Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK SISTEM

KARDIOVASKULER
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Program Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Gerontik

Fajarina Lathu Asmarani, S. Kep., Ns. MSN

Disusun Oleh

Veronika Siska

(19160034)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihirari, terjadi secara
terus - menerus dan berkesinambungan. Nantinya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi
dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun atau lebih. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur – angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh. (Kholifah. 2016).
Sebagai bagaian dari proses penuaan normal, beberapa perubahan anatomi dan
fisiologi terjadi dalam sistem kardiovaskular lansia. Satu perubahan besar adalah
jantung lansia menjadi lebih besar dan menempati ruang yang banyak di dalam dada.
(Wallace. 2008) seperti perubahan pada jantung, katup jantung,kelistrikan jantung,
miokardium dan mekanisme neurokonduksi dan barorefleks pada jantung. Beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem kardiovaskular adalah
aterosklerosis, merokok,diet dan pola makan, tidak ada aktivitas fisik (Miller. 2012)
Hasil studi menggunakan teknik diagnostik menemukan bahwa 36 % pria dan 39 %
wanita, masing – masing memiliki penyakit jantung koroner subklinis dan hanya
12,6% orang berusia 85 tahun atau lebih tidak memiliki penyakit klinis maupun
subklinis

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori serta asuhan keperawatan yang
tepat untuk lansia dengan gangguan sistem kardiovaskuler

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
b. Untuk mengetahui proses menua
1) Definisi lansia
2) Klasifikasi lansia
c. Untuk menegtahui penuaan sistem kardiovaskuler
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sistem
kardiovaskuler
e. Untuk mengetahui konsekuensi fungsional sistem kardiovaskuler
f. Untuk mengetahui macam-macam gangguan (penyakit) pada sistem
kardiovaskuler
g. Untuk megetahui pathway penuaan sistem kardiovaskuler
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan (teori) sistem kardiovaskuler
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan
3) Rencana tindakan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler


1. Jantung
Jantung adalah organ otot yang berongga, yang terletak di tengah dada, dimana
jantung berada diantara paru – paru (mediastinum) dan bertumpu pada
diafragma. Berat jantung kira – kira 300 gram, dan ukuran jantung dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, berat badan. Jantung memompa darah ke seluruh
jaringan di tubuh, memasukan oksigen dan nutrisi lainnya. Jantung terdiri dari 3
lapisan yaitu :
a. Lapisan dalam atau endokardium yang terdiri dari jaringan endotel dan
melapisi bagian dalam jantung dan katup.
b. Lapisan tengah atau miokardium terdiri dari otot yang dimana
bertanggung jawab untuk memompa darah.
c. Lapisan luar atau pericardium, yang terdiri dari dua lapisan, mengikuti
epikardium adalah perikardium viseral yang dilapisi oleh perikardium
parietal.

Ruang perikardial biasanya disi oleh cairan sekitar 20 ml cairan, yang melumasi
permukaan jantung dan mengurangi gesekan selama jantung berkontarksi.
(Smeltzer, Hinkle, Bare, & Cheever, 2010)

2. Katup jantung
Jantung memiliki empat katup, yang dimana ke empat katup jantung
mengizinkan darah mengalir hanya dalam satu arah. Katup yang tersusun dari
jaringan leukosit tipis, terbuka dan tertutup sebagai respons terahadap
pergerakan perubahan tekanan darah dan di dalam bilik. Ada dua jenis katup
yaitu :
a. Katup Arterioventrikular
Katup arterioventrikular memisahkan antara antrium dari ventrikel. Katup
trikuspidalis, dinamai demikian karena memiliki tiga katup atau selubung
yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan. Katup mitral atau
bikuspidalis (dua katup), memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel
kiri. Selama diastol, katup trikuspidalis dan mitral terbuka, dimana
membiarkan darah dari atrium mengalir bebas ke ventrikel yang rileks.
Sebagai sistol ventrikel dimulai, kontraksi ventrikel dan aliran darah keatas
menujukatup tikupidalis dan mitral, yang menyebabkan mereka menutup.
Seiring tekanan meningkat pada katup ini, dua struktur bertambah, otot
papiler dan chordae tendineae mempertahankan penutupan katup. Otot
papilaris, yang terletak disisi dinding ventrikel dihubungkan ke katup oleh
pita serat tipis yang disebut chordae tendineane. Selama sistol ventrikel,
kontraksi otot papiler menyebabkan chordae tendineae menjadi kencang,
menjaga agar katuptetpa didekati dan ditututp. Tindakan ini mencegah
aliran darah kembali ke atrium saat darah dikeluarkan ke dalam arteri
pulmonalis dan aorta. (Smeltzer et al., 2010)
b. Katup Semilunaris.
Katup semiluranis terdiri dari 3 katup yang berbentuk seperti bulan.
Katup antara ventrikel kanan dengan arteri pulmo disebut katup
pulmonalis. Katup antara ventrikel kiri dan aorta disebut dengan katup
aorta. Katup meilunaris ditutup selama diastol. Pada titik ini, tekanan pada
arteri pulmonalis dan aorta menurun, dimana menyebabkan darah mengalir
kembali ke katup semilunar. Tindakan ini mengisi katup dengan darah dan
menutup katupnya. Katup semilunaris dipaksa terbuka selama sistol
ventrikel karena darah dikeluarkan dari ventrikel kanan dan kiri ke arteri
pulmonalis dan aorta. (Smeltzer et al., 2010)

3. Pembuluh Darah
Pembuluh darah yang terdiri dari dua sistem yang saling tergantung.
Sisi kanan jantung memompa darah melalui paru – paru ke sirkulasi pulmonal
dan sisi kiri jantung memompa darah ke semua jaringan tubuh lainnya melalui
sirkulasi sistemik. Pembuluh darah menyalurkan darah dari jantung ke
jaringan dan kembali ke jantung. (Smeltzer et al., 2010)
a. Arteri dan arteriol
Arteri memiliki struktur dinding tebal yang membawa darah dari jantung
ke jaringan. Aorta yang memiliki diameter sekitar 25 mm (inci) pada
orang dewasa dengan ukuran rata – rata, menimbulkan banyak cabang
yang terus membelah ke arteri yang semakin kecil yaitu 5 mm (0,16 inci)
dalam diameter. Arteri terkecil disebut dengan arteriol, umumnya
tertanam didalam jaringan. Dinding arteri dan arteriol terdiri dari tiga
lapisan dinding yaitu intima adalah lapisan yang sangat tipis, mempunyai
permukaan yang halus menghubungkan dengan darah yang mengalir.
Lapisan sel endotel itu bagian median, lapisan tengah otot polos dan
jaringan elastis. Adventitia yaitu lapisan luar jaringan ikat. Media
membuat sebagian besar dinding pembuluh darah besar lainnya. Lapisan
ini terdisi terutama dari elastis dan penghubung serat jaringan yang
memberi kekuatan pada pembuluh cukup besar, dan memyngkinkan
mereka untuk menyempit dan melebar untuk mengakomodasi darah tetap
mengalir. Adventitial adalah lapisan jaringan ikat disekelilingnya. Ada
jaringan yang kurang elastis di arteri dan arteriol yang lebih kecil, dan di
media pembuluh darah terdiri dari otot polos. Otot halus mengontrol
diameter dengan kimia, hormonal dan faktor neuronal mempengaruhi
aktivitas otot polos. Arteri arteriol memberikan ketahanan terhadap aliran
darah dengan mengubah diameternya. Arterioles mengatur volume dan
tekanan dalam sistem arteri dan laju aliran darah ke kapiler. (Smeltzer et
al., 2010)
b. Kapiler
Dinding kapiler, yang kekurangan otot polos dan adventitia sel, yang
terdiri dari satu lapisan sel endotel. Struktur dinding yang tipis
memungkinkan dengan cepat dan efisien mengangkut nutrisi ke sel dan
menghilangkan metabolise limbah. Diameter kapiler berkisar antara 5
sampai 10 µm, ini berarti bahwa sel darah merah harus mengubah
bentuknya melalui pembuluh ini. Perubahan diameter kapiler pasif dan
dipengaruhi oleh perubahan kontraktil dalam pembuluh darah yang
membawa darah ke dan dari kapiler. Diameter kapiler juga berubah
sebagai respons terhadap bahan kimia rangsangan. Dibeberapa jaringan
manset otot polos, yang disebut sfingter precapillary, terletalk diujung
arteriolar kapiler dan bertanggung jawab bersama dengan arteriole
untuk mengendalikan aliran darah kapiler. Beberapa tempat terdapat
kapiler seperti ujung jari, mengandung anastomosis arteriovenosa,
dimana darah mengalir langsung dari arteri ke sistem vena. Hal ini
diyakini mengatur pertukaran panas antar tubuh dan lingkungan
ekstrenal. Distribusi kapiler bervariasi dengan jenis jaringan, misalnya
jaringan skeletal, yang memiliki persyarafan metabolik tinggi, memiliki
jaringan kapiler yang lebih padat daripada tulang rawan, memiliki
kebutuhan metabolik yang rendah. (Smeltzer et al., 2010)
c. Vena dan Venulae
Kapiler bergabung untuk membentuk pembuluh darah yang lebih besar
disebut venula. Bergabung untuk membentuk pembuluh darah, oleh
karena itu sistem vena bersifat struktural analog dengan sistem arteri.
Venula berhubungan dengan arteriol, pembuluh darah ke arteri, dan
vena cava ke aorta. Pembuluh darah disistem arteri dan vena memiliki
diameter yang sama. Dinding pembuluh darah ini berbeda dengan
artrei, elbih tipis dan kurang berotot. Struktur dinding vena yang tipis
dan tidak berotot memungkinkan pembuluh darah ini membesar lebih
dari arteri,. Vena disebut sebagai pembuluh kapasitansi. 75 % dari
tottal darah terkandung didalam pembuluh darah tersebut. Sistem saraf
simpatik yang menginversi otot vena, bisa merangsang pembuluh
darah untuk menyempit (Venocontriction) sehingga mengurangi valum
vena dan meningkatkan volume darah dalam sirkulasi umum. (Smeltzer
et al., 2010)
d. Arteri Koroner
Arteri kiri dan kanan, percabangan mereka memasok darah arteri ke
jantung. Arteri ini berasal dari aorta yang berada tepat diatas katup
aorta. Jantung memilki persyaratan metabolik yang tinggi,
mengeluarkan sekitar 70% sampai 80 % oksigen yang diberikan (ekstra
organ lain, rata – rata 25%). Tidak seperti arteri lainnya, arteri koroner
disempurnakan selama diastol. Dengan denyut jantung normal 60
sampai 80 bpm ada cukup waktu selama diastol untuk perfusi miokard.
Namun, karena denyut jantung meningkat, waktu diastol dipersingkat,
yang mungkin tidak memberi cukup waktu untuk perfusi miokard.
Arteri koroner kiri memiliki 3 cabang. Arteri dari titik asala ke cabang
utama pertama disebut arteri koroner utama kiri. Dua cabang timbul
dari arteri koroner utama kiri yaitu : arteri tun ke anterior kiri, yang
melintang di dinding anterior jantung, dan arteri sirkum, yang
mengelilingi dinding kiri lateral jantung. Sisi kanan jantung dipasok
oleh arteri koroner kanan, yang mengarah ke dinding inferior jantung.
Dinding posterior jantung menerima suplai darah melalui cabang
tambahan dari arteri koroner kanan yang disebut arteri descending
posterior. Dangkal ke arteri koroner adalah vena koroner. Darah vena
dari pembuluh darah ini kembali ke jantung terutama melalui sinus
koroner, yang teeletak diposterior di atrium kanan. (Smeltzer et al.,
2010)
4. Akitivitas Kelistrikan Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk mengeluarkan darah dipicu oleh potensi aksi
yang menyapu seluruh membran sel otot. Kontraksi jantung atau ketukan
jantung, berirama sebagai akibat dari potensiaksi yang dihasilkan oleh jantung,
bagian yang disebut autorhythmicity. Ada dua tipe khusus dari sel jantung
yaitu :
a) Sel kontraktil, yaitu 99% sel otot jantung melakukan kerja mekanis
pemompaan. Sel ini biasanya tidak memulai potensi tindakan mereka
sendiri.
b) Sel autorhythmic, sel jantung yang kecil tetapi sangat penting, tidak
berkontraksi namun khusus untuk memulai dan melakukan potensi
tindakan yang bertanggung jawab atas kontraksi kerja sel.(Miller. 2012)

B. Proses Menua
1. Definis Lansia
Lansia adalah seseoarang yang telah mencapai usia 60 tahun atau
lebih. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur – angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh. (Kholifah. 2016)

2. Klasifikasi Lansia
Lansia dibedakan menjadi tiga klasifikasi yaitu , usia lanjut atau
elderly dimana umurnya antara usia 60 sampai 74 tahun, yang kedua yaitu usia
tua atau old dengan usinya antara 75 sampai 90 tahun, dan yang terakhir yaitu
usia sangat tua atau very old dengan umur lebih dari 90 tahun. Klasifikasi
lansia menurut Depkes RI dibagi menjadi 3 yaitu : usia lanjut presenilis
dengan usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjur dengan usia 60 tahun keatas, dan
usia lanjut beresiko yaitu dengan usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun
dengan masalah kesehatan. (Kholifah. 2016)

C. Penuaan Terkait Sistem


Sebagai bagaian dari proses penuaan normal, beberapa perubahan anatomi dan
fisiologi terjadi dalam sistem kardiovaskular lansia. Satu perubahan besar adalah
jantung lansia menjadi lebih besar dan menempati ruang yang banyak di dalam
dada. (Wallace. 2008)
1. Jantung
Pada jantung lansia mengalami pembesaran dan menempati banyak ruang di
dalam dada. Hal ini merupakan gejala penyakit jantung patologis seperti
kardiomiopati. Akibatnya individu yang ukuran hatinya telah meningkat
memerlukan penilaian kardiovskular yang lebih komprehensif untuk
membedakan perubahan jantung. Meskipun ukuran jantung lansia meningkat,
namun ada pengurangan total jumlah massa otot fungsional didalam
miokardium. (Wallace. 2008)
2. Katup Jantung
Katup jantung yang mengendalikan aliran darah didalam bilik jantung dan
diantara jantung dan paru – paru kesistem peredaran darah menjadi kaku
dengan kalsifikasi atau deposit kalsium. Kekakuan ini sering kali mencegah
penutupan katup sepenuhnya, sehingga keduanya tidak patologis, dan murmur
jantung patologis. Murmur jantung dikalangan orang dewasa yang lebih tua
sering memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mencegah efek murmur pada
fungsi kardiovaskular secara berlebihan. (Wallace. 2008)
3. Sistem listrik Jantung
Sistem komplek implus listrik yang mengendalikan denyut jantung juga sering
dipengaruhi oleh perubahan anatomi normal pada sistem organ ini. Akibatnya,
kontraksi dan aritmia prematur sering disebut auskultasi lebih sering pada
orang dewasa yang lebih tua daripada orang yang lebih muda. Aritmia ini
lebih sering bersifat patologis. (Wallace. 2008)
4. Myokardium dan Mekanisme Neurokonduksi
Perubahan miokardium terkait usia meliputi endapan amiloid,
akumulasi lipofusin, degenerasi basofil, miokard atrofi atau hipertrofi,
penebalan kayup dan kakau, peningkatan jumlah jaringan ikat. Dinding
ventrikel kiri menjadi sedikit membesar pada lansia yang sehat. Tapi setiap
atrofi miokard yang signifikan terjadi adalah karena proses patologis, selain
itu, atrium kiri membesar, bahkan pada lansia sehat. Hal lain yang terikat
dengan usia yaitu penebalan endokardium atrium, penebalan katup
atrioventrikular, dan kalsifikasi pada bagian anulus mitral katup aorta.
Perubahan ini mengganggu kemampuan jantung berkontraksi sepenuhnya.
Dengan kontraktilitas yang kurang efektif, lebih banyak waktu yang
dibutuhkan untuk melengkapi siklus pengisian diastolik dan pengosongan
sistolik. Selain itu, miokardium menjadi semakin mudah iritasi dan kurang
responsif terhadap dorongan dari sistem saraf simatik. (Miller. 2012)
Perubahan terkait usia pada fisiologi jantung, sebenarnya minimal dan
perubahan yang terjadi hanya mempengaruhi kinerja jantung dalam kondisi
stress. Bahkan dibawah tekanan, kondisi jantung pada lansia yang sehat
mampu beradaptasi, namun mekanisme adaptifnya mungkin berbeda dari yang
lebih muda atau sedikit urang efisien. Perubahan terkait usia yang
menyebabkan konsekuensi fungsional terutama melibatkan elektrofisiologi
jantung yaitu sistem neurokonduksi. Perubahan terkait sistem neurokonduksi
termasuk penurunan jumlah sel pacemaker, peningkatan ketidakteraturan
dalam bentuk sel pacemaker dan peningkatan cadangan lemak, kolagen dan
serat elastis di sekitar nodus sinoatrial. (Miller. 2012)
5. Mekanisme Baroreflek
Mekanisme baroreflek adalah proses fisiologis yang mengatur tekanan darah
dengan cara menaikan atau menurunkan denyut jantung dan resistensi
vaskular perifer untuk mengkonpensasi peningkatan atau penurunan tekanan
arteri. Perubahan terkait usia yang mengubah mekanisme baroreflek meliputi
kekakuan arterial dan mengurangi daya tangkap stimulasi kardiovaskular
adrenergik. Perubahan ini menyebabkan respon kompensasi terhadap
hipertensi dan hipotensi pada lansia , sehingga denyut jantung tidak meningkat
atau menurun seperti halnya dengan orang dewasa (Miller. 2012).

D. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Terkait


Banyak faktor yang mempengaruhi fungsi kardiovaskular dengan
meningkatkan risiko penyakit jantung, yang telah menjadi penyebab utama
kematian. Penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular mengacu pada semua
proses ptologis yang mempengaruhi sistem kerja jantung dan peredaran darah
termasuk identitas penyakit tersebut, seperti penyakit jantung koroner, aritmia,
aetosklerosis, gagal jantung, infark miokard, penyakit vaskular perifer,
tromboemboli vaskular, stroke dan iskemik transien. (Miller. 2012)
Faktor risiko berikut sebagai penyebab penyakit kardiovaskular yang paling
penting yaitu : stres berat, lipid, diabetes, tekanan darah, aktivitas fisik,
penghentian merokok, asupan buah dan sayuran yang tidak memadai, konsumsi
alkohol yang berlebihan. (Miller. 2012)
Faktor sosial ekonomi dan psikososial juga dapat mempengaruhi risiko
penyakit jantung dan faktor – faktor ini terkait dengan pendekatan holistik
terhadap perawatan orang dewasa yang lebih tua. (Miller. 2012)
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah proses patologis yang mendasar terkait dengan penyakit
kardiovaskular. Istilah aterosklerotik kadang kala digunakan pada kondisi
patologis aterosklerosis telah dianjuran sejak pertengahan 17970-an dan
pemahaman kita tentang arterosklerosis. perubahan aterosklerosis dimulai
pada masa kanak – kanak dan bisa berkembang menjadi bentuk plak. Lesi
akibat dari plak dapat ruptur, tetap stabil atau terus tumbuh, berdasarkan
penyebab penyakit jantung. Beberapa penelitian menemukan bahwa beberapa
siklus asimtomatik erosi plak dan penyembuhan terjadi sekitar 60%. Dengan
demikian penting untuk mengidentifikasi faktor risiko sebelum pasien
mengalami gejala. Semua faktor risiko yang terkait dengan penyakit
kardiovaskular tersebut yang dapat berkembang menjadi aterosklerosis
(Miller. 2012).
2. Tidak aktif secara fisik
Ketidakaktifan fisik merupakan faktor yang tidak hanya meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular bagi semua orang, tapi juga mengurangi fungsi
kardiovasklar pada lansia. Pola aktivitas yang tidak adekuat akan
mengganggu kemampuan lansia untuk beradaptasi dengan kardiovaskular
terkait perubahan usia. Ketidakefektifan fisik yang meningkatkan
risikopenyakit kardiovaskular adalah kurang dari 30 menit aktivitas fisik
sedang, setidaknya 5 hari dalam seminggu atau 20 menit aktivitas fisik berat,
setidaknya 3 hari dalam seminggu. Kondisi ini sering terjadi pada lansia dan
menyebabkan tidak beraktivitas fisik seperti penyakit akut, gaya hidup yang
tidak beraturan, ketebatasan bergerak, kondisi kronis yang dapat mengganggu
aktivitas fisik dan mempengaruhi psikososial seperti depresi atau kurang
motivasi (Miller. 2012)
3. Merokok
Merokok merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular, meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular dan kematian. Data pnelitian munjukan bahwa
penyakit kardiovaskular dengan gejala 10 tahun lebih awal dan kematian
terjadi 13 tahun lebih awal pada perokok dibandingkan dengan yang tidak
merokok. Selain itu data nasional menunjukan bahwa 32% dari hubungan
merokok dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Efek merokok
terhadap sistem kardiovaskular termsuk terjadinya aterosklerosis,
meningkatkan tekanan darah sistolik, peningkatan kadar kolesterol LDL dan
menurunkan tingkat kolesterol lipoprotein high-density (HDL). Seseoarang
yang tidak merokok, namun terpapar asap rokok dirumah atau tempat kerja
memiliki ririko 25% sampai 30% risiko tinggi berkembangnya penyakit
jantung. Hal ini dibuktikan dengan efek kardiovaskular dengan efek nikotin
pada fungsi pernafasan dan aspek kesehatan lainnya. Seperti peningkatan
terjadinya beberapa jenis kanker (Miller. 2012)
4. Kebiasaan diet dan pola makan
E. Konsekuensi Fungsional Sistem Kardiovaskular
1) Efek pada fungsi jantung
Curah jantung, jumlah darah yang dipompa oleh jantung permenit
merupakan ukuran penting kinerja jantung karena ini mewakili kemampuan
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalalm tubuh. Curah jantung
menurun pada orang dewasa lebih tua terkait dengan patologis, bukan terkait
dengan usia, kondisi, kecuali sedikit penurunan curah jantung terjadi pada
wanita yang lebih tua saat istirahat, lansia yang sehat tidak mengalami
penurunan pengeluaran kardiak. (Miller.2012)
2) Efek pada nadi dan tekanan darah
Menurut William et al. 2008 (dikutip dalam buku Miller. 2012) Denyut
nadinormal untuk orang dewasa yang sehat sedikit lebih rendah daripada
untuk orang dewasa muda, namun orang dewasa yang lebih tua cenderung
memiliki aritmia ventrikel dan supraventrikular yang tidak berbahaya karena
perubahan terkait usia yang mempengaruhi konduksi jantung. Atrial
fibrillation aritmia yang lebih serius biasanya terjadi pada lansia, tapi hal ini
terkait dengan kondisi patologis misalnya hipertensi, penyakit arteri koroner,
bukan dengan perubahan terkait usia. Ada peningkatan linier terkait usia,
tekanan darah sistol pada usia 30 sampai 40 tahun, dan perubahan ini lebih
rentan bagi wanita daripada laki – laki, ada juga penurunan yang progresif
pada tekanan diastolik mulai sekitar umur 50 tahun.
3) Efek pada respon untuk latihan
Menurut McGavock et al., 2009 (dikutip dalam buku Miller. 2012)
Konsekuensi fungsional negatif yang mempengaruhi kardiovaskular.
Penampilan pada lansia yang sehat adalah respon adaptif terhadap latihan
fisik. Stres fisiologis seperti terkait dengan olahraga, meningkatkan tuntutan
pada sistem kardio dengan empat sampai lima klai tingkat basal. Respon
adaptif ini melibatkan banyak aspek fungsi fisiologis, termasuk pernafasan,
kardiovaskular, muskuloskeletal dan sistem saraf otonom. Detak jantung
maksimal yang dicapai saat latihan sangat menurun dan puncaknya pada
kapasitas latihan dan penurunan oksigen pada lansia. Masalah defragisi fisik
dan faktor risiko lainnya berupa penurunan ini. Pemasokan oksigen selama
latihan menurun seiring bertambahnya usia, namun dipengaruhi oleh faktor
risiko seperti istirahat yang berkepanjangan.
4) Efek pada sirkulasi
Konsekuensi fungsional juga bisa mempengaruhi sirkulasi kearah otak dan
ekstermitas bawah misalnya tekait usia. Perubahan mekanisme kardiovaskular
dan barorefleks bisa berkurang pada aliran darah serebral sampai batas tertentu
pada lansia yang sehat. Pada tingkat yang lebih tinggi, pada lansia yang
menderita diabetes, hipertensi, gangguan lipid dan penyakit jantung. Selain
itu, meningkatnyatortousitas dan pelebaran pembuluh darah bersama dengan
penurunn efisiensi katup menyebabkan gangguan vena kembali dari
ekstermitas bawah. Akibatnya lansia rawan terjadi edema statis pada kaki dan
pergelangan kaki dan mereka lebih cenderung menjadi ulkus statis vena.
(Miller. 2012)
F. Macam – Macam Gangguan (Penyakit) Pada Sistem Kardivaskular
1. Atherosklerosis
a) Definisi
Arterosklerosis adalah kelainan pada arteri sedang dan kecil dimana deposit
lemak dan plak ateroklerotik yang merata mengurangi atau menghambat
aliran darah. Hal ini terlibat dalam 75% dari semua kematian
kardiovaskular di Amerika Serikat (Lewis, 2009 dalam Miller.2012)
b) Etiologi
1) Ketidakaktifan Fisik
Pola aktivitas fisik yang tidak sesuai akan menganggu kemampuan
orang dewasa yang lebih tua untuk beradaptasi dengan perubahan
kardiovaskular terkait usia.
2) Merokok
Efek merokok pada sistem kardiovaskular meliputi akselerasi proses
aterosklerotik, peningkatan tekanan darah sistolik, bahkan paparan
pada asap rokok meningkatkan risiko serangan jantung karena efek
langsung pada jantung, darah dan sistem vaskular. (Miller. 2012)
3) Obesitas
Karena adanya penumpukan lemak yang akan menyebabkan tingginya
kolesterol dan penyempitan pembuluh darah. Timbunan kolesterol
tersebut akan membentuk plak yang bisa menyumbat aliran pembuluh
darah. (Miller. 2012)
c) Manifestasi klinis
Aterosklerosis yang dapat menyebabkan terjadinya angina pektoris dengan
gejala nyeri dada. Selain itu juga menyebabkan kerusakan miokard yang
menyebabkan curah jantung yang rendah. Pasien dengan iskemia miokard
dapat terjadi dengan gejala nyeri dada. Pasien yang lebih tua dengan
memiliki riwayat diabetes dan gagal jantung dengan gejala sesak nafas.
Pada wanita ditemukan gejala atipikal yaitu dyspnea, mual dan kelemahan
(Canto, Goldberg, Hand, et al., 2007. Dikutip dalam (Smeltzer et al., 2010)
d) Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak yang akan mengganggu
absorbsi nutrien oleh sel – sel endotel yang menyusun lapisan dinding
dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah, karena timbunan ini
menonjol kelumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen
menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang
menyempit dan berdinding kasar akan cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi
intervaskular, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis. Berbagai terori mengeni lesi
aterosklerosis terjadi telah diajukan, tetapi tidak satupun yang
terbuktisecara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin adalah pembentukan
trombus pada permukaan plak : konsolidasi trombus akibat efekfibrin,
peredaran darah kedalam plak, dan penimbunan lipid terus – menerus. Bila
fibrosa fibrosa pembungkus plak pecah, maka dibris lipid akan terhanyut
dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler disebelah distal plak
yang pecah. Struktur arteri koroner membuatnya rentan terhadap
mekanisme aterosklerosis. (Smeltser, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001)

2. Gagal Jantung Kongestif (CHF)


a) Definisi
Gagal jantung adalah ketidakmampuan curah jantung untuk
mengimbangi tuntutan tubuh akan persediaan dan pembuangan. Salah satu
atau kedua ventrikel dapat melemah dan gagal secara progresif. Bila
ventrikel yang gagal tidak dapat memompa keluar semua darah kembali ke
pembuluh darah dibelakang ventrikel yang menjadi gagal. (Sherwood.
2012)
Gagal jantung sering disebut gagal jantung kongestif, adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrien (Smeltser, Suzanne
C, Bare, Brenda G. 2001).
b) Etiologi
Beberapa penyebab umum CHF adalah infark miokard (serangan
jantung), gangguan pada katup jantung, tekanan darah tinggi dalam jangka
waktu yang lama, dan kardiomiopati. (Miller. 2012)
Penyebab gagal jantung kongesti yaitu :
1) Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi ini
yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup
aterosklerosis koroner, hipertensi dan penyakit kronis
degeneratif atau inflamasi.
2) Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infark miokard (kematian sel
jantung) biasanya mendahulaui terjadinya gagal jantung.
3) Hipertensi sistemik atau pulmonal
Peningkatan beban kerja jantung dan apad gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut
dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang
tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi
secara normal dan akhirnya terjadi gagal jantung.
4) Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
5) Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebelumnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung.
Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran
darah melalui jantung(stenosis katup semilunaris), ketidak
mampuan jantung mengisi darah, pengosongan jantung
abnormal. Peningkatan mendadak afterload akibat
meningkatnya tekanan darah sistemik (hipertensi”maligna”)
dapat menyebabkan gagal jantung meskipun tidak ada hipertrofi
miokardial. (Smeltser, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001).
c) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang dihasilkan oleh berbagai jenis gagal jantung
(sistolik, diastolik, atau keduanya) serupa dan karena itu tidak membantu
dalam membedakan jenis gagal jantung. Tanda dan gejala gagal jantungbisa
dihubungkan dengan ventrikel menyebabkan manifestasi yang berbeda dari
sisikanan maupun sisi kiri. Pada pasien dengan gagal jantung kronis
mungkin ada tanda dan gejala baik kegagalan ventrikel kiri maupun kanan.
(Smeltzer et al., 2010)
Kegagalan jantung kiri akan terjadi kemacetan pada paru saat ventrikel
kiri tidak bisa secara efektif memompa darah kedalam aorta dan sirkulasi
sistemik. Peningkatan ventrikel kiri. Volume darah diastolik akhir
meningkatkan tekanan diastol di ventrikel kiri yang menurunkan aliran
darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama diastol.volume darah dan
tekanan diatrium kiri meningkat, yang menurunkan darah ke vena
pulmonary. Volume darah pulmo meningkat, memaksa cairan dari kapiler
pulmonal ke paru – paru, jaringan dang alveoli, menyebabkan interstisial
paru yang mengakibatkan edema dan gangguan pertukaran gas. Manifestasi
klinisnya :
1) Kemacetan paru – patu termasuk dyspnea
2) Batuk
3) Pulmonary crackles
4) Tingkat saturasi oksigen rendah
5) Suara jantung S3atau hembusan ventrikel
6) Dyspnea malam hari
7) Nokturia dispnea
8) Kesulitan tidur. (Smeltzer et al., 2010)

d) Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih
rendah dari curah jantung normal. Frekuensi jantung adalah fungsi sistem
saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan
mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila
mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan
yang memadai maka volume sekuncup jantunglah yang menyesuaikan diri
untuk mempertahankan curah jantung. Tetapi pada gagal ajntung masalah
utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup
berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Pada gagal
jantung, jika satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut terganggu, hasilnya
curah jantung berkurang. Kemudahan dalam menentukan pengukuran
hemodinamika melalui prosedur pemantauan invasif telah mempermudah
diagnosa gagal jantung kongestif dan mempermudah penerapan terapi
farmakologi yang efektf (Smeltser, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001).

3. Hipertensi
a) Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan pembuluh darah yang persisten
ditandai dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolik
≥90 mmHg. (Miller. 2012)

JNC VII mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :


1) Hipertensi normal : < 120/80 mmHg
2) Pre hipertensi : 120 – 129/80 sampai 89 mmHg
3) Hipertensi : >140/90 mmHg (Smeltzer et al., 2010)

b) Etiologi
Hipertensi sering menyertai faktor risiko seperti penyakit jantung
aterosklerosis seperti dislipidemia (abnormal kadar lemak darah), obesitas,
diabetes mellitus, metabolik sindrom dan gaya hidup. Prevalensinya juga
lebih tinggi pada orang yang memilki kondisi kardiovaskular lainnya
termasuk gagal jantung, penyakit arteri koroner dan riwayat memiliki
stroke (Ong, et al., 2007. Dikutip dalam (Smeltzer et al., 2010)Merokok
tidak menyebabkan tekanan darah tinggi, namun, jika orang dengan
hipertensi merokok risiko kematiannya dari penyakit jantung atau gangguan
terkait meningkat secara signifikan (Baliunas, Patra, Rehm, et al., 2007.
Dikutip dalam (Smeltzer et al., 2010)
c) Manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik mungkin tidak menunjukan adanya kelainan pada
tekanan darah tinggi. Terkadang perubahan retina seperti hemorrhages,
eksudat (akumulasi cairan), arteriolar penyempitan, dan infark kecil. Pada
hipertensi berat, papilledema (pembengkakan pada disk optik). Orang
dengan hipertensi mungkin asimtomatik dan tetap demikian selama
bertahun – tahun. Keterlibatan serebrovaskular dapat menyebabkan stroke
atau transient ischemis attack (TIA) dimanifestasikan oleh perubahan dalam
penglihatan atau ucapan, pusing, kelemahan, jatuh tiba – tiba atau
kelumpuhan sementara atau permanen. (Smeltzer, Hinkle, Bare, & Cheever,
2010)
d) Patofisiologi
Hipertensi adalah tekanan yang dihasilkan oleh curah jantung, yang
dihubunkan dengan resisten perifer. Curah jantung adalah tekanan dari
detak jantung yang dihubungkan dengan volume stroke. Normal sirkulasi
tekanan distransfer dari otot jantung ke darah setiap kali jantung
berkontraksi, lalu tekanan diberikan oleh darah saat mengalir melalui
pembuluh darah. Hipertensi dapat terjadi akibat peningkatan curah jantung,
peningkatan resisten perifer (penyempitan pembuluh darah) atau keduanya.
Meski tidak ada penyebab yang pasti diidentifikasikan untuk sebagian besar
kasus dengan hipertensi. Hipertensi adalah kondisi multifaktor, karena
hipertensi merupakan sebuah tanda kemungkinan besar ada banyak
penyebab seperti demam . untuk hipertensi terjadi perubahan satu atau lebih
faktor yang mempengaruhi resistensi perifer atau curah jantung. Jika ada
masalah dengan kontrol tubuh, harus sistem yang memantau atau mengatur
tekanan. Mutasi gen tunggal terkait dengan mekanisme yang digunakan
oleh ginjal untuk menyerap kembali ion natrium telah diidentifikasikan
untuk beberapa jenis hipertensi langka, tapi kebanyakan jenis hipertensi
dianggap poligenik (mutasi lebih dari satu gen). Banyak faktor yang
menyebabkan hipertensi seperti :
1) Peningkatan sistem saraf simpatik yang terkait dengan disfungsi
sistem saraf otonom.
2) Peningkatan reabsorbsi natrium klorida dan air , yang terkait dengan
jalur dimana ginjal menangani sodium.
3) Peningkatan aktivitas sistem renin- angiotensin – aldosteron
menghasilkan perluasan ektraselular sehingga volume cairan dan
resistensi vaskular sistemik meningkat
4) Penurunan vasodilatasi arteriol sehubungan dengan disfungsi dari
endothelium vaskular
5) Resistensi terhadap reaksi insulin, yang mungkin umum terjadi,
faktor yang menghubungkan hipertensi, diabetes mellitus tipe 2,
hipertrigliseridemia,obesitas dan intoleransi glukosa. (Smeltzer et
al., 2010)

4. Angina pektoris
a. Definisi
Angina pektoris adalah suatu sindrom yang ditandai dengan episode atau
peroksisma nyeri atau perasaan tertekan dideapan dada. (Smeltser, Suzanne
C, Bare, Brenda G. 2001).
b. Etiologi
Penyebab angina pektoris diperkirakan karena aliran darah koroner,
menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat atau dengan kata lain
suplai kebutuhan okesigen meningkat. Sejumlah faktor yang menyebabkan
terjadinya nyeri angina yaitu latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan
– makanan yang berat, stress. (Smeltser, Suzanne C, Bare, Brenda G.
2001).
c. Patofisiologi
Angina pektoris adalah suatu sindrom yang ditandai dengan episode atau
peroksisma nyeri atau perasaan tertekan dideapan dada. Penyebab angina
pektoris diperkirakan karena aliran darah koroner, menyebabkan suplai
oksigen kejantung tidak adekuat atau dengan kata lain suplai kebutuhan
okesigen meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung
aterosklerosis dan hampir selalu berhubunga dengan sumbatan arteri
koroner utama. Kerja Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri
angina :
1) Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung.
2) Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai dengan peningkatan kebutuhan
oksigen.
3) Makan makanan yang berat akan meningkatkan aliran darah kedaerah
mesentrik untuk pencernaan, sehingga penurunan ketersediaan darah
untuk suplai jantung.
4) Sterss atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan ,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin
dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja
jantung juga mneingkat.
G. PATHWAY
H. Asuhan Keperawatan Teoritis.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada kardiovaskular berfokus dengan
mengidentifikasi risiko penyakit kardiovaskular dan pengetaguan lansia
terkait, riwayat risiko karena terdapat banyak risiko yang dapat ditangani
dengan intervensi pendidikan kesehatan. Ketika lansia mendapat keuntungan
dari peningkatan kesehatan terkait perilaku seperti diet dan latihan, perawat
perlu mengkaji kesiapan untuk mengubah perilaku tersebut. Aspek pengkajian
fisik pada fungsi kardiaovaskular seperti tekanan darah, denyut jantung, sama
seperti yang dilakukan pada pengkajian dawasa, tetapi perawat perlu mengkaji
hipotensi. Pengkajian keperawatan perlu mempertimbangkan kemungkinan
lansia memiliki manifestasi yang tidak normal dari penyakit krdiovaskular
(Miller.2012).
1) Pengkajian dasar fungsi kardiovaskular
a) Lakukan auskultasi pada bunyi jantung ke-4
b) Lakukan auskultasi ejeksi murmur pada sistolik
c) Kesulitan dalam perkusi batas jantung
d) Hilangnya jarak bunyi jantung
e) Perubahan pada EKG seperti, aritmia,deviasi aksis kiri,blok pada
cabang bundle, his, perubahan gelombang ST, dan interval PR
semakin panjang (Miller. 2012).

