Disusun Oleh :
ANDI MUH GHAZA MAKALALAG
03120200117
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Struktur Perkerasan Jalan ” ini
dapat terselesaikan. Berbagai sumber telah penulis ambil sebagai bahan dalam pembuatan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis juga menyadari bahwa buku tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki kesalahan dalam
penyusunannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini terdapat permasalahan penting, yaitu:
1. Apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan?
2. Apa sajakah penyebab dari kerusakan jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan
jalan yang terjadi pada perkerasan jalan?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas beberapa
jenis antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan
atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah sehingga beban lalu lintas sebagian besar
dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit.
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan
dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
4
konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,
tanahdasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan
jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan
dan dayadukungnya (CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang
didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan
tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan dayadukung tanah
dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat
beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat
perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya
perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasiyang berdekatan
atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan
yang kurang baik.
2) Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang
terletak di atas lapisan tanah dasar dan dibawah lapis
pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan
beban roda ke tanah dasar.
5
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di
pondasi.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda
alat berat (akibat lemahnya dayadukung tanah dasar)
pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan
3) Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang
terletak di antara lapis pondasi bawah danlapis
permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban kelapisan di
bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat
dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan
setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan
ke lapangan.
4) Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan
langsung dengan beban roda kendaraan.Lapisan permukaan
ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda
kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem
kendaraan (lapisaus).
6
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya
tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan
lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya. Apabila
dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup /
lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan
tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan
pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah
masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak
diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
7
Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi
hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural
perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah
plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk
menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem
drainase, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada
tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working
platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik,
fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat
beton
Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa
kostruksi
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-
butiran halus tanah bersama air padadaerah sambungan,
retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
lendutan atau gerakanvertikal plat beton karena beban lalu
lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan
dengan perkerasan lentur yang sudah lama dikenal dan lebih
sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan
kerugiannya.
8
3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh
sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem
pengolahan bahan yang tidak baik.
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab
kerusakan jalan.
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh
system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan
oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak
disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan
penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir, pada
awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari
samping. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air
meresap masuk ke lapis dibawahnya yang melemahkan ikatan antara
aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang di
samping dan melemahkan daya dukung lapisan di bawahnya.
9
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa terdapat dua jenis perkerasan jalan, yaitu perkerasan jalan lentur
dan perkerasan jalan kaku.
Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik
rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya
baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Tetapi
sekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan,
maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan jalan bisa di
simpulkan pula sebagai berikut :
a. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi
beban.
b. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang
tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.
c. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan
oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh
sistem pengolahan bahan yang tidak baik.
d. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah
hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab
kerusakan jalan.
e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan
oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan
dapat dilakukan penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi,
11
penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis pemeliharaan jalan
ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada
lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendara (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan
struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan
terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang
tahun) dan sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
3.2 Saran
a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka
rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih
akurat dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.
b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih
parah, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada
bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan
yang lebih parah.
c. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.
d. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas
atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.
12
DAFTAR PUSTAKA
13