Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PENULISAN DAN PRESENTASI

PERKERASAN JALAN

Oleh:
Azriel Dewangga Afifanto
XII GB 1/26

JURUSAN GAMBAR BANGUNAN


SMKN 5 SURABAYA
2016 - 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Perkerasan Jalan”.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Ibu Diyanti selaku dosen mata kuliah Teknik Sipil Universitas Gunadarma yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada saya guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya
makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan
tentang perkerasan jalan.
Saya sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di masa
yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Surabaya, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3. Tujuan Penlitian .................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................... 3
2.1. Definisi Perkerasan Jalan ...................................................... 3
2.2. Jenis-jenis Perkerasan Jalan .................................................. 4
2.2.1. Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur
(Flexible Pavement) ................................................. 4
2.2.2. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku
(Rigid Pavement) ..................................................... 7
2.3. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan ................................. 8
2.4. Jenis Pemeliharaan Jalan ....................................................... 9
BAB 3 PENUTUP ............................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ........................................................................... 11
3.2. Saran ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan
hidup masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial
dan ekonomi terutama padasarana transportasi darat. Dampak pada
konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa
lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan
butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan
menjadi menurun.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak
diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi
memberikan pelayanan kepada sarana transportasi dimana diharapkan
selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Maka dari
itu sudah kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab
kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang
aman, nyaman dan memberikan manfaat yang signifikan bagi
kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi
salah satu faktor menjadikannya peningkatan kehidupan masyarakat dari
beberapa aspek – aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama
ini, dalam pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan
lebih mendetail dan teliti baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri
maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya
menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih, dan lainlain. Maka dari
itu kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus
ditanggulangi dan diperbaiki.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini terdapat permasalahan penting, yaitu:
1. Apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan?
2. Apa sajakah penyebab dari kerusakan jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan
jalan yang terjadi pada perkerasan jalan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini, yaitu:
1. Untuk menjelaskan jenis-jenis perkerasan jalan yang terjadi.
2. Untuk mengetahui penyebab kerusakan jalan.
3. Untuk mengetahui penanganan dan pemeliharaan kerusakan pada
perkerasan jalan.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkerasan Jalan


Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan
pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang
dipakai adalah batuan pecah atau batu belah ataupun bahan lainnya.
Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Apapun
jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah
pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa
jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh
komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan
beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan memberikan
variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang
akan memberikan pula sejumlah variasi. Dan hal itu harus didukung oleh
perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan menentukan
kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima
beban besar dibanding jalan kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan
jalan sudah jelas berbeda. Persyaratan umum dari suatu jalan adalah
dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata dan kuat,
serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup
lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam
berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi
persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan
lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana
telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan
atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat
baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. Berdasarkan bahan pengikat

3
yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas beberapa jenis
antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan
atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah sehingga beban lalu lintas sebagian besar
dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit.
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan
dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

2.2 Jenis-jenis perkerasan jalan

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan


perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut:
 Lapisan tanah dasar (subgrade)
 Lapisan pondasi bawah (subbase course)
 Lapisan pondasi atas (base course)
 Lapisan permukaan/penutup (surface course)
2.2.1. Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible Pavement)
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban
lau-lintas dan menyebarkannya kelapisan di bawahnya terus ke
tanah dasar.
1) Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi
sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung

4
konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,
tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan
jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan
dan dayadukungnya (CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang
didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan
tanah dasar dibedakan atas :
 Lapisan tanah dasar, tanah galian.
 Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
 Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan dayadukung tanah
dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :
 Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat
beban lalu lintas.
 Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat
perubahan kadar air.
 Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya
perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasiyang berdekatan
atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan
yang kurang baik.

2) Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang


terletak di atas lapisan tanah dasar dan dibawah lapis
pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
 Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan
beban roda ke tanah dasar.

 Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di


pondasi.
 Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda
alat berat (akibat lemahnya dayadukung tanah dasar)
pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan

3) Lapisan pondasi atas (base course)

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang


terletak di antara lapis pondasi bawah danlapis
permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
 Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban kelapisan di
bawahnya.
 Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat
dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan
setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan
ke lapangan.

4) Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan


langsung dengan beban roda kendaraan.Lapisan permukaan
ini berfungsi sebagai :
 Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda
kendaraan.
 Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem
kendaraan (lapisaus).

6
 Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya
tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan
lapisan tersebut.
 Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya. Apabila
dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup /
lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan
tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan
pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah
masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak
diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

2.2.2. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid


Pavement)
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut
perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai
lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di
atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton
sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih
adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai
lapis permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki
modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke
bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar
dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton
sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan
perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis
pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling penting
adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban,
maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal
perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri.

Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi


hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural
perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah
plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk
menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem
drainase, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada
tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working
platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik,
fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
 Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
 Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat
beton
 Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa
kostruksi
 Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butirbutiran halus tanah
bersama air padadaerah sambungan,
retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
lendutan atau gerakanvertikal plat beton karena beban lalu
lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan
dengan perkerasan lentur yang sudah lama dikenal dan lebih
sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan
kerugiannya.

2.3 Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan


Kerusakan pada konstruksi perkerasan lentur dapat disebabkan
oleh:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi
beban.
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang
tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.

3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh


sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem
pengolahan bahan yang tidak baik.
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab
kerusakan jalan.
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh
system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan
oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak
disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan
penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir, pada
awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari
samping. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air
meresap masuk ke lapis dibawahnya yang melemahkan ikatan antara
aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang di
samping dan melemahkan daya dukung lapisan di bawahnya.

2.4 Jenis Pemeliharaan Jalan


Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi
perawatan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis
pemeliharaan jalan ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada
lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendara (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan
struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap
jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun)
dan sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.

9
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa terdapat dua jenis perkerasan jalan, yaitu perkerasan jalan lentur
dan perkerasan jalan kaku.
Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik
rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya
baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Tetapi
sekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan,
maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan jalan bisa di
simpulkan pula sebagai berikut :
a. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi
beban.
b. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang
tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.
c. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan
oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh
sistem pengolahan bahan yang tidak baik.
d. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah
hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab
kerusakan jalan.
e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan
oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan
dapat dilakukan penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi,

11
penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis pemeliharaan jalan
ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada
lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendara (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan
struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan
terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang
tahun) dan sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.

3.2 Saran
a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka
rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih
akurat dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.
b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih
parah, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada
bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan
yang lebih parah.
c. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.
d. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas
atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Perkerasan Jalan , Universitas Sumatera Utara, 10 Nov. 18


<http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25672/Chapter%20
II.pdf;jsessionid=BCFE836A819C5D488E89B2DBFA8E4FBA?sequence=
3>
Makalah perkerasan jalan, Catatan Nduwir, 10 Nov. 18
<http://coretannduwir.blogspot.com/2016/05/makalah-perkerasanjalan.html>
Cahyono, 3 Mei 2013, Perkerasan Jalan, Keteknik-Sipilan, 10 Nov.18
<http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html>
Sandra Jhonson, Perkerasan Jalan , Darawa19, 10 Nov. 18 <
http://darawa19.blogspot.com/2015/11/tugas-makalah-perkerasanjalan.html>

13

Anda mungkin juga menyukai