Anda di halaman 1dari 7

Injeksi

Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris, adalah proses
memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap
dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Adapun jarum yang digunakan
dalam proses injeksi adalah jarum hipodermik dan jarum suntik. Dalam dunia medis pula, injeksi
kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute
selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi injeksi subkutan, intramuskular, intravena,
intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan intrakavernosa.

Injeksi umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu tertentu, meski dapat juga
digunakan untuk pemberian obat secara terus-menerus, dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika
diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang
kemudian disebut sebagai injeksi depot. Pemberian obat melalui kateter yang menetap biasanya
lebih disukai daripada injeksi, jika obat perlu diberikan secara berulang.

Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum. Sebagian besar
injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian kecilnya untuk imunisasi,
atau tujuan lain seperti transfusi darah. Dalam beberapa kasus istilah injeksi digunakan secara
sinonim dengan inokulasi bahkan oleh pekerja yang berbeda di rumah sakit yang sama.

Injeksi biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan medis tertentu. Mulai dari
penyembuhan, hingga pencegahan penyakit. Cairan yang diberikan melalui injeksi biasanya akan
disesuaikan dengan apa yang diperlukan tubuh, atau yang diresepkan dokter.

Injeksi bertujuan untuk memasukkan obat ke dalam tubuh penderita. Pemberian obat secara
injeksi dilakukan bila :

1. Dibutuhkan kerja obat secara kuat, cepat dan lengkap.


2. Absorpsi obat terganggu oleh makanan dalam saluran cerna atau obat dirusak oleh asam
lambung, sehingga tidak dapat diberikan per oral.
3. Obat tidak diabsorpsi oleh usus.

Kelemahan teknik injeksi adalah :

1. Lebih mahal.
2. Sulit dilakukan oleh pasien sendiri.
3. Harus dilakukan secara aseptik karena risiko infeksi.
4. Risiko kerusakan pada pembuluh darah dan syaraf jika pemilihan tempat injeksi

Cara Melakukan Injeksi


Secara umum, cara melakukan injeksi adalah mengisi jarum suntik dengan cairan yang
ingin diberikan, lalu menusukkan jarum ke salah satu bagian tubuh, keluarkan cairan secara
perlahan, cabut jarum, dan tutup luka dengan perban kecil. Namun, prosedur melakukan injeksi
sebenarnya berbeda-beda, tergantung jenis injeksi yang akan diberikan.
Berikut beberapa jenis injeksi yang ada dalam dunia medis, dan cara melakukannya:

1. Injeksi Intravena
Injeksi intravena adalah injeksi yang melibatkan penyisipan jarum secara langsung ke
dalam vena, dan cairan yang dimasukkan akan langsung dikirim ke aliran darah. Dalam
pengobatan dan penggunaan obat-obatan, rute pemberian ini adalah cara tercepat untuk
mendapatkan efek yang diinginkan, karena obat segera berpindah ke sirkulasi darah dan ke seluruh
tubuh. Jenis injeksi ini adalah yang paling umum dan sering dikaitkan dengan penggunaan
narkoba.

2. Injeksi Intramuskular
Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke
dalam otot, dengan tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin
yang tidak aktif, seperti vaksin influenza, diberikan dengan cara injeksi intramuskular ini.

3. Injeksi Subkutan
Dalam proses injeksi subkutan, obat atau cairan akan dikirimkan ke jaringan antara kulit
dan otot. Dengan menggunakan injeksi jenis ini, penyerapan obat akan berjalan lebih lambat
dibandingkan injeksi intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena
tidak perlu mencapai otot. Tempat pemberian injeksi jenis ini adalah jaringan lemak di belakang
lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum menggunakan teknik injeksi ini. Selain itu, vaksin
tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes
zoster) juga diberikan secara subkutan.

4. Injeksi Intradermal
Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis, yaitu lapisan yang
berada tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat
dengan jarum ditempatkan hampir rata pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling
lama dari rute ini dibandingkan dengan injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan. Oleh
karena itu, injeksi intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes tuberkulin dan
alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah dilihat karena lokasi
suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi injeksi intradermal adalah lengan
bawah dan punggung bawah.

5. Injeksi Depot
Injeksi depot adalah injeksi yang dilakukan untuk menyimpan obat dalam massa lokal,
yang disebut depot, untuk kemudian secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Injeksi
jenis ini memungkinkan senyawa aktif dilepaskan secara konsisten dalam jangka waktu lama. Zat
yang dimasukkan dalam injeksi depot biasanya berbentuk agak padat atau berbahan dasar minyak.

Contoh injeksi depot termasuk Depo Provera dan haloperidol decanoate. Pasien kanker
prostat yang menerima terapi hormon biasanya mendapatkan suntikan depot sebagai pengobatan
atau terapi. Zoladex adalah contoh obat yang dikirim oleh depot untuk perawatan atau terapi
kanker prostat. Naltrexone dapat diberikan dalam suntikan depot bulanan untuk mengendalikan
penyalahgunaan opioid. Dalam hal ini, injeksi depot meningkatkan kepatuhan dengan mengganti
administrasi pil setiap hari.

Injeksi biasanya dilakukan sesuai saran dokter, atau untuk tujuan tertentu seperti ketika
ingin mendonorkan darah.

Injeksi dapat dilakukan di rumah sakit, laboratorium, atau tempat-tempat yang


menyediakan layanan kesehatan lainnya. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung
membuat appointment sesuai poliklinik atau dokter spesialis.

Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan injeksi

1. Identifikasi dan Persiapan Pasien :

 Dokter harus selalu menuliskan identitas pasien (nama lengkap, umur, alamat), penghitungan dosis
obat dan instruksi cara memberikan obat dalam resep dokter/ rekam medis pasien dengan jelas.
 Sebelum melakukan injeksi, petugas yang akan memberikan suntikan harus selalu mengecek kembali
identitas pasien dengan menanyakan secara langsung nama lengkap dan alamat pasien, menanyakan
kepada keluarga yang menunggui pasien (bila pasien tidak sadar) atau dengan membaca gelang
identitas pasien (bila pasien adalah pasien yang dirawat di rumah sakit) dan mencocokkannya dengan
identitas pasien yang harus diberi injeksi.
 Sebelum memberikan obat dan melakukan injeksi, dokter harus selalu menanyakan kepada pasien
atau kembali melihat data rekam medis pasien :
1. Apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap jenis obat tertentu.
2. Apakah saat ini pasien dalam keadaan hamil. Beberapa jenis obat mempunyai efek
teratogenik terhadap fetus.
 Berikan privacy kepada pasien, bila injeksi dilakukan di paha atas atau pantat. Lakukan injeksi dalam
kamar pemeriksaan.
 Beritahu pasien prosedur yang akan dilakukan.
 Untuk mengurangi rasa takut pasien, untuk mengalihkan perhatian pasien, selama injeksi ajaklah
pasien berbicara atau minta pasien untuk bernafas dalam.

2. Persiapan obat : jenis, dosis dan cara pemberian obat serta kondisi fisik obat dan
kontainernya.

 Siapkan obat yang akan disuntikkan dan peralatan yang akan dipergunakan untuk menyuntikkan obat
dalam satu tray.
 Sebelum menyuntikkan obat, instruksi pemberian obat dan label obat harus selalu dibaca dengan
seksama (nama obat, dosis, tanggal kadaluwarsa obat), dan dicocokkan dengan jenis dan dosis obat
yang harus disuntikkan kepada pasien
 Kondisi fisik obat dan kontainernya harus selalu dilihat dengan seksama, apakah ada perubahan fisik
botol obat (segel terbuka, label nama obat tidak terbaca dengan jelas, kontainer tidak utuh atau retak)
atau terjadi perubahan fisik pada obat (bergumpal, mengkristal, berubah warna, ada endapan, dan
lain-lain).
 Obat dalam bentuk serbuk harus dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai.
 Obat tidak boleh disuntikkan bila :
1. Ada ketidaksesuaian/ keraguan akan jenis atau dosis obat yang tersedia dengan instruksi
dokter.
2. Ada ketidaksesuaian identitas pasien yang akan disuntik dengan identitas pasien dalam
lembar instruksi injeksi.
3. Ada perubahan fisik pada obat atau kontainernya.
4. Tanggal kadaluwarsa obat telah lewat.

 Pengecekan identitas pasien sangat penting untuk keselamatan pasien. Kesalahan pemberian injeksi
dapat berakibat serius, bahkan fatal.
 Penyiapan obat dan teknik injeksi harus dilakukan secara aseptik untuk mencegah masuknya
partikel asing maupun mikroorganisme ke dalam tubuh pasien. Kerusakan yang permanen pada
syaraf atau struktur jaringan serta transmisi infeksi, dapat terjadi karena kesalahan teknik injeksi atau
akibat penggunaan jarum yang tidak layak, misalnya jarum yang tumpul, tidak rata atau tidak
disposable.

Alat dan Bahan

Penggunaan alat-alat yang tepat akan memudahkan pelaksana injeksi serta meminimalkan
ketidaknyamanan dan efek samping bagi pasien.

1. Kapas dan alkohol 70%


2. Sarung tangan
3. Obat yang akan diinjeksikan
4. Jarum steril disposable

Penyiapan Jarum, Spuit dan Obat untuk Injeksi

1. Tentukan jenis obat dan teknik injeksi yang akan dilakukan.


2. Cuci tangan dengan seksama.
3. Pemilihan jarum :

Panjang jarum ditentukan oleh teknik injeksi, sementara ukuran jarum ditentukan oleh jenis obat
yang diinjeksikan.

 Injeksi subkutan memerlukan jarum yang pendek. Panjang jarum ½ - 7/8” dengan ukuran jarum 23 –
25.
 Injeksi Intradermal memerlukan jarum yang lebih pendek dibanding jarum untuk injeksi subkutan,
yaitu panjang ¼ - ½” dengan ukuran jarum 26.
 Injeksi intramuskuler memerlukan jarum yang lebih panjang, yaitu 1” – 1.5” dengan ukuran jarum 20
– 22.

Orientasi :
Assalamu’alaikum, Ny. x, Perkenalkan nama saya perawat …. biasa dipanggil…. Saya perawat pelaksana yang akan
merawat anda, bagaimana perasaan Ny. x hari ini? Apa keluhan yang anda rasakan saat ini, bagaimana istirahatnya
semalam? Apakah bisa istirahat cukup?

Begini Ny. x saya mau melakukan tindakan injeksi / suntik subcutan didaerah lengan bagian atas tujuannya
melakukan / melanjutkan terapi pengobatan Ny. X yang telah diprogramkan oleh Dokter.

Apakah Ny. x bersedia saya lakukan tindakan tersebut? Maka saya minta waktunya kurang lebih 10 menit untuk
melakukan tindakan.

Bagaimana, apakah Ny. x sudah siap? Klo begitu saya akan kembali mengambil alat yang akan dibutuhkan.

Tahap Kerja :

Sebelum saya melakukan tindakan akan saya tutup dulu pintunya ya? Apakah Ny. X bisa duduk? Klo tidak bisa
sambil berbaring saja tidak apa-apa, Ny. x bahu lengannya agak diangkat sedikit saya akan pasang perlak
pengalasnya dulu?

Saya pasang sarung tangan terlebih dahulu setelah itu akan saya bersihkan daerah 1/3 dari bahu lengan atas dengan
kapas alkohol dulu.

Sudah siap Ny. X saya suntik ya? Tolong tarik nafas panjang saja kalau terasa sakit,sakit sedikit ya…

Sudah selesai,

Terminasi :

Bagaimana perasaan Ny. X setelah diberikan obat injeksi?

Apakah masih terasa sakit?

Setelah saya lakukan tindakan injeksi, tunggu beberapa jam reaksinya?

Apabila terjadi masalah yang lain tolang hubungi saya lagi diruang jaga saja?

Semoga cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasa lagi.

Saya akan kesini lagi sekitar 3-4 jam lagi untuk mengecek keadaan Ny. X
Setelah selesai saya bereskan kembali alat-alat dan mencuci tangan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Fase Tugas Perawat

Prainteraksi
ü Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

ü Mencuci tangan

ü Menyiapkan obat dengan benar

ü Menempatkan alat didekat pasien dengan benar

Orientasi

ü Menberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

ü Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien

ü Menanyakan kesiapan pasien sebelum melakukan tindakan

Kerja

ü Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan

ü Memasang perlak dan alasnya

ü Membebaskan daerah yang akan dilakukan injeksi / menutup pintu sebagai


privasi.

ü Memakai sarung tangan

ü Menentukan tempat penyuntikan dengan benar

ü Membersihkan kulit dengan kapas alkohol


ü Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit

ü Memasukan spuit dengan sudut 40- 60 derajat, jarum masuk 2/3

ü Melakukan aspirasidan pastikan darah tidak masuk spuit

ü Memasukan obat secara perlahan

ü Mencabut jarum dari tempat penusukan

ü Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan

ü Membuang spuit kedalam bengkok

Terminasi

ü Melakukan evaluasi tindakan

ü Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

ü Berpamitan dengan pasien

ü Mencuci tangan

ü Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai