Dalam proses pembuatan laporan ini tentu saja atas bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
Penulisan Laporan Praktek Bangunan Jalan ini tentunya masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini mulai awal sampai akhir. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat diterima benar adanya.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1741320084
Kelas : 2 MRK 7
Diperiksa,
Dosen,
1.2 TUJUAN
Dengan adanya praktek bangunan jalan, diperoleh tujuan sebagai berikut :
1.2.1 Untuk mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang dipakai
dalam praktek bangunan jalan
2.3 Aspal
Menurut Oemar Bakrie,(2001), aspal didefinisikan sebagai material
berwarna hitam atau coklat tua, pada suhu ruang berbentuk padat sampai agak
padat. Jika dipanaskan sampai suhu tertentu aspal akan mencair sehingga dapat
membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton atau masuk
dalam pori-pori yang ada pada waktu penyiraman pada perkerasan macadam atau
pelaburan. Jika suhu mulai turun, aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada
tempatnya (sifat thermoplastis).
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi
ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat,
harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
4) Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban
roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah
sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air
dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
RCC adalah nama bahan bangunan yang diambil dari proses pemadatan
pada pekerjaan jalan yang menggunakan alat berat jenis “Heavy Vibratory
steel drum and rubber – tired rollers”. Perkerasan kaku adalah konstruksi
perkerasan yang terdiri dari plat beton yang tersambung atau menerus,
tanpa/dengan tulangan, terletak diatas lapis pondasi bawah, tanpa/dengan
penambahan campuran aspal pada lapis permukaannya. Pada pekerjaan –
pekerjaan besar dan khusus seperti jalan berbahan beton dan bendungan,
pemadatan beton harus dilakukan dengan menggunakan roller vibrator. Untuk
pemadatan dengan roller, campuran beton harus cukup kering agar roller tidak
teggelam tatapi tetap harus memiliki sifat basah agar distribusi bahan perekat
(semen) ke seluruh permukaan agregat menjadi merata.
Sejarah perkembangan beton pada masa lampau juga tak kalah
pentingnya untuk dibahas, beton pada zaman dahulu sudah digunakan hanya
saja material pembentuk serta kekuatannya belum seperti sekarang, pada 2500
SM bangsa Mesir sudah menggunakan mortar untuk membangun pyramid,
lalu pada 300 SM bangsa Romawi telah menggunakan Beton yang
berdasarkan mortar pada segala jenis bangunan, kata semen (cement) dan
beton (concrete) berasal dari bahasa romawi, yaitu “caementum” yang berarti
butiran batu dan “concretus” yang berarti tumbuh bersama-sama.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh bangunan masa lampau lainnya
yang telah menggunakan teknologi beton diantaranya colloseum, tembok
besar China, hingga saat ini beton masih terus dikembangkan dan digunakan
pada bangunan-bangunan teknik sipil.
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan
kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis
pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi
perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena
dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi
sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang
tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas
sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat
beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan
perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis
permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan
tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya
beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil
terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena
beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya
pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut
yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working
platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun
langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar
dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal 6 – 7 inch.
Dengan bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya setelah Perang Dunia ke II,
mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan penting terhadap unjuk kerja
perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping pada
perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi
pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.
Keuntungan RCC :
Proyek ini dimulai tahun 2018 dan diperkirakan akan selesai pada tahun
2024. Tujuan pembangunan lanjutan Jalur Lintas Selatan adalah untuk
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah selatan Provinsi
Jatim dan mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan dengan wilayah
utara. Pembangunan jalan baru untuk membuka lokasi-lokasi terpencil dengan
tujuan membuka isolasi daerah yang selanjutnya akan diikuti dengan adanya
pertumbuhan ekonomi lokal serta peningkatan SDM masyarakat setempat.
Proyek ini membentang sepanjang 290,90 Km di daerah Selatan. Dari 295,90
km yang belum tertangani, akan didanai oleh pinjaman lunak atau loan IDB
sepanjang 130,05 km dengan biaya Rp 1,42 triliun dalam kurun waktu tiga
tahun serta dana pinjaman IDB lanjutan sepanjang 21,83 km sejumlah Rp
272,03 miliar. Sedangkan, sisanya 136,10 km dibiayai APBN sejumlah Rp 2,04
triliun. Saat kami melakukan observasi ini, kami dapat melihat proses
pembebasan lahan dengan metode cut and fill pada jalan yang terletak didekat
pantai Teluk Asmara.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktek perkerasan jalan raya ini banyak manfaat yang dapat kita
ambil. Praktek perkerasan jalan raya merupakan kegiatan yang sangat penting.
Diharapkan dari praktek dan laporan perkerasan jalan raya ini, mahasiswa
dapat memahami pekerjaan yang dilakukan dalam pembangunan jalan. Dan
tidak menutup kemungkinan bahwa semua yang telah tertera dalam laporan ini
menjadi panduan dan dapat diaplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan
lingkungan kampus.
Data-data yang tertera di dalam laporan ini adalah data-data yang
diperoleh murni dari hasil percobaan yang telah dilakukan.
Dan diharapkan dari praktek dan laporan ini bisa menjadi contoh bagi
yang membacanya. Selain itu mahasiswa diharapkan paham, mengerti, dan
tahu semua peralatan yang digunakan dan fungsinya.
4.2 Saran
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan
Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Mempergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti
DOKUMENTASI