PERKERASAN JALAN
Oleh:
Azriel Dewangga Afifanto
XII GB 1/26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Perkerasan Jalan”.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Ibu Diyanti selaku dosen mata kuliah Teknik Sipil Universitas Gunadarma yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada saya guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya
makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan
tentang perkerasan jalan.
Saya sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di masa
yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini terdapat permasalahan penting, yaitu:
1. Apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan?
2. Apa sajakah penyebab dari kerusakan jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan
jalan yang terjadi pada perkerasan jalan?
BAB 2
PEMBAHASAN
3
yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas beberapa jenis
antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan
atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah sehingga beban lalu lintas sebagian besar
dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit.
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan
dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
4
konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,
tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan
jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan
dan dayadukungnya (CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang
didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan
tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan dayadukung tanah
dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat
beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat
perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya
perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasiyang berdekatan
atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan
yang kurang baik.
6
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya
tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan
lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya. Apabila
dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup /
lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan
tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan
pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah
masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak
diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
9
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa terdapat dua jenis perkerasan jalan, yaitu perkerasan jalan lentur
dan perkerasan jalan kaku.
Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik
rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya
baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Tetapi
sekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan,
maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan jalan bisa di
simpulkan pula sebagai berikut :
a. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi
beban.
b. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang
tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.
c. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan
oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh
sistem pengolahan bahan yang tidak baik.
d. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah
hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab
kerusakan jalan.
e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan
oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan
dapat dilakukan penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi,
11
penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis pemeliharaan jalan
ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada
lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendara (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan
struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan
terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang
tahun) dan sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
3.2 Saran
a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka
rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih
akurat dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.
b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih
parah, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada
bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan
yang lebih parah.
c. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.
d. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas
atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.
12
DAFTAR PUSTAKA
13