Aritmia mungkin disebabkan oleh penyakit jantung, elektrolit yang


tidak seimbang, gangguan fisiologis atau efek medikasi yang
berlawanan. Murmur dapat disebabkan oleh usia atau penyakit terkait
kondisi.

a. Pengkajian tekanan darah


Pengkajian pada tekanan darah darah secara akurat pada lansia mungkin
lebih sulit dibandingkan pada yang dewasa karena beberapa alasan. Pertama,
tekanan darah pada lansia lebih bervariasi dan memiliki peningkatan yang
cenderung fluktuatif pada perubahan portural dan faktor lainnya. Lansia pada
umumny mempunyai pseudohipertensi, dimana merupakan fenomena
peningkatan tekanan darah sistolik yang dihasilkan dari ketidakampuan
memompa manset eksternal dari arteri pada lansia dengan aterosklerosis.
Fenomena ini menjelaskan bahwa peningkatan tekanan darah sistolik yang
ekstrim tampa adanya bukti kerusakan pada organ dengan tekanan darah
diatolik (Miller.2012)
b. Mengidentifikasi risiko penyakit kardiovaskulas.
Hipertensi, lipid disorder dan merokok adalah kondisi penting yang dapat
diperbaiki oleh lansia dengan faktor risiko ini. Selain itu, obesitas, tidak
beraktivitas dan kebiasaan diet tertentu adalah faktor risiko yang dapat
ditangangi dengan peningkatan perilaku kesehatan (Miller.2012).
c. Pengkajian tanda dan gejala penyakit kardiovaskular
Pengkajian pada penyakit jantung untuk lansia sebenarnya rumit, karena gejala
biasanya berada dengan ekspetasi manifestasi. Contohnya gagal ajntung
kongestif, yang dimulai dengan halus dan manifestasi dininya mungkin
perubahan mental sekunder sampai stress fisiologi. Lansia dengan anginadan
infark miokard akut memiliki manifestasi yang disebut gambaran yang tidak
khas, daripada gejala klasik seperti nyeri dada. Dari semua infark miokard tidak
ditemukan secara klinis seperti wanita dan lansia memiliki tingat yang lebih
tinggi pada atypical presentation (Miller. 2012)
d. Pengkajian pengetahuan tentang penyakit jantung
Selain untuk mengkaji tanda dan gejalanya, perawat juga perlu mengkajai
pengetahuan lansia terkait manifestasi penyakit jantung. Hal ini penting karena
perhatian medis adalah mengenai faktor mayoritas dalam menentukan outcome
serangan jantung, dan semua orang perlu lebih waspada terhdap tanda
peringatan sehingga mereka dapat mencari bantuan. Oleh karena itu, perawat
perlu menanyakan paling tidak satu pertanyaan untuk menentukan pengetahuan
lansia terkait tanda dan gejala penyakit jantung (Miller. 2012).
1. Dignosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan NOC NIC


1 Intoleransi aktivitas a. Intoleransi aktivitas a. Perawatan
b. Ketidakefektifan pompa jantung :
jantung rehabilitasi
c. Tingkat kelelahan b. Manajemen energi
d. Manajemen diri : c. Terapi aktifitas
penyakit jantung d. Manajemen nyeri
2 Penurunan curah jantung a. Keefektifan pompa a. Manajemen
jantung pengobatan
b. Status jantung paru b. Perawatan
c. Tingkat kelelahan jantung : akut
d. Pengetahuan :
manajemen penyakit
jantung
e. Pengetahuan :
manajemen gagal
jantung
f. Manajemen diri :
penyakit jantung
3 Ketidakefektifan perfusi a. Perfusi jaringan : perifer a. Manajemen syok :
jaringan perifer b. Tingat nyeri jantung
c. Tanda – tanda vital b. Manajemen
pengobatan
c. Manajemen asam
basa
4 Risiko cedera a. Kejadian jatuh a. Pencegahan jatuh
b. Keparahan cedera fisik b. Manajemen
c. Keseimbangan lingkungan :
d. Pengetahuan : jatuh keselamatan
c. Terapi latihan :
ambulasi
5 Ketidakefektifan a. Pengetahuan : promosi a. Peningkatan
pemeliharaan kesehatan kesehatan koping
b. Pengetahuan : b. Skrining kesehatan
manajemen gagal c. Pengajaran : proses
jantung penyakit
c. Pengetahuan : d. Konseling
hipertensi
d. Pengetahuan :
manajemen penyakit
jantung
6 Nyeri akut a. Kontrol nyeri a. Pemberian
b. Tingkat nyeri analgesik
c. Pengetahuan : b. Pengurangan
manajemen nyeri kecemasan
c. Manajemen nyeri
d. Peresepan obat
e. Monitor TTV
f. Pengurangan
kecemasan

2. Pengkajian Pola Gordon


a. Pola aktivitas – latihan
Subyektif
1) Lansia sesak nafas dan nyeri dada saat melakuan aktivitas
2) Lansia cepat merasa lelah, karena merasa sesak
3) Lansia tidak menggunakan alat bantu
4) Lansia berjalan dengan sompoyongan

Obyektif

1) Lansia tidak memerlukan bantuan orang lain untuk beraktifitas


2) Kekuatan otot lansia tidak mengalami gangguan
3) Adanya tanda hipotensi pada lansia
4) Postur tubuh lansia bungkuk dan berjalan sempoyongan
5) Ada tanda takikardidan diaphoresis
6) Pemeriksaan adanya suara tambahan mumur, kardiomegali, adanya
edema
b. Pola istirahat – tidur
Subyektif
1) Lansia sering terbangun akibat sesak nafas saat berbaring.
2) Lansia mengalami gangguan tidur akibat gejala dari penyakit

Obyektif

1). Lansia terlihat lesu dan lemah akibat kurang tidur.

c. Pola Nutrisi – metabolik


Subyektif
1. Lansia mengalami kesulitan makan karena merasa mual
2. Lansia mengalami penurunan nafsu makan

Obyektif

1. Terdapat hepatomegali
2. Pemeriksaan diagnostik hb rendah.

3. Evaluasi
Salah satu ukuran efektivitas intervensi promosi kesehatan adalah sejauh mana lansia
tahu tentang informasi risiko dari penyakit kardiovaskular, juga bagaimana lansia mau
mengubah ataumenghilangkan faktor gaya hidup meningkatkan risiko
gangguanfungsikardiovaskular. Sebagai contoh, lansia mungkin setuju untuk mengikuti
program latihan dan mengikuti langkah – langkah diet untuk mengurangi kadar
kolesterol serum. Efektivitas intervensi juga dapat diukur dengan menentukan
pengurangan faktor risiko yang sebenarnya. Untuk lansia dengan gangguan
kardiovaskular, fungsi perawat mengevaluasi sejauh mana tanda dan gejala diatasi
dansejauh mana lansia mendapatkan informasiyang benar tentang pengelolaan kondinya.

Daftar Pustaka
Kholifah, S. N. 2016. Keperawatan Gerontik. Jakarta : Kemenkes RI

Miller, C. A. 2012. Nursing for Wellness in Older Adult. Philadelphia : Lippincott Williams

and Wilkins.

Smeltzer, Suzanne C, et al. 2010. Brunner & Suddarth’s textbook of Medical Surgical

Nursing ed. 12th. China : Aptara, Inc

Bulechek, Gloria M dkk.(2013). Nursing Intervention Clasification (NIC) edisi ke – 6.

Elsevier Inc.

Herdman, T. Headther dan Shigemi Kamitsuru. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi &

Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

Moorhead, Sue dkk. (2013). Nursing Outcomes Clasification (NOC) edisike – 5. Elsevier Inc.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fundamentals of Human Physiology Fourth Edition. USA :


Graphic World, Inc.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G . 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (A. Waluyo &
M. Ester, Eds.) (8th ed.). Jakarta : EGC
Pengetahuan : Promosi Kesehatan

(1823)

Definisi : Tingkat pemahaman yang disampaikan tentang informasi yang dibutuhkan untuk medapatkan
dan mempertahankan kesehatan yang optimal
Skala target outcome : Dipertahankan pada …. Ditingkatkan ke :
Tidak Penget Penget Penge Penget
ada ahuan ahuan tahua ahuan
penget terbata sedang n sangat
ahuan s banya banyak
k
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5
Indikator :
182308 Perilaku yang meningkatkan kesehatan 1 2 3 4 5 Na
182309 Strategi mengelola stres 1 2 3 4 5 Na
182310 Pemeriksaan kesehatan yang 1 2 3 4 5 Na
direkomendasikan
182311 Imunisasi yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
182321 Skrining deteksi kanker sendiri yang 1 2 3 4 5 Na
direkomendasikan
182312 Sumber perawatan kesehatan terkemuka 1 2 3 4 5 Na
182313 Pencegahan dan pengendalian infeksi 1 2 3 4 5 Na
182314 Perilaku untuk mencegah cedera yang tidak 1 2 3 4 5 Na
disengaja
182315 Perilaku untuk melindungi kulit dari 1 2 3 4 5 Na
paparan sinar matahari
182316 Manajemen keamanan obat-obatan 1 2 3 4 5 Na
182322 Efek kesehatan yang merugikan akibat 1 2 3 4 5 Na
penggunan alkohol
182323 Efek kesehatan yang merugikan dari 1 2 3 4 5 Na
penggunaan tembakau
182324 Efek kesehatan yang merugikan akibat 1 2 3 4 5 Na
penggunaan obat
182318 Praktik gizi yang sehat 1 2 3 4 5 Na
182319 Strategi untuk manajemen berat bada 1 2 3 4 5 Na
182320 Latihan rutin yang efektif 1 2 3 4 5 Na
182325 Hubungan antara diet, olahraga, dan berat 1 2 3 4 5 Na
badan
182326 Strategi untuk menghindari paparan bahaya 1 2 3 4 5 Na
lingkungan
182327 Risiko penyakit yang diturunkan 1 2 3 4 5 Na
182328 Sumber informasi peningkatan kesehatan 1 2 3 4 5 Na
terkemuka
Pengetahuan : Manajemen Gagal Jantung

(1835)

Definisi : Tingkat pemahaman yang disampaikan tentang gagal jantung, pengobatan, pencegahan
perkembangan penyakit dan komplikasinya
SKALA TARGET OUTCOME: Dipertahankan pada …. Ditingkatkan ke :
Tidak Pengeta Pengeta Penget Pengeta
ada huan huan ahuan huan
pengeta terbatas sedang banya sangat
huan k banyak
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5
Indikator :
183501 Faktor-faktor penyebab dan faktor yang 1 2 3 4 5 Na
berkontribusi
183502 Tanda dan gejala awal penyakit 1 2 3 4 5 Na
183503 Manfaat manajemen penyakit 1 2 3 4 5 Na
183530 Peran tes diagnostic untuk penanganan 1 2 3 4 5 Na
penyakit
183504 Tindakan dasar jantung 1 2 3 4 5 Na
183505 Tanda dan gejala gagal jantung progresif 1 2 3 4 5 Na
183538 Tanda dan gejala komplikasi 1 2 3 4 5 Na
183507 Tanda dan gejala anemia 1 2 3 4 5 Na
183539 Hambatan untuk perawatan diri 1 2 3 4 5 Na
183540 Strategi untuk mengelola dyspnea 1 2 3 4 5 Na
183541 Strategi untuk mengelola edema 1 2 3 4 5 Na
183512 Hubungan stress fisik dan emosional 1 2 3 4 5 Na
dengan kondisi
183513 Efek psikososial gagal jantung 1 2 3 4 5 Na
183515 Strategi untuk mengontrol kecemasan 1 2 3 4 5 Na
183543 Tanda dan gejala depresi 1 2 3 4 5 Na
183544 Konseling yang tersedia untuk depresi 1 2 3 4 5 Na
183516 Perawatan untuk meningkatkan kinerja 1 2 3 4 5 Na
jantung
183545 Perilaku kesehatan untuk meningkatkan 1 2 3 4 5 Na
stabilitas fisiologis
183517 Strategi untuk meningkatkan sirkulasi 1 2 3 4 5 Na
perifer
183546 Manfaat istirahat yang cukup 1 2 3 4 5 Na
183547 Manfaat olahraga teratur 1 2 3 4 5 Na
183548 Aktivitas fisik yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
183511 Tanda dan gejala kelelahan 1 2 3 4 5 Na
183549 Strategi untuk pencegahan kelelahan 1 2 3 4 5 Na
183519 Strategi untuk menyeimbangkan aktivitas 1 2 3 4 5 Na
dan istirahat
183521 Strategi untuk meningkatkan daya tahan 1 2 3 4 5 Na
terhadap infeksi.
183550 Imunisasi yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
183523 Strategi untuk mengelola edema 1 2 3 4 5 Na
183524 Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap 1 2 3 4 5 Na
perubahan berat badan.
183525 Strategi untuk mengatur berat badan 1 2 3 4 5 Na
183551 Diet yang dianjurkan 1 2 3 4 5 Na
183526 Strategi meningkatkan kepatuhan diet 1 2 3 4 5 Na
183552 Intake cairan yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
183553 Pentingnya pantang tembakau 1 2 3 4 5 Na
183554 Strategi untuk berhenti merokok 1 2 3 4 5 Na
183555 Pentingnya pembatasan alcohol 1 2 3 4 5 Na
183527 Efek terapeutik obat 1 2 3 4 5 Na
183528 Fek samping obat 1 2 3 4 5 Na
183529 Efek lanjut obat 1 2 3 4 5 Na
183531 Teknik pemantauan sendiri 1 2 3 4 5 Na
183556 Cara penggunaan tekanan oksimetri 1 2 3 4 5 Na
183557 Penggunaan oksigen yang benar 1 2 3 4 5 Na
183532 Efek pada gaya hidup 1 2 3 4 5 Na
183533 Adaptasi untuk kinerja peran 1 2 3 4 5 Na
183558 Resiko yang terkait dengan perjalanan 1 2 3 4 5 Na
183559 Adaptasi untuk perjalanan 1 2 3 4 5 Na
183534 Efek pada seksualitas 1 2 3 4 5 Na
183535 Adaptasi untuk kemampuan seksual 1 2 3 4 5 Na
183536 Kelompok dukungan yang tersedia 1 2 3 4 5 Na
183537 Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan 1 2 3 4 5 Na
dari seseorang professional kesehatan
Pengetahuan : Hipertensi

(1837)

Definisi : Tingkat pengetahuan yang disampaikan tentang tekanan darah tinggi, pengobatan dan
pencegahan komplikasinya.
SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada …. Ditingkatkan ke :
Tidak Penget Penget Penge Penget
ada ahuan ahuan tahua ahuan
penget terbata sedang n sangat
ahuan s banya banyak
k
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5
Indikator :
183701 Kisaran normal untuk tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5 Na
183702 Kisaran normal unuk tekanan darah 1 2 3 4 5 Na
diastolik
183703 Target tekanan darah 1 2 3 4 5 Na
183704 Metode untuk mengukur tekanan darah 1 2 3 4 5 Na
183705 Komplikasi potensial hipertensi 1 2 3 4 5 Na
183706 Pilihan pengobatan yang tersedia 1 2 3 4 5 Na
183707 Manfaat pengobatan jangka panjang 1 2 3 4 5 Na
183708 Tanda dan gejala eksaserbasi hipertensi 1 2 3 4 5 Na
183709 Penggunaan yang benar dari obat yang 1 2 3 4 5 Na
diresepkan
183710 Efek terapeutik obat 1 2 3 4 5 Na
183711 Efek samping obat 1 2 3 4 5 Na
183712 Efek lanjut obat 1 2 3 4 5 Na
183713 Pentingnya mematuhi pengobatan 1 2 3 4 5 Na
183714 Pentinya menginformasikan professional 1 2 3 4 5 Na
kesehatan semua obat saat ini
183715 Pentingnya menepati janji tindak lanjut 1 2 3 4 5 Na
183716 Manfaat pemantauan sendiri secara terus 1 2 3 4 5 Na
menerus
183717 Jadwal yang direkomendasikan untuk 1 2 3 4 5 Na
pemantauan tekanan darah
183718 Manfaat penurunan berat badan 1 2 3 4 5 Na
183719 Manfaat modifikasi gaya hidup 1 2 3 4 5 Na
183720 Strategi mengelola stress 1 2 3 4 5 Na
183721 Diet yang dianjurkan 1 2 3 4 5 Na
183722 Strategi untuk mengubah kebiasaan diet 1 2 3 4 5 Na
183723 Strategi untuk membatasi intake sodium 1 2 3 4 5 Na
183724 Strategi untuk meningkatkan kepatuhan diet 1 2 3 4 5 Na
183725 Efek kesehatan yang merugikan akibat 1 2 3 4 5 Na
penggunaan alcohol
183726 Pentingnya pantang tembakau 1 2 3 4 5 Na
183727 Manfaat olahraga teratur 1 2 3 4 5 Na
183728 Sumber informasi hipertensi terprcaya 1 2 3 4 5 Na
183729 Kelompok dukungan yang tersedia 1 2 3 4 5 Na
183730 Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan 1 2 3 4 5 Na
dari seseorang
183731 Manfaat manajemen penyakit 1 2 3 4 5 Na
Pengetahuan : Manajemen Penyakit Jantung

Definisi : Tingkat pemahaman yang disampaikan tentang penyakit jantung, pengobatan, serta
pencegahan perkembangan penyakit dan komplikasinya
SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada …. Ditingkatkan ke :
Tidak Penget Penget Penge Penget
ada ahuan ahuan tahua ahuan
penget terbata sedang n sangat
ahuan s banya banyak
k
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5
Indikator :
1 2 3 4 5 Na
183001 Perjalanan penyakit biasanya 1 2 3 4 5 Na
183002 Tanda dan gejala awal penyakit 1 2 3 4 5 Na
183003 Tanda dan gejala memburuknya penyakit 1 2 3 4 5 Na
183004 Manfaat manajemen penyakit 1 2 3 4 5 Na
183005 Strategi untuk mengurangi faktor risiko 1 2 3 4 5 Na
183028 Strategi untuk mengurangi efek samping 1 2 3 4 5 Na
pengobatan
183006 Pentingnya menyelesaikan rehabilitasi 1 2 3 4 5 Na
jantung
183007 Peran keluarga dalam rencana pengobatan 1 2 3 4 5 Na
183008 Metode untuk mengukur tekanan darah 1 2 3 4 5 Na
183029 Metode untuk memantau detak jantung 1 2 3 4 5 Na
183009 Strategi untuk membatasi intake sodium
183010 Manfaat mendampingkan diet rendah
kolesterol dan rendah lemak
183011 Strategi untuk meningkatkan kepatuhan diet 1 2 3 4 5 Na
183012 Strategi untuk membatasi intake cairan 1 2 3 4 5 Na
183013 Pentingnya memantau berat badan 1 2 3 4 5 Na
183014 Pentingnya membatasi alcohol 1 2 3 4 5 Na
183015 Pentingnya pantang tembakau 1 2 3 4 5 Na
183030 Aktivitas kerja direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
183031 Aktivitas fisik yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
183032 Aktivitas waktu yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 Na
183017 Manfaat olahraga teratur 1 2 3 4 5 Na
183018 Teknik konservasi energy 1 2 3 4 5 Na
183019 Pedomana aktivitas seksual 1 2 3 4 5 Na
183020 Kesulitas aktivitas seksual potensial 1 2 3 4 5 Na
183021 Efek terapeutik obat 1 2 3 4 5 Na
183033 Efek samping obat 1 2 3 4 5 Na
183034 Efek lanjut obat 1 2 3 4 5 Na
183022 Strategi untuk mengelola stress 1 2 3 4 5 Na
183038 Pentingnya mendapatkan vaksin influenza 1 2 3 4 5 Na
musiman
183039 Pentingnya pendapat vaksin pneumonia 1 2 3 4 5 Na
183035 Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan 1 2 3 4 5 Na
dari seseorang professional kesehatan
183025 Pilih-pilih rawatan untuk bantuan darurat 1 2 3 4 5 Na
medis
183026 Pentingnya pembelajaran keluarga akan 1 2 3 4 5 Na
resusitasi jantung paru
183027 Pengaruh budaya akan kepatuhan pada 1 2 3 4 5 Na
regimen pengobatan
183036 Kelompok dukungan yang tersedia 1 2 3 4 5 Na
183037 Sumber informasi terpercaya terkait 1 2 3 4 5 Na
penyakit jantung.
Kontrol Nyeri

(1605)

Definisi : Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri


SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada …. Ditingkatkan ke :
Tidak Jarang Kadan Sering Secara
pernah menun g- menu konsist
menun jukkan kadang njukk en
jukkan menun an menun
jukkan jukkan
Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5
Indikator :
1 2 3 4 5 Na
160502 Mengenali kapan nyeri terjadi 1 2 3 4 5 Na
160501 Menggambarkan faktor penyebab 1 2 3 4 5 Na
160510 Menggunakan jurnal harian untuk 1 2 3 4 5 Na
memonitor gejala dari waktu ke waktu
160503 Menggunakan tindakan pencegahan 1 2 3 4 5 Na
160504 Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) 1 2 3 4 5 Na
tanpa analgesik
160505 Menggunakan analgesik yang 1 2 3 4 5 Na
direkomendasikan
160513 Melaporkan perubahan terhadap gejala 1 2 3 4 5 Na
nyeri pada professional kesehatan
160507 Melaporkan gejala yang tidak terkontrol 1 2 3 4 5 Na
pada professional kesehatan
160508 Menggunakan sumber daya yang tersedia 1 2 3 4 5 Na
160509 Mengenali apa yang terkait dengan gejala 1 2 3 4 5 Na
nyeri
160511 Melaporkan nyeri yang terkontrol 1 2 3 4 5 Na
Perfusi Jaringan: Perifer

(0407)

Definisi : Kecukupan aliran darah melalui pembuluh kecil di ujung kaki dan tangan untuk mempertahankan
fungsi jaringan.

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Deviasi berat Deviasi yang Deviasi Deviasi Tidak ada


dari kisaran cukup besar sedang dari ringan deviasi
normal dari kisaran kisaran dari dari
normal normal kisaran kisaran
normal normal

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

04071 Pengisian kapiler jari 1 2 3 4 5 NA

5
04071 Pengisian kapiler jari kaki 1 2 3 4 5 NA

6
04071 Suhu kulit ujung kaki dan 1 2 3 4 5 NA

0 kanan
04073 Kekuatan denyut nadi karotis 1 2 3 4 5 NA

0 (kanan)
Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi Tidak ada NA

berat dari yang cukup sedang dari ringan deviasi


kisaran besar dari kisaran dari dari
normal kisaran normal kisaran kisaran
normal normal normal

04073 Kekuatan denyut nadi karotis 1 2 3 4 5 NA

1 (kiri)
04073 Kekuatan denyut brakialis 1 2 3 4 5 NA

2 (kanan)
04073 Kekuatan denyut brakialis (kiri) 1 2 3 4 5 NA

3
04073 Kekuatan denyut radial (kanan) 1 2 3 4 5 NA

4
04073 Kekuatan denyut radial (kiri) 1 2 3 4 5 NA

5
04073 Kekuatan denyut femoralis 1 2 3 4 5 NA

6 (kanan)
04073 Kekuatan denyut femoralis 1 2 3 4 5 NA

7 (kiri)
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak NA

Berat ada
04073 Kekuatan denyut pedal (kanan) 1 2 3 4 5 NA

8
04073 Kekuatan denyut pedal (kiri) 1 2 3 4 5 NA

9
04072 Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5 NA

7
04072 Tekanan darah diastolik 1 2 3 4 5 NA

8
04074 Nilai rata-rata tekanna darah 1 2 3 4 5 NA

0
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak NA

berat ada
04071 Bruit di ujung kaki dan tangan 1 2 3 4 5 NA

1
04071 Edema perifer 1 2 3 4 5 NA

2
04071 Nyeri di ujung kaki dan tangan 1 2 3 4 5 NA

3 yang terlokalisasi
04072 Nekrosis 1 2 3 4 5 NA

9
04074 Mati rasa 1 2 3 4 5 NA

1
04074 Tingling 1 2 3 4 5 NA

2
04074 Muka pucat 1 2 3 4 5 NA
3
04074 Kelemahan otot 1 2 3 4 5 NA

4
04074 Kram otot 1 2 3 4 5 NA

5
04074 Kerusakan kulit 1 2 3 4 5 NA

6
04074 Rubor 1 2 3 4 5 NA

7
04074 Parestesia 1 2 3 4 5 NA

Tingkat Nyeri

(2102)

Definisi : Keparahan dari nyeri yang diamati atau dilaporkan

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Berat Cukup Berat Sedang Ringan Tidak ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

210201 Nyeri yang dilaporkan 1 2 3 4 5 NA

210204 Panjangnya episode nyeri 1 2 3 4 5 NA

210221 Menggosok area yang terkena 1 2 3 4 5 NA

dampak
210217 Mengerang dan menangis 1 2 3 4 5 NA

210206 Ekspresi nyeri wajah 1 2 3 4 5 NA

210208 Tidak bisa beristirahat 1 2 3 4 5 NA

210222 Agitasi 1 2 3 4 5 NA

210223 Iritabilitas 1 2 3 4 5 NA
210224 Mengerinyit 1 2 3 4 5 NA

210225 Mengeluarkan keringat 1 2 3 4 5 NA

210226 Berkeringat berlebihan 1 2 3 4 5 NA

210218 Mondar mandir 1 2 3 4 5 NA

210219 Fokus menyempit 1 2 3 4 5 NA

210209 Ketegangan otot 1 2 3 4 5 NA

210215 Kehilangan nafsu makan 1 2 3 4 5 NA

210227 Mual 1 2 3 4 5 NA

210228 Intoleransi makanan 1 2 3 4 5 NA

Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi Tidak NA

berat dari yang sedang ringan ada


kisaran cukup dari dari deviasi
normal cukup kisaran kisaran dari
berat dari normal normal kisaran
kisaran normal
normal
210210 Frekuensi nafas 1 2 3 4 5 NA

210211 Denyut janyung apikal 1 2 3 4 5 NA

210220 Denyut nadi radial 1 2 3 4 5 NA

210212 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA

210214 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
Tanda-Tanda Vital

(0802)

Definisi : Tingkat suu, denyut nadi, respirasi, dan tekanan darah berada dalam kisaran normal

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Berat Cukup Berat Sedang Ringan Tidak ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

08020 Suhu tubuh 1 2 3 4 5 NA

1
08020 Denyut jantung apikal 1 2 3 4 5 NA

2
08020 Irama jantung apikal 1 2 3 4 5 NA

8
08020 Denyut nadi apikal 1 2 3 4 5 NA

3
08020 Tingkat pernapasan 1 2 3 4 5 NA

4
08021 Irama pernapasan 1 2 3 4 5 NA

0
08020 Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5 NA

5
08020 Tekanan darah diastolik 1 2 3 4 5 NA

6
08020 Tekanan nadi 1 2 3 4 5 NA

9
08021 Kedalaman aspirasi 1 2 3 4 5 NA

Kejadian Jatuh

(1912)

Definisi : Jumlah banyaknya pasien jatuh

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

10 dan lebih 7-9 4-6 1-3 Tidak ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

19120 Jatuh saat berdiri 1 2 3 4 5 NA

1
19120 Jatuh saat berjalan 1 2 3 4 5 NA

2
19120 Jatuh saat duduk 1 2 3 4 5 NA

3
19120 Jatuh dari tempat tidur 1 2 3 4 5 NA

4
19120 Jatuh saat dipindahkan 1 2 3 4 5 NA

5
19120 Jatuh saat naik tangga 1 2 3 4 5 NA

6
19120 Terjun saat turun tangga 1 2 3 4 5 NA

7
10 kali dan 7-9 4-6 1-3 Tidak NA

lebih ada

Skala Outcome Keseluruhan 1 2 3 4 5 NA

Indikator :
19120 Jatuh saat ke kamarmandi 1 2 3 4 5 NA

9
19121 Jatuh saat membungkuk 1 2 3 4 5 NA

Keparahan Cedera Fisik

(1913)

Definisi : Keparahan dari nyeri yang diamati atau dilaporkan

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Berat Cukup Berat Sedang Ringan Tidak ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :
19130 Lecet pada kulit 1 2 3 4 5 NA

1
19130 Memar 1 2 3 4 5 NA

2
19130 Luka gores 1 2 3 4 5 NA

3
19130 Luka bakar 1 2 3 4 5 NA

4
19130 Ekstermitas keselo 1 2 3 4 5 NA

5
19130 Keseleo tulang punggung 1 2 3 4 5 NA

6
19130 Fraktur ekstermitas 1 2 3 4 5 NA

7
19130 Fraktur pelvis l NA

8
19130 Fraktur panggul 1 2 3 4 5 NA

9
19131 Fraktur tulang punggung 1 2 3 4 5 NA

0
19131 Fraktur tulang tengkorak 1 2 3 4 5
1
19131 Fraktur muka 1 2 3 4 5 NA

2
19131 Cedera gigi 1 2 3 4 5 NA

3
19131 Cedera kepala terbuka 1 2 3 4 5 NA

4
19131 Cedera kepala tertutup 1 2 3 4 5 NA

5
19131 Gangguan imobilitas 1 2 3 4 5 NA

6
19131 Kerusakan kognisi 1 2 3 4 5 NA

9
19132 Penurunan tingkat kesadaran 1 2 3 4 5 NA

0
19132 Trauma liver 1 2 3 4 5 NA

1
19132 Limfa pecah 1 2 3 4 5 NA

2
19132 Perdarahan 1 2 3 4 5 NA

3
19132 Trauma perut 1 2 3 4 5 NA

4
Keseimbangan

(0202)

Definisi : Kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak ada


terganggu terganggu terganggu terganggu

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

02020 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

2 keseimbangan saat duduk tanpa


sokongan pada punggung
02021 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

2 keseimbangan dari posisi


duduk ke posisi berdiri
02020 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

1 keseimbangan ketika berdiri


02020 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

3 keseimbangan ketika berjalan


02020 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

9 keseimbangan ketika berdiri


dengan satu kaki
02021 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

0 keseimbangan sementara
menggeser berat badan dari
satu kaki ke kaki lain
02021 Mempertahankan 1 2 3 4 5 NA

3 keseimbangan saat berputar


360 derajat
02021 Postur 1 2 3 4 5 NA

1
Berat Cukup sedang Ringan Tidak
berat ada

02020 Terpelintir 1 2 3 4 5 NA

5
02020 Pusing
6
02020 Goyah 1 2 3 4 5 NA

7
02020 Tersandung 1 2 3 4 5 NA

8
Pengetahuan : Manajemen Nyeri

(1843)

Definisi :Tingkat pemahaman yang disampaikan tentang penyebab, gejala, dan perawatan nyeri

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Tidak ada Pengetahuan Pengetahuan Pengetahu Pengetah


pengetahuan terbatas sedang an banyak uan
sangat
banyak

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

18430 Faktor-faktor penyebab dan 1 2 3 4 5 NA

1 faktor berkontribusi
18430 Tanda dan gejala nyeri 1 2 3 4 5 NA

2
18430 Strategi untuk mengontrol nyeri 1 2 3 4 5 NA

3
18430 Strategi untuk mengelola nyeri 1 2 3 4 5 NA

4 kronis
18430 Rejimen obat yang di resepkan 1 2 3 4 5 NA

5
18430 Penggunaan yang benar dari 1 2 3 4 5 NA

6 obat yang di resepkan


18430 Penggunaan yang benar dari 1 2 3 4 5 NA

7 obat-obat tanpa resep


18430 Pemakaian yang aman dan 1 2 3 4 5 NA

8 obat-obatan yang di resepkan


18430 Pemakaian yang aman dari 1 2 3 4 5 NA

9 obat-obatan yang tidak di


resepkan
18431 Efek terapeutik obat 1 2 3 4 5 NA

0
18431 Efek samping obat
1
18431 Efek lanjut obat 1 2 3 4 5 NA

2
18431 Interaksi obat potensial 1 2 3 4 5 NA

3
18431 Interaksi potensial obat dengan 1 2 3 4 5 NA

4 agen lain
18431 Penyimpanan obat yang benar 1 2 3 4 5 NA

6
18431 Cara pembuangan obat yang 1 2 3 4 5 NA

7 benar
18431 Pentingnya kepatuhan terhadap 1 2 3 4 5 NA

8 rejimen obat
18431 Pentingnya menginformasikan 1 2 3 4 5 NA

9 profesional kesehatan semua


obat saat ini
18432 Pembatasan aktivitas 1 2 3 4 5 NA

0
18432 Tindakan-tindakan pencegahan 1 2 3 4 5 NA

1
18432 Teknik posisi yang efektif 1 2 3 4 5 NA

2
18432 Teknik relaksasi yang efektif 1 2 3 4 5 NA

3
18432 Imajinasi terbimbing yang 1 2 3 4 5 NA

4 efektif
18432 Distraksi yang efektif 1 2 3 4 5 NA

5
18432 Aplikasi panas/dingin yang 1 2 3 4 5 NA

6 efektif
18432 Stimulasi elektrik yang efektif 1 2 3 4 5 NA

7
18432 Teknik meditasi yang efektif 1 2 3 4 5 NA

8
18432 Manfaat stimulasi elektrik 1 2 3 4 5 NA

9 syaraf transkutaneus

18433 Manfaat hipnosis 1 2 3 4 5 NA

Tidak ada Pengetahu Pengetahu Pengetah Pengeta NA

pengetahu an an sedang uan huan


an terbatas bnayak sangat
banyak
Skala Outcome keseluruhan 1 2 3 4 5 NA

Indikator :
18433 Manfaat akupuntur 1 2 3 4 5 NA

1
18433 Manfaat biofeedback 1 2 3 4 5 NA

2
18433 Manfaat pemijatan 1 2 3 4 5 NA

3
18433 Manfaat pemantauan sendiri 1 2 3 4 5 NA

4 secara terus-menerus
18433 Manfaat modifikasi gaya hidup 1 2 3 4 5 NA

5
18433 Manfaat penurunan berat badan 1 2 3 4 5 NA

6
18433 Strategi pencegahan nyeri 1 2 3 4 5 NA

7
18433 Tahu kapan untuk mendapatkan 1 2 3 4 5 NA

8 bantuan dari seseorang


profesional kesehatan
18433 Kelompok dukungan yang 1 2 3 4 5 NA

9 tersedia
18434 Sumber daya komunitas yang 1 2 3 4 5 NA

0 tersedia
18434 Sumber informasi terpercaya 1 2 3 4 5 NA

1 terkait kontrol terhadap nyeri

Pengetahuan : Pencegahan Jatuh

(1828)

Definisi : Tingkat pemahaman yang disampaikan tentang pencegahan jatuh

SKALA TARGET OUTCOME : Dipertahankan pada ______ Ditingkatakn ke______

Berat Cukup Berat Sedang Ringan Tidak ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :

18280 Penggunaan alat bantu yang 1 2 3 4 5 NA

1 benar
18280 Penggunaan perangkat 1 2 3 4 5 NA

2 keselamatan yang benar


18380 Alas kaki yang tepat 1 2 3 4 5 NA

3
18380 Penggunaan batang 1 2 3 4 5 NA

4 penggenggam/ grab bars yang


benar
18280 Penggunaan gerbang keamanan 1 2 3 4 5 NA

5 yang benar
18280 Penggunaan pencahayaan 1 2 3 4 5 NA

7 lingkungan yang benar


18280 Tahu kapan meminta bantuan 1 2 3 4 5 NA

8 profesional
18280 Penggunaan prosedur 1 2 3 4 5 NA

9 perpindahan yang aman


18281 Alasan pengekangan 1 2 3 4 5 NA

0
18281 Latihan untuk mengurangi 1 2 3 4 5 NA

1 risiko jatuh
18281 Obat yang diresepkan yang
2 meningkatkan risiko jatuh
18281 Kondisi kronis yang 1 2 3 4 5 NA

3 meningkatkan risiko jatuh


18281 Penyakit akut yang 1 2 3 4 5 NA

4 meningkatkan risiko jatuh


18281 Perubahan tekanan darah yang 1 2 3 4 5 NA

5 meningkatkan risiko jatuh


18281 Obat yang tidak diresepkan 1 2 3 4 5 NA

6 yang meningkatkan risiko jatuh


18281 Strategi untuk ambulasi yang 1 2 3 4 5 NA

7 aman
18281 Pentingnya menjaga alur jalan 1 2 3 4 5 NA

8 yang jelas
18281 Penggunaan yang aman dari 1 2 3 4 5l NA

9 bangku dan tangga


18282 Penggunaan tikar karet 1 2 3 4 5 NA

0
18282 Strategi untuk menjaga 1 2 3 4 5 NA

1 permukaan lantai tetap aman

Keefektifan Pompa Jantung


(0400)
Definisi: kecukupan volme darah yang di pompakan sari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi sistemik

SKALA TARGET OTCOME: Dipertahankan pada________ Ditingkatkan ke___________

Devisi berat Devisi Devisi Devisi Tidak


dari yang sedang ringan ada
kesiaran cukup dari dari devisi
normal berat dari kisaran kisaran dari
kisaran normal normal kisaran
normal normal

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:
040001 Tekanan darah sistol 1 2 3 4 5 N
A

040019 Tekanan darah diastol 1 2 3 4 5 N


A

040002 Denyut jantung apikal 1 2 3 4 5 N


A

040003 Indeks jantung 1 2 3 4 5 N


A

040004 Freksi ejeksi 1 2 3 4 5 N


A

040006 Denyut jantung perifer 1 2 3 4 5 N


A

040007 Ukuran jantung 1 2 3 4 5 N


A

040020 Urine output 1 2 3 4 5 N


A

040022 Keseimbangan intake dan output 1 2 3 4 5 N


dalam 24 jam A

040025 Tekanan vena sentral 1 2 3 4 5 N


A

Berat Cukup Sedang Ringan Tidak


berat ada

040009 Distensi vena leher 1 2 3 4 5 N


A

040010 Disritmia 1 2 3 4 5 N
A

040011 Suara jantung abnormal 1 2 3 4 5 N


A

040012 Angina 1 2 3 4 5 N
A

040013 Edema perifer 1 2 3 4 5 N


A

040014 Edema paru 1 2 3 4 5 N


A

040015 Diaphoresis 1 2 3 4 5 N
A

040016 Mual 1 2 3 4 5 N
A

040017 Kelelahan 1 2 3 4 5 N
A

040023 Dypsnea pada saat istirahat 1 2 3 4 5 N


A

040026 Dyspnea dengan aktivitas ringan 1 2 3 4 5 N


A

040024 Peningkaytan berat badan 1 2 3 4 5 N


A

040027 Asites 1 2 3 4 5 N
A

040028 Hepatomegali 1 2 3 4 5 N
A

040029 Gangguan kognisi 1 2 3 4 5 N


A

040030 Intoleransi aktivitas 1 2 3 4 5 N


A

040031 Pucat 1 2 3 4 5 N
A

040032 Sianosis 1 2 3 4 5 N
A

040033 Wajah kemerahan 1 2 3 4 5 N


A

Toleransi Terhadap Aktivitas


(0005)
Definisi: Respon fsiologis terhadap pergerakan yang memerlukan energi dalam aktivitas sehari hari

SKALA TARGET OTCOME: Dipertahankan pada________ Ditingkatkan ke___________

Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


terganggu terganggu tergaaggu terganggu tergangg
u

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:

000501 Saturasi oksigen ketika beraktivitas 1 2 3 4 5 N


A

000502 Frekuensi nadi ketika beraktivitas 1 2 3 4 5 N


A

000503 Frekuensi pernapasan ketika 1 2 3 4 5 N


beraktivitas A

000508 Kemudahan bernapas saat 1 2 3 4 5 N


beraktivitas A

000504 Tekanan darah sistolik ketika 1 2 3 4 5 N


beraktivitas A

000505 Tekanan darah sistolik ketika 1 2 3 4 5 N


beraktivitas A

000506 Temuan atau hasil EKG 1 2 3 4 5 N


(Elektrokardogram) A

000507 Warna kulit 1 2 3 4 5 N


A

000509 Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5 N


A

000510 Jarak berjalan 1 2 3 4 5 N


A

000511 Toleransi dalam menaiki tangga 1 2 3 4 5 N


A

000516 Kekuatan tubuh bagian atas 1 2 3 4 5 N


A

000517 Kekuatan tubuh bagian bawah 1 2 3 4 5 N


A

Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


terganggu terganggu terganggu terganggu tergangg
u

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 N


A

000518 Kemudahan dalam melakukan 1 2 3 4 5 N


aktivitas hiduo harian (activites of A
daily living/ ADL)

000514 Kemampuan untuk berbicara ketika 1 2 3 4 5 N


melakukan aktivitas visik A
Tingkat kelelahan
(0007)
Definisi: keprahan kelelahan secara umum berdasarkan pengamatan atau laporan

SKALA TARGET OTCOME: Dipertahankan pada________ Ditingkatkan ke___________

Berat Cukup Sedang Ringan Tidak


berat ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:

000701 Kelelahan 1 2 3 4 5 N
A

000702 Kelesuan 1 2 3 4 5 N
A

000703 Alam perasaan depresi 1 2 3 4 5 N


A

000704 Kehilangan slera makan 1 2 3 4 5 N


A

000705 Penurunan libido 1 2 3 4 5 N


A

000706 Gangguan konsentrasi 1 2 3 4 5 N


A

000707 Penurunan motivasi 1 2 3 4 5 N


A

000708 Sakit kepala 1 2 3 4 5 N


A

000709 Sakit tenggorokan 1 2 3 4 5 N


A

000710 Kelenjar getah bening 1 2 3 4 5 N


A

000711 Neri otot 1 2 3 4 5 N


A

000712 Neri sendi 1 2 3 4 5 N


A

000713 Gejala syndrome kelelahan kronis/ 1 2 3 4 5 N


post exetional malaise A

000714 Tengkat steres 1 2 3 4 5 N


A

Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


terganggu terganggu tergaaggu terganggu tergangg
u

000715 Kegiatan sehari hari (ADL) 1 2 3 4 5 N


A

000716 Alat bantu kegiatan sehari hari 1 2 3 4 5 N


(IADL) A

000717 Performa kerja 1 2 3 4 5 N


A

000718 Performa gaya hidup 1 2 3 4 5 N


A

000719 Kualitas istirahat 1 2 3 4 5 N


A

000720 Kualitas tidur 1 2 3 4 5 N


A

000721 Keseimbangan antara kegiatan dan 1 2 3 4 5 N


istirahat A

000722 Kesadaran 1 2 3 4 5 N
A

000723 Hematokrit 1 2 3 4 5 N
A

000724 Saturasi oksigen 1 2 3 4 5 N


A

000725 Fungsi tirod 1 2 3 4 5 N


A

000726 Fungsi imun 1 2 3 4 5 N


A

000727 Fungsi neorologis 1 2 3 4 5 N


A

000728 metabolisme 1 2 3 4 5 N
A

Manajemen Diri: Penakit Jantung


(1617)
Definisi: Tindakan untuk mengelola penyakitbjantung, pengobtannya dan untuk mencegah perkembangan penakit dan
komplikasiyna

SKALA TARGET OTCOME: Dipertahankan pada________ Ditingkatkan ke___________

Tidak Jarang Kadang Sering Secara


pernah menunjuk kadan menunjuk konsisten
menunjuka an menunjuk an menunju
n an kan

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:

161701 Menerima diagnose 1 2 3 4 5 N


A

161702 Mencari informasi tenteng metode 1 2 3 4 5 N


untuk mempertahankan kesehatan A
kardiovaskuler

161703 Berpartisipasi dalam pengambilan 1 2 3 4 5 N


keputusan terkait kesehatan A

161704 Berpatisipasi dalam rehabilitas 1 2 3 4 5 N


jantung yang diresepkan A

161705 Melakukan aturan pengobatan yang 1 2 3 4 5 N


di resepkan A

161706 Memantau gejala awal 1 2 3 4 5 N


A

161707 Memantau gejala yang menetap 1 2 3 4 5 N


A

Tidak Jarang Kadang Sering Secara


pernah menunjuk kadan menunjuk konsisten
menunjuka an menunjuk an menunju
n an kan

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:

161708 Membantntu bertanya gejala 1 2 3 4 5 N


A

16179 Memantau frekuensi gejala 1 2 3 4 5 N


A

161710 Memlaporkan gejala dari perubahan 1 2 3 4 5 N


penyakit A

161711 Melaporkan tanda gejala depresi 1 2 3 4 5 N


A

161712 Menggnakan buku harian untk 1 2 3 4 5 N


memantau gejala dari waktu ke A
waktu

161713 Menggnakan ukran pencegahan untk 1 2 3 4 5 N


mengrangi resiko komplikasi A

161714 Menggunakan metode untuk 1 2 3 4 5 N


meringankan gejala A

161744 Mendapatkan perawatan kesehatan 1 2 3 4 5 N


ketika tanda peringatan muncl A

161716 memantau denyut dan irama nadi 1 2 3 4 5 N


A

161717 Memantau tekanan darah 1 2 3 4 5 N


A

161718 Mengatasi asupan darah 1 2 3 4 5 N


A

161719 Membatasi asupan lemak dan 1 2 3 4 5 N


kolestrol A

161720 Mengikuti program yang di 1 2 3 4 5 N


rekomendasikan A

161721 Mengikuti pemnbatasan cairan 1 2 3 4 5 N


A

161722 Memantau efek obat perangsang 1 2 3 4 5 N


A

161723 Memantau berat badan 1 2 3 4 5 N


A

161724 Menggunakan strategi pengontrolan 1 2 3 4 5 N


berat bada yang efektif A

161725 Mempertahankan berat badan yang 1 2 3 4 5 N


optimal A

161726 Mngikuti rekomendasi penggunaan 1 2 3 4 5 N


alcohol A

161727 Berpartisipasi dalam aturany 1 2 3 4 5 N


pemberhentian merokok A

161728 Berpartisipasi dalam olahraga yang 1 2 3 4 5 N


di rekomendasikan A

161729 Menggunakan teknik konvervasi 1 2 3 4 5 N


energy A

161730 Menyeimbangkan aktifitas dengan 1 2 3 4 5 N


istirahat A

161731 Melakuan kehidupan rutin seperti 1 2 3 4 5 N


biasa A

161732 Mengikuti rekomedasi untuk 1 2 3 4 5 N


aktivitas seksual A

161733 Mandapatkan obat yang di butuhkan 1 2 3 4 5 N


A

161734 Menggunakan obat sesuai resep 1 2 3 4 5 N


A

161735 Memantau efek terapi obat yang di 1 2 3 4 5 N


resepkan A

161736 Menggunakan obat yang tidak di 1 2 3 4 5 N


resepkan hanya dengan persetujuan A
fresional kesehatan

161737 Menggunakan strtegi pengololahan 1 2 3 4 5 N


stress A

161746 Mendapatkan vaksin influenza 1 2 3 4 5 N


musiman A
161747 Mendapatjan vaksin penomonia 1 2 3 4 5 N
A

161739 Menggunakan pelayanan kesehatan 1 2 3 4 5 N


sesuai kebutuhan A

161740 Berpatisipasi dalam skrining 1 2 3 4 5 N


kolestrol A

161741 Melaporkan kebutuhan untuk 1 2 3 4 5 N


bantuan finansial A

161742 Menetapi janji dengan professional 1 2 3 4 5 N


kesehatan A

161743 Mempertahankan rencana untuk 1 2 3 4 5 N


kegawatan medis A

161745 Menyesuaikan kehidupan rutin 1 2 3 4 5 N


kesehatan yang optimal A
Status Jantung Paru
(0414)
Definisi: kecukupan volume darah yang di pompa dari ventrikel dan pertukaran karbondiosida dan oksegen pada
tingkat alveolar

SKALA TARGET OTCOME: Dipertahankan pada________ Ditingkatkan ke___________

Deviasi Deviasi Devisiasi Devisiasi Tidak


berat dari yang sedang ringan ada
kisaran cukup dari dari devisiasi
normal besar dari kisaran kisaran dari
kisaran normal normal kisaran
normal normal

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:

141401 Tekanan darah sistol 1 2 3 4 5 N


A

141402 Tekanan darah diastol 1 2 3 4 5 N


A

141403 Denyut nadi perifer 1 2 3 4 5 N


A

141404 Denyt nadi apical 1 2 3 4 5 N


A

141405 Itama jantung 1 2 3 4 5 N


A

141406 Tingkat pernapasan 1 2 3 4 5 N


A

141407 Irama oernapasan 1 2 3 4 5 N


A

141408 Kedalaman inspirasi 1 2 3 4 5 N


A

141409 Ekspulasi udara 1 2 3 4 5 N


A

141410 Urine output 1 2 3 4 5 N


A

141411 Indeks jantung 1 2 3 4 5 N


A

141412 Saturasi oksegen 1 2 3 4 5 N


A

141413 Pergeakan seputum dari saluran 1 2 3 4 5 N


napas A

Berat Cukup sedang Ringan Tidak


berat ada

141414 Intoleransi aktivitas 1 2 3 4 5 N


A

141415 Gangguan kognisi 1 2 3 4 5 N


A

141416 Pucat 1 2 3 4 5 N
A

141417 sinosis 1 2 3 4 5 N
A

141418 Wajah kemerahan 1 2 3 4 5 N


A

141419 Distensi vena leher 1 2 3 4 5 N


A

141420 Retraksi dada 1 2 3 4 5 N


A

141421 Pernafasan lewat mulut 1 2 3 4 5 N


A

141422 Edema perifer 1 2 3 4 5 N


A

141423 Edema paru 1 2 3 4 5 N


A

141424 Dyspnea pada saat istirahat 1 2 3 4 5 N


A

141425 Dyspnea dengan aktivitas ringan 1 2 3 4 5 N


A

141426 Kelelahan 1 2 3 4 5 N
A
141427 Tidak bisa istirahat 1 2 3 4 5 N
A

141428 Somnolen 1 2 3 4 5 N
A

141429 Peningkatan berat badan 1 2 3 4 5 N


A

141430 Kehilangan berat badan 1 2 3 4 5 N


A

141431 Diaphoresis 1 2 3 4 5 N
A
Pengetahuan: manajemen penyakit jantung
Definisi: Tingkat pemahaman yang disiapkan tentang penyakit jantung, pengobatan, serta pencegahan perkmbangan
penyakit dan komplikasi

SKALA TARGET OTCOME: Dipertahankan pada________ Ditingkatkan ke___________

Tidak ada Pengetahu Pengetahu Pengetahu Pengetah


pngetahuan an an sedang an banyak uan
terbatas sangat
banyak

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indicator:

183001 Perjalanan penyakit biasanya 1 2 3 4 5 N


A

183002 tanda dan gejala awal penyakit 1 2 3 4 5 N


A

183003 Tanda dan gejala memburuknya 1 2 3 4 5 N


penyakit A

183004 Manfaat manajemen penyakit 1 2 3 4 5 N


A

183005 Strategi untuk mengrangi faktor 1 2 3 4 5 N


resiko A

183028 Strategi untuk mengurangi efek 1 2 3 4 5 N


samping pengobatan A

183006 Pentingna menyelesaikan efek 1 2 3 4 5 N


samping pengobatan A

183007 Pentingna menyelesaikan rehabilitas 1 2 3 4 5 N


jantung A

183008 Perang keluarga dalam rencana 1 2 3 4 5 N


pengobatan A

183029 Metode untuk mengukr tekanan 1 2 3 4 5 N


darah A
183009 Metode untuk memantau detak 1 2 3 4 5 N
jantung A

183010 Manfaat mendampingkan diet 1 2 3 4 5 N


rendah kolestrol dan rendah lemak A

183011 Strategi untuk meningkatkan 1 2 3 4 5 N


kepatuhan diet A

183012 Strategi untuk membatasi intake 1 2 3 4 5 N


cairan A

183013 Pentingnya pemantauan berat badan 1 2 3 4 5 N


A

183014 Pentingnya pemantauan alcohol 1 2 3 4 5 N


A

183015 Pentingnya pantang tembakau 1 2 3 4 5 N


A

183030 Aktivitas kerja direkomendasikan 1 2 3 4 5 N


A

183031 Aktivitas fisik yang di 1 2 3 4 5 N


rekomendasikan A

183032 Aktivitas waktu luang yang di 1 2 3 4 5 N


rekomendasikan A

183017 Manfaat olahraga teratur 1 2 3 4 5 N


A

183018 Teknik konservasi energy 1 2 3 4 5 N


A

183019 Pedoman aktivitas seksual 1 2 3 4 5 N


A

183020 Kesulitan aktivitas seksual potensial 1 2 3 4 5 N


A

183021 Efek trapeutik obat 1 2 3 4 5 N


A

183033 Efek samping obat 1 2 3 4 5 N


A

183034 Efek lanjut obat 1 2 3 4 5 N


A

183022 Strategi untuk mengelola stress 1 2 3 4 5 N


A

183038 Pentingnya mendapatkan vaksin 1 2 3 4 5 N


influenza musiman A

183039 Pentingnya mendapatkan vaksin 1 2 3 4 5 N


pneumonia A

183035 Tahu kapan untuk mendapatkan 1 2 3 4 5 N


bantuan dari seseorang professional A
kesehatan

183025 Pilihan pilihan rawatan untuk 1 2 3 4 5 N


bantuan darurat medis A

183026 Pentingnya pembelajaran keluarga 1 2 3 4 5 N


akan resusitasi jantung paru A

183027 Pengaruh budaya akan kepatuhan 1 2 3 4 5 N


pada rejimen pengobatan A

183036 Kelompok dukungan yang tersedia 1 2 3 4 5 N


A

183037 Sumber informasi terpercaya terkait 1 2 3 4 5 N


penyakit jantung A
Pemberian Analgesik

(2210)

Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.


Aktifitas-aktifitas :
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas  Berikan kebutuhan kenyamanan
dan keparahan nyeri sebelum mengobati dan aktifitas lain ynag dapat
pasien membantu relaksasi untuk
 Cek perintah pengobatan meliputi obat, memfasilitasi penurunan nyeri
dosis, dan frekuensi obat analgesic yang  Berikan analgesic sesuai waktu
diresepkan paruhnya, terutama pada nyeri yang
 Cek adanya riwayat alergi obat berat
 Evaluasi kemampuan pasien untuk  Susun harapan yang positif
berperan serta dalam pemeliharaan mengenai keefektifan analgesic
analgesic, rute dan dosis dan untuk mengoptimalkan respon
keterlibatan pasien, sesuai kebutuhan pasien
 Pilih analgesic atau kombinasi analgesic  Berikan analgesik tambahan dan/
yang sesuai ketika lebih dari satu atau pengobatan jika diperlukan
diberikan untuk meningkatkan efek
 Tentukan pilihan obat analgesic pengurangan nyeri
(narkotik, non narkotik, atau NSAID),  Pertimbangkan penggunaan infuse
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri terus-menerus, baik sendiri atau
 Tentukan analgesik sebelumnya, rute digabungkan dengan opioid bolus,
pemberian, dan dosis untuk mencapaia untuk mempertahankan level serum
hasil pengurangan nyeri yang optimal  Jalankan tindakan keselamatan pada
 Pilih rute intervena dari pada rute pasien yang menerima analgesic
intramuscular, untuk injeksi pengobatan narkotika, sesuai kebutuhan
nyeri yang sering, jika memungkinkan  Mintakan pengobatan nyeri PRN
 Tinggalkan narkotik dan obat-obat lain sebelum nyeri menjadi parah
yang dibatasi, sesuai dengan aturan  Informasikan pasien yang
rumah sakit mendapatkan narkotika bahwa rasa
 Monitor tanda vital sebelum dan setelah mengantuk kadang terjadi selama 2-
memberikan analgesic narkotik pada 3 hari pertama pemberian dan
pemberian dosis pertama kali atau jika selanjutnya akan menghilang
ditemukan tanda-tanda yang tidak  Perbaiki kesalahan pengertian/mitos
biasanya yang dimiliki pasien dan anggota
keluarga yang mungkin keliru
tentang analgesik
 Evaluasi keefektifan analgesik
dengan interval yang teratur pada
saat setelah pemberian khususnya
setelah pemberian pertama kali,
juga observasi adanya tanda dan
gejala efek samping (misalnya,
depresi pernafasan, mual dan
muntah, mulut kering dan kostipasi)
 Dokumentasikan respon terhadap
analgesik dan adanya efek samping
 Evaluasi dan dokumentasikan
tingkat sedasi dari pasien yang
menerima opioid
 Lakukan tindakan-tindakan untuk
menurunkan efek samping
analgesic (misalnya, konstipasi dan
iritasi lambung)
 Kolaborasikan dengan dokter
apakah obat, dosis, rute pemberian,
atau perubahan interval dibutuhkan,
buat rekomondasi khusus
berdasarkan prinsip analgesic
 Ajarkan tentang penggunaan
analgesic, setrategi untuk
menurunkan efek samping, dan
harapan terkait dengan keterlibatan
dalam keputusan pengurangan nyeri
Pengurangan Kecemasan

(5820

Definisi : mengurangi tekanan, ketakutan, firasat, maupun ketidaknyamanan terkait dengan


sumber-sumber bahaya yang tidak teridentifikasi.
Aktifitas-aktifitas :
 Guanakn pendekatan yang tenang  Bantu klien mengidentifikasi situasi
dan meyakinkan yang memicu kecemasan
 Nyatakan dengan jelas harapan  Kontrol stimulus untuk kebutuhan
terhadap perilaku klien klien secara tepat
 Jelaskan semua prosedur termasuk  Dukung penggunaan mekanisme
sensasi yang akan dirasakan yang koping yang sesuai
mungkin akan dialami klien selama  Bantu klien untuk mengartikulasikan
prosedur (dilakukan) deskripsi yang realistis mengenai
 Pahami situasi krisis yang terjadi kejadian yang akan dating
dari perspektif klien  Pertimbangka kemampuan klien
 Berikan informasi factual terkait dalam mengambil keputusan
diagnosis, perawatan dan prognosis  Instruksikan klien untuk
 Berada disisi klien untuk menggunakan teknik relaksasi
meningkatkan rasa aman dan  Atur penggunaan obat-obatan untuk
menguraangi ketakutan mengurangi kecemasan secara tepat
 Dorong keluarga untuk  Kaji untuk tanda verbal dan non
mendampingi klien dengan cara verbal kecemasan
yang tepat
 Berikan objek yang meunjukkan
perasaan aman
 Lakukan usapan pada punggung/
leher dengan cara yang tepat
 Dorong aktifitas yang tidak
kompetitif yang tepat
 Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
meningkatkan kepercayaan
 Dorong verbalisasi perasaan,
persepsi dan ketakutan
 Indentifikasi pada saat terjadi
perubahan tingkat kecemasan
 Berikan aktifitas pengganti yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan
Peresepan Obat

(2390)

Definisi : peresepan obat untuk masalah kesehatan


Aktifitas-aktifitas
 Evaluasi tanda dan gejala dari  Ajarkan pasien dan keluarga terkait
masalah kesehatan saat ini reaksi yang diharapkan dan efek
 Kaji riwayat kesehatan dan samping dari obat
peggunaan obat-obatan  Berikan alternatif waktu pemberian dan
 Identifikasi alergi yang diketahui modalitas dalam pemberian obat secara
 Kaji kemampuann keluarga dalam mandiri untuk meminimalkan
pemberian obat-obatan perubahan gaya hidup
 Identifikasi obat-obbatan yang  Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
memiliki indikasi untuk masalah bagaimana cara menebus kembali obat
kesehatan saat ini yang diresepkan sesuai keperluan
 Resepkan obat-obatan sesuai  Ajarkkan pasien/ keluarga kapan waktu
dengan otoritas peresepan obat dan untuk mencari bantuan tambahan
atau sesuai protokol  Monitor efek trapeutik dan efek
 Tuliskan resep, menggunakan nama samping dari obat yang diberikan,
termasuk dosis dan petunjuk sesuai kebutuhan
pemberian obat  Pertahankan pengetahuan mengenai
 Ucapkan dengan jelas singkatan obat-obat yang digunakan dalam praktik
yang sulit yang dapat dengan keperawatan, termasuk indikasi
mudah menimbulan kesalah penggunaan, tindakan pencegahan, efek
pahama (misalnya : microgram, samping, efek toksik, dan informasi
milligram, unit) dosis yang seperti dipersyaratkan oleh
 Periksa bahwa angka desimal otoritas peresepan obat dan undang-
dalam dosis terlihat jelas dengan undang.
menggunakan awalan angka nol
(misalnya: 0.2 vs .2)
 Hindari penggunaan angka nol
dibelakang koma (misalnaya., 2 vs
2.0)
 Gunakan metode peresepan
elektronik jika tersedia
 Gunakan singkatan, akronim dan
simbol yang terstandarisasi
 Periksa bahwa semua obat yang
diresepkan telah ditulis dengan
benar, lengkap dan sesuai dengan
keperluan dan tujuan
penggunaannya
 Ikuti rekomondasi untuk
penggunaan obat (misalnya) .,
milligram/kilogram berat badan,
luas permukaan tubuh, atau dosis
efektif terendah)
 Konsultasikan dengan dokter atau
petugas farmasi sesuai kebutuhan
 Konsultasikan kepada referensi
pemberian obat untuk dokter dan
referensi lainnya jika diperlukan
 Konsultasikan pada perwakilan dari
perusahaan penyedia obat sesuai
kebutuhamn
 Ajarkan pasien dan/ atau keluarga
metode pemberian obat sesuai
kebutuhan
Monitor Tanda-Tanda Vital

