Anda di halaman 1dari 13

JURNAL INJEKSI (IC,IV,IM,SC)

Rinni Novella Simatupang


S1
Keperawatan
STIKes NAULI HUSADA SIBOLGA

ABSTRAK
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Pemberian injeksi
merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
Skillslab keterampilan Teknik Injeksi dan Pungsi adalah satuan waktu belajar yang bertujuan
untuk membahas tentang praktik melakukan injeksi baik secara intra vena, intra muskular,
intra dermal, sub kutan dan teknik melakukan pungsi vena, kapiler, dan arteri sesuai indikasi
yang benar.
Kata kunci : injeksi, obat, vena

PENDAHULUAN 1. Anatomi dan fisiologi kulit, jaringan


Injeksi dan pungsi vena merupakan subkutan, otot dan sistem vaskuler perifer
tindakan medis yang paling sering (vena dan kapiler).
dilakukan oleh dokter selama prakteknya, 2. Farmakologi (golongan obat injeksi,
sehingga keterampilan Injeksi farmakodinamik dan farmakokinetik serta
(intramuskuler, intravena, intrakutan dan efek samping obat injeksi).
subkutan) serta Pungsi Vena adalah 3. Berbagai jenis antikoagulan, mekanisme
keterampilan dengan tingkat kompetensi 4 kerja antikoagulan dan tujuan pemeriksaan
(mahasiswa harus dapat melakukannya darah. Injeksi bertujuan untuk
secara mandiri). Sebelum mempelajari memasukkan obat ke dalam tubuh
keterampilan Injeksi, Pungsi Vena dan penderita. Pemberian obat secara injeksi
Pungsi Kapiler sebaiknya mahasiswa telah dilakukan bila :
memiliki pengetahuan : 1. Dibutuhkan kerja obat secara kuat, cepat
dan lengkap.
2. Absorpsi obat terganggu oleh makanan tidak direarbsorbsi oleh usus. Pemberian
dalam saluran cerna atau obat dirusak oleh injeksi bisa juga dilakukan untuk anastesi
asam lambung, sehingga tidak dapat lokal.
diberikan per oral. LANDASAN TEORI
3. Obat tidak diabsorpsi oleh usus. 1. TEKNIK INJEKSI
4. Pasien mengalami gangguan kesadaran Teknik injeksi yang paling sering
atau tidak kooperatif. dilakukan adalah :
5. Akan dilakukan tindakan operatif 1. Injeksi intramuskuler : Obat
tertentu (misalnya dilakukan injeksi diinjeksikan ke dalam lapisan otot.
infiltrasi zat anestetikum sebelum tindakan Resorpsi obat akan terjadi dalam 10-30
bedah minor untuk mengambil tumor jinak menit. Obat yang sering diberikan secara
di kulit). intramuskuler misalnya : vitamin, vaksin,
6. Obat harus dikonsentrasikan di area antibiotik, antipiretik, hormon-hormon
tertentu dalam tubuh (misalnya injeksi kelamin dan lain-lain.
kortikosteroid intra-artrikuler pada artritis, 2. Injeksi subkutan : obat diinjeksikan ke
bolus sitostatika ke area tumor). dalam lapisan lemak di bawah kulit.
TUJUAN INJEKSI Resorpsi obat berjalan lambat karena
Pada umumnya Injeksi dilakukan dalam jaringan lemak tidak banyak
dengan tujuan untuk mempercepat proses terdapat pembuluh darah. Obat yang sering
penyerapan (absorbsi) obat untuk diberikan secara subkutan adalah : insulin,
mendapatkan efek obat yang cepat. Injeksi anestesi lokal
biasanya dilakukan pada pasien yang tidak 3. Injeksi intradermal/ intrakutan : obat
sadar dan tidak mau bekerja sama karena diinjeksikan ke dalam lapisan kulit bagian
tidak memungkinkan untuk diberikan obat atas, sehingga akan timbul indurasi kulit.
secara oral. Apabila klien tidak sadar  atau Tindakan menyuntikkan obat secara
bingung, sehingga klien tidak mampu intrakutan yang sering dilakukan yaitu
menelan atau mempertahankan obat tindakan skin test, tes tuberkulin/ Mantoux
dibawah lidah. Oleh karena itu, untuk test.
memenuhi kebutuhan obat klien dilakukan 4. Injeksi intravena : Obat diinjeksikan
denganpemberian obat secara injeksi. langsung ke dalam vena sehingga
Selain itu, indikasi pemberian obat secara menghasilkan efek tercepat, dalam waktu
injeksi juga  disebabkan karena ada 18 detik (yaitu waktu untuk satu kali
beberapa obat yang merangsang atau peredaran darah) obat sudah tersebar ke
dirusak getah lambung (hormon), atau seluruh jaringan. Obat yang disuntikkan
secara intravena misalnya bermacam- efek teratogenik terhadap fetus. Berikan
macam antibiotika. Di antara ketiga cara privacy kepada pasien, bila injeksi
pertama, perbedaan teknik berada pada dilakukan di paha atas atau pantat.
besar sudut insersi jarum terhadap Lakukan injeksi dalam kamar
permukaan kulit pemeriksaan. Beritahu pasien prosedur
2. PERSIAPAN yang akan dilakukan. Bangunkan pasien
1. Identifikasi dan Persiapan Pasien; bila sebelumnya pasien dalam keadaan
Dokter harus selalu menuliskan tidur. Bila pasien tidak sadar, berikan
identitas pasien (nama lengkap, umur, penjelasan kepada keluarganya..
alamat), Perbandingan sudut insersi jarum terhadap
-Penghitungan dosis obat dan instruksi permukaan kulit : injeksi IM (90o ),
cara memberikan obat dalam resep dokter/ subkutan (45o ) dan intradermal (15o ) 15
rekam medis pasien dengan jelas. pasien tidak kooperatif (misalnya anak-
Sebelum melakukan injeksi, petugas yang anak atau pasien dengan gangguan jiwa),
akan memberikan suntikan harus selalu mintalah bantuan orang tuanya atau
mengecek kembali identitas pasien perawat. Untuk mengurangi rasa takut
dengan menanyakan secara langsung nama pasien, untuk mengalihkan perhatian
lengkap dan alamat pasien, menanyakan pasien, selama injeksi ajaklah pasien
kepada keluarga yang menunggui pasien berbicara atau minta pasien untuk bernafas
(bila pasien tidak sadar) atau dengan dalam.
membaca gelang identitas pasien (bila 2. Persiapan obat : jenis, dosis dan cara
pasien adalah pasien yang dirawat di pemberian obat serta kondisi fisik obat dan
rumah sakit) dan mencocokkannya dengan kontainernya. - Siapkan obat yang akan
identitas pasien yang harus diberi injeksi. disuntikkan dan peralatan yang akan
Sebelum memberikan obat dan melakukan dipergunakan untuk menyuntikkan obat
injeksi, dokter harus selalu menanyakan dalam satu tray. Jangan mulai
kepada menyuntikkan obat sebelum semua
Pasien atau kembali melihat data rekam peralatan dan obat siap. - Sebelum
medis pasien : menyuntikkan obat, instruksi pemberian
1) Apakah pasien mempunyai riwayat obat dan label obat harus selalu dibaca
alergi terhadap jenis obat tertentu. dengan seksama (nama obat, dosis, tanggal
2) Apakah saat ini pasien dalam keadaan kadaluwarsa obat), dan dicocokkan dengan
hamil. Beberapa jenis obat mempunyai jenis dan dosis obat yang harus
disuntikkan kepada pasien. - Kondisi fisik - Kanula (shaft, bagian batang jarum).
obat dan kontainernya harus selalu dilihat Pengecekan identitas pasien sangat penting
dengan seksama, apakah ada perubahan untuk keselamatan pasien. Kesalahan
fisik botol obat (segel terbuka, label nama pemberian injeksi dapat berakibat serius,
obat tidak terbaca dengan jelas, kontainer bahkan fatal. Penyiapan obat dan teknik
tidak utuh atau retak) atau terjadi injeksi harus dilakukan secara aseptik
perubahan fisik pada obat (bergumpal, untuk mencegah masuknya partikel asing
mengkristal, berubah warna, ada endapan, maupun mikroorganisme ke dalam tubuh
dan lain-lain). - Obat dalam bentuk serbuk pasien. Kerusakan yang permanen pada
harus dilarutkan menggunakan pelarut syaraf atau struktur jaringan serta transmisi
yang sesuai. Obat dilarutkan menjelang infeksi, dapat terjadi karena kesalahan
digunakan. Perhatikan instruksi teknik injeksi atau akibat penggunaan
melarutkan obat dan catatan -catatan jarum yang tidak layak, misalnya jarum
khusus setelah obat dilarutkan, misalnya yang tumpul, tidak rata atau tidak
stabilitas obat setelah dilarutkan dan disposable.
kepekaan obat terhadap cahaya. - Dokter - Hub (bagian jarum yang berhubungan
harus mengetahui efek potensial (efek dengan adapter dari spuit). Bagian-bagian
yang diharapkan dan efek samping) dari Jarum Standard panjang jarum adalah 0,5
pemberian obat. – 6 inchi. Pemilihan panjang jarum
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN tergantung pada teknik pemberian obat,
UNTUK INJEKSI sementara pemilihan ukuran jarum
Penggunaan alat-alat yang tepat tergantung pada viskositas obat yang
akan memudahkan pelaksana injeksi serta disuntikkan. Ukuran jarum diberi nomor
meminimalkan ketidaknyamanan dan efek 14-27. Makin besar angka, makin kecil
samping bagi pasien. diameter jarum. Jarum berukuran kecil
1. Kapas dan alkohol 70% dipergunakan untuk obat yang encer atau
2. Sarung tangan cair, sementara jarum diameter besar
3. Obat yang akan diinjeksikan dipergunakan untuk obat yang kental..
4. Jarum steril disposable Bagian-bagian Variasi Panjang & Diameter Jarum 18
jarum yaitu : 5. Spuit steril disposable. Bagian-bagian
- Lumen jarum (ruang di bagian dalam spuit Spuit terdiri dari bagian-bagian :
jarum di mana obat mengalir). - Tutup spuit (cap)
- Bevel (bagian jarum yang tajam/ - Jarum
menusuk kulit).
- Adapter dipergunakan untuk menentukan dosis
- Barrel : di dinding barrel terdapat skala obat dengan tepat. Peralatan untuk injeksi
0.01, 0.1, 0.2 atau 1 mL harus steril.
- Plunger : untuk mendorong obat dalam -Lihat adanya kerusakan fisik pada jarum
barrel masuk ke dalam tubuh. Gambar dan spuit, misalnya segel terbuka, ada
6. Variasi Ukuran Spuit Penyiapan Jarum, tanda karat pada jarum, adanya air dalam
Spuit dan Obat untuk Injeksi spuit dan lain-lain.
1. Tentukan jenis obat dan teknik injeksi 5. Pemasangan jarum pada spuit :
yang akan dilakukan. Bev el Hub Cap Keluarkan spuit dari kemasannya.
Needle Barrel Plunger Adapter 19  Jangan menyentuh bagian steril dari
2. Cuci tangan dengan seksama. spuit, yaitu bagian adapter dan batang
3. Pemilihan jarum : Panjang jarum plunger,
ditentukan oleh teknik injeksi, sementara  karena bagian-bagian tersebut akan
ukuran jarum ditentukan oleh jenis obat berkontak dengan jarum dan bagian dalam
yang diinjeksikan. barrel. Kontaminasi bagian-bagian tersebut
- Injeksi subkutan memerlukan jarum yang berpotensi menularkan infeksi kepada
pendek. Panjang jarum ½ - 7/8” dengan pasien.
ukuran jarum 23 – 25. -Segel karet (rubber stopper) di dalam
- Injeksi Intradermal memerlukan jarum barrel dilihat apakah menempel erat pada
yang lebih pendek dibanding jarum untuk puncak plunger sehingga tidak terlepas
injeksi subkutan, yaitu panjang ¼ - ½” waktu plunger digerakkan, dan cukup rapat
dengan ukuran jarum 26. menutup diameter barrel sehingga tidak
- Injeksi intramuskuler memerlukan jarum ada cairan obat yang merembes keluar.
yang lebih panjang, yaitu 1” – 1.5” dengan Spuit dipegang dengan tangan kiri dan
ukuran jarum 20 – 22. plunger ditarik keluar masuk barrel
4. Pemilihan spuit : Pemilihan ukuran beberapa kali.
spuit tergantung volume dan viskositas -Dirasakan apakah tahanan cukup dan
obat yang diinjeksikan. plunger bergerak cukup mudah. Dilihat
-Cek kapasitas spuit, pastikan spuit dapat apakah posisi segel karet berubah.
menampung volume obat. Kapasitas spuit Perbandingan Teknik Injeksi Intradermal,
dinyatakan dengan mL atau cc (cubic Subkutan dan Intramuskuler Route Jumlah
centimeter). obat Lokasi injeksi Sudut Spuit Ukuran
-Lihat apakah skala pada dinding spuit Jarum Panjang Jarum Id 0.1 mL
tertera dengan jelas dan dapat
Antebrachii 15-20o 1 mL (Tuberkulin) 25- beradapasien, ditambahkan sedikit ( di
27 ¼ - ½” Sk 2 mL Lengan atas 45o 2.5-3 bawah permukaan cairan supaya udara
mL 23-25 ½ - 7/8” Im 1 mL Deltoid 90o tidak masuk ke dalam spuit. 21
2.5-5 mL 20-22 1” – 1.5” Im 5 mL Gluteus -Cara Mengaspirasi Obat dari dalam Botol
90o 2.5-5 mL 20-22 1” – 1.5” Im 5 mL Vial, Jika obat masih berupa serbuk, obat
Vastus Lateralis 90o 2.5-5 mL 20-22 1” – harus dilarutkan lebih dulu dengan
1.5” Kemasan jarum disobek di bagian pelarutnya dan dikocok hingga obat benar-
pangkal jarum sehingga pangkal jarum benar terlarut dengan sempurna. Jumlah
keluar. pelarut sesuai dengan instruksi pabrik.
-Dikeluarkan dari kemasan dengan Prosedur mengaspirasi pelarut sama
memegang tutup jarum, hindarkan dengan prosedur aspirasi obat yang sudah
memegang bagian hub jarum. Tutup berbentuk larutan. - Setelah obat terlarut
adapter spuit dibuka dan pasangkan hub sempurna, ganti jarum pada spuit dengan
jarum ke adapter spuit. jarum baru, dan aspirasi larutan seperti
-Kencangkan jarum dengan memutarnya cara di atas. - Setelah obat diaspirasi sesuai
ke kanan (seperempat putaran), pastikan keperluan, tarik spuit keluar vial. Cek
jarum telah cukup kencang pada spuit. apakah jumlah obat yang diaspirasi sudah
Tutup jarum dibuka. Dilihat apakah jarum sesuai dosis + 0,2 mL.
lurus, ujung jarum rata dan runcing, serta 7. Aspirasi obat dari dalam ampul :
tidak ada karat di permukaan jarum. -Kibaskan atau ketuk-ketuk bagian atas
6. Aspirasi obat dari dalam vial : ampul supaya cairan obat yang terjebak di
-Buka logam penutup karet vial. Bersihkan leher dan bagian atas ampul turun ke
tutup karet vial dengan kapas alkohol, bawah Mengetuk Bagian Atas Ampul 22 -
biarkan mengering. Bersihkan leher ampul dengan kapas
-Tusukkan jarum sampai ujung jarum alkohol.
melewati tutup karet, bevel jarum -Pegang bagian bawah dan atas ampul
menghadap ke atas. Bagian hub jarum dengan kedua tangan dan patahkan leher
jangan menyentuh tutup karet. ampul
-Dengan posisi kedua tangan, aspirasi obat -Mematahkan Leher Ampul Lihat larutan
dengan menarik plunger perlahan, sampai obat di dalam ampul, adakah pecahan kaca
sejumlah volume obat yang akan ampul di dalamnya. Jika ada pecahan kaca,
diinjeksikan kepada 0.2 mL). Selama ampul harus dibuang.
aspirasi, ujung jarum harus selalu
-Aspirasi larutan obat dari dalam ampul Menghilangkan Gelembung Udara dari
menggunakan spuit yang sudah disiapkan dalam Spuit
dengan cara : INJEKSI INTRAMUSKULER
(a) ampul dipegang dengan tangan kiri, Obat-obat yang diberikan secara
diaspirasi menggunakan spuit yang injeksi intramuskuler adalah obat-obat
dipegang dengan tangan kanan, atau yang menyebabkan iritasi jaringan lemak
(b) letakkan ampul di meja yang datar, subkutan dengan onset aksi obat relatif
pegang ampul dengan tangan kiri, cepat dan durasi kerja obat cukup panjang.
diaspirasi menggunakan spuit yang Obat yang diinjeksikan ke dalam otot
dipegang dengan tangan kanan. Sembari membentuk deposit obat yang diabsorpsi
diaspirasi, jarum harus berada di bawah secara gradual ke dalam pembuluh darah.
permukaan cairan Teknik injeksi intramuskuler adalah teknik
-Obat diaspirasi sesuai dosis yang injeksi yang paling mudah dan paling
diperlukan, ditambah 0,2 mL. aman, meski teknik injeksi intramuskuler
-Keluarkan spuit dari ampul, dan lihat memerlukan otot dalam keadaan relaksasi
apakah volume obat sudah sesuai dosis. sehingga sangat penting pasien dalam
8. Menghilangkan gelembung udara dari keadaan rileks. 24 Lokasi injeksi Panjang
dalam spuit. Aspirasi Obat dari dalam jarum yang digunakan biasanya 1-1.5”
Spuit. (a) (b) 23 Pegang jarum dengan dengan ukuran jarum 20-22. Tempat yang
lubang jarum menghadap ke atas. Tarik dipilih adalah tempat yang jauh dari arteri,
plunger perlahan, supaya cairan obat vena dan nervus, misalnya :
dalam batang jarum masuk ke dalam 1. Regio Gluteus
barrel. Jika volume obat lebih dari 1 mL,
-Ketuk-ketuk barrel perlahan supaya biasanya dipilih daerah gluteus karena
gelembung udara naik ke permukaan otot-otot di daerah gluteus tebal sehingga
cairan. mengurangi rasa sakit dan kaya
-Dorong plunger perlahan, sehingga cairan vaskularisasi sehingga absorpsi lebih baik.
obat naik sampai hub jarum dan Volume obat yang diinjeksikan maksimal
gelembung udara keluar dari lubang jarum. 5 mL. Jika volume obat lebih dari 5 mL,
0,2 mL) terbuang. Dorong plunger maka dosis obat dibagi 2 kali injeksi.
sampai sejumlah kecil cairan obat Penentuan lokasi injeksi harus ditentukan
-Cek kembali ketepatan dosis obat. secara tepat untuk menghindarkan trauma
-Obat siap diinjeksikan. dan kerusakan ireversibel terhadap tulang,
pembuluh darah besar dan nervus
sciaticus, yaitu di kuadran superior lateral baru lahir (pada bayi baru lahirjangan
gluteus. Posisi pasien paling baik adalah melakukan injeksi intramuskuler di
berbaring tengkurap dengan regio gluteus gluteus, karena otot-otot regio gluteus
terpapar. belum sempurna sehingga absorpsi obat
-Paling mudah dilakukan, namun angka kurang baik dan risiko trauma nervus
terjadi komplikasi paling tinggi. sciaticus mengakibatkan paralisis
-Hati-hati terhadap nervus sciaticus dan ekstremitas bawah. Posisi pasien dalam
arteri glutea superior. keadaan duduk atau berdiri dengan bagian
-Lokasi injeksi intramuskuler di regio kontralateral tubuh ditopang secara stabil.
gluteus (kuadran superior lateral) 25 Lokasi injeksi intramuskuler di superior
2. Regio superior lateral femur 26
Lateral femur Yang diinjeksi 3. Regio femur
adalah m. vastus lateralis, salah satu otot Bagian depan Yang diinjeksi
dari 4 otot dalam kelompok quadriceps adalah m. rectus femoris. Pada orang
femoris, berada di regio superior lateral dewasa terletak pada regio femur 1/3
femur. Titik injeksi kurang lebih berada di medial anterior. Pada bayi atau orang tua,
antara 5 jari di atas lutut sampai 5 jari di kadang-kadang kulit di atasnya perlu
bawah lipatan inguinal. Pada orang ditarik atau sedikit dicubit untuk
dewasa, m. vastus lateralis terletak pada membantu jarum mencapai kedalaman
sepertiga tengah paha bagian luar. Pada yang tepat. Pada orang dewasa, volume
bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit obat yang diijeksikan di area ini sampai 2
di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit mL (untuk bayi kurang lebih 1 mL).
untuk membantu jarum mencapai Lokasi ini jarang digunakan, namun
kedalaman yang tepat. Meski di area ini biasanya sangat penting untuk melakukan
tidak ada pembuluh darah besar atau syaraf
auto - injection, misalnya pasien dengan
utama, kadang dapat terjadi trauma pada riwayat alergi berat biasanya
nervus cutaneus femoralis lateralis menggunakan tempat ini untuk
superficialis. Jangan melakukan injeksi menyuntikkan steroid injeksi yang mereka
terlalu dekat dengan lutut atau inguinal. bawa ke mana-mana.
-Pada orang dewasa, volume obat yang 4. Regio deltoid
diijeksikan di area ini sampai 2 mL (untuk Pasien dalam posisi duduk. Lokasi
bayi kurang lebih 1 mL). Merupakan area injeksi biasanya di pertengahan regio
injeksi intramuskuler pilihan pada bayi
deltoid, 3 jari di bawah sendi bahuLuas
area suntikan paling sempit dibandingkan untuk mengetahui apakah jarum
regio yang lain. Indikasi injeksi mengenai pembuluh darah atau tidak.
intramuskuler antara lain untuk Lakukan aspirasi Injeksikan obat dengan
menyuntikkan antibiotik, analgetik, anti ibu jari tangan kanan mendorong plunger
vomitus dan sebagainya. Volume obat perlahan-lahan, jari telunjuk dan jari
yang diinjeksikan maksimal 1 mL. tengah menjepit barrel tepat di bawah kait
Organ penting yang mungkin terkena plunger. Setelah obat diinjeksikan
adalah arteri brachialis atau nervus seluruhnya, tarik jarum keluar dengan arah
radialis. Hal ini terjadi apabila kita yang sama dengan arah masuknya jarum
menyuntik lebih jauh ke bawah daripada dan masase area injeksi secara sirkuler
yang seharusnya. Minta pasien untuk menggunakan kapas alkohol kurang lebih
meletakkan tangannya di pinggul (seperti 5 detik. Melakukan kontrol perdarahan.
gaya seorang peragawati), dengan Pasang plester di atas luka tusuk.
demikian tonus ototnya akan berada Lakukan observasi terhadap pasien
kondisi yang mudah untuk disuntik dan beberapa saat setelah injeksi. Aspirasi
dapat mengurangi nyeri. Lokasi injeksi di harus selalu dilakukan sebelum
regio deltoid 27 Prosedur injeksi menginjeksikan obat, karena obat yang
intramuskuler Regangkan kulit di atas seharusnya masuk ke dalam otot atau
area injeksi. Jarum akan lebih mudah jaringan lemak subkutan dapat menjadi
ditusukkan bila kulit teregang. Dengan emboli yang berbahaya bila masuk ke
teregangnya kulit, maka secara mekanis dalam pembuluh darah. Pastikan semua
akan membantu mengurangi sensitivitas obat dalam spuit habis diinjeksikan ke
ujung-ujung saraf di permukaan kulit. dalam otot, karena sisa obat dalam spuit
Spuit dipegang dengan ibu jari dan jari dapat menyebabkan iritasi subkutan saat
telunjuk tangan kanan. Cara memegang jarum ditarik keluar. Jika pasien
spuit untuk injeksi intramuskuler Jarum mendapatkan suntikan berulang, lakukan
ditusukkan dengan cepat melalui kulit dan di sisi yang berbeda.
subkutan sampai ke dalam otot dengan INJEKSI SUBKUTAN
jarum tegak lurus terhadap permukaan Obat diinjeksikan ke dalam
kulit, bevel jarum menghadap ke atas. jaringan di bawah kulit (subkutis). Obat
Injeksi intramuskuler. Arah jarum tegak yang diinjeksikan secara subkutan
lurus permukaan kulit Setelah jarum biasanya adalah obat yang kecepatan
berada dalam lapisan otot, lakukan aspirasi absorpsinya dikehendak i lebih lambat
dibandingkan injeksi intramuskuler atau jarum menghadap ke atas. 30 e. Jarum
efeknya diharapkan bertahan lebih lama. ditusukkan menembus kulit, sampai
Obat yang diinjeksikan secara subkutan jaringan lemak di bawah kulit sampai
harus obat-obat yang dapat diabsorpsi kedalaman kurang lebih ¾ panjang jarum.
dengan sempurna supaya tidak Arah jarum pada injeksi subkutan adalah
menimbulkan iritasi jaringan lemak membentuk sudut 450 terhadap permukaan
subkutan. Indikasi injeksi subkutan antara kulit. f. Lepaskan cubitan dengan tetap
lain untuk menyuntikkan adrenalin pada menstabilkan posisi spuit. Injeksi
shock anafilaktik, atau untuk obat-obat subkutan, arah jarum membentuk sudut
yang diharapkan mempunyai efek sistemik 45o terhadap permukaan kulit g. Aspirasi
lama, misalnya insulin pada penderita untuk mengetahui apakah ujung jarum
diabetes. Injeksi subkutan dapat dilakukan masuk ke dalam pembuluh darah atau
di hampir seluruh area tubuh, tetapi tempat tidak. h. Injeksikan obat dengan menekan
yang dipilih biasanya di sebelah lateral plunger dengan ibu jari perlahan dan
lengan bagian atas (deltoid), di permukaan stabil, karena injeksi yang terlalu cepat
anterior paha (vastus lateralis) atau di akan menimbulkan rasa nyeri. i. Tarik
pantat (gluteus). Area deltoid dipilih bila jarum keluar tetap dengan sudut 450
volume obat yang diinjeksikan sebanyak terhadap permukaan kulit. Letakkan kapas
0.5 – 1.0 mL atau kurang. Jika volume alkohol di atas bekas tusukan. j. Berikan
obat lebih dari itu (sampai maksimal 3 masase perlahan di atas area suntikan
mL) biasanya dipilih di area vastus untuk membantu merapatkan kembali
lateralis. Cara melakukan injeksi subkutan jaringan bekas suntikan dan meratakan
adalah : a. Pilih area injeksi. b. Sterilkan obat sehingga lebih cepat diabsorpsi. 31
area injeksi dengan kapas alkohol 70% INJEKSI INTRADERMAL Pada injeksi
dengan gerakan memutar dari pusat ke Intradermal, obat disuntikkan ke dalam
tepi. Buka tutup jarum dengan menariknya lapisan atas dari kulit. Teknik injeksi
lurus ke depan (supaya jarum tidak Intradermal sering merupakan bagian dari
bengkok), letakkan tutup jarum pada tray/ prosedur diagnostik, misalnya tes
tempat yang datar. c. Stabilkan area injeksi tuberkulin, atau tes alergi (skin test), di
dengan mencubit kulit di sekitar tempat mana biasanya hanya disuntikkan sejumlah
injeksi dengan ibu jari dan jari telunjuk kecil obat sebelum diberikan dalam dosis
tangan kiri (jangan menyentuh tempat yang lebih besar dengan teknik lain
injeksi). d. Pegang spuit dengan ibu jari (misal : diinjeksikan 0,1 mL antibiotik
dan jari telunjuk tangan kanan, bevel secara Intradermal untuk skin test sebelum
diberikan dosis lebih besar secara berarti insersi terlalu dalam, tariklah jarum
intravena). Indikasi injeksi intra dermal sedikit ke arah luar.
antara lain untuk vaksinasi BCG, skin test g. Obat diinjeksikan, seharusnya muncul
sebelum menyuntikkan antibiotika dan indurasi kulit, yang menunjukkan bahwa
injeksi alergen (contoh : injeksi lamprin obat berada di antara jaringan intradermal.
untuk desensitisasi). Lapisan-lapisan kulit. h. Setelah obat diinjeksikan seluruhnya,
Panjang jarum yang dipilih adalah ¼ - 1/2” tarik jarum keluar dengan arah yang sama
dan spuit ukuran 26. Biasanya yang sesuai dengan arah masuknya jarum.
ukuran itu adalah spuit tuberkulin atau i. Jika tidak terjadi indurasi, ulangi
spuit insulin. Tempat injeksi yang dipilih prosedur injeksi di sisi yang lain.
biasanya bagian medial/ volair dari regio j. Pasien diinstruksikan untuk tidak
antebrachii. Prosedur injeksi Intradermal : menggosok, menggaruk atau mencuci/
a. Posisi pasien : pasien duduk dengan siku membasahi area injeksi.
kanan difleksikan, telapak tangan pada k. Tes tuberkulin : pasien diinstruksikan
posisi supinasi, sehingga permukaan volair untuk kembali setelah 48-72 jam untuk
regio antebrachii terekspos. dilakukan evaluasi hasil tes tuberkulin.
b. Tentukan area injeksi. l. Skin test/ allergy test : reaksi akan
c. Lakukan sterilisasi area injeksi dengan muncul dalam beberapa menit, berupa
kapas alkohol. 32 kemerah-merahan pada kulit di sekitar
d. Fiksasi kulit : menggunakan ibu jari tempat injeksi. Injeksi intradermal.
tangan kiri, regangkan kulit area injeksi, Indurasi kulit setelah injeksi intradermal
tahan sampai bevel jarum dinsersikan. Tanda bahwa injeksi intradermal berhasil
Posisi Jarum pada Injeksi Intradermal adalah terasa sedikit tahanan saat jarum
e. Pegang spuit dengan tangan kanan, dimasukkan dan menelusuri dermis serta
bevel jarum menghadap ke atas. Jangan terjadinya indurasi kulit sesudahnya.
menempatkan ibu jari atau jari lain di INJEKSI INTRAVENA
bawah spuit karena akan menyebabkan Injeksi intravena dbiasanya
sudut jarum lebih dari 150 sehingga ujung dilakukan terhadap pasien yang dirawat di
jarum di bawah dermis. rumah sakit. Injeksi intravena dapat
f. Jarum ditusukkan membentuk sudut 150 dilakukan secara :
terhadap permukaan kulit, menelusuri 1. Bolus : sejumlah kecil obat diinjeksikan
epidermis. Tanda bahwa ujung jarum tetap sekaligus ke dalam pembuluh darah
berada dalam dermis adalah terasa sedikit menggunak an spuit perlahan-lahan.
tahanan. Bila tidak terasa adanya tahanan,
2. Infus intermiten : sejumlah kecil obat -Jarum ditusukkan dengan sudut 150 – 300
dimasukkan ke dalam vena melalui cairan terhadap permukaan kulit ke arah
infus dalam waktu tertentu, misalnya proksimal sehingga obat yang disuntikkan
Digoksin dilarutkan dalam 100 mL cairan tidak akan mengakibatkan turbulensi
infus yang diberikan secara intermiten). ataupun pengkristalan di lokasi suntikan.
3. Infus kontinyu : memasukkan cairan Lakukan aspirasi percobaan.
infus atau obat dalam jumlah cukup besar 1) Bila tidak ada darah, berarti ujung jarum
yang dilarutkan dalam cairan infus dan tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
diberikan dengan tetesan kontinyu. Jenis Anda boleh melakukan probing dan
obat yang diberikan dengan injeksi mencari venanya, selama tidak terjadi
intravena adalah antibiotik, cairan hematom. Pendapat yang lain
intravena, diuretik, antihistamin, menganjurkan untuk mencabut jarum dan
antiemetik, kemoterapi, darah dan produk mengulang prosedur.
darah. Untuk injeksi bolus, vena 34 yang 2) Bila darah mengalir masuk ke dalam
dipilih antara lain vena mediana cubitii spuit, berwarna merah terang, sedikit
dengan alasan lokasi superficial, terfiksir berbuih, dan memiliki tekanan, berarti
dan mudah dimunculkan. Untuk infus tusukan terlalu dalam dan ujung jarum
intermiten dan kontinyu dipilih dipilih masuk ke dalam lumen arteri. Segera tarik
vena yang lurus (menetap) dan paling jarum dan langsung lakukan penekanan di
distal atau dimasukkan melalui jalur bekas lokasi injeksi tadi.
intravena yang sudah terpasang. 3) Bila darah yang mengalir masuk ke
Pemasangan torniket Prosedur injeksi dalam spuit berwarna merah gelap, tidak
intravena Tidak boleh ada gelembung berbuih dan tidak memiliki tekanan, berarti
udara di dalam spuit. Partikel obat benar- ujung jarum benar telah berada di dalam
benar harus terlarut sempurna. Melakukan vena. Lanjutkan dengan langkah
pemasangan torniket 2 – 3 inchi di atas berikutnya. Setelah terlihat darah
vena tempat injeksi akan dilakukan. memasuki spuit, lepaskan torniket dengan
Melakukan desinfeksi lokasi pungsi secara hati-hati (supaya tidak menggeser ujung
sirkuler, dari dalam ke arah luar dengan jarum dalam vena) dan tekan plunger
alkohol 70%, biarkan mengering. Cara dengan sangat perlahan sehingga isi spuit
melakukan injeksi intravena : memasuki pembuluh darah.
-Spuit dipegang dengan tangan kanan, -Setelah semua obat masuk ke dalam
bevel jarum menghadap ke atas. pembuluh darah pasien, tarik jarum keluar
sesuaidengan arah masuknya.
-Tekan lokasi tusukan dengan kapas kering Dalam pemberian obat injeksi
sampai tidak lagi mengeluarkan dilakukan dengan sediaan steril berupa
darah,kemudian pasang plester. Karena larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
pada teknik injeksi intravena obat yang harus dilarutkan atau disuspensikan
demikian cepat tersebar ke se luruh tubuh, lebih dahulu sebelum digunakan, yang
harus dilakukan observasi pasca injeksi disuntikkan dengan cara menusuk jaringan
terhadap pasien. ke dalam otot atau melalui kulit. Dan
OBSERVASI SETELAH INJEKSI setiap rute injeksi dilakukan berdasarkan
Setelah injeksi harus selalu tipe jaringan yang akan diinjeksi obat.
dilakukan observasi terhadap pasien. Lama Karakteristik jaringan memengaruhi
observasi bervariasi tergantung kondisi absorpsi obat dan awitan kerja obat. Dan
pasien dan jenis obat yang diberikan. obat dapat diberikan dengan berbagai cara
Observasi dilakukan terhadap : disesuaikan dengan kondisi pasien,
-Munculnya efek yang diharapkan, diantaranya : Injeksi Subkutan (SC),
misalnya hilangnya nyeri setelah suntikan Injeksi Intramuskular (IM), Injeksi
analgetik. Intradermal (ID), Injeksi Intravena (IV).
-Reaksi spesifik, misalnya timbulnya 5. DAFTAR PUSTAKA
indurasi kulit dan hiperemia setelah skin Barbara A. Brown : Hematology:
test. Principles And Procedures Lea and
-Komplikasi dari obat yang disuntikkan, Febiger, Philadelphia 1993 Perry, Anne
misalnya terjadinya diare setelah injeksi Griffin: Buku Saku Keterampilan dan
ampicillin. Di setiap ruang praktek dokter, Prosedur Dasar 2005 KEMENKES RI:
ruang injeksi di rumah sakit atau dalam Formularium Nasional 2016 World Health
tray alat-alat injeksi harus tersedia Organization: WHO Guidelines in
peralatan dan obat-obat emergensi untuk Drawing Blood: best practices in
mengatasi keadaan darurat yang mungkin phlebotomy. Geneva: 2010
terjadi pasca injeksi, misalnya shock
anafilaktik atau cardiac arrest. Obat
darurat yang harus disediakan adalah
adrenalin 1:1000 (ampul adrenalin 1 mL)
yang disuntikkan secara intramuskuler.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai