SKENARIO
1
BAB II
KATA KUNCI
1. Angina
2. Coroner.
2
BAB III
MINIMAL PROBLEM
3
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.A. Anatomi/Histologi/Fisiologi.
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah
diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan
VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan
4
1. Endokardium : merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah
dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang
2. Miokardium : merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-
pembungkus terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan visceral yang
5
plak ( lemak, kolesterol, serta buangan sel lainnya). Dengan adanya
ini menjadikan detak jantung tidak normal, bisa lebih cepat atau lebih
lambat.
dan peripartum.
jantung adalah satu kondisi dimana salah satu atau lebih katup jantung
6
tidak bekerja secara maksimal. Dengan bermasalahnya katup jantung,
maka pengendalian arah aliran darah yang merupakan tugas dari katup
lahir ataupun infeksi dan efek samping pengobatan ini terdiri dari tiga
terbesar di Indonesia. Penyakit ini terjadi karena adanya sumbatan plak kuning
(lemak, kolesterol, dan kotoran sel) di dinding bagian dalam pembuluh darah
arteri. faktor yang bisa diantisipasi untuk mencegah penyakit jantung koroner:
1.Hipertensi atau darah tinggi : Penderita darah tinggi akan jauh lebih besar
asupan makan asin atau MSG yang berlebih. Oleh sebab itu kurangi makan
2.Kolesterol tinggi pada darah : Kolesterol ini berkaitan dengan gaya hidup
food. Balancing food bisa menjadi pilihan untuk mengatasi masalah ini.
7
olahraga. Olahraga sendiri sangat penting bagi tubuh karena lemak yang
5.Kencing manis atau diabetes :Penyakit ini adalah faktor yang paling
pengidap diabetes cenderung akan mati rasa. Penyakit jantung kerap disebut
silent killer bagi penderita diabetes. Medical check up salah satu hal yang
terkena penyakit jantung. Oleh sebab itu biasakan berpikir tenang dan positif
Rilantono,dkk.2004)
Berikut ini gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung koroner :
1. Perasaan nyeri yang terdapat pada dada seakan-akan ada sesuatu yang
mengganjal di dalam dada dan meremas-remas atau disebut dengan
angina.
2. Perasaan terbakar pada bagian dada
3. Sesak nafas
4. Perasaan mual
5. Pusing
6. Mati rasa bagian dada
8
7. Detak jantung tidak teratur
IV.D. Patofisiologi .
trombus, serta aliran darah koroner yang mendadak berkurang. Hal ini terjadi
pada plak koroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis (vulnerable
plaque). Ini disebut fase plaque disruption ‘disrupsi plak’. Setelah plak
yang banyak
‘trombosis akut’. Proses inflamasi yang melibatkan aktivasi makrofage dan sel
9
trombosis tersebut. Sel inflamasi tersebut bertanggung jawab terhadap
Rilantono,dkk.2004)
mempunyai nilai prognostic. Pada 15% pasien IMA didapatkan kenaikan CRP
ada beberapa enzim yang terlibat dalam produk radikal pada dinding
(LilyIsmudiatiRilantono,dkk.2004)
10
Fase selanjutnya ialah terjadinya vasokonstriksi arteri koroner akibat
disfungsi endotel ringan dekat lesi atau respons terhadap lesi itu. Pada keadaan
tromboksan A2, dan prostaglandin H2) daripada faktor relaksator (yakni nitrit
sel otot polos dan migrasi, adesi leukosit ke endotel, serta agregasi platelet dan
Disrupsi plak dapat terjadi karena beberapa hal, yakni tipis - tebalnya
fibrous cap yang menutupi inti lemak, adanya inflamasi pada kapsul, dan
Identitas :
Nama : Tn.Mukidi
11
Usia : 58 tahun
status : menikah
pendidikan : S2
Alamata : Jl.wijaya kusuma Surabaya
Pekerjaan : manejer perusuhaan swasta
Riwayat social
Merokok
Makan tidak teratur
Tidak minum alcohol
Olahraga jarang
Suka makan fast food
Pemeriksaan fisik
Tensi : 160/90 mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,2 c
Kepala : dalam batas normal
Leher : JVP normal
Abdomen : perut membesar ,shifting dulnes(-),undulasi
(-)
Ektrimitas : edema tungkai bawah (-)
12
BAB V
HIPOTESIS AWAL / DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
pembuluh darah koroner. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu fase
akut dari Angina Pectoris Tidak Stabil/ APTS yang disertai Infark Miocard
karena adanya trombosis akibat dari ruptur plak aterosklerosis yang tak stabil.
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan satu sindrom yang terdiri dari
beberapa penyakit koroner yaitu, angina tak stabil (unstable angina), infark
miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST, maupun angina
pembuluh darah koroner dengan manifestasi klinis rasa tidak enak di dada
2009).
13
1.Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat
menerus.
2. Jantung coroner
Jantung coroner adalah suatu keadaan di mana terjadi nekrosis otot
yang terjadi secara mendadak. Penyebab yang paling sering adalah terjadinya
angina,tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa
penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian.
14
Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina ,maka ia tabu
berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut
terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat ,sering pada jam-jam awal
ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai
memompanya darah dapat hilang. Hal ini akan merusak system golongan
berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam
peredarah darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase
menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan metabolisme
15
lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah.
pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang membawa
PJK mempunyai masalah pokok yang sama, yaitu penyempitan arteri koronia,
namun gejala yang timbul tidak sama. Beberapa menderita angina, ada pula
tanpa ada gejala apapun sebelumnya. Semua akibat ini belum diketahui
Nyeri Dada
Nyeri Dada Pleuritis
Sakit Otot
Debaran Jantung
Sesak Napas
16
Perasaan nyeri yang Perasaan terbakar sesuatu yang
terdapat pada dada pada mengganjal di dalam
seakan-akan ada dada dan meremas-
sesuatu yang remas
mengganjal di dalam
dada dan meremas-
remas atau disebut
dengan angina.
3. STEMI
Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis rawat
inap tersering di Negara maju. Laju mortalitas awal 30% dengan lebih dari
diantara 25 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam
17
IMA dengan elevasi ST (ST elevation myocardial infarction =
STEMI) merupakan bagian dari spectrum sindrom koroner akut (SKA) yang
terdiri dari angina pectoris tak stabil, IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan
elevasi ST. STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
kolateral sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi
secara cepat pada lokasi injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh
mengalami fisur, rupture atau ulserasi dan jika kondisi local atau sistemik
18
plak koroner cendeeung mengalami rupture jika mempunyai vibrous cap yang
tipis dan intinya kaya lipid (lipid rich core). Pada STEMI gambaran patologis
klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi alasan pada
mempunyai afinitas tinggi terhadap sekuen asam amino pada protein adhesi
yang larut (integrin) seperti faktor von Willebrand (vWF) dan fdibrinogen,
platelet yang berbeda secara simultan, menghasilkan ikatan silang platelet dan
agregasi.
fibrin. Arteri koroner yang terlibat (culprit) kemudian akan mengalami oklusi
oleh trombosit dan fibrin.Pada kondisi yang jarang, STEMI dapat juga
disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang disebabkan oleh emboli koroner,
19
Diagnosis banding nyeri dada STEMI antara lain perikarditis akut,
Nyeri dada tidak selalu ditemukan pada STEMI. STEMI tanpa nyeri lebih
sering dijumpai pada diabetes militus dan usia lanjut.Sebagian besar pasien
cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah). Seringkali ekstremitas pucat disertai
keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan banyak
atau hipotensi). Tanda fisis lain pada disfungsi fentrikular adalah S4 dan S3
bunyi jantung kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late sistlik
apical yang bersifat sementara karena disfungsi apparatus katup mitral dan
pericardial friction rub. Peningkatan suhu sampai 38°C dapat dijumpai dalam
anamnesis nyeri dada yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST
20
Pemeriksaan EKG 12 sandapan harus dilakukan pada semua pasien
dengan nyeri dada atau keluhan yang dicurigai STEMI. Pemeriksaan ini harus
yang bermanfaat untuk dilakukan terapi perfusi. JIka pemeriksan EKG awal
tidak diagnostic untuk STEMI tetapi pasien tetap simtomatik dan terdapat
kecurigaan kuat STEMI, EKG serial dengan interval 5-10 menit atau
kemungkinan infark pada ventrikel kanan (Sudoyo Aru., Setyohadi dkk. 2006)
21
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
22
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
Hipertensi atau darah
Identitas : tinggi.
Nama : Tn.Mukidi Kolesterol tinggi pada
Usia : 58 tahun
darah
status : menikah
Kebiasaan Merokok
pendidikan : S2
Alamata : Jl.wijaya kusuma Obesitas
Surabaya Kencing manis atau
Pekerjaan : manejer perusuhaan diabetes
swasta Stres
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama dada rasa sesak
RF
Sejak kapan mendadak ,45 menit sebelum
ke UGD
Keluhan lain lemas dan mual tapi tidak
muntah Pemeriksaan fisik :
Riwayat penyakit dahulu KU :tampak saki sedang
Sesekali nyeri dada menjlar ke leher Tensi :160/90 mmHg
ketiak kiri Nadi : 110x/menit
Sering sakit ulu hati dan panas di dada RR : 24x/menit
saat terlambat makan Suhu : 36,2 c
Riwayat penyakit keluarga Kepala : dalam batas
Ayah meninggal mendadak saat usia 50 normal
ahun Thorak :paru normal dan
Ibu menderita DM dan hipertensi saat jantung s1 ,s2 tunggal,
cuci darah usia 61 tahun murmur (-)
Riwayat social : Merokok,Makan tidak teratur, Leher : JVP normal
Tidak minum alcohol,Olahraga jarang, Suka Abdomen : perut
makan fast food membesar ,shifting
dulnes(-),undulasi (-) dan
lain-lain dalam batas
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS normal
1. Definisi Sindrom Koroner Akut (SKA) Ektrimitas: edema tungkai
2. Jantung coroner bawah (-) dan akral dingin
3. STEMI
failure). Sebagian besar kematian di luar Rumah Sakit pada STEMI disebabkan
adanya fibrilasi ventrikel mendadak, yang sebagian besar terjadi dalam 24 jam
pertama onset gejala. Dan lebih dari separuhnya terjadi pada jam pertama.
resusitasi.
biasanya bukan selama transportasi ke Rumah Sakit, namun karena lama waktu
mulai onset nyeri dada sampai keputusan pasien untuk meminta pertolongan.
Hal ini bisa di tanggulangi dengan cara edukasi kepada masyarakat oleh tenaga
fibrinolitik pra hospital hanya bisa dikerjakan jika ada paramedic di ambulans
yang sudah terlatih untuk menginterpretasi EKG dan tatalaksana STEMI dan
kendali komando medis online yang bertanggung jawab pada pemberian terapi.
24
Di Indonesia saat ini pemberian trombolitik pra hospital ini belum bisa
yang merupakan kandidat terapi perfusi segera, triase pasien risiko rendah ke
ruangan yang tepat di rumah sakit dan menghindari pemulangan cepat pasien
dengan STEMI.
oksigen arteri <90%. Pada semua pasien STEMI tanpa komplikasi dapat
dengan dosis 0,4 mg dan dapat diberikan sampai 3 dosis dengan Intervensi 5
suplai oksigen miokard dengan cara dilatasi pembuluh koroner yang terkena
infark atau pembuluh kolateral. Jika nyeri dada terus berlangsung dapat
3.Terapi nitrat : harus dihindari pada pasien dengan tekanan darah sistolik
(infark inferior pada EKG, JVP meningkat, paru bersih dan hipotensi). Nitrat
hipotensi nitrat.
25
4.Mengurangi/menghilangkan nyeri dada : Mengurangi atau menghilangkan
nyeri dada sangat penting, karena nyeri dikaitkan dengan aktivasi simpatis
diberikan dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit
sampai dosis total 20 mg. Efek samping yang perlu diwaspadai pada
simpatis, sehingga terjadi pooling vena yang akan mengurangi curah jantung
dan tekanan arteri. Efek hemodinamik ini dapat diatasi dengan elevasi
bradikardia atau blok jantung derajat tinggi, terutama pasien dengan infark
posterior. Efek ini biasanya dapat diatasi dengan pemberian atropine 0,5
mgIV.
STEMI dan efektif pada spectrum sindrom koroner akut. Inhibisi cepat
7.Penyekat Beta : Jika morfin tidak berhasil mengurangi nyeri dada, pemberian
penyekat beta IV, selain nitrat mungkin efektif. Regimen yang bias
26
dengan syarat frekuensi jantung >60 menit, tekanan darah sistolik >100
mmHg, interval PR <0,24 detik dan ronchi tidak lebih dari 10 cm dari
27
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
1. Prognosis
enam bulan setelah serangan jantung hampir tidak berbeda. Hasil jangka
lanjutan, dan ini penting bahwa semua pasien yang menderita serangan
jantung secara teratur dan terus malakukan terapi jangka panjang dengan obat-
obatan seperti:
ASPIRIN
clopidrogel,
ACE inhibitors (obat yang meningkatkan fungsi miokard dan aliran darah)
Kerusakan pada otot jantung tidak selalu bermanifestasi sebagai rasa sakit
2. Komplikasi
mengalami infark dan non infark. Proses ini disebut remodeling ventricular
28
dan umumnya mendahuluai berkembangnya gagal jantung secara klinis
dalam hitungan bulan atau tahun pasca infark. SEgera setetlah infark
ventrikel kiri mengalami dilatasi. Secara akut, hasil ini berasala dari
ekspansi infark al: slippage serat otot, disrupsi sel miokardial normal dan
iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat gagal pompa dan
mortalitas, baik pada awal (10 hari infark) dan sesudahnya. Tanda klinis
yang tersering dijumpai adalah ronki basah di paru dan bunyi jantung S3 dan
29
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Petrus. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta
Sudoyo Aru., Setyohadi dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-
Empat-Jilid III
Brunner and Suddarth (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.
Krisanty Paula, S.Kep, Ns, dkw (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.
Jakarta : TIM Koroner-akut-infarkmiokard_obat_hosppharm.pdf-adobe
reader
ElliottM.Antman,EugeneBraunwald.(2005).AcuteMyocardialInfarction;Harrisons
Principles of Medicine 15th edition, page 1-17
30