(6680)

Definsi : pengumpulan dan analisa data kardiovaskuler, peernapasan, dan suhu tubuh untuk
menentukan dan mencegah komplikasi.
Aktifitas-aktifitas :
 Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan  Monitor warna kulit, suhu dan
status pernafasan dengan tepat kelembapan
 Catat gaya dan flaktuasi yang luas  Monitor sianosis sentral dan perifer
pada tekanan darah  Monitor akan adanya kuku (dengan
 Monitor tekanan darah saat pasien bentuk) clubbing
berbaring, duduk, dan berdiri sebelum  Monitor terkait dengan adanya tiga
setelah perubahan posisi tanda cushing reflek (misalnya,
 Monitor tekanan darah setelah pasien tekanan nadi lebar, bradikardi, dan
minum obat jika memungkinkan peningkatan tekanan darah sistolik)
 Auskultasi tekanan darah di kedua  Identifiksi kemungkinan penyebab
lengan dan bandingkan perubahan tanda-tanda vital
 Monitor tekanan darah, denyut nadi,  Periksa secara berkala keakuratan
dan pernapasan sebelum, selama, dan instrument yang digunakan untuk
setelah beraktifitas dengan tepat perolehan data pasien.
 Inisiasi dan pertahankan perangkat
pemantauan suhu tubuh secara terus-
menerus dengan tepat
 Monitor dan laporkan tanda dan gejala
hipotermia dan hipertermia
 Monitor keberadaan dan kualitas nadi
ambil nadi apical dan radial secara
simultan dan perhatikan perbedaanya
dengan tepat
 Monitor terkait dengan nadi
paradoksus
 Monitor terkait dengan nadi alternative
 Monitor tekanan nadi yang melebar
atau menyempit
 Monitor irama dan tekanan jantung
 Monitor nada jantung
 Monitor irama dan laju pernapasan
(misalnya, kedalaman dan
kesimetrisan)
 Monitor suara paru-paru
 Monitor oksimetri nadi
 Monitor pola pernapasan abnormal
(misalnya, Cheyne-stokes,kussmaul,
biot, apneustic, ataksia, dan bernafas
berlebihan)
Peningkatan Koping

(5230)

Definisi : fasilitas usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola stressor yang dirasakan,
perubahan, atau ancaman yang menggangu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan
peran
Aktifitas-aktifitas :
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi  dukung aktifitas-aktifitas social dan
tujuan jangka pendek dan jangka komunitas (agar bisa dilakukan)
panjang yang tepat  dukung (kemampuan dalam)
 Bantu pasien dalam memeriksa penerimaan terhadap keterbatasan
sumber-sumber yang tersedia untuk orang lain
memenuhu tujuan-tujuannya  kenali latar belakang budaya/spiritual
 Bantu pasien untuk memecah tujuan pasien
yang kompleks menjadi lebih kecil,  Dukun peenggunaan sumber-sumber
dengan langkah yang dapat dikelola spiritual, jika diinginkan
 Dukung hubungan (pasien) dengan  Eksplorasi pencapaian pasien
orang yang memiliki ketertarikan dan sebelumnya
tujuan yang sama  Eksplorasi alasan pasien mengkritik
 Bantu pasien untuk menyelesaikan diri
masalah dengan cara yang konstruktif  Konfrontasi terhadap perasaaan
 Berikan penilaian (kemampuan) ambivalen pasien (kemarahaan atau
penyesuaian pasien terhadap ditekan)
perubahan-perubahan citra tubuh,  Tumbuhkan cara penyaluran
sesuai dengan indikasi kemarahan dan permusuhan yang
 Berikan penilaian mengenai dampak konstruktif
dari situasi kehidupan pasien terhadap  Atur situasi yang mendukung
peran dan hubungan (yang ada) otonomi pasien
 Dukung pasien untuk  Baantu pasien dalam mengidentifikasi
mengidentifikasi deskripsi yang respon positif dari orang lain.
realistik terhadap adanya perubahan  Dukung identifikasi nilai hidup yang
dalam peran spesifik
 Berikan penilaian mengenai  Eksplorasi bersama pasien mengenai
pemahaman pasien terhadap proses metode sebelumnya ppada saat
penyakit menghadapi masalah kehidupan.
 Berikan penilaian dan diskusikan  Dukung penggunaan mekanisme
respon alternatif terhadap situasi defensive yang tepat
(yang ada)  Dukung verbalisasi perasaan, persepsi
 Gunakan pendekatan yang tenang dan dan rasa takut.
memberikan jaminann  Diskusikan konsekuensi dari tidak
 Berikan suasana penerimaan mengatasi rasa bersalah dan malu
 Bantu pasien dalam mengembangkan  Dukung pasien untuk
penilaian terkait dengan kejadian mengidentifikasi kekuatan dan
dengan lebih obyektif kemampuan diri.
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi  Turunkan stimulus yang dapat
informasi yang dia paling tertarik diartikan sebagai suatu ancaman
untuk dapatkan dalam suatu lingkunngan tertentu
 Sediakan informasi actual mengenai  Berikan penilaian terkait dengan
diagnosis, penanganan, dan prognosis kebutuhan atau keinginan pasien
 Sediakan pasien pilihan-pilihan yang terkait dengan dukungan social
realistis mengenai aspek perawatan  Bantu pasien untuk mengidentifikasi
 dukung sikap (pasien) terkait dengan sistem dukungan yang tersedia
harapan yang realistis sebagai upaya  Pertimbangkan risiko pasien melukai
untuk mengatasi perasaan diri sendiri
ketidakberdayaan  Instruksikan pasien untuk
 evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan teknik relaksasi sesuai
membuat keputusan dengan kebutuhan
 cari jalan untuk memahami perspektif  Bantu pasien untuk [melewati proses]
pasien terhadap situasi yang penuh berduka dan melewati kondisi
setres kehilanngan karena penyakit kronik
 tidak mendukung pembuatan dan atau kecacatan dengan tepaat
keputusan saat pasien berada pada  Bantu pasien untuk mengklarifikasi
situasi stres yang berat kesalahpahaman
 dukung kemampuan mengatasi situasi  Dukung pasien untuk untuk
secara berangsur-angsur mengevaluasi perilakunya sendiri.
 dukung kesabaran dalam
menggembangkan suatu hubungan
Skrining Kesehatan

6520

Definsi : mendeteksi risiko atau masalah kesehatan melalui anamnesis, pemeriksaan, dan
prosedur lainnya.
Aktifitas-aktifitas :
 Tentukan populasi target untuk  Lengkapi [kelengkapan] (catatn yang
[dilakukaannya] pemeriksaan sesuai dengan ) departemen
kesehatan. kesehatan atau catatan lain untuk
 Iklankan layanan skrining kesehatan memantau hassil-hasil yang
untuk meningkatkan kesadaran abnormal, misalnya tekanan darah
masyarakat. tinggi
 Sediakan akses yang mudah bagi  Berikan informasi pemeriksaan diri
layanan sskring (misalnya, waktu dan yang tepat selama skrining
tempat.  Rujuk pasien pada penyedia
 Jadwalkan pertemuan untuk perawatan kesehatan lainnya, yang
meningkatkan efisiensi dan perawatan diperlukan.
individual.
 Gunakan instrument sskrining yang
valid dan terpercaya.
 Instruksikan pasien akan rasionalisasi
dan tujuan pemeriksaan kesehatan
serta pemantauan diri
 Dapatkan persetujuan untuk
[dilakukannya] prosedur skrining
kesehatan, yang sesuai
 Berikan privasi dan kerahasiaan
 Berikan kenyamanan selama prosedur
skrining
 Dapatkan riwaayt kesehatan yang
sesuai, termasuk deskripsi kesehatan,
factor resiko, dan obat-obatan
 Dapatkan riwayat kesehatan keluarga
yang sesuai
 Lakukan pengkajian fisik, yang sesuai
 Ukur tekanan darah, tinggi badan,
berat badan, persentase lemak tubuh,
kolestrol dan kadar glukosa darah dan
pemeriksaan urin yang sesuai
 Dapat spessimen untuk analisis
Pengajaraan Proses Penyakit

(5602)

Definsi : membantu pasien untuk memahami informasi yang berhubungan denagn proses
pnyakit secara spesifik.
Aktifitas-aktifitas :
 Kaji tingkat pengetahauan pasien  Diskusikan pilihan terapi/
terkait dengan proses penyakit yang penanganan
spesifik  Jelaskan alasan dibalik manajemen/
 Jelaskan perjalanan penyakit dan terpai/ penanganan yang
bagaimana hubungannya dengan drekomendasikan
anatomi dan fisologi, seuai kebutuhan  Dorong pasien untuk menggali
 Review pengetahuan pasien mengenai pilihan – pilihan mendaptkan
kondisinya pendapat kedua, sesuai kebutuhan
 Kenali pengetahuaan pasien mengenai atau sesuai yang di indikasikan
kondisinya  Jelaskan kommplikasi kronik yang
 Jelaskan tanda dan gejala yang umum mungkin ada sesuia kebutuhan
dari penyaakit, sesuai kebutuhan  Instruksikan pasien mengenai
 Eksplorasi berssama pasien aapakah tindakan untuk mencegah /
dia telah melakukan manajemen gejala meminimalkan efek samping
 Jelaskaan mengenai proses penyakit, penanganan dari penyakit sesuai
sesuai kebutuhan kebutuhan
 Identtifikasi kemungkinan penyebab,  Edukasi pasien mengenai tindakan
sesuai kebutuhan untuk mengontrol/ meminimalkan
 Berikan informasi pada pasien gejala, sesuai kebutuhan
mengenai kondisinya, sesuai  Edukasi pasien mengenai tanda dan
kebutuhan gejala yang harus dilaporkan kepada
 Identifikasi perubahan kondisi fisik ptugas kesehatan, sesuai kebutuuhan
pasien  Perkuat informasi yang diberikan
 Hindari memerikan harapan yang dengan anggota tim kesehatan lain,
kosong sesuai kebutuhan
 Beri ketenangan terkaait kondisi
pasien, sesuai kebutuhan
 Beri informasi kepada keluarga / orang
yang penting bagi pasien mengenai
pekembangan pasien, sesuai kebutuhan
 Berikan informasi mengenai
pemeriksaan diagnostic yang tersedia
sesuai kebutuhan
 Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi dimasa yang
akan dating dan / atau mengontrol
prose penyakit
Perawatan Jantung (4040)

Definisi : Keterbatasan dari komplikasi sebagai hasil dari ketidakseimbangan antara suplai
oksigen pada otot jantung dan kebutuhan seorang pasien yang memiliki gejala gangguan
fungsi jantung.

Aktifitas-aktifitas
 Secara rutin mengecek pasien baik  Sediakan terapi antiaritmia sesui
secara fisik dan psikologis sesuai kebijakan unit (misalnya ; obat anti
dengan kelebihan tiap ritmia, kardioversi atau devibriilasi)
agen/penyedia layanan. sebagaimana mestinya.
 Pastikan tingkat aktivitas pasien  Monitor respon pasien terhadap obat
yang tidak membahayakan curah aritmia.
jantung atau memprovokasi  Instruksikan pasien dan keluarga
serangan jantung. mengenai terapi modalitas batasan
 Evaluasi episode nyeri dada aktivitas dan kemajuan.
(intensitas, lokasi,radiasi, durasi  Susun waktun latihan dan istirahat
dan faktor yang memicu serta untuk mencegah kelelahan.
meringankan nyeri dada).  Batasi merokok.
 Monitor EKG, adakah perubahan  Monitor toleransi aktivitas pasien.
segmen T, sebagaimana mestinya.  Monitor sesak, kelelaha, takipnea dan
 Dorong [adanya] peningkatan ortopnea.
aktivitas bertahap ketika kondisi  Bangun hubungan saling mendukung
[pasien] sudah distabilkan antara pasien dan keluarga.
(misalnya, dorong aktivitas yang  Identivikasi metode pasien dalam
lebih ringan atau waktu yang lebih menangani setres.
singkat dengan waktu istirahat yang  Berikan dukungan tehnik yang efektif
sering dalam melakukan aktivitas) untuk mengurangi stres.
 Instruksikan pasien tentang  Lakukan terapi relaksasai, sebagaimana
pentingnya untuk segera mestinya.
melaporkan bila merasakan nyeri  Kenali efek psikologis dari kondisi
dada. yang mendasari [penyakit].
 Lakukan penilaian komprehensif  Lindungi pasien dari kecemasan dan
pada sirkulasi perifer (misalnya, cek depresi, anjurkan pengobatan dengan
nadi perifer, edema, pengisian anti depresan yang tepat, jika di
ulang kapiler, warna indikasikan.
 Monitor tanda – tanda fiotal secara  Dorong aktifitas yang tidak
rutin. bersaing/kompetitip pada pasien dengan
 Monitor disretmia jantung, resiko gangguan fungsi jantung.
termasuki gangguan ritme dan  Diskusikan modifikasi pada aktivitas
kondisi jantung. seksual dengan pasien dan pasangan,
 Dokumentasikan disretmia jantung. jika tepat.
 Catat tanda dan gejala penurunan  Instruksikan pasien dan keluarga
curah jantung. mengenai tujuan perawatan dan
 Monitor status pernafasan terkait bagaimana kemajuanya akan di ukur.
dengan adanya gejala gagal jantung.
 Monitor abdomen jika terdapat  Yakinkan staf untuk menyadari tuyjuan
indikasi penurunan perkusi. dan bekerja sama dalam menyediakan
 Monitor keseimbangan cairan perawatyan yang konsisten.
(masukan dan keluaran serta berat  Rujuk ke program gagal jantung untuk
badan cairan). dapat mengikuti program edukasi pada
 Monitor nilai labolatorium yang rehabilitas jantung, evaluasi dan
tepat (enzim jantung dan nilai dukungan yang sesui panduan untuk
elektrolit). meningkatkan aktifitas dan membangun
 Monitor fungsi faculmaker, hidup kembali, sebagaimana mestinya.
sebagaimana mestinya.  Tawarkan dukungan spiritual pada
 Evaluasi perubahan tekanan darah. keluarga (misalnya ; menghubungi
 Evaluasi respon pasien terhadap nanggota kependetaan), sebagaimana
ektopi atau disritmia. mestinya.
Manajemen Energi

(0180)

Definisi : pengaturan energi yang di gunakan untuk menangani atau mencegah kelelahan dan
mengoktimalkan fungsi.
Aktifitas-aktifitas
 kaji status fisiologis pasien yang  Batasi jumlah dan gangguan
menyebabkan kelelahan sesui penggunjung dengan tepat.
dengan konteks usia dan  Tingkatkan tirah baring atau
perkembangan. pembatasan kegiatan (misalnya ;l
 Anjurkan pasien mengungkapkan meningkatkan jumlah waktu istirahat
perasaan secara verbal mengenai pasien) dengan cakupannya yaitu pada
keterbatasan yang di alami. waktu istirahat yang di pilih.
 Gunakan instrumen yang falit untuk  Anjurkan periode istirahat secara
mengukur kelelahan. bergantian.
 Tentukanm persepsi pasien/orang  Susun pengguanaan fisik cadangan
terdekat dengan pasien mengenai oksigen untuk funsi organ vital
penyebab kelelahan. (misalnya ; menghindari aktivitas
 Perbaiki defisit status fisiologis segera setelah makan).
(misalnya ; kemoterapi yang  Lakukan ROM aktif atau pasif untuk
menyebabkan anemia) sebagai menghilangkan ketegangan otot.
prioritas utama.  Berikan kegiatan penmgalihan yang
 Pilih intervensi untuk mengurangi menenangkan untuk meningkatkan
kelelahan baik secara varmakologis relaksasi.
maupun non varmakologis dengan  Tawarkan bantuan untuk meningkatkan
tepat. tidur (musik atau oabat).
 Tentukan jenis dan banyaknya  Anjurkan tidur siang bila di perlukan.
aktivitas yang di butuhkan untuk  Bantun pasien untuk menjadwalkan
menjaga kesehatan.intake atau periode istirahat.
asupan nutrisi untuk mengetahui  Hindari kegiatan perawatan selama jam
sumber energi yang adekuat. istirahat pasien.
 Konsulkan dengan ahli gizi  Rencanakan kegiatan saat pasien
mengenai cara meningkatkan mempunyai banyak energi.
asupan energi dari makanan.  Bantu pasien untuk duduk di samping
 Negosiasikan waktu makan yang tempat tidur, jika pasien tidak
sesui dan tidak sesui dengan jadwal memungkinkan untuk berpindah atau
di rumah sakit. berjalan.
 Monitor sistem kardiorespirasi  Bantu pasien dalam aktivitas sehari –
pasien selama kegiatan (misalnya ; hari yang teratur sesui kebutuhan
takikardia, disritmia yang lain, (ambulasi, berpindah, bergerak dan
dispnea, diaphoresis, pucar, tekanan perawatan diri).
himodinamik, frekuensi  Monitor pemberian dan efek obat
pernafasan). stimulan dan depresan.
 Anjurkan senam aerobik sesui  Anjurkan aktivitas visik (misalnya ;
kemampuan pasien. ambulasi, ADL) sesuai dengan
 Monitor atau catat waktu dan lama kemampuan (energi) pasien.
istirahat atau tidur pasien.
 Monitor lokasi dab ketidak  Evaluasi secara bertahap kenaikan level
nyamanan atau nyeri yang di alami aktivitas pasien.
pasien selama aktivitas.  Monitor respon oksigen pasien
 Kurangi ketidaknyamanan fisik (misalnya ; tekanan nadi, tekanan darah,
yang di alami pasien yang bisa respirasi) saat perawatan maupun saat
mempengaruhi fungsi kognitif. melakukan perawatan diri secara
Pemantauan diri dan pengaturan mandiri.
aktivitas pasien.  Bantu pasien untuk mamantau secara
 Buat batasan untuk aktivitas mandiri dfengan mencatat intake atau
hiperaktif klien saat menganggu asupan energi dan kalori sesui
yang lain atau dirinya sendiri. kebutuhan.
 Bantu pasien untuk memahami  Instuksikan pasien atau yang dekat
prinsip konservasi energi dengan pasien mengenai kelelahan
(misalnya ; kebutuhan untuk (gejala yang mungkin muncul dan
membatasi aktivitas tirah baring). kekambuhan yang mungkin nanti akan
 Ajarkan pasien m,engenai muncul kembali).
pengelolaan dan tehnik manajemen  Instruksikan pasien atau orang yang
waktu untuk mencegah kelelahan. dekat dengan pasien m,engenai tehnik
 Bantu pasien untuk perawatan diri yang memungkinkan
memprioritaskan kegiatan untuk penggunaan energi nsehemat mungkin
mengakomodasikan energi yang di (monitor diri untuk melakukan aktivitas
perlukan. sehari – hari).
 Bantu pasien untuk menetapkan  Istruksikan pasien atau SO untuk
tujuan aktivitas : yang akan di capai mengenali tanda dan gejala kelelahan
secara realistis. yang mengurangi gejala kelelahan yang
 Bantu pasien mengidentivikasi mengurangi kelelahan aktivitas.
pilihan aktivitas – aktivitas yang  Instruksikan pasien atau mengenai stres
akan di lakukan. dan koping intervensi untuk
 Anjurkan pasien untuk memilih mengurangi kelelahan.
aktivitas – aktivitas yang  Ajarklan pasien atau SO untuk
membangun ketahanan. menghubungi tenaga kesehatan jika
 Bantu pasien untuk mngidentivikasi tanda dan gejala tidak berkurang.
tugas atau kegiatan rumah yang bisa
di lakukan oileh keluarga dan teman
di rumah untuk mencegah dan
mengatasi kelelahan.
 Sediakan akses konunikasi yang
tepat bagi pasien (misalnya ; email
atau pesan singkat) untuk menjaga
komunikasi dengan teman pada saat
kunjungan tidak dapat di lakukan
atau tidak di sarankan.
 Bantu pasien untuk membatasi tidur
siang dengan kegiatan yang
mendorong pasien untuk terjaga,
dengan cara yang tepat.
 Batasi stimuli lingkungan yang
menganggu (misalnya ; cahaya atau
bising) untulk memfasilitasi
relaksasi.
Terapi Aktivitas (4310)

Definisi : peresepan terkait dengan menggunakan bantuan aktivitas fisik, kognisi, sosial dan
spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan durasi dari aktivitas kelompok.
Aktifitas-aktifitas  Vasilitas aktivitas pengganti pada saat
 Pertimbangkan kemampuan klien memiliki keterbatasan waktu, energi
dalam berpartisipasi melalui maupun dengan cara berkonsultasi pada
aktivitas visik. terapis – terapis fisik okupasi dan
 Berkolaborasi dengan ahli twerapis teraois rekreasi.
fisik, akupasi dan terapis aktivitas,  Dorong keterlibatan dalam aktivitas
jika memang di perlukan. kelompok maupun terapi, jika memang
 Pertimbangkan komitmenn klien di perlukan.
untuk meningkatkan frekuensi dan  Rujuk ke pusat komunitas mapun
jarak aktivitas. program – program komunitas, jika
 Bantu klien untuk mengeksplorasi memang di perlukan.
tujuan personal dari aktivitas –  Bantu dengan aktivitas visik secara
aktivitas yang biasa di lakukan teratur (misalnya ; ambulasi, trasnfer
(misalnya ; bekerja) dan aktivitas – atau pindah, berfutar dan kebersihan
aktivitas yang di sukai. diri) sesui dengan kebersihan
 Bantu klien untuk memilih aktivitas  Sediakan aktivitas ’’motorik kasar’’
dan mencapai tujuan melalui untuk klien yang hiperaktif .
aktivitas yang konstisten dengan  Tingkatkan gaya hidup dengan melalui
kemampuan fisik fisiologis dan aktivitas fisik untuk mencegah
sosial. penambahan berat badan yang
 Bantu klien untuk tetap fokus pada diinginkan.
kekuatan yang di milikinya.  Sarankan metode – metode aktivitas
 Bantu klien untuk mengidentivikasi fisik yang tepat.
dan memperoleh sumber – sumber  Ciptakan lingkungan yang aman untuk
yang di perlukanuntuk aktivitas – dapat melakukan pergerakan otot secara
aktivitas yang di inginkan. berkala sesui dengan indikasi.
 Dorong aktivitas kreatif yang tepat.  Berikan aktivitas motorik untuk
 Bantu klien memperoleh mengurangi kejang otot.
transportasi untuk [dapat  Berikan aktivitas yang memenuhi
mengikuti] aktivitas, jika di komoonen memori dan emosi (misalnya
perlukan. ; ektifitas religius tertentu) untuk klien
 Bantu klien untuk mengidentivikasi dimensia, dengan cara yang tepat.
aktivitas yang di inginkan.  Berikan permainan kelompokj
 Bantu pasien untuk terstruktur non kompetitip dan aktif.
mengidentifikasikan aktivitas yang  Tingkatkanm keterliubatan dalam
bermakna. aktifitas rekreasi dan defersional yang
 Bantu pasien untuk menjadwalkan bertujuan untuk mengurangi kecemasan
waktu – waktu spesifik terkait (misalnya ; bernyanyi kelompok, bola
dengan aktivitas harian. voli, tenis meja, berjalan, berenang,
 Bantu klien dan keluarga untuk tugas – tugas konkrit dan sederhana,
mengidentifikasi kelemahan dalam tugas – tugas rutin, tugas rumah tangga
level aktivitas tertentu. berhias dan permainan kartu atau
 Identifikasi strategi untuk puzzle).
meningkatkan partisipasi terkait  Gunakan terapi dengan menggunakan
dengan aktivitas yang di inginkan.. hewan dengan cara yang tepat.
 Intruksikan klien dan keluarga  Berikan pujian positif karena
untuk mempertahankan fungsi kesediaannya untuk terlibat dalam
kesehatan terkait dengan peran dan kelompok.
aktivitas secara visik, sosial,  Instruksikan keluarga untukm
spiritual dan kognisi. memberikan pujian positif karena
 Instruksikan pasien dan keluarga kesediaannya untuk terlibat dalam
melaksanakan aktivitas yangt kelompok.
diinginkan maupun yang telah di  Berikan kesempatan keluarga untuk
resapkan. terlibat dalam aktivitas, dengan cara
 Berkoordinasi dalam menyeleksi yang tepat.
pasien sesui dengan umur yang  Bantu klien untuk meningkatan
sesui dengan aktivitas yang akan di motivasi diri dan penguatan.
lakukan.  Monitor respon emosi fisik, sosial dan
 Bantu klien dan keluarga untuk spiritual terhadap aktivitas.
beradaptasi dengan lingkungan  Bantu klien dan keluarga memantau
pada saat mengakomodasi aktivitas perkembangan klien terhadap
yang di inginkan. pencapaian tujuan yang di harapkan.
 Berikan aktivitas untuk
memberikan perhatian dan
berkonsultasi dengan terapis
rekresional mengenai hal ini.
Manajemen nyeri

(1400)

Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri pada tingkat kenyamanan yang dapat di terima oleh
pasien.
Aktivitas – aktivitas  Pertimbangan tipe dan sumber nyeri
 Lakukan pengkajian nyeri hiperhesif ketika memilih strategi penurun nyeri.
yang meliputi lokasi, karajteristik,  Dorong pasien untuk memonitor nyeri
konsep atau durasi frekuensi, dan menangani nyerinya dengan
kualitas, intensitas beratnya nyeri nyerinya.
atau faktor pencetus.  Ajarkan penggunmaan tehnik
 Observasi adanya petunjuk nonfarmakologi (seperti, bioeedbacek,
nonverbal mengenai TENS, hypnosis relaksasi, bimbingan
ketidaknyamanan terutama pada antisipatif, terapi musik, terapi
mereka yang tidak dapat bermain, terapi aktivitas akupresur,
berkomunikasi secara efektif. aplikasi panas atau dingin atau pijatan,
 Pastikan perawatan analgesik bagi sebelum sesudah jika memang
pasien di lakukan dengan memungkinkan, ketika melakukan
pemantauan yang ketat. aktifitas yang menimbulkan nyeri ;
 Gunakan strategi komunikasi sebelum nyeri terjadi atau meningkat ;
terapeotik untuk mengetahui dan bersamaan dengan tindakan
pengalaman nyeri dan sampaikan penurun rasa nyeri lainnya.
penerimaan pasien terhadap nyeri.  Galih pengunaan metode farmakologi
 Gali pengetahuan dan kepercayaan yang di pakai pasien saat ini untuk
pasien mengenai nyeri. menurunkan nyeri.
 Pertimbangkan pengaruh budaya  Ajarkan metode farmakologi untuk
terhadap respon nyeri. menurunkan nyeri.
 Tentukan akibat dari pengalaman  Dorong pasien untuk menggunakan
nyeri terhadap kualitas hidup pasien obat – obatan penurun nyeri yang
(misalnya ;tidur, nafsu makan, adekuat.
pengertian, perasaan, hubungan,  Kolaborasi dengan pasien, orang
perfoma kerja dan tanggung jawab). terdekat dan tim kesehatan lainnya
 Gali bersama pasien faktor – faktor untuk memilih dan menginflemasikan
yang dapat menurunbkan atau tindakan penurun nyeri
mkemperberat nyeri. nonfarmakologi, sesui kebutuhan.
 Evaluasi pengalaman nyeri di masa  Berikan individu penurun nyeri yang
lalu yang meliputi riwayat nyeri optimal dengan peresepan analgesik.
kronik individu atau keluarga atau  Implementasikan penggunaan pasien
nyeri yang menyebabkan disability terkontrol analgesik (PCA) jika sesui.
atau ketidak mampuan atau  Gunakan tindakan pengontrol nyeri
kecatatan dengan tepat. sebelum nyeri bertambah berat.
 Evaluasi bersama pasien dan tim  Berikan obat sebelum beraktifitas
kesehatan lainyya mengenai untuk meningkatkan partisipasi, namun
efektivitas tindakan pengontrolan melakukan evaluasi mengenai bahaya
nyeri yang pernah di gunakan dari sedasi,
sebelumnya.  Pastikan pemberian analgesik dan atau
 Bantu keluarga dalam mencari dan strategi nonfarmakologi sebelum di
menyediakan dukungan. lakukan prosedur yang menimbulkan
 Gunakan metode penilaian yang nyeri.
sesui dengan tahapan perkembangan  Priksa tingkat ketidaknyaman pasien,
yang memungkinkan untuk catat perubahan dalam catatan medis
memonitor perubahan nyeri dan pasien, informasikan petugas
akan dapat membantu kesehatan lain yang merawat pasien.
mengidentifikasi faktor pencetus  Evaluasi keefektifan dari tindakan
aktual dan hipotensial (misalnya ; pengontrolan nyeri yang di pakai
catatan perkembangan, catatan selama pengkajian nyeri di lakukan.
harian).  Mulai dan modifikasi tindakan
 Tentukan kebutuhan frekuensi untuk pengontrol nyeri berdasarkan respon
melakukan pengkajian pasien.
ketidaknyamanan pasien dan  Dukung istirahat atau tidur yang
menginflemensikan rencana adekuat untuk membantu penurunan
monitor. nyeri.
 Berikan informasi mengenai nyeri,  Beritahu dokter jika tindakan tidajk
seperti penyebab nyeri, berapa lama berhasil atau jika keluhan pasien saat
nyeri akan di rasakan, dan antisipasi ini berubah siknifikan dari
dari ketidak nyamanan akibat poengalaman nyeri sebelumnya.
prosedur.  Informasikan tim kesehatan lain atau
 Kendalikan faktor lingkungan yang keluarga mengenai strategi
dapat mempengaruhi respon pasien nonfarmakologi yang sedang di
terhadap ketidak nyamanan gunakan untuk mendorong pendekatan
(misalnya ; suhu rungan, prefentif terkait dengan manajemen
pebncahayaan dan suara bising). nyeri.
 Kurangi atau elemenasi faktor –  Gunakan pendekatan multidisiplin
faktor yang dapat mencetuskan atau untuk manajemen nyeri, jika sesui.
meningkatakan nyeri (misalnya ;  Pertimbangkan untuki merujuk pasien,
ketakutan, kelelahan, keadaan keluarga dan orang terdekat pada
monoton dan kurang pengetahuan). kelompok pendukung dan sumber –
 Pertimbangkan keinginan pasien sumber lainya, sesui kebutuhan.
untuk berpartisipasi kemampuan  Berikan informasi yang akuarat untuk
berpartisipasi, kecenderungan, meningkatkanj pengetahuan dan
dukungan dari orang terdekat respon terhadap pengalaman nyeri.
terhadap metodr dan konta indikasi  Libatklan keluarga dalam mobilitas
ketika memilih strategi penurunan penurun nyeri, jika memungkinkan.
nyeri.  Monitor kepuasan pasien terhadap
 Pilih dan implementasikan tindakan manajemen nyeri dalam interfal yang
yang beragam (misalnya ; spesifik.
farmakologi, nonfarmakologi,
interpersonal) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri sesui cdengan
kebutuhan.
 Ajarkan prinsip – prinsip manajemen
nyeri.
Manajemen Pengobatan

(2380)

Definisi : fasilitas pengunaan dan efektifitas resep yang aman serta pengunaan obat bebas.
Aktivitas – aktivitas
 Tentukan obat yang di perlukan, dan  Berikan pasien dan anggota keluarga
kelola menurut resep dan atau mengenai informasi tertulis dan
protokol. visual untuk meningkatkan
 Diskusikan masalah keuangan dengan pemahaman diri mengenai pemberian
redmen obat. obat yang tepat.
 Tentukan kemampuan pasien untuk  Kembangkan strategi untuk
mengobati diri sendiri dengan cara mengelola efek samping obat.
yang tepat.  Dapatka resep dokter dari pasien
 Monitor efektifitas pemberian obat yang melakukan pengobatan sendiri
yang sesui. dengan cara yang tepat.
 Monitor pasien mengenai terapeotik  Buat protokol untuk penyimpanan,
obat. penyimpanan ulang, dan pemantauan
 Monitor tanda dan gejala toksisitas obat yang tersisa untuk tujuan
obat. pengobatan sendiri.
 Monitor efek samping obat.  Selidiki sumber – sumber keuwangan
 Monitor level serum darah (misalnya ; yang memungkinkan untuk
elektrolit, protombin, obat – obtan memperoleh obat yang di resepkan
yang sesui). dengan cara yang tepat.
 Monitor intyarsi obat yang non  Tentukan dampak penggunaan obat
teraupeutik. pada gaya hidup pasien.
 Kaji ulang pasien atau keluarga secara  Berikan alternatif mengenai jangka
berkala mengenai jenis dan jumlah waktu dan cara pengobatan mandiri
obat yang di konsumsi. untuk meminimalkan efek gaya
 Buang oabt yang sudah kadalwarsa, hidup.
yang sudah di berhentikan atau yang  Bantu pasien dan anggota keluarga
mempunyai kontrak indikasi obat. dalam membuat penyesuaian gaya
 Fasilitasi perubahan pengobatan hidup yang di perlukan terkait
dengan dokter. dengan pemakaian obat – obatan
 Monitor respon terhadap perubahan tertentu dengan cara yang tepat.
pengobatan dengan cara yang tepat.  Anjurklan pasien mengenai kapan
 Pertimbangkan pengetahuan pasien harus mencari bantuan medis.
mengenai obat-obatan.  Identifikasi jumlah dan jenis obat
 Pantau kepatuhan mengenai rigmen bebas dan bagaimana obat – obatan
obat. tersebut dapat mempengaruhi kondisi
 Pertimbangkan faktor – faktor yang saat ini.
dapat menghalangi pasien untuk  Pertimbangkan apakah pasien
mengonsumsi obat yang di resepkan. menggunakan obat – obatan berbasis
 Kembangkan strategi bersama pasien budaya dan kemungkinan adanya
untuk meniongkatkan kapatuhan efek dari penggunaan obat bebas dan
mengenai regimen obat yang di obat yang di tresepkan.
resepkan.  Kaji ulang strategi bersama pasien
dalam mengelola obat – obatan.
 Konsultasi dengan propesional  Sediakan pasien dengan daftar
perawatan kesehatan lainya unytuk sumber – sumber untuk bisa di
meminimalkan jumlah dan frekuensi hubungi untuk mendapatkan
obat yang di butuhkan agar di informasi lebih lanjut mengenai obat
dapatkan efek terapeutik. – obatan tertentu.
 Ajarkan pasien dan anggoita keluarga  Hubungi pasien dan keluarga setelah
mengenai metode pemberian obat pemulangan pasien untuk menjawab
yang sesui. pertanyaan dan mendiskusikan
 Ajarkan pasien dan atau anggota kekawatiran terkait dengan regimen
keluarga mengenai tindakan dan efek obat.
samping yang di harapkan dari obat.  Dorong pasien untuk bversedia di
Berikan pasien dan anggota keluarga lakukan uju skrining dalam
mengenai informasi tertulis dan visual menentukan efek obat.
untuk meningkatkan pemahaman diri
mengenai pemberian obat yang tepat
Perawatan Jantung : Akut

(4044)

Definisi : keterbatasan terkait dengan komlilasi pada pasien yang mengalami eposode
ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke otot jantung dan kebutuhannya sehingga
mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi jantung.
Aktivitas – aktivitas  Sediakan makan yang sedikit sedikit
 Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi, tapi sering.
radiasi, durasi, faktor pemicu dan yang  Sediakan diet jantung yang tepat
mengurangi). (batasi masukan kafein
 Instruksikan pasien akan pentingnya natrium,kolestrol dan makanan
melaporkan segera jika merasakan berlemak).
ketidaknyamanan dalam dada.  Tahan diri untuk memberikan
 Sediakan alat yang segera dan secara stimulan mulut.
kontinyu dapat memanggil perawat  Ganti dengan garam jika tepat.
dan bisa memberi tahu pasien dan  Batasi stimulasi lingkungan.
keluarga bahwa panggilan akan di  Pertahankan lingkungan yang
jawab dengan segera. kondusif untuk istirahat dan
 Monitor EKG sebagaimana mestinya, penyembuhan.
apakah terdapat perubahan segmen  Hindari memicu situasi emosional.
ST.  Identifikasi cara pasien menghadapi
 Lakukan penilaian secara stres.
komperhensif terhadap status jantung  Dukung tehnik afektif untuk
termasuk di dalamnya adalah sirkulasi mengurangi ster.
perifer.  Lakukan terapi relaksasi dengan
 Monitor irama jantung dan kecepatan tepat.
denyut jantung.  Tahan diri untuk berbeda pendapat.
 Auskultasi suara jantung.  Cegah pasien untuk mengambil
 Kenali adanya frustrasi danm keputusan cegah dalam keadaan sters
ketakutan karena ketidak mampuan berat.
berkomuniukasi dan adanya paparan  Hindari pasien terlalu kepanasan atau
mesin atau alat dan lingkungan yang kedinginan.
asing.  Tahan diri untuk memasukan selang
 Auskultasi paru – paru, adakah ronki rektal.
atau suara tambahan lain.  Tahan diri untuk mengukur suhu
 Monitor efektifitas terapi oksigen, rektal.
sebagaimana oksigen.  Tahan diri untuk melakukan
 Monitor penentu pengantaran oksigen pemeriksaan melalu rektal atu
(PaO2 kadar Hb dan curah jantung) vagina.
sebagaimana mestinya.  Instruksi pasien untuk menghindari
 Monitor cairan masuk dan keluar, urin aktifitas yang menyebabkan valsafa
output, timbang bearat badan harian, manufer (misalnya ; mengejan saat
sebagaimana mestinya. buang air besar).
 Pilih lead EKG yang terbaik dalam  Kelola obat yang mencegah episode
rangka untuk memonitor secara terus valsafa manufer (laksatif,anit mual),
menerus sebagaimana mestinya. sebagaimana mestinya.
 Rekam EKG 12 lead sebagaimana  Cegah pembentukan trombus verifer
mestinya. (perubahan posisi tiap 2 jam dan
 Tuliskan nilai SK, LDH, dan AST kelola anti koagulan dosis ringan).
serum, sebagaimana mestinya.  Kelola obat-obatan untuk
 Monitor fungsi ginjal (nilai BUN dan membebaskan atau mencegah nyeri
kreatinin) sebagaimana mestinya. dan iskemia, sesui dengan
 Monitor fungsi hatri dengan cara yang kebutuhan.
tepat.  Monitor keefektifan pengobatan.
 Monitor nilai labolatorium elektrolit  Instruksikan pasien dan keluarga
yang dapat meningkatkan resiko tentang tujuan perawatan dan
disritmia (kalium dan magnesiu), bagaimana perkembangan yang bisa
sebagaimana mestinya. diukur yakin kan semua staf
 Laporkan foto torak sebagaimana menyadari tujuan tersebut dan
mestinya. bekerjasama dalam menyediakan
 Monitor kecenderungan tekanan darah perawatan yang konsisten.
dan parameter hemodinamik, jika  Tawarkan dukungan spiritual kepada
tersedia (tekana vena sentral, tekanan pasien.
paruy kapiler, tekanan irisan arteri).
Manajemen Shok : Jantung

(4254)

Definisi :Peningkatan keadekuatan perfusi jaringan pada pasien yang mengalami penurunan
pompa jantung.
Aktivitas – aktivitas  Persiapkan pasien untuk
 Monitor tanda dan gejala penurunan revaskulerisasi jantung (percutaneus
curah janutng. coronary intervention) PCI atau
 Auskultasi suara nafas terhadap bunyi poronary artery baipasygraft (CABG).
crackles atau suara tambahan lain  Berikan inotropik positif atau
nya. medikasi untuk kontrotilitas sesui
 Catata tanda dan gejala penurunan kebutuhan.
curah jantung.  Tingkatkan reduksi afterlud (misalnya
 Monitor adanya ketidakadekuatan ; fasodilator, angiotensin kovertin
perfusi arteri koroner (perubahan ST enzim meinhibitors, atau balon intra
dalam EKG, peningkatan enzim aorta).
janutng, angina) sesuai kebutuhan.  Tingkatkan preload oktimal sementara
 Monitor pemeriksaan fungsi menurunkan opterlud (misalnya
pembekuaan, termasuk protombintan berikan netrat sementara
(PT, partialtromboplastin), mempertahankan tekanan oklusi arteri
fibrinogen, degradasi atau produk pulmonal dalam rentang yang di
pemecahan, dan nilai platelet sesui anjurkan), sesui yang di butuhkan.
kebutuhan.  Tingkatkan pervusi jaringan yang
 Monitor dan efaluasi indikator adekuat (dengan resusitasi cairan dan
hipoksia jaruingan (saturasi darah atau vasopresor untuk
campuran vena, saturasi oksigen vena mempertahankan tekanan rata – rata
sentral, nilai serum laktat, arteri (MAT) kurang lebih 60 mmHg,
kapnometrisubningual). sesui kebutuhan.
 Berikan oksigen sesui kebutuhan.
 Pertahankan reload oktimal dengan
pemberian cairan IV atau deuretik,
sesui kebutuhan.
Manajemen Pengobatan

(2380)

Definisi : fasilitas pengunaan dan efektifitas resep yang aman serta pengunaan obat bebas
Aktivitas – aktivitas  Berikan pasien dan anggota
 Tentukan o0bat apa yang di perlukan, mengenai informasi tertulis dan
dan kelola menurut resep atau protokol. fisual untuk meningkatkan
 Diskusikan masalah keuwangan yang pemahaman diri mengenai
berkaitan dengan regimen obat. pemberian obat yang tepat.
 Tentukan kemampuan pasien untuk  Kembangkan strategi untuk
mengobati diri sendiri dengan cara yang mengenbangakan strategi untuk
tepat. mengelola efek samping obat.
 Monitor efektifitas cara pemberian obat  Dapatkan resep dokter yang
yang sesui. melakukan pengobatan sendiri
 Monitor pasien mengenai terapeutik dengan cara yang tepat.
obat.  Buat protokol untuk penyimpanan,
 Monitor tanda dan gejala toksitas obat. penyimpanan ulang, dan
 Monitor efek samping obat. pemantauan obat yang tersisa
 Monitor lefel serum darah (misalnya untuk tujuan pengobatan sendiri.
elektrolit, protombin, dan obat – obatan)  Selidiki sumber – sumber
yang sesui. keuangan yang memungkinkan
 Monitor intraksi obat yang nonterapiotik. untuk memperoleh obat yang di
 Kaji ulang pasien atau keluarga secara resepkan dengan cara yang tepat.
berkala mengenai jenis dan jumlah obat  Tentukan dampak pengunaan obat
yang di konsumsi. pada gaya hidup pasien.
 Buang obat yang sudahh kedaluarsa,  Berikan alternatif mengenai jangka
yang sudah di berhentikan atau yang waktu dan cara pengobatan
m,empunyai kontraindikasi obat. mandiri u8ntuk meminimalkan
 Fasilitasi perubahan pengobatan dengan efek gaya hidup.
dokter.  Bantu pasien dan anggota keluarga
 Monitor respon terhadap perubahan dalam membuat penyesuaian gaya
pengobatan dengan cara yang tepat. hidup yang di perlukan sesui gaya
 Pertimbangkan pengetahuan pasienj hidup yang di perlukan terkait
mengenai obat – obatan. dengan pemakaian obat – obat
tertentu dengan cara yang tepat.
 Pantau kepatuhan mengenai regimen
obat.  Anjurkan pasien mengenai kapan
harus mencari bantuan medis.
 Pertimbangkan faktor – faktor yang
dapat menghalangi pasien untuk  Berikan informasi mengenai
mengkonsumsi obat yang di resepkan. oenggunaan obat bebas dan
bagaimana obat – obatan tersebut
 Kembangkan strategi bersama pasien
dapat mempengaruhi kondoisi saat
meningkatkan kepatuhan mengenai
ini.
regimen obat yang di resepkan.
 Pertimbangkan pasien apakah
 Konsultasi dengan profesional perawatan
mendapatkan obat – obatan
ksehatan lainnya untuk meminimalkan
berbasis budaya dan kemungkinan
jumlah dan frekuansi obat yang di
adanya efek dari penggunaan obat
butuhkan agar di dapatkan efek
bebas dan obat yang di resepkan.
terapeutik.  Kaji ulang strategi bersama pasien
 Ajarkan pasien dan atau anggota tentang mengelola obat – obatan.
keluarga mengenai tindakan dan efek  Sediakan pasien dengan daftar
samping yang di harapkan dari obat. sumber – sumber untuk bisa di
 Hubungi pasien dan keluarga setelah hubungi untuk dapat mendapatkan
pemulangan pasien untuk menjawab informasi lebih lanjut mengenai
pertanyaan dan mendiskusikan obat – obatan tertentu.
kekawatiran terkait dengan regimen obat.
 Dorong pasien untuk bersedia di lakukan
uji skrining dalam menentukan efek
obat.
Manajemen Asam Basa

(1910)

Definisi : Peningkatan keseimbangan asam basa dan pencegahan komplikasi akibat


ketidakseimbangan asam basa
Aktivitas - aktivitas  monitor pengelolaan yang
 Pertahankan kepatenan jalan nafas. mencampur asam basa (misalnya,
 Posisiskan klien untuk mendapatkan alkalosis respiratorik dan metabolik
ventilasi yang adekuat (misalnya ; asidosis primer).
membuka jalan nafas dan menaikan  Monitor pola pernafasan.
posisi kepala di tempat tidur).  Monitor pengangkuatan oksigen ke
 Pertahankan kepatenan akses selang jaringan (misalnya, PAO2,SAO2 level
IV. hamagoblin, dan kardiakotput), jika
 Monitor kecenderungan pH arteri, tersedia.
PaCO2 HCO3 dalam rangka  Monitor adanya gejala pernafasan
memepertimbangkan jenis ketidak (misalnya, rendahnya , PAO2 dan
seimbangan yang terjadi (misalnya ; meningkatkan level PACO2 dan
despiraktorik atau metabolik) dan kelelahan otot pernafasan).
kompensasi mekanisme fisiologis  Monitor konsumsi oksigen (misalnya,
yang terjadi (misalnya kompensasi tingkat SVO2 dan AvDO2) jika
baru atau ginjal dan penyangga tersedia.
fisiologis atau pisiological buffer).  Monitor intake dan output.
 Pertahankan pemeriksaan berkala  Monitor status hemodinamik meliputi
terhadap pH arteri dan plasma level CVP, PAP, dan PCWP jika
elektrolit untuk membuat perencanaan tersedia.
perbuatan yang akurat.  Monitor kehilangan asam (misalnya,
 Monitor gas darah arteri (ABGs), muntah, pengeluaran nasrogagtrit ,
level serum elektrolit jika di perlukan. diare, dan deuresis) dengan cara yang
 Ambil sepesimen yang di instruksikan tepat.
untuk mendapatkan analisa  Monitor status nerurologi (miusalnya,
keseimbangan asam basa (misalnya tingkat kesadaran dan kebingungan).
analisa gas darah urile dan serm), jika  Sediakan dukungan ventilator
memang di perlukan. mekanik, jika memang di butuhkan.
 Monitor penyebab potensial sebelum  Sediakan hidrasi adekuat dan
memeberikan perawatan ketidak restorasi dari volume cairan normal,
seimbangan asam basa misalnya jika di perlukan.
penurunan dalam respiratori alkalosis  Berikanm pengobatan yang sudah di
klinik karena metabolik asidosisi). resepkan berdasarkan pada trende
 Instruksikan pasien untuk yang ada pada pH, PACO2,HCO3, dan
menghindari kelebihan pengobatan serum elektrolit, dengan cara yang
yang mengandung HCO3 debfab tepat. tepat.
 Sedasikan pasien untuk menurunkan  Berikan terapi oksigen dengan tepat.
hiperventilasi dengan cara yang tepat.  Berikan agen mikrobial dan
 Atasi demam. Dengan tepat. brokondiator, denganh tepat.
 Berikan pengobatan nyeri, dengan  Berikan aliran oksigen yang frendah
teapat. dan monitor untuk nakrosis pada
kasus hiperkapnia kronik.
 Instruksikan pasien dan atau keluarga
mengenai tindakanj yang telah di
sarankan untuk mengatasi ketidak
seimbangan asam basa.
Pencegahan Jatuh

6490

Definisi : melaksanakan pencegahan khusus dengan pasien yang memiliki risiko cedera
karena jatuh
Aktifitas-aktifitas :
 Identifikasi kekurangan baik kongnitif  Gunakan tempat tidur setengah isi air
atau fisik dari pasien yang mungkin ditempat tidur untuk membatasi
meningkatkan potensi jatuh pada pergerakan, dengan tepat
lingkungan tertentu  Sediakan pasien yang memiliki
 Identifikasi perilaku dan faktor yang ketergantungan suatu alat untuk
mempengaruhi risiko jatuh meminta pertolongan (misalnya.,
 Kaji ulang riwayat jatuh bersama [penyediaan] bel atau lampu
dengan pasien dan keluarga panggilan) saat caregifer tidak ada
 Idntifikasi karakteristik dari  Jawab pemanggil lampu segera
lingkungan yang mungkin  Bantu eliminasi dari frekuensi dan
meningkatkan potensi jatuh intervensi terjadwal
(misalnya, lantai licin dan tangga  Gunakan alarm tempat tidur untuk
terbuka) memperingatkan orang yang merawat
 Monitor gaya berjalan (terutama bahwa individu keluar dari tempat
kecepatan) keseimbangan dan tingkat tidur, dengan tepat
kelelahan dan ambulasi  Tandai ambang pintu dan dari batas
 Tanyakan pasien mengenai persepsi jalan pintu sebelum tangga, sesuai
keseimbangan, dengan tepat dengan kebutuhan
 Berbagai dengan pasien terkait (hasil)  Pindahkan barang-barang yang
observasi pada gaya berjalan, diletakkan rendah (misalnya., temapt
(terutama kecepatan) dan pergerakan menyimpan sepatu dan meja) yang
 Sarankan perubahan pada gaya membahayakan
berjalan (terutama kecepatan) pada  Hindari melakukan sesuatu secara
pasien tidak teratur dipermukaan lantai
 Ajarkan pasien untuk beradaptasi  Sediakan pencahayaan yang cukup
terhadap modivikasi gaya berjalan dalam rangka meningkatkan
yang (telah) di sarankan (kecepatan) pandangan
 Bantu ambulasi indiidu yang  Sedikan lampu malam hari disisi
memiliki ketidakseimbangan tempat tidur
 Sediakan alat bantu (misalnya : tonkat  Sediakan pegangan pada tangga dan
dan wolker) untuk menyeimbangkan pegangan tangga yang dapat dilihat
gaya berjalan (terutama kcepatan) (pasien)
 Dukung pasien untuk menggunakan  Tempatkan pagar dipintu keluar yang
tongkat atau walker, dengan tepat menggarah ke tangga
 Instruksikan pasien mengenai  Sediakan permukaan lantai yang tidak
penggunaan tongkat atau walker licin dan anti slip
dengan tepat  Sediakan permukaan yang tidak licin
 Rawat alat bantu dalam kondisi yang pada bak mandi dan pancuran
siap pakai  Sediakan alas kaki yang tidak licin
 Kunci kursi roda, tempat tidur atau untuk memfasilitasi kemudahan
brankar selama melakukan menjangkau
pemindahan pasien  Sediakan area penyimpanan dengan
 Letakkan benda benda dalam jangkauan yang mudah
jangkauan yang mudah bagi pasien  Sediakan barag furniture berat yang
 Instruksikan pasien untuk tidak akan terguling jika digunakan
memamanggil bantuan terkait sebagai sandaran
pergerakan, dengan tepat  Orientasikan pasien pada lingkungan
 Ajarkan pasien bagaimana jika jatuh, fisik
meminimalkan cedera  Hindari pengatura ulang lingkungan
 Berikan tanda untuk mengingatkan fisik yang tidak perlu
pasien agar meminta bantuan saat  Pastikan bahwa pasien menggunakan
keluar dari tempat tidur, dengan tepat sepatu yang pas, terikat dengan aman,
 Monitor kemampuan untuk berpindah dan sol anti selip
dari tempat tidur kekursi dan  Instruksikan pasien untuk memakai
sebaliknya kacamata yang diresepkan dengan
 Gunakan tekhnik yang tepat untuk tepat pada saat keluar dari tempat
memindahkan pasien dari dan kekursi tidur
roda, tempat tidur, toilet dan lainnya  Ajarkan anggota keluarga megenai
 Sediakan tamapt duduk toilet yang faktor resiko yang berkonstribusi
ditinggikan untuk memudahkan terhadap adanya kejadian jatuh dan
perpindahan bagaimana keluarga bisa menurunkan
 Sediakan kursi dengan ketinggian resiko ini
yang tepat, dengan sandaran tangan  Anjurkan adaptasi dirumah untuk
dan punggung yang mudah meningkatkan keamanan
dipindahkan  Instruksikan keluarga akan
 Gunaka peganggan tangan dengan pentingnya pegangan tangan untuk
panjang dan tinggi yang tepat untuk tangga, kamar mandi dan jalur untuk
mencegah jatuh dari temapt tidur, berjalan
sesuai dengan kebutuhan  Bantu keluaarga untuk
 Sediaa matras tempat tidur dengan mengidentifikasi bahaya dirumah dan
pinggiran yang lurus untuk memodifikasi (bahaya tersebut) yang
memudahkan pemindahan, letakkkan aman
tempat tidur mekanik pada posisi  Sarankan menggunakan alas kaki
yang paling rendah  Instruksikan pasien untuk
 Sediakan permukaan tidur yang dekat menghindari permukaan es dan
dengan lantai, sesuai kebutuhan permukaan lain di luar rumah yang
 Sediakan tempat duduk dengan kursi licin
bean bag untuk membatasi  Kembangkan cara untuk pasien
pergerakan, dengan tepat berpartisipasi secara aman dalam
 Temaptkan busa ditemapt duduk mengisi waktu luang
pasien untuk mencegah pasien  Lakukan program latihan fisik rutin
terjatuh, dengan tepat yang meliputi berjalan
 Berikan penanda untuk memberikan
peringatan pada staff bahwa pasien
beresiko tinggi jatuh
 Berkolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lain untuk menimbulkan
efek samping dari pengobatan yang
berkonstribusi pada kejadian jatuh
(misalnya., hipotensi ortostatisk dan
cara berjalan) trauma kecepatan yang
tidak mantap atau seimbang
 Sediakan pengawasan ketat dan/ atau
alat pengikatan (misalnya., kursi bayi
dengan sabuk pengaman) saat
meletakkan bayi/anak dipermukaan
yang tinggi (misalnay, meja an kursi
yang tinggi)
 Pindahkan obyek yang bisa
menyebabkan anak kecil memanjat
kepermukaan yang tinggi
 Jaga posisi sisi rel dalam posisi tinggi
saat cardiver tidak ada, dengan tepat
 Sediakan “gelembung atau bubble
tob” pada pengamanan pasien
pediatric dirumah sakit yang mungkin
memanjat melalui sisi pengaman yang
tinggi, dengan tepat
 Kencangkan palang pengaman pada
akses vanel incubator saat
meninggalkan tempat tidur bayi
dalam incubator, dengan tepat.

Manajemen Lingkungan : Keselamatan


6486

Definisi : memonitor dan memanipulasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan


Aktifitas-aktifitas :
 Identifikasi kebutuhan keamanan  Edukasi individu dan kelompok yang
pasien berdasarkan fungsi fisik dan beresiko tinggi terhadap bahan
kognitif serta riwayat perilaku dimasa berbahaya yang ada dilingkungan
lalu  Kolaborasikan dengan lembaga lain
 Identifikasi hal-hal yang untuk meningkatkan keselamatan
membahayakan lingkungan lingkungan (misalnya, dinas
(misalnya., [bahaya] fisik, biologi, kesehatan, polisi dan badan
dan kimiawi) s perlindungan lingkungan)
 Singkirkan bahan berbahaya dari  Inisiasi dan atau lakukan program
lingkungan jika diperlukan sekring terhadap bahan yang
 Modivikasi lingkungan untuk menbahayakan lingkungan (misalnya.,
meminimalkan bahan berbahaya dan logam berat dan radon)
beresiko
 Sediakan alat untuk beradaptasi
(misalnay., kursi untuk pijakan dan
pengangan tangan)
 Guanakan peralatan perlindungan
(misalnaya., pengekangan, tegangan
pada sisi, kunci pintu, agar, dan
gerbang) untuk membatasi mobilitas
fisik atau akses pada sitasi yang
membahayakan
 Beritahukan pada lembaga
berwenang untuk melakukan
perlindungan lingkungan (misalnya.,
dinas kesehatan, pelayanan
lingkungan, badan lingkungan dan
polisi)
 Siapkan nomor telepon emerjensi
untuk pasien (misalnya [nomer]
polisi, dinas kesehatan lokal dan
pusat kontrol)
 Monitor lingkungan terhadap
terjadinya perubahan setatus
keselamatan
 Bantu psien saat melakukan
perpindahan kelinkungan yang lebih
aman (misalnya., rujukan untuk
mempunyai asisten ruah tangga)
Terapi Latihan : Ambulasi

0221

Definisi : peningkatan dan bantuan perjalanan untuk menjaga ataumengembalikan fungsi


tubuh otonom dan volunteer selama pengobatan dan pemulihan dari penykit atau cedera
Aktifitas-aktifitas :  Bantu pasien untuk berdiri dan
 Beri pasien yang tidak mengekang ambulasi dengan jarak tertentu dan
 Bantu pasien untuk menggunakan dengan jumlah syaf tertentu
alas kaki yang memfasilitasi pasien  Bantu pasien untuk membangun
untuk berjalan dan mencegah cedera pencapaian yang realistis untuk
 Sediakan tempat tidur berketinggia ambulasi jarak
rendah, yang sesuai  Dorong ambulasi independen dalam
 Tempatkan saklar posisi tempat tidur batas aman
di tempat yang mudah di jangkau  Dorong pasien untuk “bangkit
 Dorong untuk duduk di tempat tidur, sebanyak dan sesering yang di
di samping tempat tidur inginkan” (up ad lib), jika sesuai
(“menjuntai”), atau di kursi,  Terapkan / sediakan alat bantu
sebagaiman yang dapat di toleransi (tongkat, walker, atau kursi roda)
[pasien] untuk ambulasi, jika pasien tidak
 Bantu pasien untuk duduk di sisi stabil
tempat tidur untik memfasilitasi  Bantu pasien dengan ambulasi dengan
penyesuaian, sesuai kebutuhan awal dan jika di perlukan
 Konsultasikan pada ahli terapi fisik  Instruksikan pasien/caregiver
mengenai rencana ambulasi, sesuai mengenai pemindahan dan teknik
kebutuhan ambulasi yang aman
 Instruksikan ketersediaan perangkat  Monitor penggunaan kruk pasien atau
pendukung, jika sesuai alat bantu berjalan lainnya
 Instruksikan untuk memposisikan diri
sepanjang proses pemindahan
 Gunakan sabuk [untuk] berjalan (gait
belt) untuk membantu perpindahan
dan ambuasi, sesuai kebutuhan
 Bantu pasien untuk perpindahan,
sesuai kebutuhan
 Berikan kartu penanda di kepala
tempat tidur untuk memfasilitasi
belajar berpindah

Anda mungkin juga menyukai