Obat didefinisikan sebagai suatu substansi atau bahan yang digunakan untuk mendiagnosa,
menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit. Obattelah di gunakan manusia
sejak peradapan kuno. Misalnya orang-orang Mesir pada zamandahulu telah menggunakan magnesium,
soda, garam besi dan sulfur sebagai bahan obat.
2. Prosedur
a. Persiapkan alat terlebih dahulu.
b. Letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah.
c. Pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien dan pasiennya tepat
dengan cara melihat label obat dan buku catatan.
d. Jelakan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
e. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
f. Pakai handscoen.
g. Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya.
h. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis, setelah itu
letakkan kedalam bak injeksi. Sebelum itu pastikan lagi apakah obat yang akan
diberikan sudah benar.
i. Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyuntikan.
j. Desinfeksi dengan kapas alkohol daerah yang akan dilakukan tindakan
penyuntikan.
k. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
l. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah, masukkan obat
secara perlahan hingga habis.
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alkohol, tutup spuit kembali dan kemudian letakkan spuit yang telah
digunakan kedalam bengkok.
n. Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien.
o. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
p. Lepaskan handscoen dan bersihkan peralatan yang telah digunakan.
q. Cuci tangan.
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan
spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung.
( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996 ).
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat langsung masuk ke
dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18
detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja
obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat
dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. ( Smeltzer, Suzanne C. 2001 ).
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi
hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan
darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat,
sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi
intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya. ( Potter, Perry. 2006 ).
Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam
jalur peredaran darah.
Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat ( ada sumbatan
disaluran cerna atas).
Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi (tersedak-obat masuk ke pernapasan ), sehingga
pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus(suntikan
langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai.
Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti / cephalika
( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala ),
yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam media (wadah
atau selang), yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik
dalam darah.
Contoh obat :
Eritromisin : Digunakan pada klien yang sensitif terhadap penisilin, organismeyang resistan terhadap
penisilin, sifilis, klamidia, gonorea, infeksi pernapasan, pengobatan infeksi yang sensitif terhadap
eritromisin, profilaksis dalam penatalaksanaan pecah ketuban saat kurang bulan. Juga untuk pasien yang
sensitif terhadap penisilin yang membutuhkan antibiotik guna mengobati penyakit jantung dan katup
jantung.
1. Kelebihan
Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat tersebut langsung
masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.
2. Kekurangan
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat
misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki