Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERENCANAAN JALAN RAYA 2

“ROAD PAVEMENT”

Disusun oleh :

Prakas Rifki M 1806149942

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2021

Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
makalah yang berjudul “Road Pavement” ini dapat tersusun hingga selesai dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini berisi mengenai pengantar awal dari Perencanaan Jalan Raya dan
komponen-komponen didalam konstruksi perkerasan jalan raya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Jalan
Raya 2 pada semester genap 2020/2021 yang diajar oleh Bapak Andhyka Kusuma S.T., M.Sc.,
Ph.D. dan Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo DEA, pada Jurusan Teknik Sipil,
Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini hingga dapat diselesaikan dengan baik. Saya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membanguan sangat saya harapkan agar kedepannya dapat menjadi bahan pembelajaran
saya agar dapat memperbaiki kedepannya. Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 23 Februari 2021

Prakas Rifki M

Universitas Indonesia
BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting dalam suatu Negara. Fungsinya
sebagai penghubung antar daerah menjadi faktor penting yang mendukung perekonomian suatu
Negara. European Research Area (2008); Dardak (2008) dan Wahab (2009) menyatakan
pertumbuhan ekonomi suatu negara harus dibarengi dengan infrastruktur jalan berkualitas,
sebagai penghubung antar daerah akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan
suatu wilayah, sehingga dalam proses pembangunan jalan membutuhkan upaya yang
komprehensif agar dapat menghasilkan jalan yang dapat digunakan secara aman dan nyaman,
agar siklus pergerakan transportasi menjadi baik dan efisien. Saat ini program pembangunan
infrastukrur tengah ditingakatkan oleh pemerintah. Proses distribusi yang efisien akan
menghasilkan profit yang lebih besar sehingga roda perekonomian juga semakin meningkat, oleh
karena itu proses pembangunan infrastruktur terutama Jalan Raya menjadi salah satu target
utama pemerintah dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai Negara maju. Dalam praktiknya
proses pembuatan jalan banyak melibatkan stakeholder terkait, sehingga dibutuhkan kerjasama
dari segala komponen untuk menghasilkan pembangunan jalan raya yang tepat dan berguna.
Proses pembangunan jalan juga mempertimbangkan aspek-aspek teknis seperti keselamatan dan
juga kenyamanan. Rekayasa yang dilakukan oleh para Engineer untuk menghasilkan jalan raya
yang dapat menyesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia terus dilakukan.

1.2 Tujuan

1. Memahami pengantar awal mengenai konsep perkerasan jalan


2. Mengetahui definisi dan Jenis-jenis dari perkerasan jalan
3. Memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Jalan Raya 2

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Jalan dan Perkerasan Jalan?


2. Mengapa Struktur diperlukan dalam konstruksi Perkerasan Jalan?
3. Bagaimana Struktur Perkerasan Jalan?
4. Apa fungsi dari Perkerasan Jalan?

Universitas Indonesia
BAB 2 PEMBAHASAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan dan Peraturan


Pemerinta Nomor 34 Tahun 2006 menjelaskan mengenai definisi jalan. Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di atas permukaan air serta di bawah permukaan tanah dan atau air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

Berdasarkan fungsinya, jalan dikelompokkan sebagai berikut :

1. Jalan Arteri
Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, Kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
berdaya guna.
2. Jalan Kolektor
Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan Lokal
Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan Lingkungan
Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Dalam operasinya jalan digunakan oleh berbagai macam kendaraan, dari kendaraan
berbobot ringan hingga berat. kendaraan tersebut merupakan muatan yang harus ditanggung oleh
jalan, oleh karena itu tidak sedikit jalan yang sering mengalami kegagalan konstruksi akibat
kelebihan muatan yang tidak memenuhi standar. Salah satu konstruksi jalan adalah perkerasan
jalan. Perkerasan jalan sendiri merupakan lapisan perkerasan jalan yang berada diantara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti.

Perkerasan jalan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu

Universitas Indonesia
1. Perkerasan kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku merupakan perkerasan jalan dengan menggunakan pelat beton dengan
atau tanpa tulangan yang langsung berada diatas tanah dasar tanpa adanya lapisan pondasi
sebagai pendukung, kekuatan utama pada perkerasan tipe ini didapat dari pelat beton.

2. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan lentur merupakan perkerasan jalan dengan menggunakan lapisan pondasi


diatas tanah dasar dan lapisan permukaan pada bagian paling atas yang biasanya menggunakan
aspal sebagai bahan ikatnya. Pada perkerasan lentur struktur lapisannya terdiri dari lapisan tanah
dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah (subbase course), lapisan pondasi atas (base course),
dan lapisan permukaan (surface course).

3. Perkerasan komposit (Composite Pavement)

Perkerasan komposit merupakan perkerasan jalan yang mengkolaborasikan perkerasan


lentur dibagian atas dan perkerasan kaku dibagian bawah atau sebaliknya. Perkerasan komposit
sendiri biasanya lapisan pondasi berupa pelat beton dan lapisan permukaan menggunakan aspal.

Dalam proses kontruksinya, pembangunan jalan harus mempertimbangkan berbagai


aspek. Seperti besarnya beban yang akan diterima oleh jalan tersebut, sehingga dengan
mempertimbangkan hal tersebut supaya perkerasan memiliki daya dukung yang memadai tetapi
tetap ekonomis maka perkerasan jalan dibuat berlapis-lapis, yang terdiri dari lapis paling bawah
merupakan lapisan tanah dasar, lapisan pondasi bawah, lapisan pondasi atas, dan lapisan
permukaan yang letaknya dipaling atas yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan.
Seperti ditunjukkan gambar berikut :

Universitas Indonesia
Gambar 1. Lapisan Perkerasa Jalan

(Sumber : https://www.masharist.com)

Pada bagian paling bawah merupakan tanah dasar (subgrade). Tanah dasar (subgrade)
merupakan permukaan tanah ekisting atau permukaan tanah galian atau timbunan, yang
merupakan permukaan dasar dari jalan. Kekuatan dan keawetan dari suatu kontruksi jalan sangat
bergantung dari karakteristik tanah dasar, beberapa masalah mengenai tanah dasar adalah sebagai
berikut perubahan bentuk (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban lalu
lintas, kemudian sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air,
dan daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan pada daerah dengan berbagai
macam tanah yang memiliki sifat dan kedudukan yang bervariasi. Persyaratan untuk tanah dasar
adalah sebagai berikut :

1. Bukan tanah organis


2. Tidak termasuk kedalam tanah yang memiliki plastisitas yang tinggi dari persyaratan
klasifikasi MSHTO atau CH dalam sistem klasifikasi unified.
3. pada lapisan tanah dasar ini terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerah
urugan). untuk bahan yang memiliki plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada
lapisan dibawah 80 cm dari tanah dasar atau bagian dasar dari urugan. dapat juga
menggunakan urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung tinggi.

Universitas Indonesia
4. tidak memiliki harga CBR kurang dari 6% setelah dilakukannya perendaman selama 4
hari dan dipadatkan 100% dari kepadatan kering maksimum.

Lapisan perkerasan jalan selanjutnya adalah lapisan pondasi bawah (sub base course)
merupakan lapisan pondasi bagian bawah yang terletak diantara permukaan dan tanah dasar.
Fungsi dari lapisan ini adalah untuk mendukung penyebaran beban roda kendaraan, mencegah
adanya tanah dasar yang masuk ke dalam lapis pondasi, dan untuk penghematan biaya konstruksi
karena dengan adanya lapisan ini penggunaan material dapat dikurangi. Hal ini juga dapat
menjadi solusi karena dapat mendukung kestabilan konstruksi jalan, mengingat dibutuhkan
lapisan sebagai pelindung tanah dasar karena lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap beban
roda-roda kendaraan dan juga karena dibutuhkan perlindungan tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Campuran-campuran tanah setempa dengan kapur atau semen porland dalam beberapa hal sangat
dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan, material
yang umumnya digunakan untuk lapisan ini adalah batu belah dengan belas pasir (sistem
telford), tanah campuran semen (soil cement base), aggregat kelas B. Pada lapisan pondasi
bawah ini dapat berfungsi juga sebagai drainage blanket sheet yaitu lapisan yang mencegah air
tanah berkumpul di pondasi maupun ditanah dasar.

Lapisan berikutnya adalah lapisan pondasi (base course) yang terletak diantara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan, fungsi dari lapisan ini adalah sebagai salah satu pendukung
untuk menahan beban roda dan berfungsi sebagai perletakan terhadap lapis permukaan. Pada
lapisan ini menggunakan bahan-bahan yang kuat dan awet, hal ini bertujuan untuk meningkatkan
daya dukung dan dapat menahan beban-beban roda, contoh bahan-bahan yang digunakan untuk
lapisan ini adalah batu pecah, kerikil pecah, dan stabilisasi tanah dengan menggunakan semen
atau kapur.

Lapisan selanjutnya adalah lapisan paling atas yang langsung bersentuhan dengan roda-
roda kendaraan yaitu lapisan permukaan (surface course), umumnya lapisan ini difungsikan
intuk perkerasan jalan untuk menahan beban roda, sebagai lapisan yang kedap air dan untuk
melindungi jalan dari pengaruh cuaca, kemudian sebagai lapisan yang memiliki kekesatan
dengan syarat tebal minimum sebesar 4 cm. umunya lapisan ini menggunakan bahan-bahan
seperti berikut :

Universitas Indonesia
1. Aspal campuran panas (Hot Mix) dengan jenis A TB, A TSB, HRS, HRSS I AC.
2. Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis Slurry seal, DGEM, OGEM dan
Macadam emulsion.
3. Lapisan Penetrasi Macadam (Lapen)
4. Labur Aspal Satu Lapis (Burtu)
5. Labur Aspal Dua Lapis (Burtu)
6. Laburan Aspal (Buras)
7. Lapisan tipis as buton murni (Latasbum)
8. Lapisan as buton agregat (Lasbutag)
9. Lapisan tipis aspal pasir (Latasir)

Pada lapisan permukaan dikenal istilah Prime Coat dan Tack Coat. Prime Coat
merupakan laburan aspal yang diaplikasikan pada permukaan yang belum beraspal untuk
memberikan ikatan permukaan tersebut dengan lapisan diatasnya, sedangkan Tack Coat
merupakan laburan aspal yang diaplikasikan pada permukaan yang sudah beraspal untuk
memberikan ikatan permukaan tersebut dengan lapisan diatasnya.

Gambar 2. Susuna Prime Coat dan Tack Coat

Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Darlan S.T., M.T. 2014. Konstuksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement). Grobogan.
DPUPR Grobogan.

Puspito, Imam Hagni. 2008. PPT Perencanaan Perkerasan Jalan.

Masharist.com. Jenis-jenis Konstruksi dan Macam-macam Konstruksi Perkerasan Jalan.


Diakses pada 24 Februari 2021, dari https://www.masharist.com/2020/05/jenis-konstruksi-dan-
macam-macam-Perkerasan-jalan.html.

Departemen Perkerjaan Umum. 2005. Perancanaan Perkerasan Jalan.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai