Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RINNI NOVELLA SIMATUPANG

NIM : 201814201003

TINGKAT / SEMESTER : IV/VII

MATA KULIAH : KEPERAWATAN BENCANA

DOSEN PENGAMPU : RUMIRIS SIMATUPANG SKM, M.Kes

PERAN PERAWAT

1. Peran dalam Pencegahan Primer

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain:

a) Mengenali instruksi ancaman bahaya;


b) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-
obatan, pakaian dan selimut, serta tenda)
c) Melatih penanganan pertama korban bencana.
d) Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah
nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan
dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat

Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :

a) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)

b) Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga


dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar

c) Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, RS
dan ambulans.

d) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian


seperlunya, portable radio, senter, baterai)

e) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko


bencana

2. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat (Impact Phase)

Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan
stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai melakukan
pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai bagian dari tim
kesehatan. Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan
pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera
(emergency) akan lebih efektif. (Triase )

TRIASE

a) Merah — paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam kehidupan


sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal,
trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II

b) Kuning — penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury dengan efek


sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya
pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur
tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II

c) Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka
bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

d) Hitam — meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari
bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal

3. Peran Perawat di dalam Posko Pengungsian dan Posko Bencana


a) Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari
b) Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian
c) Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan
kesehatan di RS
d) Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
e) Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan
f) Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun
kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi
dengan perawat jiwa
g) Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)
h) Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan
memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
i) Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater
j) Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
4. Peran perawat dalam fase post impact

Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis
korban. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada
kehidupan normal. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu
yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai