnya kurang jelas

tidak diberikan

 Perhatikan tekhnik septik dan aseptik.


4. Persiapan Alat (steril dan non steril)

Steril /
No Alat non steril Gambar
1. Spuit dan jarum steril (spuit 1-2 cc, jarum Steril
nomor 25)

2. Obat yang diperlukan (vial atau ampul) Steril

3. Kapas alkohol Steril

4. Kassa steril untuk membuka ampul (bila perlu) Steril

5. Gergaji ampul (bila perlu) Non steril


6. Bengkok Steril

7. Pengalas (bila perlu) Non steril

8. Sarung tangan steril (handschoen) Steril

9. Daftar / formulir pengobatan Non steril

5. Mekanisme Kerja

NO PROSEDUR KERJA RASIONAL


1. Persiapan pasien
 Tutup sampiran  Menjaga privasi klien, supaya klien
merasa nyaman
 Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan  Agar pasien tahu, tindakan apa yan
akan diberikan oleh perawat

 Menanyakan kesiapan/ persetujuan klien sebelum kegiatan  Agar pasien tahu tindakan yang aka
dilakukan. dilakukan dan mengurangi kegelisah
klien.
memastikan klien menerima atau
menolak tindakan yang akan dilakuk
2.  Perawat mencuci tangan  Agar tidak terjadi infeksi nosokomi
 Agar pasien merasa nyaman
 Atur posisi pasien  Supaya spuit diisi oleh obat sesuai
 Siapkan obat injeksi(spuit telah terisi dengan obat) dosisnya.
 Agar pada saat menyuntik tangan ti
 Memakai sarung tangan (handschoen). kontak langsung dengan area yang a
disuntik

 Lengan atas, paha bagian anterior,


 Tentukan bagian yang akan diberikan obat. Membebaskan area abdomen, area scapula, upper
yang akan disuntik dari pakaian ventrogluteal dan dorsogluteal
Pilih area penyuntikan yang tepat. Letakan pengalas bila perlu.
 Daerah penyuntikan steril, dan tida
 Membersihkan area penyuntikan dengan menggunakan kapas ada kuman,dll.
alkohol dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm,
menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi.
 Gunakan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil Agar tidak ada gelombang udara pa
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit saat menyuntik
 Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu
jari dan jari telunjukdengan telapak tangan menghadap ke arah  Merupakan cara menyuntik yang te
samping, atas atau ke bawah.Gunakan tangan yang tidak dan benar (sub cutan)
memegang spuit untuk mengangkat / meregangkan kulit
 Secara hati - hati tusuk / suntikan jarum dengan 45 derajat.Raih
ujung bawah barrel spuit dengan tangan non dominan dan
pindahkan tangan dominan ke plunger. Lakukan aspirasi dengan Mesukan obat tersebut secara
cara menarik plunger, jika terdapat darah dalam spuit maka perlahan-lahan dan merupakan tekn
segera cabut spuit untuk dibuang dan diganti dengan spuit dan menyuntik.
obat yang baru. bila tidak terdapat darah, suntikkan obat secara
perlahan kedalam jaringan
 Cabut spuit / jarum dengan cepat sambil meletakkan kapas
alkohol pada tempat penyuntikan lalu usap pada area injeksi. bila
tempat penusukan mengeluarkan darah, tekan tempat penusukan
dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti. buang  Supaya tidak mengeluarkan
spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya. pada tempat darah. guna mencegah cidera pada
pembuangan secara benar. perawat
 Membereskan alat – alat, Melepas sarung tangan dan
merapihkan pasien

 Mengatur posisi pasien


 Menjaga agar alat-alat yang diguna
 Mencuci tangan tadi tetap bersih. Bila tak diperlukan
buang ditempat yang disediakan.
 Kembalikan posisi pasien seperti
semula.
 Agar tidak terjadi infeksi nosokomi

5.  Dokumentasi, Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan  Agar perawat mengetahui pemberia
(dosis, waktu, cara) pada lembar obat.atau catatan perawat. obat melalui Sub cutan.

6.  Evaluasi respon klient setelah pemberian tindakan pemberian  Mengetahui keadaan pasien.
obat melalui intra cutan.

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)


PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA CUTAN DAN SUB CUTAN

Nama :
Nim :

A. INTRA CUTAN

PROSEDUR KERJA NILAI


NO 0 1 2
1.
Persiapan alat
1. Spuit 1 cc danjarumsterildalamtempatnya
2. NaCl 0,9 % / aquadesdanobat yang diperlukan
3. Kapasalcohol
4. Bengkok
5. Pengalas (bilaperlu)
6. Sarungtangansteril (handschoen)
7. Catatan&pulpen

2.
Persiapan Lingkungan
1. Jaga Privasi Klien (tutup sampiran)

3.
Persiapan klien
 Jelaskantujuandanprosedur yang akandilakukan
 Atur posisi pasien sesuai kebutuhan

4.
Prosedur kerja
 Cuci tangan
 Memasang perlak dan alasnya
 Membebaskan daerah yang akan di injeksi
 Memakai handscoon (sarung tangan)
 Bersihkan kulit yang akan disuntik/injeksi menggunakan
kapas alkohol
 Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit
 Tusukan spuit dengan kemiringan 15 –30 , jarum masuk
kurang lebih 0,5 cm
 Masukan obat secara perlahan, pastikan ada benjolan kira-
kira satu biji kacang lalu Cabut jarum dari tempat penusukan
 Beri tanda lingkaran pada benjolan tadi, Tuliskan jam
padasaatmelakukanskintest.(Setelah 10-15 menit check
kembali reaksi obat yang
telahdisuntikanapakahbernilaipositifatau negative).
 Buang spuit kedalam bengkok
 Merapikan pasien (kembalikan posisi pasien)
 Bereskan alat alat
 Lepaskan sarung tangan (handschoen)
 Cuci tangan
5. Dokumentasi
Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis,
waktu, cara) pada lembar obat.atau catatan perawat.

B. SUB CUTAN

PROSEDUR KERJA NILAI


NO 0 1 2
1. 11. .
Persiapan alat
111
1. Sarung tangan(handchoen)
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum steril
4. Kapas alkohol
5. Perlak dan pengalas
6. Obat sesuai program terapi
7. Bengkok

Persiapan Lingkungan
2. Jaga Privasi Klien (tutup sampiran)

Persiapan klien
 Jelaskantujuandanprosedur yang akandilakukan
 Atur posisi pasien sesuai kebutuhan

Prosedur kerja
 Mencuci tangan
 Menyiapkan obat sesuai aturan
 Atur posisi klien sesuai kebutuhan
 Pasang perlak dan pengalas
 Bebaskan daerah yang akan di injeksi dari pakaian
 Pakailah handschoen (sarung tangan)
 Bersihkan kulit menggunakan kapas alkohol dari dalam ke
luar
 Masukan spuit dengan sudut 45
 Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada darah masuk ke spuit
 Masukan obat secara perlahan
 Cabut jarum
 Buang spuit dalam bengkok

Dokumentasi
Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis,
waktu, cara) pada lembar obat.atau catatan perawat.

Manado,

Evaluator

Nilai akhir Jumlah Aspek


X 100
Jumlah Nilai

BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN

Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan
melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis. Indikasi untuk injeksi ic, yaitu: Pasien yang membutuhkan tes alergi
(mantoux tes), pasien yang akan melakukan vaksinasi, menegakkan diagnosa penyakit, dan dilakukan sebelum memasukkan
obat. Prinsipnya, sebelum memberikan obat, perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi pemberian obat, dan efek
samping obat, dengan prinsip 10 benar, setelah dilakukan injeksi, juga tidak boleh dilakukan pemijatan pada area yang telah
diinjeksi karena akan mempengaruhi hasil tes. Sebelum dilakukan prosedur injeksi, terlebih dahulu dilakukan persiapan alat,
persiapan pasien, dan persiapan lingkungan. Setelah tindakan perawat juga harus melakukan dokumentasi, mencatat tindakan
yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/ respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada
catatan keperawatan.

 SARAN
Pada saat melakukan injeksi Intra cutan atau sub cutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik antara perawat dan
pasien, karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan injeksi. Karja sama antara perawat dan pasien juga
sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan agar tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. G:\kdm 2\fhhcvf.htm
2. G:\kdm 2\pemberian-obat.html
3. G:\kdm 2\pemberian-obat-melalui-intracutan-ic.html
4. G:\kdm 2\dhegrjtyg.htm
5. http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2010/05/19/memberikan-obat-melalui-suntikan-intracutan-atau-intradermal/
Diposkan oleh sam sahadula di 9/03/2014 09:17:00 PM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penginjeksian medikasi adalah prosedur invasi yang melibatkan deposisi obat
melalui jarum steril yang diinsersikan kedalam jaringan tubuh. Teknik aseptic harus
dipertahankan karena klien berisiko infeksi bila jarum menembus kulit. Karakteristik jaringan
mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dan awitan kerja obat. Jadi, sebelum
menginjeksikan obat, perawat harus mengetahui volume obat yang diberikan, karakteristik
obat, dan lokasi struktur anatomik dibawah tempat injeksi.
Untuk injeksi subkutan, obat dideposisikan ke dalam jaringan penyambung di bawah
dermis. Karena jaringan subkutan tidak banyak disuplay pembuluh darah , absorpsi obat
kadang lebih lambat daripada injeksi intramaskular. Jaringan subkutan berisi reseptor nyeri,
sehingga hanya dosis kecil obat yang larut air, dan tidak mengiritasi harus diberikan melalui
rute ini.
Pemberian injeksi subkutan dan intramaskular tidak boleh didelegasikan pada
personel asisten. Personel harus diintruksikan untuk melaporkan reaksi obat yang tidak
diinginkan atau nyeri pada tempat injeksi sesegera mungkin.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud injeksi subcutan ?
2. Apa tujuan pemberian injeksi subcutan ?
3. Bagaiman efek samping pemberian injeksi subcutan ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian injeksi subcutan
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan pemberian injeksi subcutan
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip dan tehnik pemberian injeksi subcutan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBCUTAN
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan
dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit
yaitu jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. Injeksi tidak diberikan pada area yang
nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka
injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Jenis
obat yang lazim diberikan secara subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik,
insulin, dan heparin.
Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program pemberian
insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua
tipe larutan, yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih atau juga dimaksudkan sebagai insulin
tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan
protein sehingga memperlambat absorbsi obat atau juga termasuk tipe lambat.
2.2 Tujuan injeksi subkutan
Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subcutan di bawah kulit untuk di
absorbsi. Di lakukan dalam program pemberian insulin yang di gunakan untuk mengontrol
kadar gula darah.
2.3 Tempat Injeksi Subkutan
Setiap jaringan subkutan dapat dipakai untuk area injeksi ini, yang lazim adalah pada
lengan atas bagian luar, paha bagian depan. Area lain yang lazim digunakan adalah perut,
area scapula, ventrogluteal dan dorsogluteal.
• Lengan : klien duduk atau bediri
• Abdomen : klien duduk atau terlentang
• Tungkai : klien duduk dikursi atau tempat tidur
Area injeksi subcutan perlu dirotasi secara regular untuk meminimalkan kerusakan jaringan,
membantu absorpsi, dan menghindari ketidaknyamanan. Terutama penting untuk klien
yang harus menerima injeksi berulang, seperti penyandang diabetes. Karena insulin
diabsorpsi dengan kecepatan berbeda pada bagian tubuh yang berbeda, kadar glukosa
klien diabetes dapat bervariasi ketika beragam area digunakan. Insulin diabsorpsi lebih
cepat ketika diinjeksikan di abdomen kemudian ke lengan dan lebih lambat ketika
diinjeksikan ke paha dan bokong.
2.4 Persiapan Alat dan Bahan Injeksi Subcutan :
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan pengalas
9. Sarung tangan
10. Kassa steril kalau perlu
11. Plester
2.5 Cara Pelaksanaan Pemberian Injeksi Subcutan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan atau bebaskan suntikan dari pakaian.
Apabila menggunakan baju maka buka atau ke ataskan
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan setelah itu
tempatkan pada bak injeksi
5. Gunakan sarung tangan
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler tunggu sampai kering
7. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subcutan)
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 450 dengan
permukaan kulit
9. Lakukan aspirasi bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis
10. Setelah itu tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan kedalam bengkok
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis / dosis obat
2.6 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian subkutan
a. Untuk klien berukuran rata-rata, regangkan kulit secara keras pada tempat injeksi atau
cubit dengan tangan dominan anda
pencubitan kulit meninggikan jaringan subkutan, jarum menembus kulit tegang lebih mudah
dari kulit kendur.
b. Untuk klien gemuk, cubit kulit pada tempat Injeksi dan injeksikan jarum dibawah lipatan
kulit
klien gemuk memiliki lapisan lemak tambahan diatas jaringan subkutan Insersi cepat dan
tepat
c. Injeksikan jarum dengan cepat dan tepat Pada sudut 90 derajat (kemudian lepaskan-
kulit bila dicubit)
meminimalkan ansietas dan ketidaknyamanan klien
2.7 Respons Klien yang Membutuhkan Tindakan Segera
Respons Tindakan
1. Reaksi alergik
– Tetap tenang dan tenangkan klien
– Cari bantuan tetapi tetap bersama klien
– Siapkan untuk memberi oksigen bila klien sesak napas
– Ukur tanda vital
– Ikuti kebijakan lembaga mengenai reaksi alergi
2. Keluhan nyeri lama setelah injeksi (potensi kerusakan syaraf)
– Kaji tempat injeksi untuk kemerahan, bengkak
– Beri tahu dokter
3. Klien menolak obat
– Identifikasi mengapa klien menolak obat
– bila obat ditolak, dokumentasikan penolakannya
– bila obat sangat penting, dokumentasikan penolakan dan beri tahu dokter
2.8 Efek Samping Injeksi Subkutan
Efek Samping Dari Subkutan
1. Keuntungan Awitan obat lebih cepat dibandingkan oral
2. Kerugian Harus menggunakan teknik steril, lebih mahal dibandingkan oral,hanya dapat
diberikan dalam volume kecil,lebih lambat dibandingkan pemberian intramuscular, dapat
menyebabkan ansietas(kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif), kelelahan,
gangguan pencernaan seperti diare, mual, dispepsia stomatitis, dan muntah, perubahan
warna kulit, dysgeusia, dan anoreksia.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit yaitu jaringan konektif atau
lemak dibawah dermis. Setiap jaringan subkutan dapat dipakai untuk area injeksi ini, yang
lazim adalah pada lengan atas bagian luar, paha bagian depan. Area lain yang lazim
digunakan adalah perut, area scapula, ventrogluteal dan dorsogluteal. Injeksi harus tidak
diberikan pada area yang nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada pemakaian injeksi
subkutan jangka lama, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada
area yang berbeda. Jenis obat yang lazim diberikan secara subkutan adalah vaksin, obat-
obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
3.2 SARAN
Sebagai petugas pelayanan kesehatan ketika akan memberikan injeksi subkutan harus
sesuai prosedur yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Perry, dkk. 2005. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Praktik Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Health Books
Publishing
Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC
http://www.slideshare.net/Kampus-Sakinah/prinsip-dan-tehnik-pemberian-obat-subcutan-dan-
intracutan

Anda mungkin juga menyukai